Home / Urban / SANG MAFIA PENGUASA / 68. Kebenaran yang Sebenarnya

Share

68. Kebenaran yang Sebenarnya

Author: MinZimi
last update Last Updated: 2023-12-20 23:38:36

“Kau mau ngapain, Alana?”

Alana baru saja hendak membuka pintu ruang kerjanya, suara dingin seseorang mengintrupsinya. Sambil menahan rasa sakit yang masih terasa dari luka di perutnya, Alana menoleh dengan senyuman kecil. Dia menggaruk pipinya yang tak gatal saat berhadapan dengan sosok pria yang kini menatapnya dengan tajam.

“A-aku hanya ingin melihat...”

“Tidak usah banyak tingkah, lebih baik kau istirahat dan lupakan pekerjaanmu dulu,” potong pria itu sebelum Alana menyelesaikan ucapannya.

“Tapi...”

“Aku tidak suka dibantah, Alana!”

Pria itu kembali memotong ucapan Alana dengan dingin. Alana hanya bisa diam, dan pasrah ketika pria itu membawanya kembali untuk duduk di sofa yang ada di ruang tengah. Dia menghela napas pelan, tak bisa menjawab Alden dalam kondisi seperti ini.

Pria itu memang Alden, tak seorang pun berani membantahnya. Terlebih saat ini, dia telrihat dalam suasana hati yang tidak baik.

Biasanya Alana akan menyahutinya, tapi untuk saat ini dia sedang tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SANG MAFIA PENGUASA   69. Jangan Bertemu Dulu

    “Bodoh! Kalian semua benar-benar bodoh! Bagaimana bisa semua tertangkap begitu saja oleh Alden, hah?” Prang! Semua barang di atas mejanya dilempar hingga pecah. Dia begitu marah pada anak buahnya yang tidak becus. “Dia terlalu percaya diri untuk tidak membuat gadis itu mati, dan sekarang tertangkap. Sialan! Dia benar-benar naif, arghh!” teriaknya marah. Wanita dengan model rambut bob berwarna pirang itu melotot dengan tajam. Rahanganya mengeras, menatap foto Alana di layar monitornya. “Kau gadis beruntung, tapi keberuntunganmu tidak akan lama lagi, Sayang. Tunggu sebentar, akan kubuat pria yang kau cintai itu bertekuk lutut padaku!” gumamnya dengan tawa sinis. Wanita pirang itu mengambil ponselnya, dan menghubungi seseorang. “Aku menginginkannya sekarang!” ucapnya penuh penekanan dan perintah. Tak lama setelah wanita pirang itu menelepon, suara ketukan pintu terdengar. Seorang pria dengan k

    Last Updated : 2023-12-21
  • SANG MAFIA PENGUASA   70. Kau Hanya Milikku!

    Alden hanya bisa menatap kepergian mobil Zane yang membawa Alana pergi. Dia tak bisa mengikuti begitu saja mobil Zane, sebab tahu siapa sosok priaa itu. Dalam situasi ini, Alden hanya bisa pasrah dan mengalah untuk sementara waktu. Dilihat dari cara berbicara Zane, seperitnya saudara Alana itu sedang menyembunyikan sesuatu. Untuk sekarang, Alden akan bekerja sendiri tanpa Alana. Entah berapa lama Alana akan dibawa pergi oleh Zane. Ia juga tidak tahu kemana gadis itu akan dibawa. Alden menghela napas panjang, dan mengambil mobilnya. Ia pun meninggalkan apartemen Alana, dimana dirinya selalu berdiam diri si sana. Mobil Alden menuju ke markas utamanya. Kasus yang tengah menimpa Alana belum selesai. Karena tidak akan kejelasan, maka ia akan menyelesaikannya sendiri sekarang. Ah, ia hampir melupakan keberadaan Isabella yang masih dalam tahanannya. Mobil Alden baru saja tiba di markasnya. Di sana sudah ada Frey yang menunggunya. Entah

