Home / Urban / SANG MAFIA PENGUASA / 51. Tak Ingin Memberitahumu

Share

51. Tak Ingin Memberitahumu

Author: MinZimi
last update Last Updated: 2023-11-29 23:52:20

“Tuan, kau urus sendiri wanitamu itu. Aku akan pergi,” ucap Frey yang hendak berlalu pergi tapi Alden dengan cepat menahannya.

“Jangan berani melewati batasmu, Frey. Kau yang hadapi dia!” titah Alden yang segera berlalu pergi meninggalkan Frey bersama wanita yang menahannya tadi.

Frey mendengus kesal. Tapi apa yang bisa dia lakukan selain mematuhi perintah bosnya yang gila itu. Dia memandang wanita yang tengah kesal memanggil Alden karena sudah meninggalkannya.

“Nona, apa kau tidak tahu jika dia sudah beristri, heh?”

Suara Frey membuat wanita itu menoleh padanya. Dia masih memasang wajah kesal, dan menatap sinis Frey.

“Aku tidak peduli dengan itu. Yang kupedulikan hanya kepuasanku! Lagipula dia juga sudah pernah tidur denganku,” sahut wanita itu dengan sombong.

Frey tertawa mendengar jawaban wanita itu yang begitu penuh keyakinan jika Alden pernah menidurinya. Dia hanya tidak tahu saja apa yang terjadi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SANG MAFIA PENGUASA   52. Rencana yang Gagal

    “Hei! Apa yang kau lakukan di sini?” Mendengar suara orang yang menegurnya, wanita itu berlari pergi tanpa menoleh. Langkah kaki yang mengikutinya pun semakin dekat dengannya. Entah perasaan takut muncul dengan tiba-tiba, dan dia terus berlari hingga tanpa sengaja menabrakan seseorang di ujung lorong. Bruk! Tubuhnya sedikit terpental akibat benturan dengan sosok pria yang berbadan cukup tinggi dan berisi. Dia mengangkat pandangannya, dan bertemu dengan tatapan yang tajam melihatnya. “F-frey?” katanya dengan suara yang pelan. Wanita itu menoleh, dan mendapati sesosok pria yang berada di belakangnya. Dia tak bisa melihat wajah pria itu, karena mengenakan masker dan topi. Kedua pria itu berada di depan dan belakangnya dengan tatapan tajam. Namun, mengingat Frey yang ada di hadapannya, dia segera bangun. Frey yang hanya diam saja, melihat sekilas kepada sosok pria yang mengikuti wanita itu. Seo

    Last Updated : 2023-11-30
  • SANG MAFIA PENGUASA   53. Tidur Bersama

    Jessica tersenyum dingin. “Racun. Jangan khawatir, ini bukan dosis yang mematikan. Hanya cukup membuatmu tidak bisa bergerak atau bicara untuk sementara waktu. Aku ingin mendengar semua yang kau tahu, Isabella. Jangan pikirkan untuk berbohong atau menahan informasi. Kau tahu, dosis berikutnya bisa jadi lebih tinggi.”Isabella, meskipun kesakitan, mencoba mempertahankan ketegasannya. “Kau tidak akan pernah mendapatkan apa yang kau inginkan. Aku tidak akan memberikan informasi apapun kepadamu.”Jessica tersenyum lebih lebar. “Kita lihat saja seberapa lama kau bisa bertahan, Isabella. Aku punya banyak waktu.”Jessica bangkit, dan memangil beberapa pengawal yang sedang berjaga. “Pindahkan dia, kurung dengan baik!” titahnya.Isabella berontak, dia bahkan memasang wajah memelas pada Alden. Namun, Alden hanya diam dengan wajah dingin dan tatapn tajamnya, membiarkan wanita itu dibawa pergi oleh pengawal.Isabella mencoba berteriak dan melawan, tetapi kelemahannya akibat racun membuat usahanya

    Last Updated : 2023-12-01
  • SANG MAFIA PENGUASA   54. Pengganggu

    “Sudah selesai bermesarannya? Cepatlah turun!” Alana yang mendengar suara seseorang, langsung beranjak dari atas tubuh Alden. Dengan perasaan yang malu, dia menatap seorang wanita yang sedang bersedekap di depan pintu kamar. Alana menggaruk pipinya yang tak gatal, dan wanita itu pun pergi tanpa berkata apa-apa. Dia bahkan menutup pintu dengan cukup kasar. “Apa dia selalu begitu? Kenapa dia tidak ketuk pintu dulu?” Alana merasa kesal, sekaligus malu karena kedapatan oleh orang lain. Untung saja dirinya tak melakukan hal yang memalukan. Wanita itu benar-benar tak punya etika! Alden hanya terkekeh melihat Alana yang mengomel. Dia sudah terbiasa dengan sikap Jessica yang seperti itu. Tapi, sepertinya wanita itu lupa jika ada wanita lain yang sedang bersamanya. “Tidak usah hiraukan dia. Ayo, kuantar kau pulang,” ucap Alden sembari memasang bajunya. Alana masih mengrucutkan bibirnya. Dia masih ke

