"Tak ada yang salah ketika jatuh cinta. Bahkan ketika anda tak jatuh cinta pada orang yang sedang berusaha mendapatkan cintamu melainkan pada orang lain." Mike membisu setelah Tania sudah siap di belakangnya. Jantungnya berdegup kencang. Ia tak tahu apa yang harus ia katakan untuk memulai percakapan. Tania kini sudah duduk tepat di belakangnya namun dia hanya diam menatap fokus ke depan. Sesekali Mike memainkan rem, sengaja agar Tania bisa memberinya pelukan tiba-tiba. Entah apa yang merasukinya untuk melakukan ide nakal itu. Hatinya semakin berdegup kencang tak karuan. Apa yang harus ia katakan untuk memulai percakapan dengan Tania? Mike berpikir keras - bertanya-tanya dalam hati. "Pelan-pelan saja. Aku sedang tidak buru-buru," kata Tania tiba-tiba membuyarkan pikiran Mike dan memulai percakapan. Mike tersenyum kecil, kebingungannya terjawab, Tania yang akhirnya lebih dahulu mengajaknya untuk berbicara. "Maaf, Tania," sahutnya gugup. Tania kembali membisu dan menatap kosong ke
"Sungguh, tak ada satu pun lelaki yang menghendaki perkelahian antara dua gadis karena dirinya"Di dalam kamar kost, Mike sedang gelisah - seperti orang yang akan gila memikirkan hutang yang tidak bisa dibayar.Ia mondar-mandir tak jelas sendirian di dalam kamar. Pikirannya kacau. Sesekali menggaruk-garuk kepalanya, melirik handphone dan kembali berjalan mondar-mandir mengitari meja di dalam kamar kost hingga beberapa kali.Jika Anda pernah melihat seekor binatang peliharaan yang dimasukkan ke dalam sebuah kurungan, seperti itulah Mike saat ini.Hari ini ia kebetulan ia masih off kerja, besok ia akan masuk shift malam. Mike mengira hari ini ia akan menghabiskan waktunya bersama Tania. Berjalan-jalan mengelilingi Jakarta, mengunjungi beberapa taman, dan mungkin singgah ke beberapa tempat makan jika lapar.Bisa jadi juga mereka akan ke Ancol, membiarkan tubuh mereka terbakar oleh panas matahari yang menyengat, berjalan di pinggir laut dan Mike bisa mendapati pemandangan indah ketika ang
"Anda akan menjadi benar-benar gila ketika menyadari anda telah melakukan hal gila demi seseorang atas nama cinta"Mike berusaha melupakan semua pikiran yang mengganggunya seharian - memikirkan Tania yang sama sekali tidak memberikan kabar padanya untuk bertemu, memikirkan Mega yang akan kembali dan memintanya untuk menjemputnya di bandara.Ia berusaha keras mencari cara agar ia bisa menyelesaikan persoalannya dengan Mega, menjelaskan bahwa ia tidak bisa menerima Mega untuk menjadi kekasihnya.Mike tahu ia melakukan ini bukan karena ia telah jatuh cinta pada Tania tapi karena ia memang tidak mau menjadikan Mega kekasihnya. Ia hanya ingin Mega akan mencintai dia sebagai sahabat, sebagai saudaranya.Memikirkan ini membuatnya kelelahan hingga tertidur. Mike lupa apa yang ia pikirkan terakhir sebelum akhirnya ia tertidur pulas. Benar-benar melelahkan dan membingungkan.Mike tersadar dari tidurnya lalu membuka matanya menyadari hari sudah pagi. Dengan cepat ia meraih handphone, menyalakan
