Rebecca pergi bersama Allen Burke, tanpa membawa apapun juga. Allen Burke memaksa Rebecca untuk tinggal di suite-nya sementara ia akan memesan satu kamar lagi untuknya.Di tengah kamarnya suite-nya Rebecca menangis, tidak tahu harus berbuat apa. Tapi ia sudah memutuskan untuk bercerai dari Leo. Ia tidak ingin anak yang dikandungnya tumbuh dalam kebencian antara Leo dan keluarganya atau kebencian Rebecca pada Leo.Dalam kekalutan Rebecca telah memutuskan akan membesarkan anak ini sendirian. Tanpa perlu Leo tahu kalau ia sedang mengandung anaknya.Rebecca akan menutupi ini semua demi anaknya. Besok pagi ia akan berbicara pada Allen Burke dan menerima bantuannya untuk bebas dari Leo.***Leo sudah menghancurkan sebagian ruang tamunya ketika Rebecca pergi dari rumah itu. Ia menenggak whiskey dari botolnya dan melemparkan botol itu ketika isinya hanya tinggal separuh."Wanita jalang! Pengkhianat persis seperti orang tuanya!" Leo memaki Rebecca di udara kosong.Leo baru saja kembali dari ka
Leo masuk ke dalam kamar tidurnya. Ia mendengar Abigail pergi dari rumahnya."Ah...." pangkal pahanya terus berdenyut meminta untuk dilepaskan."Damn Abigail! Lihat efek obat itu padaku!" Leo frustasi dengan kejantanannya yang terasa semakin membesar tanpa ada lawan untuk melepaskannya Leo akhirnya masuk ke dalam kamar mandi dan menyiram tubuhnya dengan air dingin.Kejantanannya sudah teracung tegak dan berdenyut minta dilepaskan.Tangan Leo turun memegang pusat tubuhnya yang panas dan berdenyut.Matanya terpejam membayangkan tangan Rebecca lah yang mengenggamnya dengan erat. Membelai dengan tangannya yang lembut dan meremasnya dengan nikmat.Leo menggunakan fantasi terliarnya bersama Rebecca di kamar mandi ini untuk menuntaskan gairahnya.Rebecca berlutut di depan Leo, wajahnya yang cantik terlihat sangat menginginkannya. Membuat Leo mengerang membayangkannya.Rebecca memegang kejantanannya yang besar dan keras dan mulut Rebecca yang panas mulai melumatnya. Tangan Leo mulai membant
Lima tahun kemudian. Bandara kedatangan Internasional. Bandara sudah terlihat sibuk dengan aktivitas penerbangan sejak pukul 6 pagi. Para penumpang terlihat mengantri dengan teratur di bagian imigrasi. Para petugasnya melayani para penumpang dengan sigap. Di antara keramaian para penumpang yang sedang berlalu lalang, seorang anak kecil laki-laki sedang menggandeng ibunya menuju bagian imigrasi. Wanita itu mengenakan pakaian kasual namun terlihat kecantikannya yang alami dan elegan. Dengan hanya memakai kemeja putih dan celana denim biru serta kacamata hitam berlogo Dior membuat wanita beranak satu itu seperti seorang model papan atas. Anak laki-lakinya pun seperti model muda yang keluar dari sampul majalah. Usianya baru lima tahun namun ketamapannya begitu memukau sehingga membuat orang-orang yang melihatnya terpana.Orang-orang di bandara terus memandang ke arah mereka, seolah keduanya adalah model ibu dan anak dari majalah fashion. Anak kecil itu sepertinya telah terbiasa dengan
Rebecca dijemput oleh orang suruhan Allen Burke. Selama lima tahun Allen telah menjadi pelindungnya. Ia membawa Rebecca jauh ke Jamaica di mana Leo tidak dapat menemukannya.Rebecca juga sudah meminta Allen Burke berjanji agar tidak memberitahukan adiknya Abigail di mana Rebecca berada.Allen tentu saja berjanji dan menepati janjinya dengan baik. Selama 5 tahun Rebecca hidup tenang. sampai ia melahirkan Matheo. Tentu saja Allen Burke pulang pergi Jamaica-New York. Ia kadang pergi dulu ke negara ketiga untuk mengecoh orang suruhan Leo yang memata-matainya. Tentu saja Leo tidak berani berkonfrontasi langsung dengan Allen Burke karena keluarganya. Meski kekayaan Leo sudah hampir menyamai kekayaan keluarganya namun rasa hutang budi yang dimiliki Leo pada keluarganya begitu besar sehingga membuat Leo tetap segan dengan keluarga yang bernama belakang Burke itu."Ada masalah di airport Nyonya? Mengapa anda terlambat datang tadi?" tanya orang kepercayaan
