Jajang dan Clara yang berhasil lolos dari teror hantu di lorong rahasia ini akhirnya tiba di ujung lorong ini.'Aku jalan duluan, Ra ... siapa tahu masih ada kejutan lagi untuk kita!" kata Jajang yang kini harus lebih waspada."Kenapa hantu-hantu itu mengejar kita ya Jang? Kita salah apa ya terhadap mereka?" tanya Clara."Aku tidak tahu, Ra! Sepertinya mereka dendam sekali pada kita, seolah-olah kita yang membunuh mereka semua sehingga menjadi hantu."Jajang kemudian menaiki tangga kayu di ujung lorong rahasia ini dengan hati-hati karena kelihatannya tangga ini sudah tua usianya.Setelah merasa aman, Jajang memberi isyarat kepada Clara untuk mengikutinya ke atas.Mereka sampai ke sebuah kamar yang cukup besar.Lorong rahasia di kamar ini tadinya tertutup lemari yang sudah bergeser. Siapa yang menggeser lemari ini masih menjadi misteri,.Suasana kamar yang kotor dan berdebu menunjukkan kalau mereka tiba di rumah kosong lagi."Kita ada di mana ya, Jang?" tanya Clara."Aku tidak tahu, Ra
Jajang dan Clara curiga kalau Ki Seto sudah mengetahui tentang lorong rahasia yang menghubungkan kamar Tari dengan Ningsih ini.Ada kemungkinan juga Ki Seto terlibat dengan segala macam kejadian misterius di Dusun Sentani.Tapi Ki Seto juga menghilang sejak terakhir terlihat oleh mereka bertarung dengan nyai ratu.Clara mempunyai ide lain untuk mencari Ki Seto."Kita ke pondokan Ki Seto saja yuk!" ajak Clara."Apa tidak bahaya, Ra? Ingat, kamu masih diburu oleh nyai ratu beserta makhluk gaibnya," kata Jajang berusaha menjelaskannya kepada Clara."Kan kita tidak masuk ke dalam Hutan Ritual, Jang! Hanya di depannya saja.""Aku tetap khawatir nyai ratu menunggu saat yang tepat untuk menangkap dan mengurungmu di dalam Hutan Ritual," ujar Jajang."Kita tetap harus periksa pondok Ki Seto, Jang! Bisa saja Ki Seto terluka dan sedang berbaring di pondoknya," ujar Clara."Apa tidak lebih baik ke makam dahulu?" saran Jajang."Kita ke pondokan Ki Seto saja!" Clara tetap dengan pendiriannya untuk
Ternyata dugaan Jajang benar adanya.Ki Seto terlihat sedang membersihkan sampah-sampah dedaunan yang mengotori tempat pemakaman ini.Suasana di tempat pemakaman ini sangat sepi dan agak menyeramkan, tapi Ki Seto terlihat biasa saja di tempat ini."Ki Seto!" panggil Jajang sambil menurunkan Clara yang hampir tertidur digendong oleh Jajang.Clara mengucek-ngucek amtanya.Perasaan nyaman yang dirasakan Clara saat bersama Jajang ini membuatnya heran, karena dia baru bertemu Jajang beberapa hari belakangan ini setelah terpisah saat kecil."Ada apa ya? Kok aku rasanya dekat sekali sama Jajang? Seperti anak gadis yang dekat dengan ayahnya sendiri? Tapi masa sih Jajang adalah ayah misterius yang aku cari?" gumam Clara dalam hati.Clara menepis perasaan ragu yang melandanya."Mungkin karena aku pernah berhubungan layaknya suami istri ya dengan Jajang, sehingga aku merasa sangat dekat dengannya? Tapi sama Rendy, kok aku tidak merasa dekat seperti dengan Jajang ya? Ada apa ya?"Clara terus term
