공유

Menambah Rute

작가: Wafa Farha
last update 최신 업데이트: 2024-10-29 19:42:56

“Eh … Eum … Qinara dan Dewa gak di sini. Mereka di Afrika.” Pria itu memegangi jemari istrinya yang dipenuhi pertanyaan di kepalanya.

Dia menatap dalam pada sosok lengkung paras Kalila yang membingkai indah dan mulus. Kesempurnaan ciptaan Allah yang tiada bandingannya dengan makhluk lain. Wanita yang menjaga auratnya dan taat akan sangat berharga seperti kerang yang di dalamnya terdapat mutiara mungil cantik.

“Maksud Mas?!” Kalila menautkan kedua pelipisnya berusaha menerka maksud suaminya. “Apa yang sebenarnya terjadi? Jelaskan Mas?” Penasaran Kalila yang sedari tadi tertahan di ubun-ubunnya akhirnya keluar juga.

“Eh … Eum … ” Dareen bingung harus mulai dari mana.

“We have arrived, sir.” Sopir menghentikan mobilnya tepat di depan bibir Gedung hotel yang megah menjulang tinggi.

Pandangan Dareen seketika berbinar kala sudah di depan hotel.

&l

잠긴 챕터
앱에서 이 책을 계속 읽으세요.

관련 챕터

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Semua Rencana Papi

    “Kenapa sayang? Siapa yang …?” tanya Dareen yang tiba – tiba terbangun karena mendengar kabar buruk dari bibir tipis nan berisi milik istrinya.“Maafin nenek, Kalila …” terdengar samar-samar suara isak tangis nenek dari ponsel yang dilekatkan di telinga istrinya.“Nek …” ucapan Kalila menggantung kala nenek mematikan ponselnya.‘Ini gak mungkin. Jadi yang waktu di rumah itu …? Lalu sekarang …? Apa ini karma Qinara? Tapi, kenapa juga nenek harus minta maaf?’ Ribuan pertanyaan menumpuk di kepala wanita itu.Kalila menatap kosong karena masih syok mendengar berita dari neneknya lewat telepon.Sosok adiknya yang begitu dibencinya karena sempat mengacaukan separuh hidupnya. Dengan dalih hamil, dia berhasil membuat perhatian semua orang. Bahkan mama pun tega mendukung rencana jahatnya. Sangat menyakitkan adik dan mama yang disayanginya melakukan hal sepicik itu demi

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Tenggelam dalam Pelukan

    Dareen menggeser tubuh kekarnya dan duduk menghadap istrinya yang sedari tadi bersandar di ranjang di bawah satu selimut. Dirangkulkanya kedua jemari istrinya dengan mesra sembari menarik napas panjang untuk menghilangkan rasa cemasnya.‘Semoga Kalila gak marah.’ Dareen menelan saliva sekali teguk.“Qinara dan Dewa di Tanzania Afrika, itu sudah direncanakan … sama … Papi.” Dareen sesekali memandang istrinya lalu menunduk. Merasa bersalah.Ada rasa takut yang sekilas menghampiri pria itu jika kejujuran ini terdengar oleh Kalila. Terlebih, sedari tadi wanita di hadapannya ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Namun jika tidak diungkapkan akan lebih menyakitkan bagi istrinya. Akan lebih baik mendengar langsung dari bibirnya meski juga membuat wanita di hadapannya akan tersentak kaget.“Apa?!” Kalila menautkan kedua alisnya dengan mulut menganga seperti ekspresi dugaan Dareen.“Dengarkan s

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Nasib Dewa dan Qinara

    Entah kenapa, lama-lama perasaannya luluh. Apa karena kelelahan? atau karena suaminya yang membuat dekapannya terasa hangat? Apapun itu, saat ini Kalila hanya ingin menenggelamkan diri dalam pelukan mesra suaminya yang masih dalam satu selimut.Hingga akhirnya tubuh wanita itu terasa berat bersandar dengan kelopak mata terpejam. Kontan Dareen membaringkan istrinya bersamaan dengan dirinya. Menyandarkan lengannya sebagai bantal dan merangkul tubuh langsingnya. Wajah pria itu hanya berjarak kurang dari satu centimeter menatap mesra istrinya yang tengah terlelap.“Lucu banget kamu sayang.” Dareen menahan cekikikannya sembari mengingat eskpresi istrinya yang tadinya penuh emosi, sekarang bisa tenang di pelukannya.Pria itu pun ikut hilang kesadaran entah berapa lama.Tiba-tiba Dareen terbangun kala mendengar suara gemericik air. Tersadar wanita disampingnya sudah tak ada. Pandangannya mengarah ke kamar mandi sambil tersenyum mengingat kejadian tad