"Sepertinya pada dirimu aku telah menemukan tuan atas puisi-puisiku yang telah lama membisu"Mike masih tertegun. Kakinya gemetar, tak bisa melangkah. Ia bediri di depan meja, sedikit menunduk menatap kosong pada meja di kamar kostnya yang terbuat dari papan lalu difernis rapi.Kedua tangannya menopang di atas meja.Pikirannya berkecamuk hebat. Masih terngiang dengan jelas di telinganya kata-kata Mega barusan.Mike mencoba melupakan, menganggap biasa saja karena ia tidak akan memaksakan kehendaknya untuk luluh dan membalas cinta Mega padanya tetapi penegasan Mega tadi benar-benar mengganggunya.Mike bisa saja dengan jelas mengatakan pada Mega bahwa ia tidak akan bisa menerima cinta Mega. Mike bisa saja mengabaikannya tetapi ia tidak bisa. Yang ia pikirkan sekarang adalah Tania, apa yang akan terjadi jika ia menolak Mega dan Mega tahu ia mencintai gadis lain.Mike mundur seketika dan mendapati ranjangnya. Ia merebahkan tubuhnya, m
"Sahabat adalah segalanya. Ia mampu mengangkat dan meringankan bebanmu ketika kamu berada di luar rumahmu. Ia bisa kamu jadikan bahu untuk bersandar sejenak jika kamu lelah dengan hidupmu."Mike memarkirkan sepeda motornya lalu masuk ke dalam kamar kostnya. Ia mengganti setelan kerjanya dengan setelah jersey tim sepak bola kesayangannya, Barcelona.Di bagian punggung jerseynya bertuliskan nama pemain kebanggan tim itu, Messi yang bernomor punggung sepuluh. Hari ini ia tidak akan kemana - mana jadi ia memutuskan untuk mengenakan jersey ini untuk bersantai di kostan.Mike memang seperti itu jika sudah menjalankan tugas shift malamnya, tidak ingin kemana-mana. Hanya ingin melepas lelah, mengistirahatkan penat setelah bekerja, dan mencoba melupakan persoalan cintanya bersama Mega dan Tania."Ah, lagi-lagi urusan cinta yang harus dipikirkan."Setelah mengganti pakaian, Mike melangkah menuju tempat dimana dispenser diletakkan kemudian mengambil air minum. Ia menenggak kurang lebih tiga gela
Mike segera membuka pintu kamar kostnya ketika mendengar suara sepeda motor berhenti di lorong gang tepat di depan kost.Dengan jelas ia melihat seseorang sedang menghentikan sepeda motornya lalu mengambil handphone dari sakunya.Mike sengaja membiarkan - menyaksikan orang itu kebingungan mencari kostnya. Lalu seketika itu juga Mike mendengar handphonenya berdering di dalam kamar. Mike membiarkannya tanpa mempedulikannya.Mike masih berdiri menatap Kevin sambil tertawa kecil. Ia terus memperhatikannya dari depan kostnya. Dia menurunkan handphone dari telinganya lalu mengarahkan pandangannya mencari ke sekeliling.Tentu saja Kevin kebingungan. Alamat yang telah Mike kirimkan memang benar dan dia telah sampai tetapi yang mana kamar kost Mike, dia tentu tidak mengetahuinya. Mike tersenyum kecil memandanginya."Hahaha, kamu sengaja tidak menjawab teleponku ya. Dasar," celoteh Kevin ketika pandangan matanya menemukan Mike sedang berdiri memandanginya. Ia sama sekali tidak melupakan Mike me
Mike baru saja tiba di tempat kerja. Setelah serah terima shift jaga, ia mengambil alih tugas di meja utama pintu masuk hotel. Jam-jam seperti ini memang banyak tamu yang berkunjung - ada yang sendiri, ada yang membawa pasangan. Ia menyapa satu per satu tamu yang berkunjung dan memeriksa setiap mereka yang datang.Hal seperti ini ia lakukan sudah hampir tiga tahun semenjak ia diterima bekerja disini sebagai security.Mike bersyukur bahwa pekerjaan ini dapat membantu kehidupannya dan juga kini membantu biaya kuliahnya. Jadi tak salah jika Mike sangat mencintai pekerjaannya.Tidak seperti malam-malam sebelumnya, malam ini ia lebih fokus pada pekerjaan. Pikirannya tidak terbagi antara Mega dan juga Tania.Setelah pertemuannya tadi pagi dengan Kevin, ia sudah memutuskan untuk mengenalkan Mega kepada Kevin. Ia bisa memanfaatkan kesempatan ini - Kevin pintar bermain musik; bermain gitar dan piano. Sedangkan Mega, gadis yang berbakat menulis puisi, ia nanti bisa menyandingkan mereka pada seb
