Pembaca nan budiman, terima kasih telah singgah dan membaca karyaku. Dukung terus dengan cara like, komen dan vote sebanyak-banyaknya. Salam sehat untuk kita semua. Tuhan memberkati...
Semester pertama telah ia lalui dengan nilai yang memuaskan. Dan sekarang, waktu liburan akan ia isi dengan kesibukan bekerja tanpa ada izin cuti sedikitpun seperti yang ia lakukan ketika dalam masa ujian karena ia butuh waktu untuk fokus menghadapi ujian. Hubungan pertemanannya dengan Mega berjalan baik. Selalu pulang bersama-sama setelah jam kuliah selesai. Kadang mereka menyempatkan diri singgah ke taman untuk sekedar duduk berdua dan saling berbagi cerita. Semuanya berjalan seperti biasa. Mike sama sekali tak ada perasaan lebih pada Mega - ia sudah seperti saudari semata wayang bagi Mike, selalu ada di saat Mike butuh bantuannya. Tugas kuliah pun kadang dikerjakan bersama-sama. Tapi Mike tak tahu seperti apa perasaan Mega padanya. Sama sekali ia belum melihat ada tanda-tanda bahwa Mega menyimpan rasa suka padanya. Mega memang selalu pandai menyembunyikan perasaannya - seperti waktu itu ketika ia harusnya kecewa ketika Mike sudah janji akan mengantarnya pulang tetapi karena Mike
"Apapun akan aku lakukan untuk bisa bersamamu, bahkan melawan dunia jika harus." Mike meraih handphonenya - memeriksa beberapa pesan waslap yang masuk. Beberapa pesan hanya berupa broadcast renungan harian Katolik. Ada juga pesan grup yang hanya ucapan selamat pagi. Tapi jarinya seketika berhenti pada sebuah pesan dari Mega. Tidak biasanya pagi-pagi sekali Mega sudah mengirim pesan. Mike mengkliknya - ia tertegun melihatnya. Benarkah ini ? SENJA ada yang berbeda pada senja yang temaram semilir angin membelai mesra aku mematung - tatapanku hampa pada baris-baris awan yang saling mengejar di udara ada yang aneh aku jelas merasakannya aku yakin aku tak salah ya, aku telah jatuh cinta pada lelaki yang mengisi hari-hariku bermalam-malam lalu masih tiada masih hampa disini di hati kecilku namun kini tiba-tiba mencekik leherku cinta; rasa itu datang tiba-tiba aku tahu aku salah aku tahu kamu marah, tak suka harusnya ia tiada tapi aku manusia biasa tak kuasa menghalau ma
Hari yang melelahkan - Mike melaju, menarik kencang gas sepeda motornya agar cepat tiba di kost. Kantuk dan lelah tak bisa ia tahan lagi. Mike ingin segera sampai dan merebahkan tubuhnya. Persetan dengan mandi dan tubuh yang bau keringat. Mike memang baru kali ini merasakannya. Selama ini ia tak pernah terlambat tidur. Apalagi waktu tidur terhitung hanya satu setengah jam. Semenjak kepergian Om Bram ia memang jadi susah tidur. Pikirannya selalu tertuju pada sosok perempuan setengah tua yang ia tinggalkan seorang diri di kampung - mengurus dirinya sendiri dan ayam-ayam di kandang. Ingin sekali rasanya ia pulang kesana. Om Bram tidak lagi membantu ibu. Tak mungkin juga istri Om Bram, tante Mery yang harus menggantikan posisi Om Bram, suaminya. Apalagi mereka tidak mempunyai anak. Tantenya sendirian. Rencananya, Tania, keponakan tante Mery yang akan tinggal bersamanya, menemani tante Mery. Belum usai memikirkan ibunya, perasaan bersalah lain muncul dalam dirinya. Mengabaikan Mega sete