Clara masih belum memutuskan untuk keluar dari Dusun Sentani seperti keinginannya semula bersama Jajang.Bahkan kejadian yang terus menerus menimpanya tidak membuat Clara berubah pikiran.Ajakan Jajang juga tidak digubrisnya sama sekali untuk meninggalkan Dusun Sentani, setelah mereka mendapat penjelasan dari Ki Seto.Menurutnya tidak ada tempat yang aman selama nyai ratu masih memburunya untuk dijadikan sumber kekuatan bagi siluman harimau putih ini.“Aku belum ingin meninggalkan dusun ini, Jang! Aku harus tahu asal usulku dahulu! Banyak misteri mengenai kehidupanku yang hanya ada jawabannya di Dusun Sentani ini!” ujar Clara.“Tapi Ra ... nyawamu terancam di dusun ini! Kita keluar dahulu dari dusun ini, nanti kita cari jalan keluarnya setelah meninggalkan Dusun Sentani!” bujuk Jajang.“Aku masih ingin di sini Jang! Aku masih belum tahu bagaimana nasib Rendy. Apa kamu benar-benar tidak tahu kalau Rendy menjadi gila, Jang?” tanya Clara lagi.Jajang yang sudah telanjur berbohong, jadi s
“Clara!”Rendy masih terus memanggil Clara seperti radio rusak yang terus-terusan mengulangi perkataan yang sama.“Clara! Kamu ada di mana?” tanyanya.Clara yang barusan keluar dari dalam rumah Jajang terkejut melihat munculnya Rendy.“Rendy? Kamu kemana saja selama ini?” tanya Clara yang agak heran juga dengan munculnya Rendy yang tiba-tiba ini.“Aku berada di rumah sakit jiwa, Clara! Padahal aku normal-normal saja saat penduduk Dusun Sentani memaksa membawaku ke rumah sakit jiwa!” ujar Rendy.Jajang agak kaget juga dengan penuturan Rendy yang mengatakan kalau dia dalam kondisi normal saat dibawa ke rumah sakit jiwa, padahal Jajang yang paling tahu kondisi Rendy saat itu.Rendy meringkuk ketakutan dengan wajah pucat pasi ketakutan dan hilang ingatan.“Kenapa Rendy berbohong? Apa hanya pasang aksi saja di depan Clara?” pikir Jajang.“Kok penduduk dusun tega ya membawamu pergi, Ren! Lagian kok kamu saja di paksa seperti itu!” tanya Clara yang penasaran.“Aku tidak berdaya, Clara! Pendu
Keputusan Clara yang tidak ingin segera keluar dari Dusun Sentani, membuatnya menjadi sasaran empuk bagi makhluk-makhluk gaib yang menginginkan kekuatannya.Tidak hanya Iblis Neraka dan Nyai ratu yang memburu Clara untuk kepentingan makhluk gaib ini.Salah satunya adalah siluman ular yang pernah menggoda Rendy.Saat mengetahui Clara adalah pemilik energi gaib terbesar, siluman ular ini langsung menggunakan Rendy dengan mengubah dirinya menjadi Rendy agar lebih mudah mendekati Clara.Siluman ular ini memiliki keinginan tersendiri untuk menggunakan kekuatan Clara mengalahkan nyai ratu agar dia bisa berkuasa di Hutan Ritual.Sayangnya penyamarannya ketahuan oleh Clara dan Jajang yang membuatnya harus melarikan diri saat Clara mengeluarkan kekuatan supranaturalnya."Kekuatanmu kembali lagi, Ra!" seru Jajang."Siluman keparat itu pasti masih hidup! Ayo Jang, kita tidak boleh melepaskannya. Aku ingin tahu siluman apa yang menyaru sebagai Rendy!" ujar Clara sambil menuju ke arah jatuhnya sil
Jajang yang dikerumuni banyaknya Clara dari siluman yang menyamar ini, memutuskan pergi meninggalkan padang rumput ini. "Tidak ada gunanya aku di sini. Clara tidak berada di sini! Mereka hanya makhluk jadi-jadian saja!" "JAJANG MAU KEMANA?"Suara Clara yang awalnya merdu berubah menjadi berat dan kencang yang hampir membuat telinganya tuli mendengar pertanyaan yang diiringi teriakan melengking ini."Sial! Ketemu setan tidak jelas!" gerutunya.Jajang berlari kencang meninggalkan makhluk-makhluk gaib yang terus memburu Clara ini."Aku tunggu saja Clara di rumah! percuma juga mencari Clara sekarang. Banyak makhluk jejadian yang berkeliaran di dusun ini."Jajang tiba di rumahnya, tapi Clara belum kelihatan."Jang! kamu sudah pulang? Clara mana?" tanya ibunya."Ibu kok cepat sekali pulang?" tanya Jajang yang curiga kalau di hadapannya masih makhluk gaib yang bisa menyaru jadi ibunya."Ibu cemas dengan kalian berdua! Ada baiknya ibu ceritakan saja kejadian sebenarnya agar kalian tidak te