Mike memarkirkan sepeda motornya disamping sepeda motor para pengunjung yang lain. Penjaga parkiran, seorang bapak setengah tua menyalaminya. Dia mengenali Mike karena sudah beberapa kali mampir kesini."Baru muncul lagi nih bang," kata bapak setengah tua penjaga parkiran itu menyapa Mike dengan dialek Jakartanya.Mike membalas sapaannya sambil memberikan senyuman pada bapak setengah tua itu. Mega masih berdiri menunggunya.Mike dan Mega kembali ke taman - Mike menjemputnya di kostnya menepati janjinya tadi pagi. Setelah hampir sebulan tidak bertemu dengannya, malam ini Mega dan Mike kembali bertemu di taman ini - taman yang pada malam-malam sebelumnya Mike bersama Mega menghabiskan waktu mereka, hanya berdua, sekedar melepas lelah setelah pulang dari kampus.Mike melangkah menuju trotoar jalan tempat Mega berdiri setelah memastikan sepeda motornya sudah diparkir dengan aman, menyapa penjaga parkir itu sekali lagi lalu
"Genggam erat tanganku dan jangan kau lepas. Aku akan semakin mencintaimu setelah ini. Percayalah."Pagi-pagi sekali Tania sudah bangun, membantu Ibu Icha memasak di dapur. Selain menyiapkan sarapan untuk pak Ujad suami ibu Icha dan Adhari anaknya, mereka juga masak untuk para pelanggan bu Icha yang bekerja di pabrik.Rasanya sudah lama sekali Tania tidak melakukan aktivitas itu lagi. Selama hidup di Jakarta, ia tak pernah memasak sebanyak ini. Makan pun selalu dibeli dari warung, sesekali memasak sendiri di kost tapi itu juga hanya sayur dan ikan.Tania tak lupa juga mengabari Novy, temannya bahwa hari ini ia akan melakukan penelitiannya. Semalam setelah sampai, ia lupa mengabari Novy karena saking seriusnya mengobrol dengan keluarga barunya."Eneng, hampura ibu teh teu bisa temanin eneng," kata bu Icha di sela-sela menyediakan sarapan ke atas meja.Tania hanya mengangguk kecil. Ia memang tak harus mem
Setelah melewati perjalanan yang panjang dan melelahkan, Tania akhirnya tiba di tempat tujuannya, Desa Margaluyu. Waktu kira-kira pukul 16.37 WIB.Berkat bantuan salah seorang teman kampusnya yang merupakan putri kelahiran Desa Margaluyu, Tania akhirnya bertemu dengan Kepala Desa setempat dan dia akhirnya diantar oleh istri bapak Kepala Desa menuju rumah Ibu Icha Nur Aida, salah satu tetangga dari Novi, temannya.Perjalanan yang melelahkan namun terbayar lunas dengan sambutan hangat dari keluarga Ibu Icha. Ibu Icha adalah seorang ibu rumah tangga, usianya 56 tahun. Ia tinggal bersama suami dan seorang anak laki-lakinya yang masih duduk di bangku SMA. Suaminya bernama pak Ujad Sudrajad.Mereka memiliki sebuah warung nasi yang menjadi tempat langganan para karyawan pabrik susu, PT. Nusantara Agri Sejati Dairy Farm. Jarak pabrik susu itu tak jauh dari rumah ibu Icha - hanya melangkahkan kaki sekitar tujuh langkah, kita sudah menginjakkan kaki di area pabrik s