    Last Updated : 2023-12-02
  • SANG MAFIA PENGUASA   55. Jatuh Cinta

    “Dari mana saja kamu, kenapa baru pulang? Apa kau tidak bersama Alden?” Seseorang langsung menodongkan pertanyaan begitu Alana membuka pintu kamarnya. Pria itu sudah menunggu sejak semalam, dan tak melihat tanda-tanda Alana akan pulang. “Dia masih di bawah. Semalam aku tertidur di markasnya,” jawab Alana sembari mengempaskan tubuhnya di sofa tepat di samping pria itu. “Apa dia akan kemari?” tanya pria itu lagi dan Alana menganggukkan kepalanya. “Baiklah, aku pergi dulu,” ucap pria itu dan Alana hanya membalasnya dengan anggukkan kepala. Tepat saat pria itu pergi dari kamar Alana, Alden baru saja tiba. Dia melangkahkan kakinya dengan cepat. “Pria itu lagi,” gumam Alden tapi dia tak mengejarnya. “Apa ada seseorang datang ke sini?” tanya Alden begitu dia masuk. “Hem? Tidak ada,” jawab Alana singkat. Alden mengerutkan keningnya. Dia semakin penasarn dengan pria yang sela

    Last Updated : 2023-12-03
  • SANG MAFIA PENGUASA   56. Aku Kekasihnya!

    Hampir dua jam Alden berkutat dengan pekerjaannya. Tapi pikirannya terus melayang pada ucapan Frey pagi tadi. Sebagaimanapun Alden ingin melupakannya, tapi dia tak bisa. Mana mungkin dia jatuh hati pada wanita ceroboh itu. Dia hanya senang menggodanya saja. Lama Alden terdiam dengan pikirannya yang berkecamuk, seorang wanita datang tiba-tiba mendekat padanya. Alden tersentak kaget saat tangan wanita itu menyentuhnya. “Apa yang kau lakukan?” Suara Alden meninggi dan mendorong wanita itu agar menjauh darinya. “Dari tadi aku memanggilm, Mr. Alden. Tapi kau dia melamun. Apa yang sedang kau pikirkan, hem?” Seakan tak takut dengan kemarahan Alden, wanita itu kembali mendekat ke arah Alden. Dia memasang wajah tanpa dosa, dan terkesan menggoda. “Clara, keluar dari sini atau aku panggil penjaga untuk menggeretmu!” ucap Alden dengan tegas. Wanita itu mengerucutkan bibirnya. “Mr. Aku hanya bertanya pa

    Last Updated : 2023-12-04
  • SANG MAFIA PENGUASA   57. Kasus Pembunuhan Baru

    Alden tersenyum kecut. "Maaf, mungkin aku terlalu impulsif. Tapi, kau setuju, kan?"Alana menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Terserah kau saja.”Suasana menjadi canggung di antara mereka berdua. Alden menghela napas panjang, dan beranjak dari duduknya kembali ke mejanya.Sementara itu, Alana merapikan rambutnya yang berantakan karena ulah Clara. Dia sedikit mendengus kesal. Pasalnya, rambutnya sedikit sensitif akhir-akhir ini, dan dia belum sempat pergi untuk memperbaikinya.Sebenarnya Alana bisa saja membalas wanita itu tadi. Tapi, entah kenapa dia malah hanya diam saja, terlebih ketika Alden keluar membelanya.Ting...ting...tingBunyi pesan masuk ke ponsel Alana yang terus-menerus, membuat wanita itu mengalihkan pandangannya. Wajahnya yang kesal, seketika berubah menjadi serius. Dahinya sedikit mengkerut, dan menghela napas pelan.“Ada apa, Alana?” tanya Alden yang menyadari ada sesuatu yang salah dari rekan kerjanya itu.“Ah... ini hanya pesan dari teman kantor. Ada sedikit ma