Jajang merasa agak shock mendengar penjelasan ibunya mengenai masa lalu ibunya termasuk juga dirinya.Tidak disaangka-sangka olehnya kalau dirinya adalah pewaris tunggal kekayaan Keluarga Gunawan.Sayangnya tidak dokumen nyata yang menunjukkan kalau dia adalah cucu tidak sah dari Tuan dan Nyonya Gunawan, sehingga penjelasan ibunya tidak bisa digunakannya untuk klaim harta keluarga hartawan tersebut.“Clara!”Tiba-tiba Jajang baru ingat kalau dia sedang menunggu gadis ini.“Kenapa belum kembali juga? Kemana kamu Clara?’ gumam Jajang.“Clara belum balik juga, jang?’ tanya Ambarwati yangsudah habis beristirahat.Tidak terasa jajang sudah menunggu berjam-jam di rumahnya sampai ibunya sudah terbangun, tapi Clara masih belum kelihatan batang hidungnya.“Belum Bu! Jajang cari saja Bu, khawatir ada apa-apa!” ujar Jajang.“Kamu coba saja di rumah lama mamanya, mungkin dia ke sana Jang!” saran ibunya.Benar juga kata ibunya. Seharusnya dia tadi mencari Clara ke rumah Tari. Mungkin Clara rindu de
Kampus ternama di Jakarta tampak mulai sepi saat seorang gadis cantik melintasi kampus hendak pulang dari kuliah malamnya.Gadis ini berjalan dengan wajah ceria.Tidak tampak kalau sebelumnya gadis ini mengalami kejadian mengerikan yang hampir merenggut nyawanya ini.Gadis ini baru mulai melanjutkan kuliahnya yang tertunda setelah berhasil keluar dari dusun kelahirannya dengan susah payah.Gadis cantik ini bernama Clara.Sudah setahun sejak kejadian di Dusun Sentani.Clara tetap tidak mampu memaafkan Jajang yang telah berdusta kepadanya, walaupun pemuda dusun inilah yang telah menolongnya mati-matian agar terlepas dari pengaruh nyai ratu siluman harimau putih yang menguasai Hutan Ritual di ujung Dusun Sentani.Rendy telah keluar dari rumah sakit jiwa berkat rekomendasi Clara beserta ayah sambungnya, yang menjamin kalau Rendy sebenarnya tidak gila.Hubungan Clara dan Rendy juga sudah berakhir, karena Clara juga tidak bisa memaafkan Rendy yang telah berselingkuh dengan siluman ular saat
DUUAAAR ... DUUAAAR ... DUUAAAR ...!!!Energi supranatural Clara yang meningkat sampai maksimum menghancurkan tubuh nyai ratu siluman harimau putih ini tanpa ampun, saat pukulan dari nyai ratu ini mendekati Clara."TIIDAAAK ...!!!"Teriakan terakhir nyai ratu yang tidak menerima kekalahannya dari seorang gadis bernama Clara, sebelum tubuh nyai ratu ini meledak akibat energi besar yang tidak bisa dibendungnya.Ningsih yang ternyata masih hidup, berusaha melarikan diri, ditarik nyai ratu ikut bersamanya."Tolong aku, Jang!" teeriak Ningsih yang masih mengharapkan bantuan Jajang.Tapi pemuda dusun ini tidak bergeming, dan hanya menyaksikan tubuh Ningsih ikut hancur bersama nyai ratu."Dia pantas menerimanya akibat perbuatannya padamu, Clara!" seru Jajang.Clara hanya terdiam melihat kehancuran nyai ratu yang telah berrkuasa lama di Dusun Sentani, yang membuat semua penduduk dusun takut terhadapnya."Usai sudah! Sekarang penduduk Dusun Sentani dapat hidup normal tanpa takut terhadap nyai
