Pesta telah usai dan Adrian membawa Sarah ke rumah keluarganya. Bukannya Adrian tidak mampu membeli rumah untuk ia dan Sarah. Namun sebagai Kepala keluarga dan Pimpinan Perusahaan Darmawan Grup ia wajib tinggal di Kediaman keluarganya.
Kompleks kediaman Keluarga Darmawan sangatlah luas. Bagunannya terdiri dari tiga gedung. Gedung utama yang ditempati Adrian, dua bangunan di sampingnya ditempati ibu dan kakak tirinya, Mike.
Pelayan Adrian membuka pintu utama untuk tuan dan nyonya barunya dengan terburu-buru. Adrian pun terlihat sangat bersemangat berjalan masuk ke dalam bersama pengantin cantiknya.
"Lepaskan! Aku bisa berjalan sendiri."
Sarah meronta-ronta turun dari gendongan Adrian.
"Ini tradisi Cantik, apa Kami lupa kita baru saja menikah. Dan di keluargaku pengantin Pria harus membopong pengantin wanita sampai ke kamar pengantin mereka. Jika tidak maka mereka akan mendapatkan kesialan. Dan aku tidak mau itu terjadi." kata Adrian mengedipkan mata
"Aku yakin wajah Sarah akan merah seperti kepiting rebus ketika aku sengaja membuka semua pakaianku di kamar." Adrian tertawa usil ketika sedang mandi dan menggosok punggungnya. Ia membayangkan Sarah akan setengah mati malu melihat sikapnya yang provokatif, ia sengaja membuka pakaiannya agar Sarah mengagumi tubuh telanjangnya. "Aku akan pelan-pelan membuat Sarah jatuh cinta padaku. Aku tidak ingin setelah anak kami lahir dia meminta cerai. Bagaimana nasib anakku kelak jika ia yang baru saja lahir harus terpisah dari aku. Ayah kandungnya sendiri." Adrian bergumam sedih dalam hati. Ia bertekad akan membuat pernikahan ini berhasil. Dengan secara perlahan dia akan membuat Sarah jatuh cinta padanya dan tidak akan menceraikan dirinya selamanya. Dan mungkin Adrian pun akan jatuh cinta pada Sarah dan mereka akan bahagia selamanya. Atau apakah dia sudah jatuh cinta sebenarnya? Apa alasannya mempertahankan menikahi Sarah jika itu bukan karena ia mulai mencintai wanita it
"Jangan berpura-pura lagi Sarah, aku tahu kamu juga menginginkan apa yang aku pikirkan."Sarah menelan ludahnya ketika Adrian mendekatinya. Merengkuhnya ke dalam pelukannya. Lalu Sarah menutup matanya, malu apa yang akan Adrian lakukan selanjutnya. Sarah terus menatap matanya sampai sebuah panggilan dari luar membuat lamunannya buyar. Selama ini ternyata Sarah hanya berkhayal. Sesungguhnya ia tidak berani keluar dengan hanya memakai lingerie saja. Setelah panggilan kurang sabar yang kedua dari Adrian terdengar, Sarah memutuskan untuk keluar dari kamar mandi dengan menggunakan selembar handuk besar untuk menutupi salah satu lingerie yang telah dikenakannya.Ketika Sarah keluar dari kamar mandi. Adrian berkata dengan nada kesal. "Aku khawatir setengah mati. Aku pikir kamu pingsan di kamar mandi, setelah menghabiskan hampir satu jam berdiam di sana. Ada apa sebenarnya? Dan kenapa kamu hanya mengenakan handuk saja?"Dengan ragu-ragu Sarah mulai bercerita bahwa Ella
Usai makan malam, Adrian menutup lagi hidangannya itu. Ia memanggil pelayan untuk membersihkannya. Setelah kamar selesai dibersihkan Adrian melihat Sarah hendak berjalan ke tempat tidur."Apa kamu lelah Sarah?" Sarah langsung mengangguk dan bilang ia akan langsung tidur."Oh no, itu akan buruk untuk pencernaanmu Sarah. Kita baru saja makan sebaiknya kita menunggu selama satu jam sampai makan malam kita selesai dicerna."Sarah menyadari kata-kata Adrian sangat benar sehingga ia urung merebahkan tubuhnya dan duduk di ujung tempat tidur.Tangannya sibuk mencari-cari ponsel yang ia letakkan tadi.Adrian masih merasa kesal dengan dugaannya Sarah berhubungan dengan Mike dan berniat akan menjatuhkannya sehingga niat awalnya yang ingin berkeluarga dengan Sarah sedikit tergeser. Ia sekarang berniat menghukum Sarah yang mengkhianatinya. Ia akan membuat Sarah jatuh cinta padanya lalu Adrian tidak akan jatuh cinta padanya. Adrian hanya akan membuat Sarah meras
Adrian memulai aksinya dengan menciumi leher Sarah. Ia menghisap dan menggigitinya dengan bernapsu. Setelah puas meninggalkan jejak di lehernya. Adrian turun menuju dua gundukan seksi yang mencuat di balik lingerie hitamnya yang menerawang. "Please Adrian." Sarah merasakan tali lingerie-nya sudah diturunkan. Hanya tinggal tali pengait bra yang membuat kedua pucuk payudaranya belum terjamah Adrian. Dan itu pun juga tidak bertahan lama. Ia merasakan Adrian dengan mudahnya melepaskan tali pengait branya yang berada di depan. "Oh God Adrian, tolong aku, tersiksa aaahhh ...." Sarah bisa merasakan hembusan napas Adrian di atas pucuk kanan payudaranya. Udara panas yang menerpa payudaranya membuat pucuknya mengeras. Menantang Adrian untuk melumatnya. "Adrian please!" suara Sarah memohon, ia tidak sanggup menahan disiksa Adrian yang memainkan tubuhnya tanpa ia bisa melihat dan melawan. Kedua kaki Sarah yang telanjang bergerak gelisah di atas seprai putih mereka.
