Hampir setengah jam lebih, Swan duduk dengan hati kebas dan benak membeku. Tidak mampu berpikir apalagi merasakan duka.
Kepergian ibunya yang mendadak membuat Swan terpukul begitu dalam.
Dengan gamang, gadis itu bangkit dan berdiri. Lututnya terlihat goyah dan tidak mampu menopang tubuh yang menggigil dalam kegelisahan yang hampir meluap.
‘Tuhan, kuatkan aku. Jangan lepaskan pegangan tanganMu,’ keluh Swan dengan mata terpejam.
Buku-buku jarinya sampai memutih saat mencengkeram kursi.
Perlahan namun pasti, Swan bisa menguasai diri. Ketika hatinya mulai tenang, gadis itu berjalan dengan langkah lebih ringan meninggalkan kamar.
Tidak seharusnya dia mengalami situasi ini. Selain karena masih muda dan tidak memahami arti dari semua kekacauan ini, Swan juga belum mampu mencari solusi yang tepat.
Siapa yang akan mengajari dirinya menempa diri?
Lexia muncul dan melihat sikap Swan yang aneh dan terlihat limbung.
&ldqu
Beberapa hari kemudian, Swan mendapatkan kejutan berikutnya.Kunjungan calon ibu mertuanya!Ketika Lexia mengetahui hal tersebut, pengasuhnya tersebut terlihat menyimpan kebencian yang menjalar hingga ke ubun-ubun.“Siapa yang akan mendampingimu? Mrs. Anne tidak ada lagi! Pasti aku yang harus menemani dan menahan jengkel selama perundingan! Lagi pula, aku ragu mertuamu mau berunding dengan orang rendahan seperti aku!” rungut Lexia dengan mulut mencebik.Swan tidak menanggapi. Gadis itu menunduk dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Menyadari jika dia tidak akan sanggup melawan dan menunjukkan sikap yang menentang, Swan mencoba meredam gejolak yang ada dalam dirinya.Hector sedari pagi sudah sibuk memerintahkan beberapa pegawainya untuk bersiap menyambut kedatangan mereka. Dalam kegeraman yang memuncak, Moses masih mampu bersikap dewasa dengan membantu ayahnya mempersiapkan kedatangan tamu besar siang ini.Akhirnya tepat pukul dua
Kate menguak sebuah fakta mengenai dirinya serta berbagai hal dan kedua gadis yang ada di depannya tidak percaya bahwa wanita angkuh tersebut hanyalah berperan selama ini, yang melibatkan banyak pihak di dalamnya!“Selain diriku, ada Triad yang telah ayahmu, Hector, sewa menjadi detektif pribadi diam-diam. Ada juga Rose, gadis bangsawan muda yang cekatan dan cerdas, telah bergabung dengan Polin bersama keluarganya. Ditambah lagi dengan kepala imigrasi tertinggi, Markus, serta Emily, sahabat ibumu!”“Bibi Emily termasuk?!” seru Swan tidak percaya.Kate mengangguk.“Clint sejak muda selalu memiliki ambisi yang jahat! Meneruskan keinginan ayahnya, mertuaku, yang inigin menguasai Northery untuk diri mereka sendiri, Clint kini mencoba untuk merekrut ayahmu. Sementara itu, Daniel Weston, pria yang selama puluhan dekade memegang kendali sebagai pertahanan negara adalah anak buah dari Sir Rupert Stark Williams, kakekmu-ayah dari ibum
Pagi itu seharusnya Lexia membantu Moses mengawasi pemindahan kuda Anne, ibunya, untuk dikirimkan ke kediaman keluarga besar Sir Rupert Williams. Keluarga kakeknya dari pihak ibu mengatakan jika Anne menginginkan kudanya untuk dipindahkan hari ini juga.Lexia urung karena menerima pesan melalui ponselnya untuk segera menemui Loreta di apartemennya, di pusat kota Barner.Moses hingga detik ini belum menemui ibunya. Kekecewaan moses atas kepergian Anne yang tanpa berpamitan sangat di luar ekspektasi selama ini.Menurut pemuda itu, Anne tidak memikirkan dirinya dan Swan yang masih membutuhkan bimbingan dan pendampingannya sebagai ibu.Lexia tidak memiliki waktu untuk menemani Moses yang uring-uringan.“Kau membosankan, Moses! Semua keluhanmu melebihi Swan! Kau jauh lebih cengeng dan lembek!” cibir Lexia dengan jengkel ketika Moses memprotes kepergiannya.“Aku hanya memintamu membantu! Bukan membebani, dan ini bukan keluhan!&rd