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Pingsan

    Secepat kilat Dareen menahan tangan wanita itu hingga membuat wajah istrinya memanas kala menatap mata elang itu yang tak berkutik. Wajah suaminya kian makin mendekat.“Wanitaku lagi omes nih. Mau aku wujudkan?”Pria benar-benar membuat Kalila seperti terbang tiba-tiba terhempas jatuh ke dasar. Hal yang paling menyebalkan dari karakter seorang Dareen. Cerdasnya dia mampu membuat hati wanitanya yang sedari tadi kegeeran bisa menjadi tak berdaya karena salah tingkah.Kontan wanita itu menyeruduk keras batok kepala suaminya."Argh!" Dareen menjerit kesakitan sembari mengusap kedua pelipisnya."Augh!" jeritnya lagi dengan melangkah mundur. Masih teras cenat cenut efek benturan keras."Mau suamimu amnesia?!" gerutu Dareen dengan bibir mencucu."Mas juga sih. Goda lagi. Nyebelin tau gak. Gak tau tuh, berapa cewek yg trgoda. Oh, itu si Clara kayaknya tergoda tuh.ck." Cerocos Kalila mencebik kesal kala tiba-tiba terlintas di otakn

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Bertemu Masa Lalu

    Terlihat seorang wanita tak sadarkan diri tergeletak tepat di depan mobil sewaan mereka. Kontan Kalila mendekati wanita itu dan menggoyangkan lengannya. Namun dia masih tak sadarkan diri.“Hey … Wake up!" Kali mengangkat kepala wanita itu yang sedari tadi tertutup oleh rambutnya.Disibakkannya rambut agar terlihat jelas.Wajah wanita blesteran cantik ditambah penambilannya yang rapi dengan blezzer dan rok slim panjang sebetis.“Clara?!” Dareen yang tepat di belakang istrinya gercep meraih tubuh wanita itu dan menggendongnya menuju mobil bagian tengah.‘Tunggu … kenapa dia menggendongnya?’ bola mata kalila melebar kala melihat suaminya berani di depannya menggendong seorang wanita yang bukan mahram.Ingin terucap kata ‘jangan’, tetapi bibir ini terasa tertahan. Rasanya ada menggema di hati.‘Kok bisa dengan mudahnya priaku respect begitu cepatnya. Emang siapa wanita itu?&rsq

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Kegilaan Seorang Wanita

    “Lalu perasaanmu ke aku gimana, Mas. Mas bisa menjamin bawa pulang?” Ketakutan Kalila akan cinta Dareen mulai sirna.“Maksudmu?!”“Selama di mobil, Mas kepikiran Clara kan? Khawatir sama dia kan?” Kalila menaikkan suaranya. Tak tahan dengan cara suaminya memutuskan hal sepihak tanpa memikirkan bagaimana perasaan seorang istri.“Tenang aja, kita akan balik ke bandara dan bisa pulang. Insya Allah.” Dareen menggenggam jemari istrinya untuk meyakinkannya.Pria itu meyakinkan istrinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sebenarnya Dareen sangat memahami betul apa maksud ucapan istrinya, terlebih lagi Clara yang menjadi penyebab Kalila bereaksi seperti ini.Bukannya Dareen menolak permintaan istrinya, tapi ada yang lebih penting dari ini. Pria itu harus menemui Clara. Menyelesaikan hal yang sempat tertunda. Memberikan sesuatu yang harus dikembalikan. Hanya kali ini saja. Berharap dengan bertemu dengan wanit

