Kondisi masjid di Daejeon sudah sepi. Tapi Yura belum beranjak juga dari sana. Bahkan dia masih memakai mukena yang dia kenakan dadakan tadi. Dan kini Yura malah ketiduran di sudut ruangan masjid. Dia kelelahan.
"Assalamualaikum, nona. Nona bangun, Nona?" ucap seorang laki-laki setengah baya bertubuh kurus dan berjanggut tebal. Dia mencoba untuk membangunkan Yura. Sebab waktu di Busan saat ini sudah hampir tengah malam.
Yura terbangun dan sedikit terkejut. "Eh, maaf. Sepertinya saya ketiduran. Maaf, Pak." ucap Yura pada laki-laki setengah baya itu.
Laki-laki itu terdiam saat melihat wajah Yura cukup jelas. Dia terlihat memegang sapu di tangannya.
Jangan lupa jejaknya kalau suka... Salam hangat Yura dan Seo Jun...
Pagi ini Yura dikagetkan oleh suara adzan shubuh yang berkumandang. Padahal dia sedang terlelap dalam buaian mimpi-mimpinya. Yura melenguh tertahan. Dia melirik arah jam dinding di kamar kecil nan pengap itu. Masih waktu dini hari. Yura merasakan tubuhnya lengket dan kotor. Pakaiannya basah oleh keringatnya sendiri. Akibat kelelahan malam ini Yura bisa tidur dengan nyenyak walau dalam keadaan yang serba terbatas. Ruang gerak yang terbatas, tempat tidur yang kecil dan berdebu, juga sedikit berbau tidak sedap, mungkin karena sudah lama tidak digunakan. Belum lagi tak ada ventilasi udara sedikitpun di dalam ruangan kecil itu. Dan akan sangat tidak mungkin jika Yura tidur dengan keadaan pintu yang terbuka. Sama saja dia cari mati. Bisa-bisa barang-barangnya raib di curi orang. Yura bangkit dari kasur lantai itu dan mencari handuk di dalam tas kopernya serta perala
Gwangan Bridge atau Jembatan Gwangan merupakan jembatan gantung terbesar di Korea Selatan yang menghubungkan Haeundae-gu ke Suyeong-gu. Permukaan jalan dari jembatan ini mempunyai panjang sekitar 6,5 km dan panjang keseluruhan Jembatan Gwangan ini adalah 7.420 meter. Jembatan ini terkenal sebagai ikon dan simbol dari kota Busan. Selain itu, daya tarik tersendiri dari jembatan ini adalah pemandangan yang sangat indah di sekitar tempat wisata ini. Para pengunjung bisa melihat pemandangan gunung Hwangnyeongsan, Pantai Gwangalli, Pulau Oryukdo, dan pemandangan menarik lainnya dari Busan. Seperti saat malam hari Jembatan Gwangan dilengkapi dengan pencahayaan lampu yang sangat indah untuk dinikmati. Katrina begitu dibuat terkesima dengan pemandangan yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri. "I'ts Amazing. Ini sangat menakjubkan, Yura
Reyhan sedang asik berkutat dengan layar laptopnya di dalam kamar saat Katrina masuk seraya mengucapkan salam. "Waalaikum salam," jawab Reyhan cepat tanpa suara, bahkan tanpa sedikit pun menoleh. Tangannya masih terus mengetik-ngetik sesuatu. Katrina tidak melihat adanya gelagat aneh dari suaminya yang sepertinya biasa-biasa saja. Bahkan Reyhan pun tidak bertanya apapun padanya. Dan hal itulah yang Katrina harapkan. Dia jadi tidak perlu berbohong pada suaminya. Katrina langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu dia hendak menyusui Akmal. Karena stok asi yang dia sediakan untuk Akmal di Kulkas sudah habis. "Kakak sudah makan?" tanya Katrina begitu dirinya selesai mandi dan berpakaian. "Sudah,"
"Oh, ma-maaf! Aku tidak sengaja!" pekik Yura merasa bersalah.Wanita itu langsung mengambil ember pelnya yang jatuh terguling ke bawah dan berjalan melewati Hardin yang terlihat kesal sembari mengibas-ngibaskan celananya yang setengah basah."Sekali lagi maaf, Tuan." Yura membungkukkan tubuhnya sedikit sebelum akhirnya dia benar-benar berlari ke belakang. Yura jelas tidak mau jika adik ipar Reyhan sampai mengenali dirinya."Ah, ada-ada saja!" keluh Hardin kesal. Dia sempat kaget melihat seorang marbot wanita di dalam masjid ini. Karena setahu dia, biasanya seorang marbot itu laki-laki bukan wanita. Lalu, siapa wanita tadi? Sepertinya sih tidak asing? Pikir Hardin lagi.Akhirnya dia terpaksa menggulung celananya sampai sebatas mata kaki dan beranjak masuk ke dalam masjid untuk melaksana