Hector tampak berang saat tidak menemukan Lexia di mana pun. Dengan geram, Hector berteriak dan meminta semua mencari Lexia untuknya. “Papa! Sudah aku katakan, Lexia meminta ijin untuk keluar! Berhentilah bersikap konyol!” cetus Moses pada ayahnya. Hector membanting topi dan berbalik menatap putra sulungnya. Suasana seketika hening dan ruang tamu itu menjadi saksi atas perpecahan keluarga tersebut. “Cukup! Kau, ibumu, dan termasuk Swan menentang dan berusaha membuatku seperti pria bodoh! Jika kau tidak menyukai kondisi dan situasi saat ini, pergi dan tinggalkan kastil mawar!” bentak Hector. Jika tidak mengingat akan kondisi ayahnya, Moses mungkin segera hengkang dan pergi. Namun ucapan Loreta tempo hari yang mengatakan mengenai Hector yang sedang dalam posisi payah, membuatnya kini harus menahan diri. Bagaimana pun, dia masih ayahnya. Segala kemarahan dan kesedihannya saat ini adalah karena terpuruk oleh situasi yang tidak mendukung. K
Lantai gudang bawah tanah itu terasa dingin. Hanya ada tempat tidur dengan kasur tipis dan tanpa bantal. Sebuah toilet yang bau dan keran air berkarat ada di ujung ruangan yang memiliki teralis itu.Swan terkukung dalam sel oleh ayahnya.Air matanya telah mengering dan gadis itu tidak mampu lagi menangis juga meratapi kemalangan hidupnya. Keluarganya telah hancur berantakan. Ibunya pergi dan ayahnya menjadi gila. Yang lebih tragis lagi, dirinya kini harus menghadapi pernikahan yang mungkin tidak sempat ibu mertuanya gagalkan.‘Aku tidak pernah membayangkan hidup seperti ini,’ keluh Swan dengan lirih dalam hati.Tidak memiliki bekal pengalaman hidup yang lain selain berada dibalik tembok kastil. Menginjak usia delapan belas tahun, Swan harus menjalani tempaan hidup yang tidak mudah bagi putri bangsawan sepertinya.‘Seandainya ada kehidupan kedua, aku berharap menjadi manusia jelata. Apa arti pangkat dan latar belakang hidupku, jika
Lembaran surat yang Anne terima dari Emily, telah terbaca semuanya. Wanita setengah baya yang masih terlihat cantik tersebut menghela napas panjang.Mendung di wajahnya semakin terlihat suram. Sekuat hati ia menguatkan tekad untuk tidak lemah, apalagi kembali ke kastil mawar.Berita mengenai Swan, putri bungsunya, yang terkurung di labirin bawah karena membela Lexia, memang cukup menyakitkan. Namun jika ia membantu putrinya, Hector akan menggunakan cara itu untuk membuatnya berada dalam posisi tidak berdaya.Anne tidak pernah ingin kembali menjadi istri yang seperti dulu.Ketukan di pintu membuyarkan lamunan Anne. Moses berdiri dengan mata merah seperti usai menangis. Putra sulungnya tersebut melangkah masuk dan duduk di salah satu sofa.Ruang tengah apartemen Anne memang tidak seluas kastilnya dulu. Namun ini semua adalah miliknya pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Hector.“Seharusnya Mama pulang,” ucap Moses pada ibunya.