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Don’t Touch Me

    “Ayo kita pulang.” Dareen mengajak Kalila memasuki mobil. Wanita itu pun pasrah mengikuti langkah suaminya.Terlihat sopir telah menunggu mereka dari tadi. Dua puluh menit waktu tersita kala pasangan halal itu bertemu dengan Clara.Wanita blesteran itu meninggalkan banyak pertanyaan menancap di kepala Kalila. ‘Ada rahasia apa suamiku dengan Clara?’“Tentang hubungan Mas sama Clara ... Aku gak mau menghabiskan waktuku di pesawat dengan pikiran yang jelek tentang Mas.” Kalila akhirnya mengeluarkan unek-uneknya yang sedari tadi ditahan. Permasalahan ini harus selesai agar tidak mengganjal dan menyesakkan hati.“Pertama ... Aku gak ada hubungan apapun dengan Clara. Papi yang menjodohkan. Kedua ... Aku hanya bertemu dengannya cuma sekali. Itu pun karena insiden …” Dareen menggantung ucapannya.“Insiden? Ehem …” Wanita di sebelahnya memicingkan mata.“Ehh, gak! First k

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   It’s Show Time

    “Kamu gak apa-apa sayang?” Dareen mengerutkan kening sambil menatap istrinya yang selama perjalanan naik pesawat mual dan muntah. Perasaan cemas menyelimutinya.Pasangan romantis ini sedang tidak mau bermesraan. Sedari tadi hingga tiba di bandara area kedatangan international, raut wajah Dareen dan Kalila tampak serius. Lebih tepatnya, yang satu sedang tak enak badan, yang satunya lagi tengah khawatir pada pasangannya.Kalila hanya menggeleng. Wanita itu duduk di serambi mushola bandara dan bersandar pada dada suaminya yang sedari tadi setia menemaninya.“Rasanya gak enak perutnya. Masuk angin mungkin ya Mas.”“Aku olesin minyak fresh care lagi ya?”Pria itu meraih tas selempangan istrinya lalu merogoh ke dalamnya. Diambilnya botol kecil lalu diusapkannya ke leher Kalila dibalik hijabnya yang panjang. Tak lama wanita itu meraih botol lalu mengusapkannya ke area perut.Entah kenapa hawanya tidak enak, kerin

최신 챕터

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Tak Ada Angin dan Hujan, Dia Datang

    “Nenek … Nenek … Nenek …” tak hanya Kalila, satu pasukan dikerahkan mencari keberadaan sang nenek.Satu perumahan ditelusuri. Dari rumah ke rumah yang kebanyakan sepi karena menjelang siang hari. Langkah kaki yang berlari kecil seiring keringat yang mengalir di sekujur tubuh. Semakin lama kaki terasa berat melangkah.Kecuali Kalila yang pasca melahirkan, dia hanya berjalan santai menyusuri gang rumahnya saja, sementara yang lain berjalan ke arah gang sebelah. Gang demi gang ditelusuri Qinara, dewa dan Dareen. Pastinya capek dan sangat melelahkan.Entah terlintas begitu saja di kepala Kalila, pikiran tentang seseorang yang tinggal di depan perumahannya. Kontan wanita berhijab ceruty itu mendekati suaminya yang hanya tiga meter darinya.“Mas, bisa bawa mobil? Antarin aku ke depan sekarang,’ titah wanita itu.“Buat apa?” tanya

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Waktu yang Salah

    Rasa kantuk menghadang membuat Kalila tak kuat membuka lebar kelopak matanya. Kedua matanya terasa berat sekali, dua lengannya terasa lemas seolah hawa dingin menyerang tubuhnya hingga rasanya ingin sekali rebahan. Malam yang melelahkan hingga akhirnya wanita itu memejamkan mata sesaat.“Kalila! Kalila!” Seorang wanita yang tak asing memanggilnya.“Eh …” Kalila membuka mata dengan lilir melihat siapa wanita yang menepuknya sedari tadi.“Bayimu! Zubair” Mama menepuk lengannya berkali-kali dengan menautkan dua alisnya.Mendengar nama bayinya langsung melebarkan mata sempurna. Ingat kalau dirinya tengah menyusui putranya hingga tidur tertunduk. Tak menyadari Zubair di pangkuannya.“Zubair!” Kontan Kalila menegakkan tubuhnya sembari kepalanya menunduk untuk melihat putranya.Ternyata Zubair ketindihan tubuh b