"Hujan tak selalu hanya meninggalkan genangan. Ada kenangan yang juga ia tinggalkan" Mike tiba dengan cepat di kost Mega. Ia tidak butuh waktu yang lama untuk tiba karena memang Mike sudah tahu persis dimana kost Mega berada. Ia menghentikan sepeda motornya, memarkirnya dengan aman lalu melangkah masuk. Tapi ada keanehan yang ia rasakan. Tidak ada tanda-tanda ada orang di dalam kost Mega. Sejenak ia perhatikan dengan serius rak sepatu milik Mega yang diletakkan di luar. Tak ada satu pun sepatu atau sendal disana. Mike mencoba mengetuk. Benar saja. Tak ada jawaban dari dalam sana. Tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh guntur yang diikuti kilat. Ada beberapa gadis berlari kecil keluar dari kamar kost masing-masing menuju jemuran untuk mengangkat jemuran. Tak satupun dari mereka yang menyapa Mike, seolah-olah tak menyadari ada orang yang berdiri disitu. Mike pun masih mematung. Pikirannya menerawang jauh. "Dimana Mega? Ini masih siang, dan hari ini masih libur. Pergi kemana dia?" Mike b
"Ketika Anda benar-benar jatuh cinta, berbohong pun seakan-akan bukan sebuah kesalahan" Mike segera mengambil charger handphonenya untuk mengecas handphone Mega setelah mandi dan mengganti pakaiannya. Untung saja milik Mega buka merk apple atau lainnya yang berbeda dari merk android. Mike menunggu sekitar dua menit pengisian battery handphonenya Mega lalu menghidupkannya. Dengan buru-buru ia mencari kontak keluarga Mega. Mike mencarinya satu per satu lalu tangannya berhenti bergerak ketika menemukan sebuah nama. Ingin segera memencet nama itu untuk langsung memanggil tapi ia menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk tenang agar suaranya sebentar tidak kedengaran terengah-engah. Setelah ia pastikan semuanya aman, ia langsung memencet memanggil pada kontak yang bertuliskan Adikku Tania - nama yang sama dengan keponakan Tante Mery. Mike mendengar bunyi nada berdering sejenak sebelum ada suara gadis remaja menjawab. "Hallo, ka Mega. Kakak sudah sampai dimana? Tania sudah rindu ingin
Seminggu berlalu. Mike tetap menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya di hari-hari libur - sesekali mengulangi pelajaran yang sudah ia dapatkan di semester pertama. Ia merasakan ada yang kurang. Ia tahu ini kesalahannya. Mengabaikan Mega membuatnya menyesal. Sesampainya Mega di kampung, tidak ada sekalipun kabar dari Mega untuknya. Mike menantikan kabar darinya seperti seseorang yang merindukan kabar dari kekasih hatinya yang pergi jauh. Terkadang Mike berpikir bahwa ia aneh. Ketika Mega ada di dekatnya, ia memperlakukannya layaknya sahabatnya, saudarinya. Kini, ketika Mega jauh ia malah merindukannya setengah mati. Ia merasakan ada yang ikut hilang. Ketika Mega berada di dekatnya, Mike sama sekali tidak membalas perasaannya. Mike kuat dengan egonya bahwa Mega hanya seorang sahabat baginya. Sama sekali tidak ada tumbuh rasa suka pada dirinya. Mike berusaha menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya. Pergi pagi pulang malam. Berharap sedikit melupakan sosok Mega sedetik saja. Tidak memi
Mike merebahkan tubuhnya ketika tiba di kost. Pikirannya masih menerawang jauh memikirkan Tania, gadis yang ia temui barusan di taman, yang duduk sendirian di tempat biasa dia dan Mega biasa menghabiskan waktu bersama. Entah mengapa Mike terus memikirkannya - tatapan matanya yang tajam, sentuhan lembut tangannya kala menjabat tangan Mike dan juga tawanya ketika menyadari tingkah Mike yang aneh kala menawarinya tumpangan meski baru pertama kali bertemu. "Sepertinya malam ini aku tidak akan bisa tidur karena memikirkan Tania." Sama sekali tak ada lagi bayangan Mega saat ini. Tambah lagi, Mega sama sekali belum menghubunginya. Mike mengetahui ide gilanya pun dari adiknya Tania. Kini, sudah ada tiga gadis bernama Tania di hidupnya; keponakan Tante Mery, adik Mega, dan gadis yang baru saja ia temui dan kini mulai bergelantungan menghantui pikirannya. "Besok aku harus kesana lagi setelah pulang kerja," gumamnya nekat dalam hati. "Tapi kali ini aku harus memberikan sesuatu yang berkesan