    Last Updated : 2023-12-22
  • SANG MAFIA PENGUASA   71. Tujuan Sebenarnya

    Bruk! Alden dengan penuh tenaga mendorong Isabella, hingga wanita itu jatuh tersungkur ke lantai. Dia menatap tajam, dengan emosi yang sudah menguasainya. “Kau pikir kau siapa, hah? Berani sekali menyentuhku dengan tangan kotormu. Dasar jalang tidak berguna!” umpat Alden penuh emosi. Isabella yang masih terduduk di lantai memadang Alden dengan sayu. Dia hendak bangun, namun kaki Alden lebih dulu menendangnya. “Jangan berharap kau bisa keluar dari sini, Isabella! Aku akan membuatmu lebih menderita dari ini!” kata Alden penuh penekanan sebelum akhirnya meninggalkan ruangan penyiksaan Isabella itu. Setelah keluar dari ruangan penyiksaan Isabella, Alden kembali melangkahkan kakinya menuju ruang penyiksaannya yang lain. Di sana sudah ada Frey yang sedang mengurus pembunuh yang telah mencelakai Alana itu. Setelah pembunuh itu, dia akan mengeksekusi wanita yang telah menjebak Alana. satu per satu para pengkhi

    Last Updated : 2023-12-24
  • SANG MAFIA PENGUASA   72. Rasa Curiga

    Pagi-pagi sekali Alden sudah berada di kantornya. Karena tak ada Alana, Alden menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Seperti yang dikatakan Jessica semalam, akan ada seorang wanita yang datang untuk mengajukan kerja sama dengannya. Setelah melihat fotonya, seringaian muncul di wajah tampannya itu. “Sepertinya mereka sendiri yang mengantarkan nyawa untukku,” gumam Alden pelan. Alden kembali meletakkan selembar foto yang dipegangnya di dalam sebuah map berwarna coklat. Dia kembali memeriksa data yang pernah diberikan oleh Alana. “Jika ini hanya sebuah jebakan, maka kalian salah menargetkan orang!” katanya lagi dengan tawa sinis yang mengiringinya. Sayang sekali, Alana tidak ada di sini. Dia tidak bisa melihat bagaimana satu per satu orang yang mereka cari mendatanginya saat ini. Sepertinya musuhnya itu sudah tak bisa tahan lagi dengan yang dilakukan Alana dan dirinya. Tok... tok... tok Suara k

    Last Updated : 2023-12-25
  • SANG MAFIA PENGUASA   73. Tawaran Kerja Sama

    Setelah Frey meninggalkan ruangan Alden, pria itu kembali fokus pada pekerjaannya. Dia berkutat dengan beberapa berkas yang telah bertumpuk di meja kerjanya itu. Sesekali helaan napas berat terdengar. Alden menghabiskan waktunya untuk bekerja. Dia belum punya petunjuk baru untuk melanjutkan misinya itu. Terlebih saat ini Alana sedang tidak sehat, dan dia sedikit merasa kesepian. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Alden melihat jam yang sudah menujukkan pukul 3 sore. Ia telah melewatkan jam makan siang, dan sebentar lagi akan pulang. Alden meregangkan otot-otonya yang terasa kaku. Dia mengambil ponselnya, dan mencari pesan dari Alana. Tapi sama sekali wanita itu tak menghubunginya. Padahal Alana sudah berjanji akan mengirimkannya pesan untuk memberitahu alamat tempat tinggalnya. Alden menghela napas panjang, dan meletakkan kembali ponselnya di meja. Dia bersandar di kursinya, dan menatap kosong langit-langit. Hidu

    Last Updated : 2023-12-26
  • SANG MAFIA PENGUASA   74. Bukti yang Datang dengan Sendirinya

    “Kerja sama apa yang kau maksud?” tanya Alden pada wanita yang mengaku sebagai manajer Jennifer itu. Dia langsung bertanya tanpa basa-basi. Bahkan tak menerima uluran tangan dari wanita itu. Wanita itu dengan perasaan malu menarik tangannya lagi. Dia memasang wajah tersenyum menatap Alden. “Aku ingin kau menolak tawaran kerja sama dari Jennifer,” ucap wanita itu dengan serius. Alden mengerutkan keningnya. Ia merasa tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. “Kau manajernya, kenapa meminta hal itu?” tanya Alden lagi.Wanita itu menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, mencoba mempertahankan ketegasannya meskipun dihadapkan pada situasi yang menegangkan."Karena apa yang Jennifer rencanakan bisa berakibat buruk bagi banyak orang, termasuk kau. Aku tahu kau memiliki rencana bisnis dengan Jennifer, tapi percayalah, ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini."Alden, yang selalu waspada dan skeptis, menat