Yura tidak pernah merasa hatinya sedamai ini sebelumnya. Mendengar penjelasan Pak Ali mengenai Islam, Yura seperti menemukan sebuah kehidupan baru yang sepertinya sangat menarik untuk di selami. Dia jadi kembali berpikir ulang, tentang hal apa yang pada awalnya telah menuntunnya hingga dia sampai masuk ke dalam masjid ini? Jika memang itu hanya sebuah kebetulan, bahkan di samping masjid ini nyatanya terdapat sebuah rumah kontrakan sederhana yang harganya cukup murah. Lalu kenapa Yura justru malah melangkah untuk memasuki masjid ini?Yura terus berpikir, berpikir dan berpikir. Meski, otaknya tidak cukup pintar untuk membuatnya menemukan jawaban yang tepat atas pikiran-pikiran yang singgah dalam benaknya itu.Setelah izin pamit pada Pak Ali, kini Yura mulai berjalan menuju kamarnya. Dia meletakkan buku pemberian Pak Ali di atas bantal tempat tidurnya. Hingga setelahnya, Y
"Min Hyuk! Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku Min Hyuk!" Yura terus berontak saat tubuhnya di boyong oleh dua ajudan Min Hyuk ke dalam sebuah kamar. Ke dua pergelangan tangannya sudah menyatu sempurna terlilit oleh tali temali yang diikat dengan sangat kencang. Membuat Yura tak bisa berkutik. Terlebih tubuhnya dan tubuh ke dua Ajudan Min Hyuk jelas tidak sebanding. Yura terus berteriak dan meronta kuat di sisa tenaga yang dia miliki.Awalnya Yura mendapat pesan dari Min Hyuk bahwa Eun Sa kecelakaan. Yura yang panik langsung percaya begitu saja. Dia mengemasi barang-barangnya dan menunggu Min Hyuk menjemputnya. Namun di tengah perjalanan, saat Yura mulai merasa adanya kejanggalan, tiba-tiba saja mulutnya di bekap kuat dari arah belakang. Lalu ke dua tangannya di tarik kebelakang untuk kemudian di ikat juga oleh ajudan-ajudan Min Hyuk yang sudah sejak awal duduk di jok belakang.
Ini malam paling menyebalkan dalam hidup Reyhan. Harusnya ini menjadi malam paling romantis sepanjang hidupnya. Di mana dirinya dan Katrina bisa dinner romantis di tepi pantai Haeundae dan langsung check in malam ini juga di hotel Haeundae beach. Reyhan bahkan sudah membayangkan hal itu sejak jauh-jauh hari. Tapi sayang, khayalan tinggalah khayalan. Malam ini dia harus rela tidur sendirian di atas ranjang, saat Katrina memutuskan untuk pergi bersama Seo Jun mencari Yura ke Seoul! Reyhan tak hentinya memaki dalam hati! Awalnya dia melarang, tapi saat dia tahu kalau ternyata kemarin itu Katrina tidak pergi dengan Seo Jun, Reyhan malah jadi malu sendiri. Dia jadi kembali teringat saat dirinya dan Seo Jun sempat adu mulut di
"Aku paling suka dengan suasana malam di sini. Jika sedang penat dan bosan dengan keadaan, aku seringkali menghabiskan waktuku di sini," "Jembatan Gwangan!" pekik Katrina tiba-tiba. "Ya, aku tahu di mana Yura berada sekarang. Dia pasti sedang berada di jembatan Gwangan! Kita ke sana sekarang Seo Jun," ajak Katrina yakin. Dia teringat pada kata-kata Yura kala itu. Saat dirinya dan Yura sedang berada di atas jembatan Gwangan dan menikmati panorama alamnya yang menakjubkan di malam hari. Tanpa berpikir panjang, Seo Jun langsung memarkirkan Hyundai Tucsonnya dan melajukannya menuju tempat yang disebut oleh Katrina. "Kamu hubungi Reyhan, suruh dia ke sana lebih dulu, jarak kita dari sini ke Gwangan itu sangat jauh, jika Reyhan yang ke sana dia pasti bisa lebih dulu sampai," perintah Seo Jun dengan nada bicaranya yang terdengar panik. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimum. Katrina terdiam