Sarah berdiri dengan tiba-tiba, membuat Antonio sedikit bereaksi. Laki-laki jangkung itu ikut berdiri dan bergeser sedikit menghalangi antara Sarah dan pintu kamar. Mata Sarah mendelik marah, tangannya ia tolakkan keduanya di pinggangnya. Dengan suaranya yang lantang ia memberi perintah."Minggir, aku mau pergi dari sini!" Menanggapi sikap marah Sarah, Antonio bergeming. Ia tetap melipat kedua tangannya di depan dadanya. Demgan tersenyum samar, ia berkata."Percuma Sarah, pintu itu akan tetap terkunci kecuali aku yang memerintahkannya untuk membukanya." Sarah menerobos Antonio, berusaha berlari ke arah pintu dan membuka gagangnya. Namun setelah berkali-kali ia berusaha membuka gagang pintu itu namun tetap tidak bisa terbuka. Ternyata ucapan Antonio bukan hanya sekedar gertakan semata. Ia benar menguasai tempat ini dan hanya ia lah yang bisa membukakan pintu itu untuk Sarah.Aktris cantik itu berbalik, ia menurunkan sorot mata tajamnya dan mencoba untuk meraih belas kasih Antonio pa
"Tidak jangan sentuh aku, tidak! Menjauhlah!" Sarah berteriak sambil memukuli bahu Antonio yang tegap meski sudah dipukuli Sarah berulang kali."Sudah aku bilang percuma saja kamu melakukan itu, aku sudah pernah menahan seribu pukulan dari musuh-musuhku cantik!" Antonio membiarkan Sarah melampiaskan kemarahannya dengan memukulinya. Nanti jika wanitanya itu sudah tenang maka ia akan membujuknya untuk melakukan apapun yang ingin ia lakukan pada Sarah. "Please, don't do this! For God sake i have a husband whose waiting for me at home!" sikap histeris Sarah sudah berubah menjadi sikap memelas meminta belas kasihan pada laki-laki yang menawannya."Suami yang menelantarkanmu berhari-hari? Ia bahkan masih berada di luar negeri dan tidak sadar kalau kami berada di sini bersamaku! Dia tidak pantas untukmu, lupakan dia! Kita memiliki masa depan yang cerah sayang!"Mata berkilat Antonio membuat Sarah yang melihatnya menjadi ketakutan. Sekarang Sarah benar-benar yakin kalau Antonio tidak waras d
Sarah tidak berani memandang Antonio dari balik cermin. Tangannya dingin, jantungnya berdetak kencang ketika tangan Antonio mengambil satu kumpulan rambut panjangnya dan menghirup aromanya dengan nikmat. Sarah menahan nafasnya, ia tidak berani bergerak, namun pria itu lah yang bergerak lebih dulu darinya. Ia membalikkan tubuh Sarah dengan cepat, lalu ia menunduk menghadap ke arah Sarah."Apa kamu sudah memikirkan penawaranku?" tanyanya dengan tangan yang mulai kurang ajar. Membelai dengan halus wajah Sarah sampai Sarah terkesiap. Terkejut dan jengah akan sentuhan asing laki-laki itu."Kenapa? Kamu harus memilihnya sekarang atau aku akan membantu memilihkannya untukmu!" Antonio menangkup wajah Sarah dengan kedua tangannya. Menahan wajah Sarah di kedua sisi.Antonio melumat bibir Sarah, memaksa bibirnya untuk membuka. Menyelipkan lidahnya ke dalam kehangatan mulut Sarah. Sarah mencoba tidak merespon belaian lidah pria itu yang semakin rakus merasai. Ia bahkan mencoba menjauhkan diriny
Sarah bahkan tidak memiliki waktu untuk bereaksi. Pria itu langsung menangkup wajahnya, membungkam teriakan kecilnya ketika ia berusaha menolak ciumannya. Bahkan kali ini ia tidak bisa menggigit lidahnya. Pria itu tidak memberikan kesempatan untuknya. Bahkan untuk sekedar bernafas. Sarah kewalahan sementara Antonio dengan ahli menyentak pakaian tidur Sarah dan membuat dirinya polos tanpa sehelai benang pun. "Apakah mereka akan bercinta?"Bercinta tidak ini lebih tepatnya seperti sebuah pemaksaan, pemerkosaan. Pria ini ingin hanya ingin menyetubuhinya seperti binatang. Tanpa cinta dan dengan paksa. Sarah tidak lagi sanggup berpikir ketika dengan kurang ajar, menyentuh tubuh terbuka Sarah. Menelusuri sepanjang kehalusan tubuhnya. Lalu sentuhan panas itu tiba di payudaranya dan mulai meremasnya.Tanpa sadar Sarah melengkungkan tubuhnya. Ia menahan diri untuk tidak mengerang ketika Antonio memeluntir kedua putingnya yang membengkak."Aku yakin kamu menginginkan mulutku di dadamu!" Ucapa