    Last Updated : 2023-12-05
  • SANG MAFIA PENGUASA   58. Mencari Pembunuhnya

    Alana mengatupkan amplop dengan hati-hati, menyadari bahwa langkah-langkahnya selanjutnya akan menentukan jalannya kasus ini. Dia memandang sekeliling, mencari petunjuk pertama yang bisa membawanya pada jejak sang pembunuh.Langit malam semakin gelap, menciptakan suasana dramatis di sekitar hotel yang megah itu. Alana bergerak dengan gesit, melewati kerumunan tanpa menarik perhatian. Detektif itu tahu bahwa dalam dunia ini, keberhasilan terkadang terletak pada kemampuan untuk menjadi bayangan yang tidak terlihat.Saat Alana memasuki lorong gelap yang diindikasikan dalam amplop, dia merasakan napas dingin mengalir di lehernya. Langkah-langkahnya bergema di antara dinding batu tua. Lorong ini penuh dengan bayangan, dan setiap langkah mengingatkannya pada betapa rapuhnya kebenaran di balik kisah ini.Setelah menelusuri lorong-lorong yang tersembunyi, Alana menemukan pintu yang tampaknya tidak digunakan. Dengan hati-hati, dia membukanya dan menemukan ruangan gelap yang dipenuhi dengan bau

    Last Updated : 2023-12-06
  • SANG MAFIA PENGUASA   59. Perdebatan Alden dan Polisi

    Alden mengendurkan pegangannya pada kerah pakaian Hugo, mencoba meredakan kemarahannya. "Jangan bermain-main denganku. Sampaikan siapa yang berada di belakang ini, atau kau akan menyesal."Hugo masih tetap diam, meski wajahnya sudah berdarah dan bibirnya tergores. Alden memahami bahwa pria ini mungkin telah melalui pelatihan untuk menahan interogasi."Sudahlah, Hugo. Kita bisa membuat ini lebih mudah atau lebih sulit bagimu," kata Alden dengan nada tegas.Hugo tersenyum sinis, "Kalian semua hanya orang-orang kecil yang dipekerjakan oleh bosku. Kalian tidak tahu apa-apa."Alden mencoba mengontrol kekesalannya. "Kami akan menemukan dia, satu atau lain cara. Jadi, lebih baik kau bicara sekarang juga."Hugo tertawa terbahak-bahak, seperti menikmati situasi ini. "Dia tidak bisa dihentikan. Kalian semua akan tahu rasa takut yang sejati."Tanpa memberikan jawaban yang jelas, Hugo terus merendahkan mereka dengan kata-kata yang menantang. Alden dan Frey bertukar pandang, menyadari bahwa mereka

    Last Updated : 2023-12-07

Latest chapter

  • SANG MAFIA PENGUASA   112. Kesalahan Orang Lain

    Alden terdiam sejenak, meresapi kata-kata Zane dengan serius. Tidak hanya Zane yang mengingatkannya pada tanggung jawabnya terhadap Alana, tetapi juga hatinya yang penuh dengan keraguan dan kebingungan."Aku tidak akan mengecewakannya," ujar Alden dengan mantap, meskipun terasa seperti dia lebih mencoba meyakinkan dirinya sendiri daripada Zane.Zane hanya mengangguk sekali lagi, ekspresinya tetap serius dan agak ragu. Keduanya saling bertukar pandang sebentar, sebelum akhirnya Zane berbalik dan meninggalkan ruangan.Alden duduk kembali di tempatnya, membiarkan kata-kata Zane meresap dalam pikirannya. Dia merasa bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan Alana saat ini.Dengan perasaan yang membara, Alden bangkit dari kursinya dengan langkah-langkah mantap. Wajahnya memancarkan kemarahan yang mendalam. Dia tidak bisa membiarkan orang yang telah menyentuh Alana dengan kasar itu lepas begitu saja.Langkah Alden yang cepat menuntunnya keluar dari ruangan. Dengan pandangan tajam,

  • SANG MAFIA PENGUASA   111. Balas Dendam Terbaik

    Frey mengangguk patuh pada perintah Alden, menyeret pria tua itu menjauh dari kerumunan. Sedangkan Alden, dengan Alana yang masih tidak berdaya di pelukannya, bergerak cepat menuju kendaraannya.Saat mereka menjauhi tempat itu, Alden merasa beban yang mengendap di dadanya semakin berat. Dia tak bisa menerima bahwa Alana telah menjadi target musuh-musuhnya. Namun, dalam keadaan genting seperti ini, dia harus memprioritaskan keselamatan Alana di atas segalanya.Setelah meletakkan Alana di dalam mobilnya, Alden segera memacu kendaraannya menjauh dari tempat itu. Pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran dan pertanyaan tentang siapa di balik serangan itu, dan bagaimana mereka bisa menemukan solusinya.Sementara itu, Frey beserta orang-orangnya mulai melakukan penyerangan balik. Dia memang sudah mendapatkan informasi terkait mobil Alden yang dikejar oleh orang hingga berakhir di sebuah desa itu.Suara pukulan dan tembakan salih sahut di tengah kesunyian malam. Entah sudah berapa banyak korba

  • SANG MAFIA PENGUASA   110. Kembalikan Wanitaku!