Rebecca tiba lebih dulu di Penthouse yang sudah dipersiapkan orang kepercayaan Allen Burke. Penthouse mewah dan cozy untuk ia dan Matheo tinggal bersama selama di negara ini.Allen selalu menjadi pria yang perhatian meski sudah bertahun-tahun lamanya, bahkan saat Rebecca dan Matheo baru saja tiba ke Penthouse itu ia sudah menyiapkan pelayan dan makanan hangat untuk mereka nikmati."Ini pesanan tuan Allen untuk anda nyonya, kata tuan, anda sangat suka Cesar Salad dan pasta untuk tuan muda Matheo. Silahkan makan dulu, biar saya yang membereskan semua koper-koper anda dan tuan muda Matheo." pelayan setengah baya bernama Rena meminta orang kepercayaan Allen Burke untuk membawa semua barang-barang ibu dan anak itu."Matheo duduk dan berdoa dulu sebelum makan pastamu ini!" Rebecca meminta Matheo untuk duduk di kursi di sebelahnya.Bocah berwajah tampan itu segera duduk dan memimpin doa sebelum mereka memakan semua hidangan itu.Setelah mereka selesai makan, Matheo segera berhambur ke kamarn
"Apakah itu tuan Leonardo Davis?" seorang wanita bergaun hitam berbelahan dada terbuka menatap penuh minat ke arah Leo yang sedang melintas di depannya."Ya betul itu tuan Leo, semakin tampan dan gagah saja setiap harinya. Tapi lihat siapa itu yang berada di sisinya? Pasti nona Abigail Burke!" wanita muda lainnya yang duduk bersama wanita bergaun hitam ikut memandang dan menimpali kata-katanya."Betul itu Abigail, gadis yang selalu berlagak seperti istri tuan Leo. Betapa menyebalkan! Lihat betapa mesranya dia menggandeng tangan tuan Leo. Aku benci tingkahnya yang seperti memiliki tuan Leo sepenuhnya padahal dia bukan siapa-siapa tuan Leo!" wanita ketiga yang duduk bersama itu menatap penuh iri ke arah Abigail.Pembicaraan ketiga wanita di restoran yang didatangi Leo dan Abigail terdengar samar di telinga Abigail dan membuat gadis itu semakin mengencangkan rangkulannya di lengan Leo."Dasar wanita-wanita yang iri! Lihat aku Abigail, satu-satunya wa
"Tuan anda sangat tampan, apa anda sudah memiliki kekasih?" Matheo memperhatikan kenalan barunya itu, pria yang sangat tinggi dan tampan. tubuhnya bagus dan kokoh. Belum lagi pria itu sangat baik dan ramah terhadapnya.Leo tertawa anak kecil itu menanyakan apa ia memiliki kekasih, untuk apa ia perlu bertanya padanya."Kenapa? Apa ada seseorang yang ingin kau kenalkan padaku nak?" tanya Leo sambil tersenyum tipis."Tentu ada jika anda berminat berkenalan." jawab Matheo dengan cepat.Matheo memperhatikan jas yang dipakai pria itu dan jam tangannya terlihat sangat mahal dan pas di badan pria itu. Menyebabkan penampilan pria itu sangat sempurna dan tampak mahal.Leo tertawa, ia lalu mengelus rambut anak laki-laki itu."Itu bisa kamu lakukan nanti, mengenalkanku dengan wanita cantik dan baik tapi sekarang lebih baik kita mencari ibumu dulu. Mungkin sekarang dia sudah sangat khawatir kepadamu."Matheo mengangguk lalu berjalan bersama Leo, mencari ibunya di sekitar lobi. Namun ia tidak nelih
Matheo merogoh saku celananya, ia melihat kartu nama yang sempat diberikan Leo padanya."Apa aku boleh meneleponmu di nomer ini?" tanya Matheo pada Leo saat ia memberikan kartu namanya itu di lobi."Of course, kalau aku senggang tentu aku akan mengangkat telepon kamu. Kalau aku sibuk nanti aku akan menelepon kamu balik."Biasanya dia akan merasa terganggu dengan adanya anak-anak yang berisik tapi dia tidak merasa seperti itu pada Matheo."Baiklah kalau begitu aku akan meneleponmu jika kau tidak keberatan dengan itu!" Matheo mengulurkan tangannya mengajak Leo krmbali berjabat tangan menyetujui idenya.Leo tertawa sambil menyambut uluran tangan bocah itu. Entah mengapa dalam hatinya ia merasa sangat senang menghabiskan waktu bersama Matheo.Matheo memandang kembali kartu nama itu dan menaruh kontaknya di ponselnya. Ia lalu memandang Rebecca dengan lembut."Aku akan senang sekali kalau mom bisa berpacaran dengan pria baik i