Adrian membuka penutup mata Sarah dengan cepat. Ia melihat gairah menggebu di mata Sarah. Adrian mengangkat kaki Sarah dan melingkarkannya di pinggulnya. "Ahhhhh... ahhhhh... oohhh Adrian... ahhhhh..." Sarah mengerang hebat, membuat Adrian semakin mempercepat gerakannya membantu Sarah naik turun di tubuhnya. Dilumatnya bibir merah Sarah yang selalu menggodanya. Sarah memeluk erat tubuh Adrian, menyalurkan rasa nikmat yang ia rasakan. Dan untuk menambah kenikmatan Sarah, Adrian memilin dan menggesek keras puncak payudara Sarah. Gerakan pinggul Sarah sudah tidak terkendali, ia melaju dengan sangat cepat mencoba meraih kenikmatan dashyat yang dijanjikan Adrian. Adrian kini mengambil alih, membantu Sarah mempercepat tempo permainan mereka. Menghentak tubuh di atasnya berkali-kali, sehingga Sarah memejamkan matanya menahan kenikmatan yang tidak kunjung usai. "Buka matamu baby girl! Aku ingin kamu melihatku ketika kamu sedang menunggangiku den
"Aku tidak akan berhenti sampai kamu memohon padaku baby girl!" Tangan Adrian membetulkan posisi tubuh Sarah, ia merenggangkan kedua kaki Sarah dan menekuknya. "Apa yang akan kamu lakukan Adrian?" kata Sarah sedikit ngeri, membayangkan Adrian akan melaksanakan ancamannya." "Sssttt stay still baby, Kamu akan menyukainya. Aku jamin itu!" Adrian menahan kedua kaki Sarah dengan tangannya. Lidahnya mulai menyusuri celah lembut di antara kedua paha mulus Sarah. Sarah mulai mendesah nikmat. Kenikmatanan mulai terasa di seluruh tubuhnya. "Milikmu begitu lembut dan harum baby girl!" kata Adrian di tengah-tengah permainan lidahnya. Lidah Adrian menyusuri dengan perlahan celah itu. Melingkari dengan sangat sabar dan sesekali menekan-nekan tempat kecil itu. Membuat tubuh Sarah bergelanyar nikmat. Nafas Sarah terengah-engah, ia tersentak setiap kali Adrian berhasil menekan titik sensitifnya. Sarah mengerang keras merespon belaian lidah Adrian di sa
Adrian menarik dirinya keluar. Lalu mengarahkan lagi dirinya yang keras dan tegang. Mengarahkan kepalanya yang keras ke inti tubuh Sarah, ke jalan masuknya yang licin dan basah karena menginginkannya.Sarah menginginkannya, she wanted Adrian to fuck her.Adrian mendorong kejantanannya masuk dengan kuat. Sarah melenguh hebat, melupakan rasa malunya. Ia sangat menginginkan Adrian bergerak liar di tubuhnya. Dan Adrian mengabulkannya, Adrian terus bergerak mendorong masuk, menusuk dan keluar dengan kuat. Dengan tangannya yang kini menangkup payudara Sarah. Memilin dan memutar puting kemerahan yang sudah sangat tegang itu.Sekali lagi Sarah mengerang, tiada ampun Adrian menghantam tubuhnya dan menarik-narik puncak payudaranya yang menantang.Adrian tahu bagaimana cara memperlakukan tubuhnya. Bagaimana memberikan kepuasan pada Sarah. Adrian dapat tahu dari ekspresi wajah Sarah yang bergairah. Bagaimana dadanya naik turun karena nafas yang terengah-e
Adrian mendengus, sudah terlalu lama sejak seorang wanita membuat kejantanannya mengeras dan memberi kenikmatan seperti yang diberikan Sarah padanya. Adrian berdiri dan menekan bahu Sarah agar berlutut di depannya. Sarah mendongak dengan wajah penuh gairah. Menatap Adrian dengan wajah pasrahnya yang cantik. "Suck my dick baby girl, fuck me hard!" kata Adrian penuh parau. Matanya menyipit, memandang Sarah dengan gejolak gairah yang memuncak. Wajah Sarah tersipu mendengar kata-kata vulgar suaminya. Membuat Adrian berpikir bagaimana rasanya menumpahkan cairan cintanya di mulut cantik itu. "Aku akan menjadi satu-satunya laki-laki yang akan kamu ingat Sarah!" Adrian memegang belakang kepala Sarah itu. Ia mencengkram rambut-rambut Sarah yang halus lalu mengarahkan kepalanya dengan kasar, agar mulut Sarah mendekat pada kejantanannya. Kejantanan Adrian semakin menegang, membesar menginginkan kehangatan di dalam mulut istrinya. Adrian mendo