"Tak ada yang salah ketika jatuh cinta. Bahkan ketika anda tak jatuh cinta pada orang yang sedang berusaha mendapatkan cintamu melainkan pada orang lain." Mike membisu setelah Tania sudah siap di belakangnya. Jantungnya berdegup kencang. Ia tak tahu apa yang harus ia katakan untuk memulai percakapan. Tania kini sudah duduk tepat di belakangnya namun dia hanya diam menatap fokus ke depan. Sesekali Mike memainkan rem, sengaja agar Tania bisa memberinya pelukan tiba-tiba. Entah apa yang merasukinya untuk melakukan ide nakal itu. Hatinya semakin berdegup kencang tak karuan. Apa yang harus ia katakan untuk memulai percakapan dengan Tania? Mike berpikir keras - bertanya-tanya dalam hati. "Pelan-pelan saja. Aku sedang tidak buru-buru," kata Tania tiba-tiba membuyarkan pikiran Mike dan memulai percakapan. Mike tersenyum kecil, kebingungannya terjawab, Tania yang akhirnya lebih dahulu mengajaknya untuk berbicara. "Maaf, Tania," sahutnya gugup. Tania kembali membisu dan menatap kosong ke
"Genggam erat tanganku dan jangan kau lepas. Aku akan semakin mencintaimu setelah ini. Percayalah."Pagi-pagi sekali Tania sudah bangun, membantu Ibu Icha memasak di dapur. Selain menyiapkan sarapan untuk pak Ujad suami ibu Icha dan Adhari anaknya, mereka juga masak untuk para pelanggan bu Icha yang bekerja di pabrik.Rasanya sudah lama sekali Tania tidak melakukan aktivitas itu lagi. Selama hidup di Jakarta, ia tak pernah memasak sebanyak ini. Makan pun selalu dibeli dari warung, sesekali memasak sendiri di kost tapi itu juga hanya sayur dan ikan.Tania tak lupa juga mengabari Novy, temannya bahwa hari ini ia akan melakukan penelitiannya. Semalam setelah sampai, ia lupa mengabari Novy karena saking seriusnya mengobrol dengan keluarga barunya."Eneng, hampura ibu teh teu bisa temanin eneng," kata bu Icha di sela-sela menyediakan sarapan ke atas meja.Tania hanya mengangguk kecil. Ia memang tak harus mem
Setelah melewati perjalanan yang panjang dan melelahkan, Tania akhirnya tiba di tempat tujuannya, Desa Margaluyu. Waktu kira-kira pukul 16.37 WIB.Berkat bantuan salah seorang teman kampusnya yang merupakan putri kelahiran Desa Margaluyu, Tania akhirnya bertemu dengan Kepala Desa setempat dan dia akhirnya diantar oleh istri bapak Kepala Desa menuju rumah Ibu Icha Nur Aida, salah satu tetangga dari Novi, temannya.Perjalanan yang melelahkan namun terbayar lunas dengan sambutan hangat dari keluarga Ibu Icha. Ibu Icha adalah seorang ibu rumah tangga, usianya 56 tahun. Ia tinggal bersama suami dan seorang anak laki-lakinya yang masih duduk di bangku SMA. Suaminya bernama pak Ujad Sudrajad.Mereka memiliki sebuah warung nasi yang menjadi tempat langganan para karyawan pabrik susu, PT. Nusantara Agri Sejati Dairy Farm. Jarak pabrik susu itu tak jauh dari rumah ibu Icha - hanya melangkahkan kaki sekitar tujuh langkah, kita sudah menginjakkan kaki di area pabrik s