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Malam yang Melelahkan

    “Duh, kenapa gak diangkat lagi. Astaghfirullah … sabarkan yaa Allah.” Kalila melipat dua bibirnya sembari memainkan dua jempol tangannya. Terlihat kecemasan di raut wajahnya.Jam dinding menunjukkan jam 5 lebih di sore hari menjelang maghrib. Angin sepoi-sepoi menembus jendela kamar wanita itu.Bayi Zubair yang sedari tadi terlelap, tiba-tiba saja menangis begitu saja. Kalila spontan terhenyak dari lamunannya. Tak tega mengdengar bayinya yang bersuara lebih kencang. Dia akhirnya mendekati box bayi, menggendongnya perlahan. Wanita itu merebahkan bokongnya sembari memangku lembut sang bayi yang akhirnya terdia. Mengeluarkan jusur jitu asi favorit putranya.“Kemana kabar abamu sayang,” gumam Kalila sembari mengecup kening putranya.Sejak tadi malam hingga sekarang Dareen susah dihubungi. Lebih tepatnya jarang menghubungi Kalila hingga sekarang. Terakhir kabar dari Dareen h

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Akal Bulus

    Dareen berbalik arah dan meraih handuk yang menggantung di samping kamar mandi. Digulung-gulungnya ke telapak tangan kanannya. Kemudian pria itu berbalik arah. Dan dengan cepat mendorong kuat lengan kiri wanita itu hingga menabrak dinding.Ini satu-satu cara agar menyentuhnya tanpa tersentuh. Dareen sangat memahami bahwa haramnya menyentuh yang bukan mahramnya. Bahkan Hadost riwayat Thobroruni menjelaskan kalau ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.“Argh!” Wanita blesteran merintih kesakitan kala lengannya mendapat tekanan kuat dari sang pria di depannya.Mata elang pria itu menyorot tajam seolah kemarahan berkobar di sepasang netranya. Sementara Clara menelan saliva sembari membalas tatapan Dareen dengan berani meski masih terlihat aura ketakutan di matanya.Pandangan Dareen beralih pada tangan kanan wanita di hadapannya itu tengah merogoh sesuatu. Pria i

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Mari Kita Mulai

    “Mari kita mulai. Mana kontrak baru kalian. Aku mau baca. Hem.” Mr. Richard menaikkan dua alisnya.Dareen melirik Dewa, mengkodenya untuk menaruh berkas map yang sedari tadi dibawanya.Meja makan yang awalnya penuh dengan piring dan gelas, kini kosong melompong. Pelayan wanita itu sebelumnya telah sepenuhnya membereskannya. Wajar, Dewa segera menunjukkan berkas itu tanpa sungkan.Dareen menyandarkan punggungnya sambil menyilangkan dua tangannya ke dada. “Silahkan. Nyambi ngopi juga bisa. Saya panggilkan, Hahaha …” Pria itu mencoba berkelakar mencairkan suasana. Dia tersenyum percaya diri.Begitulah Dareen cara meyakinkan lawan mainnya. Kata-katanya yang seolah membuatnya tebar pesona, sikap percaya dirinya juga turut jadi daya tarik yang tentu menjadi poin penting dalam berbisnis. Karakter pria yang satu ini memang kharismatik.“Hihihi … Mas Dareen itu yang kusuka darimu.” Clara terkekeh sembari men

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Aku Gigit Ya

    “Mana anaknya daddy?” Wajah Dareen terlihat jelas di layar ponsel Kalila.“Lama-lama jadi sugar daddy? Udah ah! Aba aja oke, lebih alim. ” Kalila membujuk dengan mengedipkan mata genit.“Oppa gimana?” Pria itu mengedikkan dua alisnya. “Oppa Dareen Sarange … hahaha …” Dia bertingkah cute dengan suara dimiripin emak-emak yang kesemsem sama actor korea.“ Hahahaha … Mas ihh.” Kalila terpingkal-pingkal dengan tingkah konyol suaminya.Video call yang dari beberapa menit lalu, pagi ini hanya membahas panggilan nama orangtua untuk Kalila dan Dareen.“Appa Amma gimana?” Kalila mengedikkan alisnya sembari melayangkan senyuman manis.“Aa … Aa …” Suara bayi terdengar bangun dari arah belakang wanita itu. kontan Kalila terhenyak dan menoleh ke belakang.“Masya Allah, anaknya jawab tuh.” Mata Dareen berbinar kala Kalil