    Last Updated : 2023-12-27
  • SANG MAFIA PENGUASA   75. Teror Kematian

    Alden mengerutkan keningnya, saat tak mendapati siapa pun orang di luar. Tapi ia dengan yakin jika mendengar suara seseorang yang memanggilnya. Merasa dipermainkan, Alden kembali masuk dengan perasaan kesal. Namun, saat hendak menutup pintu, sebuah panah melesat hampir mengenai lengannya. “Sialan! Siapa yang berani-berani menerornya?” Sorot mata Alden menyirat kemarahan. Para pengawalnya yang melihat langsug panah itu melesat, segera berpencar mencari keberadaan orang yang menyerang Alden diam-diam itu. Alden juga tak tinggal diam, dia ikut keluar mencari keberadaan orang itu. Namun, nihil dia tak mendapatkan jejak apa pun. “Maaf, Tuan. Tak ada orang sama sekali, sepertinya dia langsun pergi,” ucap salah seorang pengawal Alden. “Sial! Cari sampai ketemu!” titah Alden dengan tegas. Tak ada yang bisa menolak perintahnya. Para pengawal Alden kembali mencari keberadaan itu, setidaknya mereka ha

    Last Updated : 2023-12-28
  • SANG MAFIA PENGUASA   76. Fitnah yang Tersebar

    “Apa yang sudah kau temukan?” Alden dan Frey terus berdiri di TKP itu tanpa berkata apapun dengan para polisi. Mereka terlihat sedang menyelidiki sesuatu hingga mayat wanita itu melewatinya. “Dibunuh,” ucap Frey dengan suara yang pelan. “Aku tahu. Apa kau mendapatkan petunjuknya?” Alden bertanya lagi, dan Frey menyahutinya dengan deheman yang pelan. “Kita bicarakan ini nanti, Tuan. Lihat saja dulu mereka, aku akan mengurus satu hal yang lain terlebih dulu,” ucap Frey berpamitan pada Alden. Kini hanya Alden yang berdiri di sana memperhatikan sekitarnya. Tak hanya itu, para polisi itu pun tak luput dari pandangannya. Alden bahkan masih mendengar bisik-bisik namanya yang disebut sebagai dalam dari kematian wanita itu. Entah mereka mendapatkan kabar dari mana sampai dirinya menjadi sumber fitnah. Namun, Alden sama sekali tidak peduli akan hal itu. Dia takkan menjawab pertanyaan wartawan, sampai

    Last Updated : 2023-12-29

Latest chapter

  • SANG MAFIA PENGUASA   112. Kesalahan Orang Lain

    Alden terdiam sejenak, meresapi kata-kata Zane dengan serius. Tidak hanya Zane yang mengingatkannya pada tanggung jawabnya terhadap Alana, tetapi juga hatinya yang penuh dengan keraguan dan kebingungan."Aku tidak akan mengecewakannya," ujar Alden dengan mantap, meskipun terasa seperti dia lebih mencoba meyakinkan dirinya sendiri daripada Zane.Zane hanya mengangguk sekali lagi, ekspresinya tetap serius dan agak ragu. Keduanya saling bertukar pandang sebentar, sebelum akhirnya Zane berbalik dan meninggalkan ruangan.Alden duduk kembali di tempatnya, membiarkan kata-kata Zane meresap dalam pikirannya. Dia merasa bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan Alana saat ini.Dengan perasaan yang membara, Alden bangkit dari kursinya dengan langkah-langkah mantap. Wajahnya memancarkan kemarahan yang mendalam. Dia tidak bisa membiarkan orang yang telah menyentuh Alana dengan kasar itu lepas begitu saja.Langkah Alden yang cepat menuntunnya keluar dari ruangan. Dengan pandangan tajam,

  • SANG MAFIA PENGUASA   111. Balas Dendam Terbaik

    Frey mengangguk patuh pada perintah Alden, menyeret pria tua itu menjauh dari kerumunan. Sedangkan Alden, dengan Alana yang masih tidak berdaya di pelukannya, bergerak cepat menuju kendaraannya.Saat mereka menjauhi tempat itu, Alden merasa beban yang mengendap di dadanya semakin berat. Dia tak bisa menerima bahwa Alana telah menjadi target musuh-musuhnya. Namun, dalam keadaan genting seperti ini, dia harus memprioritaskan keselamatan Alana di atas segalanya.Setelah meletakkan Alana di dalam mobilnya, Alden segera memacu kendaraannya menjauh dari tempat itu. Pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran dan pertanyaan tentang siapa di balik serangan itu, dan bagaimana mereka bisa menemukan solusinya.Sementara itu, Frey beserta orang-orangnya mulai melakukan penyerangan balik. Dia memang sudah mendapatkan informasi terkait mobil Alden yang dikejar oleh orang hingga berakhir di sebuah desa itu.Suara pukulan dan tembakan salih sahut di tengah kesunyian malam. Entah sudah berapa banyak korba

  • SANG MAFIA PENGUASA   110. Kembalikan Wanitaku!