Sarah terus berjalan menembus hutan, ia tidak peduli kakinya yang sudah luka-luka karena tergores ranting dan akar pohon yang melintang di atas jalan yang ia lalui sepanjang hutan itu. Sudah hampir dua jam rasanya ia berlari masuk ke dalam hutan dan menjauhi jalan yang dilalui mobil. Ia juga yakin kalau ia sudah menjauhi villa milik penculiknya. Dengan menabahkan hati dan menguatkan diri kini Sarah terus menembus hutan mencari tempat untuk meminta tolong namun semakin ia berjalan menembus hutan semakin ia tidak menemui satu orang manusia pun. Pepohonan yang semakin rapat dan lebat pun membuat suasana di sekitar Sarah pun menjadi lebih gelap dan lembab. Tidak ada suara manusia hanya ada suara burung dan juga binatang hutan lainnya yang bersahut-sahutan ketika ia semakin dalam memasuki hutan yang lebat itu. Saat matahari semakin tidak terlihat di hutan itu, Sarah mencoba mencari tempat untuk berlindung ketika malam datang. Ia khawatir jika malam dan ia belum menemukan pertolongan maka
Antonio terbangun dengan terengah-engah, keringatnya mengucur deras. Ia bermimpi buruk. Sarah mati tenggelam dan ia sedang memeluk jasadnya. Rupa-rupanya ia tertidur karena kelelahan. Antonio menatap wanita telanjang yang sedang berada dalam pelukannya itu. Dengkur nafasnya yang halus menunjukkan Sarah sudah baik-baik saja. Antonio bernafas lega. Ia sangat ketakutan tadi saat menyangka Sarah mungkin tidak bisa diselamatkan.Melihat Sarah dalam keadaan baik-baik saja, Antonio mencoba membetulkan posisi ia tidur. Ia menggerakkan tubuhnya sedikit, bergeser sedikit agar tubuhnya tidak menimpa tubuh Sarah yang langsing. Saat ia bergeser tubuhnya, dadanya bergesekkan dengan puncak payudara Sarah yang mencuat naik. Membuat tonjolan di antara paha Antonio terus berkedut. Antonio berusaha merendam gairahnya karena ia bukanlah binatang. Ia tidak mungkin meniduri Sarah yang baru saja hampir mati karena tenggelam di sungai. Meskipun ia orang yang jahat, tapi ia tidak sebejat itu. Namun ketika ta
"Suamiku?" Sarah memutar bola matanya, tidak mengeai pria yang mengaku sebagai suaminya. "Ya Sarah, aku Antonio, suamimu!" Antonio berjalan mendekat, menyentuh pipi Sarah dengan sangat perlahan."Aku Antonio suamimu! Apa kamu tidak ingat sayang? Kita sangat saling mencintai satu sama lain!" tangan Antonio kini mulai membelai wajah Sarah dengan penuh kelembutan membuat nafas Sarah tercekat. "Sstt... Aku hanya akan menciummu, mungkin dengan begitu kamu akan ingat siapa aku ini! Suamimu Antonio!" suara Antonio begitu parau, berbisik di telinga Sarah. Nafas Antonio menguar panas berhembus di telinganya.Sarah tidak menjawab, ia bergeming meski begitu ia tidak menolak sentuhan Antonio. Sarah mulai yakin Antonio adalah suaminya, kalau tidak mengapa mereka bisa berada di dalam kabin berduaan dan dalam keadaan Sarah hanya memakai selimut sebagai penutup tubuhnya."Aku sangat mencintaimu istriku!" Tubuh Sarah mulai terasa seperti tersengat aliran listrik ketika Antonio menggantikan tangann
"Oh Antonio, please....""Suara mengerangmu sangat sexy Sarah! Aku sangat menyukainya!" Antonio mengulirkan dan memutar ibu jarinya menyentuh puncak payudara Sarah yang menegang. Nafas Sarah semakin cepat, sentuhan Antonio menguasainya begitu dalam sehingga tubuh Sarah bergetar hebat. Pria itu begitu ahli dalam menyentuhnya, membuat tubuh Sarah bereaksi pada setiap sapuan lidahnya, tangannya dan ciumannya. Antonio membuat Sarah gila, dengan kedua tangannya ia menggoda, menyiksa dan memberi kenikmatan. Sarah ingin mengerang sangat keras ketika pria itu mengitari puting Sarah dengan ibu jarinya, menggosoknya dengan keras lalu bersama jari telunjuknya menarik-narik dan memutar di saat yang bersamaan.Nafas Sarah tersengal dan tubuhnya bergetar ketika jati-jari Antonio terus menggosok putingnya."Putingmu mengeras Sarah, apa kamu menyukai sentuhanku? Atau kamu merindukan mulutku!"Gairahnya meningkat, bibirnya terbuka, melenguh ketika tangan Antonio digantikan dengan mulutnya yang menang