Clara berhasil dibebaskan oleh Jajang dengan kemampuannya memanipulasi waktu.Ningsih tertipu dengan ketidak berdayaan Jajang saat dia melakukan ritual pemindahan kepada Clara."Tunggu! Jangan lari kamu, Jang!" kejar Ningsih dari masa lalu ini.BLAASST!Sebuah tembakan sinar hampir saja mengenai tubuh Jajang yang sedang menarik Clara berlari sekencang mungkin untuk keluar dari Hutan Ritual."Jangan harap bisa keluar hidup-hidup dari hutan ini!" seru nyai ratu yang tadi melepaskan tembakan sinar."Biarkan kami pergi, nyai ratu! kami tidak akan menganggu kalian lagi!" sahut Jajang."Tidak semudah itu! Clara harus tetap di sini! Ritual pemindahan Ningsih harus terlaksana! Aku akan membebaskanmu Jajang, atas permintaan Ningsih!" seru nyai ratu yang semakin mendekati Jajang."Jangan mendekat!" teriak Clara yang bersiap mengeluarkan kekuatan supranaturalnya.Nyai Ratu tidak mengubris peringatan Clara dan terus bergerak mendekati Clara.Kekuatan supranatural Clara masih sulit dikendalikan ol
Nasib Clara tidak berjalan dengan baik.Harapan adanya pertolongan makin sirna saat Ningsih mulai mempersiapkan dirinya untuk ritual pemindahan.Jajang yang diharapkannya menjadi dewa penolong baginya tidak kunjung muncul."Tamatlah riwayatku kali ini! Tidak ada bala bantuan sama sekali!" ujar Clara pasrah dalam hatinya."Jangan khawatir gadis cantik! Ritual pemindahan ini akan berlangsung cepat sehingga kamu tidak akan menyadari sudah berpindah ke tubuhku ini. Sayangnya tubuhku akan hancur setelah ritual selesai, sehingga kamu tidak akan lama berada di dalam tubuh utuhku ini!" kata Ningsih yang makin membuat Clara panik."Bagaimana cara melepaskan diri dari segel kekuatan nyai ratu ya?" pikir Clara yang memang harus berpikir cepat menyelamatkan dirinya tanpa bantuan orang lain.Harapan tinggal harapan.Kesempatan Clara untuk lolos semakin kecil saat Ningsih sudah siap memulai ritual pemindahan.Clara hanya pasrah dengan nasibnya, karena tidak ada jalan keluar sama sekali baginya.***
Clara masih terkurung di dalam rumah kosong Ningsih di masa depan.Setelah sadar dan melihat kondisi kamar berdebu tempatnya berada, Clara menyadari kalau dia sudah berada di masa depan."Bagaimana Jajang bisa menolongku sekarang?" pikir Clara mulai putus asa.Tangan dan kakinya terikat, sedangkan mulutnya tersumpal kain membuat Clara tidak bisa berbuat apa-apa.Bahkan kekuatannya disegel oleh Ningsih atas bantuan nyai ratu yang membuat dirinya sama sekali tidak berdaya.Harapan satu-satunya adalah Jajang bisa kembali ke masa depan menolongnya, tapi Clara menyadari kalau harapannya sangat kecil, bahkan mustahil."Kamu sudah bangun, gadis cantik?" tegur Ningsih sambil tersenyum.Clara berteriak dan menggerakkan tubuhnya, tapi tidak ada hasil karena suaranya tersumpal kain yang menutupi mulutnya."Jangan berontak! Sebentar lagi kamu akan menjadi Clara yang baru dengan aku yang berada di dalam tubuhmu, hahaha!"Clara sedikit bergidik membayangkan wanita yang semula dikiranya sangat baik
Clara masih saja tersesat di dalam padang ilalang setelah siluman ular meninggalkan dirinya. "Jang ... kamu ada di mana?" gumam Clara lirih. Tidak terasa air matanya menetes membasahi wajahnya. Clara sudah benar-benar putus asa tersesat selama-lamanya di padang ilalang ini tanpa ada yang bisa menolongnya. Jajang tidak kelihatan sama sekali olehnya. "Neng! Kenapa menangis?" Hati Clara langsung merasa lega begitu mendengar suara wanita yang menegurnya. "Ibu ini siapa?' tanya Clara terhadap wanita yag berada di hadapannya. "Kamu ini mirip sekali dengan Clara kecil! Apa tari punya anak lain selain Clara ya?" ujar wanita ini lagi membuat Clara kebingungan. "Aku ini Clara, Bu! memangnya ibu ini siapa?" tanya Clara penasaran. "Aku Ningsih, yang tinggal samping rumah kosong angker!" jawab wanita ini. "Bu Ningsih! Benarkah ini Bu Ningsih? Maafkan aku yang tidak mengenali wajah ibu!" teriak Clara sambil memeluk Ningsih. "Kamu siapa?' tanya Ningsih yang berpura-pura. "Aku Clara, Bu