    Namun, sebelum Alden bisa bereaksi, seseorang menarik tangannya dari belakang. Frey telah tiba di tempat kejadian dengan ekspresi serius di wajahnya."Tuan, kita harus pergi sekarang!" seru Frey sambil menarik Alden menjauh dari kerumunan. Alden mengangguk singkat, masih terkejut dengan kejadian yang baru saja terjadi.Dia segera mengikuti Frey, meninggalkan keributan di belakang. "Ada apa, Frey? Siapa mereka semua?" tanya Alden begitu mereka jauh dari kerumunan.Frey menghela napas. "Aku akan jelaskan semuanya di perjalanan. Tapi sekarang, kita harus cepat pergi dari sini."“Baiklah, kita jemput Alana dulu,” ucap Alden yang kemudian berlari menuju ke gubuk tua tempat mereka singgah di sana.Frey juga mengikutinya dari belakang sambil sesekali dia memerhatikan sekitarnya, memastikan tidak ada yang mengikuti mereka. Dia juga menatap kepergian pria bertopeng itu mulai menjauh dari keributan yang telah terjadi.“Sial!”Frey sedikit terkejut saat Alden keluar dengan marah-marah. Raut waja

  • SANG MAFIA PENGUASA   109. Orang yang Dikenalnya Muncul

    Alana berbaring di atas tempat tidur yang beralaskan tikar. Sementara Alden tidur di lantai yang juga beralaskan tikar.Dibandingkan kata rumah, ini lebih disebut sebagai gubuk yang sudah terbengkalai. Tapi, apa boleh buat. Mereka berdua tidak punya pilihan selain beristirahat di sana.Hari semakin gelap, dan mereka belum bisa menghubungi orang lain termasuk Frey. Alden masih memikirkan cara untuk segera keluar dari desa itu, agar tidak mengganggu warga jika mereka ketahuan berada di sana.“Alden,” panggil Alana dengan suara yang pelan.Gadis itu sama sekali tidak bisa menutup matanya. Dia memandangi langit-langit kamar yang sudah reyot itu.“Ada apa?” tanya Alden.“Aku penasaran dengan temanmu itu. Kenapa dia memakai topeng aneh?” tanya Alana tanpa basa-basi.Ya, sejak tadi Alana terus kepikiran tentang teman Alden itu. Terlihat pria itu tak berbicara dengannya, dia juga memakai topeng yang membuatnya terlihat mencurigakan.“Kenapa kau bertanya tentang dia, hem?” Alden kembali bertan

  • SANG MAFIA PENGUASA   108. Teman Baru

    Alden merasakan adrenalinnya meningkat saat situasi semakin tegang. Meskipun ia cemas dengan tindakan Alana yang terlalu berani, namun juga mengagumi keberaniannya.“Baiklah, tapi sebaiknya kau cepat,” ujar Alden sambil menekan tombol untuk membuka atap mobilnya. Suara peluru semakin keras saat menembus bodi mobil.Alana tidak membuang waktu. Begitu atap mobil terbuka, ia segera menarik pelatuk senjata api yang dipegangnya.Dor!“Cepat, kita harus keluar dari sini!” seru Alana, mata Alden memandanginya dengan campuran kekaguman dan ketegangan. Tanpa ragu, Alden menuruti perintahnya, memacu mobil dengan cepat meninggalkan tempat kejadian.Mobil mereka melaju dengan cepat, melewati jalanan yang semakin sepi dan sunyi. Sementara Alana masih berpegang teguh pada senjatanya, siap menghadapi segala kemungkinan di sepanjang perjalanan.Alden, sementara itu, berusaha mempertahankan ketenangannya meskipun hatinya berdegup kencang. Dia merenung tentang keberanian Alana, bagaimana wanita itu tib