Mike PoVMike telah siap di meja piketnya dan akan menjalankan tugasnya seperti biasa sebagai seorang security. Wajahnya tak menunjukan sama sekali ada keceriaan disana - ia masih memikirkan rencananya yang sudah gagal dan juga tantangan yang Tania berikan padanya.Tak berpikir panjang lebar, ia merogohkan tangan ke dalam sakunya lalu mengeluarkan handphonenya. Ia mencari nama Mega pada kontak lalu menelepon Mega."Halo, Mike. Ada apa?" Tanya Mega setelah menjawab telepon dari Mike.Mega tak menunggu waktu lama untuk menjawab telepon dari Mike karena handphonenya sedang berada di tangannya."Mega, apakah aku mengganggumu?" Tanya Mike cepat."Tidak, Mike. Ada apa?" Tanya Mega balik."Sepertinya rencana kita telah gagal, Mega. Tania akan pergi ke Sukabumi beberapa hari ke depan," kata Mike dengan suara datar."Berarti ulang tahunnya dia tidak di Jakarta?" Tanya Mega sambil mengernyitkan dahinya."Ya, Mega. Aku tak tahu lagi harus bagaimana," jawab Mike masih dengan suara datar."Apakah
Tania PoVHari yang melelahkan. Betapa tidak? Setelah lama berargumen dengan dosen pembimbingnya, akhirnya pengajuan judul skripsi Tania disetujui.Dengan wajah berseri, Tania melangkah meninggalkan ruangan dosen pembimbingnya. Ia memutuskan untuk langsung kembali ke kostnya.Tania tidak mau menunggu lagi - satu atau dua minggu kedepan, ia akan meninggalkan hiruk-pikuk kota Jalarta dan pergi ke luar kota.Untuk metode penelitian lapangan (empiris), Tania akan pergi ke daerah pelosok untuk mempelajari Perkembangan Gizi Ibu dan Anak Balita - dan tentu saja, ia akan merayakan ulang tahunnya disana.Tania memilih Desa Margaluyu, salah satu desa yang berada di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat.Tania merebahkan tubuhnya, tangannya meraih handphone dan mengirim sebuah pesan waslap pada Mike. Ia harus mengabari Mike - tak biasanya ia memutuskan untuk terlebih dahulu mengabari Mike tentang kabar baik ini."Mike, bagaimana hari-harimu? Lama tak bertemu ya. Aku harap k
Seperti biasa setelah pulang dari kampus, Mike mengajak Mega untuk singgah ke Taman Kenangan. Ia beruntung, hari ini Mega menyetujuinya - mereka kembali meski tak seperti dulu.Mega tentu saja menjaga jarak karena ia sekarang adalah kekasih Kevin. Kembali ke taman adalah salah satu hal yang akhir-akhir ini ingin ia lupakan namun karena Mike memaksanya, ia mengiyakan meskipun dalam hatinya menolak."Aku ingin berbicara denganmu, Mega. Kali ini saja. Kembali ke taman bersamaku," rengek Mike ketika keluar dari ruangan kelas tadi.Sesampainya mereka di taman, Mega tak menunggu Mike yang sedang memarkirkan sepeda motornya. Ia berjalan terlebih dahulu, toh tidak kemana-mana, pasti di tempat yang sama.Mega menunjukan aura tak berseri sama sekali. Mike menyadarinya namun ia masa bodoh. Ia tahu Mega sedang berusah menjaga jarak karena sekarang Mega adalah kekasih Kevin, temannya.Mega bukan lagi gadis bodoh yang masih mengharapkan cintanya, ia ki
Laura meletakan segelas susu ke atas meja lalu melangkah ke ranjang tidurnya. Disana masih ada Mike yang masih tidur dengan pulasnya.Entah apa yang ia mimpikan semalam dalam tidurnya, pagi-pagi sekali Laura sudah bangun dan langsung membersihkan dirinya. Ia sengaja masih mengenakan tanktop yang semalam ia kenakan.Layaknya seorang istri, Laura menyediakan segelas susu yang telah ia letakkan di atas meja. Laura memegang pundak Mike, menggoyang pelan - membangunkannya.Mike kaget dan membuka matanya, ia melihat Laura duduk di hadapannha. Ia mengusap matanya, lalu memberikan senyuman pada Laura. Laura membalas senyumnya."Kamu mengagetkanku, Laura," kata Mike setelah mengumpulkan kembali sebagian nyawanya."Bangunlah, Mike. Sudah pagi. Kamu harus ke kampus hari ini, bukan? " sahut Laura sambil berdiri meninggalkan Mike yang masih duduk di ranjang.Laura sengaja meninggalkannya karena lelaki itu masih telanjang dada. Dadanya yang bi