    Namun, sebelum Alden bisa bereaksi, seseorang menarik tangannya dari belakang. Frey telah tiba di tempat kejadian dengan ekspresi serius di wajahnya."Tuan, kita harus pergi sekarang!" seru Frey sambil menarik Alden menjauh dari kerumunan. Alden mengangguk singkat, masih terkejut dengan kejadian yang baru saja terjadi.Dia segera mengikuti Frey, meninggalkan keributan di belakang. "Ada apa, Frey? Siapa mereka semua?" tanya Alden begitu mereka jauh dari kerumunan.Frey menghela napas. "Aku akan jelaskan semuanya di perjalanan. Tapi sekarang, kita harus cepat pergi dari sini."“Baiklah, kita jemput Alana dulu,” ucap Alden yang kemudian berlari menuju ke gubuk tua tempat mereka singgah di sana.Frey juga mengikutinya dari belakang sambil sesekali dia memerhatikan sekitarnya, memastikan tidak ada yang mengikuti mereka. Dia juga menatap kepergian pria bertopeng itu mulai menjauh dari keributan yang telah terjadi.“Sial!”Frey sedikit terkejut saat Alden keluar dengan marah-marah. Raut waja

  • SANG MAFIA PENGUASA   109. Orang yang Dikenalnya Muncul

    Alana berbaring di atas tempat tidur yang beralaskan tikar. Sementara Alden tidur di lantai yang juga beralaskan tikar.Dibandingkan kata rumah, ini lebih disebut sebagai gubuk yang sudah terbengkalai. Tapi, apa boleh buat. Mereka berdua tidak punya pilihan selain beristirahat di sana.Hari semakin gelap, dan mereka belum bisa menghubungi orang lain termasuk Frey. Alden masih memikirkan cara untuk segera keluar dari desa itu, agar tidak mengganggu warga jika mereka ketahuan berada di sana.“Alden,” panggil Alana dengan suara yang pelan.Gadis itu sama sekali tidak bisa menutup matanya. Dia memandangi langit-langit kamar yang sudah reyot itu.“Ada apa?” tanya Alden.“Aku penasaran dengan temanmu itu. Kenapa dia memakai topeng aneh?” tanya Alana tanpa basa-basi.Ya, sejak tadi Alana terus kepikiran tentang teman Alden itu. Terlihat pria itu tak berbicara dengannya, dia juga memakai topeng yang membuatnya terlihat mencurigakan.“Kenapa kau bertanya tentang dia, hem?” Alden kembali bertan

  • SANG MAFIA PENGUASA   108. Teman Baru

    Alden merasakan adrenalinnya meningkat saat situasi semakin tegang. Meskipun ia cemas dengan tindakan Alana yang terlalu berani, namun juga mengagumi keberaniannya.“Baiklah, tapi sebaiknya kau cepat,” ujar Alden sambil menekan tombol untuk membuka atap mobilnya. Suara peluru semakin keras saat menembus bodi mobil.Alana tidak membuang waktu. Begitu atap mobil terbuka, ia segera menarik pelatuk senjata api yang dipegangnya.Dor!“Cepat, kita harus keluar dari sini!” seru Alana, mata Alden memandanginya dengan campuran kekaguman dan ketegangan. Tanpa ragu, Alden menuruti perintahnya, memacu mobil dengan cepat meninggalkan tempat kejadian.Mobil mereka melaju dengan cepat, melewati jalanan yang semakin sepi dan sunyi. Sementara Alana masih berpegang teguh pada senjatanya, siap menghadapi segala kemungkinan di sepanjang perjalanan.Alden, sementara itu, berusaha mempertahankan ketenangannya meskipun hatinya berdegup kencang. Dia merenung tentang keberanian Alana, bagaimana wanita itu tib