Sebenarnya apa yang terjadi pada Clara?Kenapa gadis ini bisa tiba-tiba menghilang saat mengejar siluman ular yang menyerupai Rendy?Untuk itu kita perlu kembali ke saat kejadian Rendy palsu ini menemui Clara di rumah Jajang.*****"Kemana kamu, siluman ular! Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" teriak Clara dengan penuh kemarahan dan emosi yang tinggi.Panggilan Jajang juga tidak didengarnya lagi sama sekali.Setelah beberapa lama menerobos rumput ilalang yang tinggi, barulah Clara sadar kalau dia tersesat akibat penuh emosi mengejar siluman ular.Clara tanpa sadar masuk ke dalam jebakan siluman ular yang sengaja memancingnya menjauh dari Jajang, agar lebih mudah menangkapnya."Kemana kamu, siluman teng*k!" teriak Clara yang kesal karena terpancing oleh siluman ular yang licik ini."Hihihi! Aku sangka kamu perempuan yang cerdas ... ternyata kamu hanyalah perempuan bodoh yang mudah terpancing emosi! Tidak salah kalau aku menyamar jadi Rendy! Hihihi!""Keluar kamu siluman ular! Ha
Jajang mengikuti Siti yang membawanya keluar dari Hutan Ritual, kembali menuju jalan rahasia di rumah kosong.“Clara sudah tidak ada di alammu! Dia dibawa Ningsih ke masa depan, tempatmu berasal untuk menukar jasadnya di masa depan dengan tubuh Clara!” jelas Siti.“Kamu bisa membawaku ke masa depan?” tanya Jajang.“Menurutmu, apa aku akan mengajakmu mencari jalan ke masa depan apabila aku tidak tahu cara Ningsih membawa Clara ke masa depan?” tanya Siti dengan kesal.“Tapi ... kenapa kamu membantuku, Siti? Aku sudah jahat terhadapmu!” kata Jajang meminta penjelasan.“Aku bukan membantumu! Aku harus mencegah Ningsih bangkit kembali dari kematian di masa depan! Ningsih sangat berbahaya apabila berhasil mengambil alih tubuh Clara, jadi kamu harus segera pergi sebelum terlambat!” ujar Siti.“Kamu tidak ikut?” tanya Jajang.“Aku tidak bisa pergi, karena aku hanya berupa roh! Tubuhku akan hancur apabila melewati ruang waktu!” jelas Siti.Siti membawa Jajang melalui lorong rahasia dari rumah
Jajang, Tari, dan Seto akhirnya berhasil menemukan kuburan rahasia yang disebut oleh Ningsih sebagai tempat disekapnya Clara.Kuburan tua di tengah hutan ritual ini tidak terbaca lagi tulisan di batu nisannya.Sepertinya kuburan ini dahulunya adalah kuburan orang kaya di dusun atau mungkin bukan kuburan penduduk asli dusun.Kuburan tua ini sangat luas. Bahkan ada beberapa kuburan khusus yang mempunyai ruangan di dalamnya.Tidak kelihatan adanya Clara di kuburan tua ini,Suasana masih berkabut yang menambah seramnya kuburan tua ini.“Tidak ada apa-apa di sini, Jang!” seru Seto.“Kamu yakin kalau kuburan tua ini yang disebut oleh Bu Ningsih?” tanya Tari.Jajang termenung dan tidak habis pikir, kenapa Clara tidak berada di kuburan tua ini.“Jang!” panggil Tari lagi.Jajang baru tersadar setelah dipanggil lagi oleh Tari.“Aku juga tidak tahu, Tari! Coba kita telusuri saja kuburan tua ini!” seru Jajang.“Mungkin saja Clara ada di balik beberapa kuburan besar di ujung tempat pemakaman ini!”