Tak menunggu lama bagi Mike, ia segera menuruti permintaan Laura. Ia menggendong Laura dan membawanya ke ranjang. Tatapan matanya sedikitpun tak beralih dari tatapan mata Laura yang menatapnya dengan penuh nafsu saat ini.Mike lalu membuka bajunya dan membiarkan tubuhnya tak ditutupi apa-apa lagi. Batangnya yang sedari tadi sudah tegak sepenuhnya membuat tatapan Laura langsung berpindah ke situ. Mike mengabaikan perasaan malunya saat ini bahwa untuk pertama kalinya ia telanjang di hadapan seorang gadis. Ia juga tak peduli bahwa ukuran batangnya besar atau kecil menurut Laura.Nafsu telah mengalahkan semua itu dan ia tak bisa berbuat apa-apa lagi selain menyelesaikan apa yang harus ia selesaikan malam ini.Laura perlahan bangun dari ranjang dan mendorong tubuh Mike yang sudah tak mengenakan apa-apa lagi. Laura memang lebih berpengalaman jika dibanding dengan Mike meskipun pengalaman percintaaannya tidak didasari rasa cinta.Mike pasrah de
Tak bisa lagi menahan semuanya, Mike lalu menyambutnya, membalas dengan mesra ciuman Laura padanya kemudian mendorong tubuh Laura dengan lembut hingga terjatuh kembali ke ranjang.Dengan posisi seperti itu, siapapun lelaki yang memandangnya tentu tak akan menahan diri untuk segera menjamahnya saat itu juga.Mike perlahan naik ke atas ranjang, berniat untuk memangkas jarak diantara mereka berdua. Namun Laura memikirkan hal lain. Ia tidak ingin Mike yang mendominasinya.Laura tahu betul bahwa Mike belum pernah melakukan hal ini sehingga dirinyalah yang harus memulainya. Ia dapat melihat dengan jelas keraguan dari tatapan Mike padanya.Laura kemudian bangun dari ranjang lalu menarik Mike ikut bersamanya. Perlahan, ia menggiring Mike mengikutinya kembali ke ruang tamu, kembali ke atas sofa.Jari telunjuk Laura menyentuh dengan lembut dan manja pada dada bidang Mike, bergerak pelan membentuk sebuah garis tak lurus lalu secepat kilat mendorong Mike agar jatuh dan duduk ke atas sofa.Mike ha
Mike mendehem pelan. Ia memegangi resleting jaket dan menariknya ke bawah, membuka jaketnya. Ia menuruti saran Laura karena ia memang merasa gerah.Namun ia merasa gerah bukan karena hawanya panas di dalam kamar Laura melainkan situasi yang belum pernah ia rasakan: berdua dengan seorang gadis yang berpakaian seksi di hadapannya.Sementara Laura masih tetap tenang pada posisinya. Tanpa mereka sadari sudah satu jam berlalu. Mereka masih berkutat dengan perasaan masing-masing.Laura merasa malu terhadap dirinya sendiri yang berani menampakan lekuk tubuhnya sedangkan Mike, kegusaran nampak jelas di wajahnya. Ia telah mandi keringat semenjak masuk ke dalam kamar hotel Laura.Kata-kata Laura terakhir masih terekam jelas. Ia berharap, Tania tidak akan meninggalkannya sama seperti apa yang Laura lakukan padanya.Ia tidak menyalahkan Laura dalam hal ini. Ia mendukung Laura, baginya apa yang dilakukan sebagai anak untuk menyelamatkan orang tuanya yang dililit hutang sudah tepat.Perpisahan Laur