  • SANG MAFIA PENGUASA   107. Penyerangan di Jalan

    Dia melangkah keluar dari ruangannya dengan langkah yang tegas. Pikirannya dipenuhi dengan keputusan untuk menegaskan batas-batas pribadinya, tanpa campur tangan dari siapapun, termasuk Sophia.Dalam perjalanan keluar dari kantor, Alden memikirkan rencana untuk menyelesaikan masalah ini. Dia tidak akan membiarkan campur tangan dari luar mengganggu hubungannya dengan Alana. Kepercayaan dan kebebasan adalah harga yang mahal baginya, dan dia tidak akan membiarkan siapapun mengambilnya.Alden pergi ingin menemui Alana. Dia juga tak sempat memberitahu gadis itu karena perasaannya yang benar-benar dibuat kesal oleh ucapan Sophia.Saat Alden tiba di kafe, dia melihat Alana masih duduk di sana dengan Zane. Dia menemui mereka dengan langkah mantap, wajahnya terlihat serius namun terkontrol."Alana," panggil Alden, membuat Alana dan Zane menoleh ke arahnya.Alana merasa kaget melihat Alden datang, terutama setelah percakapan singkat dengan Sophia yang masih membekas di pikirannya. Namun, dia me

  • SANG MAFIA PENGUASA   106. Cara Kami Berhubungan

    Dalam hati, Alana merasa frustrasi dengan pertemuan tersebut. Meskipun dia yakin dengan keputusannya untuk mempertahankan kemandiriannya, namun sikap Sophia membuatnya merasa kesal. Dia tidak suka jika ada orang yang berusaha mengatur hidupnya atau meragukan kemampuannya untuk membuat keputusan sendiri."Sialan! Dia pikir aku tidak tahu siapa dirinya, heh? Menyebalkan!" desis Alana dalam hati, menyesali percakapan yang baru saja terjadi. Meskipun dia berusaha memaklumi kekhawatiran Sophia, tapi cara Sophia menyampaikan pesannya membuatnya merasa tersinggung.Dengan wajah yang tegang, Alana mengambil tegukan panjang dari kopi hangatnya, berusaha menenangkan diri. Dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan tegar menghadapi situasi ini.Dering ponselnya, menglihkan perhatian Alana. Dia menghela napas panjang, sebelum menjawab telepon tersebut. “Aku sedang di kafe,” jawab Alana singkat.Namun, belum selesai dia berbicara, telepon itu lebih dulu terputus. Alana berdecak sebal, t

  • SANG MAFIA PENGUASA   105. Konflik Baru yang Menyebalkan

    “Apa yang sebenarnya kalian ributkan?” Alden bertanya disaat dia sedang berdua dengan Frey. Mendengar alasan kedua eldernya itu tak membuat sepenuhnya percaya. Alden tahu betul bagaimana sosok Frey selama bekerja dengannya.Frey menatap Alden dengan tatapan yang penuh pertanggungjawaban. Dia merasa tegang menyadari bahwa dia harus memberikan penjelasan yang meyakinkan kepada Alden.“Tuan, ini bukanlah masalah besar. Kami hanya memiliki perbedaan pendapat kecil yang berujung pada pertengkaran. Itu sudah selesai dan tidak akan mengganggu kinerja kami di masa mendatang,” jawab Frey dengan suara yang berusaha tenang.Alden menyimak penjelasan Frey dengan cermat, tetapi ada keraguan yang masih menghantui pikirannya. Dia tahu betul bagaimana dinamika kerja di dalam organisasinya, dan dia tidak akan percaya begitu saja tanpa memastikan semuanya benar-benar terselesaikan.“Apa sekarang kau menutupi sesuatu dariku, Frey?” Alden kembali mendesak.Frey menelan sal

  • SANG MAFIA PENGUASA   104. Masalah yang Tidak Ada Habisnya

    Alana menatap pria paruh baya itu dengan sikap tegas, tidak gentar meski dihadapkan pada intimidasi."Rasa terima kasih? Bagi apa? Bagi apa kamu memaksaku masuk ke dalam situasi yang bahaya? Kau harusnya tahu,aku tidak akan membiarkan siapapun memperlakukan diriku dengan semena-mena, termasuk kamu!"Pria paruh baya itu menahan kemarahannya, menyadari bahwa Alana tidak akan mundur begitu saja. Namun, ekspresi wajahnya masih penuh dengan ketidaksenangan."Ini bukan masalah terima kasih, Alana. Ini tentang keselamatanmu juga. Alden tidak akan selalu ada untuk melindungimu."Alana menahan napasnya sejenak, menimbang kata-kata pria itu dengan hati-hati. "Aku tahu bagaimana mengurus diriku sendiri, dan aku juga tahu kapan harus meminta bantuan. Jadi, jangan membuat kamu menjadi alasan mengapa aku harus bersyukur."Dengan tatapan tajam, Alana meninggalkan pria paruh baya itu sendirian dengan pikirannya. Dia tidak akan membiarkan dirinya dipermainkan atau dikuasai oleh siapapun, bahkan dalam

DMCA.com Protection Status