Mike PoVMike telah siap di meja piketnya dan akan menjalankan tugasnya seperti biasa sebagai seorang security. Wajahnya tak menunjukan sama sekali ada keceriaan disana - ia masih memikirkan rencananya yang sudah gagal dan juga tantangan yang Tania berikan padanya.Tak berpikir panjang lebar, ia merogohkan tangan ke dalam sakunya lalu mengeluarkan handphonenya. Ia mencari nama Mega pada kontak lalu menelepon Mega."Halo, Mike. Ada apa?" Tanya Mega setelah menjawab telepon dari Mike.Mega tak menunggu waktu lama untuk menjawab telepon dari Mike karena handphonenya sedang berada di tangannya."Mega, apakah aku mengganggumu?" Tanya Mike cepat."Tidak, Mike. Ada apa?" Tanya Mega balik."Sepertinya rencana kita telah gagal, Mega. Tania akan pergi ke Sukabumi beberapa hari ke depan," kata Mike dengan suara datar."Berarti ulang tahunnya dia tidak di Jakarta?" Tanya Mega sambil mengernyitkan dahinya."Ya, Mega. Aku tak tahu lagi harus bagaimana," jawab Mike masih dengan suara datar."Apakah
Tania PoVHari yang melelahkan. Betapa tidak? Setelah lama berargumen dengan dosen pembimbingnya, akhirnya pengajuan judul skripsi Tania disetujui.Dengan wajah berseri, Tania melangkah meninggalkan ruangan dosen pembimbingnya. Ia memutuskan untuk langsung kembali ke kostnya.Tania tidak mau menunggu lagi - satu atau dua minggu kedepan, ia akan meninggalkan hiruk-pikuk kota Jalarta dan pergi ke luar kota.Untuk metode penelitian lapangan (empiris), Tania akan pergi ke daerah pelosok untuk mempelajari Perkembangan Gizi Ibu dan Anak Balita - dan tentu saja, ia akan merayakan ulang tahunnya disana.Tania memilih Desa Margaluyu, salah satu desa yang berada di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat.Tania merebahkan tubuhnya, tangannya meraih handphone dan mengirim sebuah pesan waslap pada Mike. Ia harus mengabari Mike - tak biasanya ia memutuskan untuk terlebih dahulu mengabari Mike tentang kabar baik ini."Mike, bagaimana hari-harimu? Lama tak bertemu ya. Aku harap k
Seperti biasa setelah pulang dari kampus, Mike mengajak Mega untuk singgah ke Taman Kenangan. Ia beruntung, hari ini Mega menyetujuinya - mereka kembali meski tak seperti dulu.Mega tentu saja menjaga jarak karena ia sekarang adalah kekasih Kevin. Kembali ke taman adalah salah satu hal yang akhir-akhir ini ingin ia lupakan namun karena Mike memaksanya, ia mengiyakan meskipun dalam hatinya menolak."Aku ingin berbicara denganmu, Mega. Kali ini saja. Kembali ke taman bersamaku," rengek Mike ketika keluar dari ruangan kelas tadi.Sesampainya mereka di taman, Mega tak menunggu Mike yang sedang memarkirkan sepeda motornya. Ia berjalan terlebih dahulu, toh tidak kemana-mana, pasti di tempat yang sama.Mega menunjukan aura tak berseri sama sekali. Mike menyadarinya namun ia masa bodoh. Ia tahu Mega sedang berusah menjaga jarak karena sekarang Mega adalah kekasih Kevin, temannya.Mega bukan lagi gadis bodoh yang masih mengharapkan cintanya, ia ki
Laura meletakan segelas susu ke atas meja lalu melangkah ke ranjang tidurnya. Disana masih ada Mike yang masih tidur dengan pulasnya.Entah apa yang ia mimpikan semalam dalam tidurnya, pagi-pagi sekali Laura sudah bangun dan langsung membersihkan dirinya. Ia sengaja masih mengenakan tanktop yang semalam ia kenakan.Layaknya seorang istri, Laura menyediakan segelas susu yang telah ia letakkan di atas meja. Laura memegang pundak Mike, menggoyang pelan - membangunkannya.Mike kaget dan membuka matanya, ia melihat Laura duduk di hadapannha. Ia mengusap matanya, lalu memberikan senyuman pada Laura. Laura membalas senyumnya."Kamu mengagetkanku, Laura," kata Mike setelah mengumpulkan kembali sebagian nyawanya."Bangunlah, Mike. Sudah pagi. Kamu harus ke kampus hari ini, bukan? " sahut Laura sambil berdiri meninggalkan Mike yang masih duduk di ranjang.Laura sengaja meninggalkannya karena lelaki itu masih telanjang dada. Dadanya yang bi