  • SANG MAFIA PENGUASA   107. Penyerangan di Jalan

    Dia melangkah keluar dari ruangannya dengan langkah yang tegas. Pikirannya dipenuhi dengan keputusan untuk menegaskan batas-batas pribadinya, tanpa campur tangan dari siapapun, termasuk Sophia.Dalam perjalanan keluar dari kantor, Alden memikirkan rencana untuk menyelesaikan masalah ini. Dia tidak akan membiarkan campur tangan dari luar mengganggu hubungannya dengan Alana. Kepercayaan dan kebebasan adalah harga yang mahal baginya, dan dia tidak akan membiarkan siapapun mengambilnya.Alden pergi ingin menemui Alana. Dia juga tak sempat memberitahu gadis itu karena perasaannya yang benar-benar dibuat kesal oleh ucapan Sophia.Saat Alden tiba di kafe, dia melihat Alana masih duduk di sana dengan Zane. Dia menemui mereka dengan langkah mantap, wajahnya terlihat serius namun terkontrol."Alana," panggil Alden, membuat Alana dan Zane menoleh ke arahnya.Alana merasa kaget melihat Alden datang, terutama setelah percakapan singkat dengan Sophia yang masih membekas di pikirannya. Namun, dia me

  • SANG MAFIA PENGUASA   106. Cara Kami Berhubungan

    Dalam hati, Alana merasa frustrasi dengan pertemuan tersebut. Meskipun dia yakin dengan keputusannya untuk mempertahankan kemandiriannya, namun sikap Sophia membuatnya merasa kesal. Dia tidak suka jika ada orang yang berusaha mengatur hidupnya atau meragukan kemampuannya untuk membuat keputusan sendiri."Sialan! Dia pikir aku tidak tahu siapa dirinya, heh? Menyebalkan!" desis Alana dalam hati, menyesali percakapan yang baru saja terjadi. Meskipun dia berusaha memaklumi kekhawatiran Sophia, tapi cara Sophia menyampaikan pesannya membuatnya merasa tersinggung.Dengan wajah yang tegang, Alana mengambil tegukan panjang dari kopi hangatnya, berusaha menenangkan diri. Dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan tegar menghadapi situasi ini.Dering ponselnya, menglihkan perhatian Alana. Dia menghela napas panjang, sebelum menjawab telepon tersebut. “Aku sedang di kafe,” jawab Alana singkat.Namun, belum selesai dia berbicara, telepon itu lebih dulu terputus. Alana berdecak sebal, t

  • SANG MAFIA PENGUASA   105. Konflik Baru yang Menyebalkan

    “Apa yang sebenarnya kalian ributkan?” Alden bertanya disaat dia sedang berdua dengan Frey. Mendengar alasan kedua eldernya itu tak membuat sepenuhnya percaya. Alden tahu betul bagaimana sosok Frey selama bekerja dengannya.Frey menatap Alden dengan tatapan yang penuh pertanggungjawaban. Dia merasa tegang menyadari bahwa dia harus memberikan penjelasan yang meyakinkan kepada Alden.“Tuan, ini bukanlah masalah besar. Kami hanya memiliki perbedaan pendapat kecil yang berujung pada pertengkaran. Itu sudah selesai dan tidak akan mengganggu kinerja kami di masa mendatang,” jawab Frey dengan suara yang berusaha tenang.Alden menyimak penjelasan Frey dengan cermat, tetapi ada keraguan yang masih menghantui pikirannya. Dia tahu betul bagaimana dinamika kerja di dalam organisasinya, dan dia tidak akan percaya begitu saja tanpa memastikan semuanya benar-benar terselesaikan.“Apa sekarang kau menutupi sesuatu dariku, Frey?” Alden kembali mendesak.Frey menelan sal

  • SANG MAFIA PENGUASA   104. Masalah yang Tidak Ada Habisnya

    Alana menatap pria paruh baya itu dengan sikap tegas, tidak gentar meski dihadapkan pada intimidasi."Rasa terima kasih? Bagi apa? Bagi apa kamu memaksaku masuk ke dalam situasi yang bahaya? Kau harusnya tahu,aku tidak akan membiarkan siapapun memperlakukan diriku dengan semena-mena, termasuk kamu!"Pria paruh baya itu menahan kemarahannya, menyadari bahwa Alana tidak akan mundur begitu saja. Namun, ekspresi wajahnya masih penuh dengan ketidaksenangan."Ini bukan masalah terima kasih, Alana. Ini tentang keselamatanmu juga. Alden tidak akan selalu ada untuk melindungimu."Alana menahan napasnya sejenak, menimbang kata-kata pria itu dengan hati-hati. "Aku tahu bagaimana mengurus diriku sendiri, dan aku juga tahu kapan harus meminta bantuan. Jadi, jangan membuat kamu menjadi alasan mengapa aku harus bersyukur."Dengan tatapan tajam, Alana meninggalkan pria paruh baya itu sendirian dengan pikirannya. Dia tidak akan membiarkan dirinya dipermainkan atau dikuasai oleh siapapun, bahkan dalam

DMCA.com Protection Status