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Dareen Kembali

    Dareen kembali ke kamar pasien, mendekati istrinya dengan wajah lesu.“Sayang.” Pria itu duduk di sisi ranjang. Dia menatap lekat istrinya seolah mimikirkan rangkaian kata yang akan diucap. Pria itu merengkuh tubuh Kalila yang ada di sampingnya. Bibirnya mendekat ke telinga wanita itu, “Maaf sayang, aku harus pergi sore ini ke Prancis.”“A-apa?” Kalila segera menarik kepalanya menjauh. Melepas pelukan suaminya.“Perusahaan sedang genting. Mr. Richard menuntut royalty yang tak masuk akal. Aku dan Dewa harus ke sana, membujuknya dan menyutujui kontrak baru.” Dareen kembali melingkarkan lengan ke leher Kalila, memeluk erat, membuat istrinya bersandar di bahunya. Membujuk istrinya untuk meridhoi kepergiannya.“Mr. Richard? Papanya Angela?” Kalila menarik kepalanya. Namun kembali pasrah, tak kuat melepasnya.Dareen perlahan melonggarkan lengannya lalu mengusap kedua lengan istrinya. Di tatapnya

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Penggoda

    “Masalah perusahaan, apa sudah ada perkembangan? Ku dengar proyek sebelumnya banyak kerugian.” Dewa memulai membuka topik. Pria itu mengaduk gelas cappuchino di depannya sembari menunduk. Pembahasan ini juga terasa berat baginya.Sadar kalau yang ia bahas ini termasuk proyek yang pernah dirusaknya karena suruhan Angela. Sebenanya bisa saja Dewa tak mengikuti Angela. Namun ambisi yang menginginkan posisi yang sama seperti Dareen membuatnya pasrah dan mengikuti kemauan Angela kala itu.Tentunya jelas membawa trouble bagi perusahaan Biantara Group. Berawal Property Hyatt memakai kualitas rendah yang dipesannya dari perusahaan itu. Hingga akhirnya hotel yang di bangun atas kerjasama itu mengalami keretakan hebat.Kini Property Hyatt menuntut mendekor ulang. Padahal jelas tidak bisa karena sudah ada beberapa tamu yang masih check in di sana. Pihak Biantara ingin segera mengosongkan wilayah itu karena berbahaya. Namun Mr. Richard tak bergeming dan tetap ke

  • SALAH MASUK KAMAR CEO TAMPAN   Jaga Suamimu Baik-Baik

    “Jatahku mana, sayang?” tanya Dewa sembari langkahnya kian mendekat.Seketika itu tangan Qinara berhenti menata kue-kue yang sedari tadi berserakan di atas meja. Rencana kue-kue itu mau di taruh di toples dan dimasukkan dalam kantung kresek. Wanita itu tertohok, matanya membulat sempurna.‘Kenapa Mas Dewa minta, di saat situasi begini?’Melihat Qinara yang masih terbebani dengan kakaknya yang akan melahirkan. Entah hingga sekarang belum tahu apa yang terjadi dengan Kalila dan bayinya. Tersadar, ponsel wanita itu masih tertancap erat di usb dalam mobil. Belum lagi, tujuan mereka ke sini untuk membawa bekal untuk Kalila dan Dareen yang pastinya akan meningap di rumah sakit beberapa hari di tempat kedua bumil itu sering kontrol kehamilan. Wajar, penasaran Qinara semakin di ubun-ubun karena tak tahu apa sebenarnya yang terjadi pada kakaknya di sana.“Maksudnya?” Qinara menerka maksud Dewa. Perasaan gugup kala menatap dua ma

DMCA.com Protection Status