Tak menunggu lama bagi Mike, ia segera menuruti permintaan Laura. Ia menggendong Laura dan membawanya ke ranjang. Tatapan matanya sedikitpun tak beralih dari tatapan mata Laura yang menatapnya dengan penuh nafsu saat ini.Mike lalu membuka bajunya dan membiarkan tubuhnya tak ditutupi apa-apa lagi. Batangnya yang sedari tadi sudah tegak sepenuhnya membuat tatapan Laura langsung berpindah ke situ. Mike mengabaikan perasaan malunya saat ini bahwa untuk pertama kalinya ia telanjang di hadapan seorang gadis. Ia juga tak peduli bahwa ukuran batangnya besar atau kecil menurut Laura.Nafsu telah mengalahkan semua itu dan ia tak bisa berbuat apa-apa lagi selain menyelesaikan apa yang harus ia selesaikan malam ini.Laura perlahan bangun dari ranjang dan mendorong tubuh Mike yang sudah tak mengenakan apa-apa lagi. Laura memang lebih berpengalaman jika dibanding dengan Mike meskipun pengalaman percintaaannya tidak didasari rasa cinta.Mike pasrah de
Tak bisa lagi menahan semuanya, Mike lalu menyambutnya, membalas dengan mesra ciuman Laura padanya kemudian mendorong tubuh Laura dengan lembut hingga terjatuh kembali ke ranjang.Dengan posisi seperti itu, siapapun lelaki yang memandangnya tentu tak akan menahan diri untuk segera menjamahnya saat itu juga.Mike perlahan naik ke atas ranjang, berniat untuk memangkas jarak diantara mereka berdua. Namun Laura memikirkan hal lain. Ia tidak ingin Mike yang mendominasinya.Laura tahu betul bahwa Mike belum pernah melakukan hal ini sehingga dirinyalah yang harus memulainya. Ia dapat melihat dengan jelas keraguan dari tatapan Mike padanya.Laura kemudian bangun dari ranjang lalu menarik Mike ikut bersamanya. Perlahan, ia menggiring Mike mengikutinya kembali ke ruang tamu, kembali ke atas sofa.Jari telunjuk Laura menyentuh dengan lembut dan manja pada dada bidang Mike, bergerak pelan membentuk sebuah garis tak lurus lalu secepat kilat mendorong Mike agar jatuh dan duduk ke atas sofa.Mike ha
Mike mendehem pelan. Ia memegangi resleting jaket dan menariknya ke bawah, membuka jaketnya. Ia menuruti saran Laura karena ia memang merasa gerah.Namun ia merasa gerah bukan karena hawanya panas di dalam kamar Laura melainkan situasi yang belum pernah ia rasakan: berdua dengan seorang gadis yang berpakaian seksi di hadapannya.Sementara Laura masih tetap tenang pada posisinya. Tanpa mereka sadari sudah satu jam berlalu. Mereka masih berkutat dengan perasaan masing-masing.Laura merasa malu terhadap dirinya sendiri yang berani menampakan lekuk tubuhnya sedangkan Mike, kegusaran nampak jelas di wajahnya. Ia telah mandi keringat semenjak masuk ke dalam kamar hotel Laura.Kata-kata Laura terakhir masih terekam jelas. Ia berharap, Tania tidak akan meninggalkannya sama seperti apa yang Laura lakukan padanya.Ia tidak menyalahkan Laura dalam hal ini. Ia mendukung Laura, baginya apa yang dilakukan sebagai anak untuk menyelamatkan orang tuanya yang dililit hutang sudah tepat.Perpisahan Laur