“Masa lalu apa, Dusk? Ak-aku tidak memahami maksudmu? Hector memang angkuh dan arogan, tapi dia bukan pria kejam seperti yang kau tuduhkan!” Anne mendengar dirinya membela suami yang telah mengecewakan dirinya dan merasa menyesal.Begitu besarkah rasa cintanya pada Hector?“Ingat Joana? Adik iparmu?” tanya Dusk.Seketika Anne merasakan hempasan berat menghimpit dadanya. Tidak seharusnya ini muncul dan menambah beban hidupnya.“Pria yang dibunuh oleh Tuan Hector Reinard adalah ayahku!” lanjut Dusk dengan sinis.“Kau salah!” seru Anne baru menyadari dan menyangkal semuanya.“Bukan itu cerita sesungguhnya! Aku tidak berusaha membela Hector karena dia tidak pantas jika memang bersalah!” tegas Anne.“Ayahmu meninggal dalam perkelahian di bar, jauh sebelum suamiku mendatanginya! Aku tidak tahu siapa yang memberimu cerita palsu itu, tapi Hector bukan pembunuh!”&l
Clint Gregory Merson adalah pria paling licik, bahkan ular pun kalah. Semua hal yang pernah Hector pernah lakukan padanya tidak pernah menjadi hutang budi yang harus ia kenang dan balas suatu saat. Clint dengan teganya tetap merencanakan kekejian yang gila untuk menumbangkan pria yang menganggapnya sahabat. Seandainya Hector tahu, bahwa saat ini Clint sedang mengalihkan semua harta yang menjadi jaminan atas dukungan yang ia janjikan pada Hector, maka Hector tidak akan membiarkan pria itu hidup. Sayangnya, kelicikan selalu menang pada awalnya karena dilakukan dengan diam-diam dan rapi. ** Pagi itu Dusk terbangun dan merasakan energi yang meledak dan emosinya belum juga sirna. Kecewa akan kisah masa lalunya yang ternyata salah, membuatnya tersudut dan juga merasa bersalah. Tapi meskipun Hector bersalah karena mengusir dirinya sebab dugaan pengkhianatan, Dusk masih saja tidak menemukan alasan kuat lagi untuk membenci pria tersebut sekaran
Dusk meletakkan lasagna ke dalam oven, lalu melepas sarung tangan tahan panas.Rose baru selesai menidurkan Leon dan kini waktunya menikmati masa santai dengan segelas wine. Sementara menunggu Dusk memasak untuk makan malam, Rose menyalakan televisi dan duduk dengan segelas wine di tangan.Tidak lama, tayangan berita mulai muncul dan Rose mengeraskan volume. Reporter memberitahu mengenai pengumuman penobatan ratu yang akan dilaksanakan dalam waktu tiga bulan dari sekarang.Dusk yang tadinya ada di dapur, berjalan dengan langkah pelan menuju ke ruang tengah. Sikapnya terlihat tertegun, begitu melihat Swan yang berada di layar televisi saat ini. Gadis yang tampak mulai menjadi seorang wanita sepenuhnya, mengenakan setelan jas celana panjang berwarna biru muda. Topi kecil yang menghiasi kepala, melengkapi penampilan penuh gaya Swan.Dusk menatap sepuasnya sosok tersebut. Rose menyadari jika tatapan mata itu masih menyimpan rasa yang sama. Kini dengan pandang
Lorong istana pagi itu sibuk dengan para pelayan dan pegawai istana. Hari senin pada minggu pertama tiap bulannya, adalah waktunya mengganti semua dekorasi. Dari tirai, taplak hingga pernak pernik terkecil.Swan melangkah dengan ayunan kaki mantap, menuju ke ruang neneknya. Meski riasan wajahnya menutupi kesan sembab yang disebabkan kejadian kemarin, tapi mata Swan tidak bisa disembunyikan.Semua menyapa Swan yang tidak peduli membalas sedikit pun. Gadis itu lurus berjalan tanpa menoleh atau melontarkan sapaan kembali.Kate baru saja keluar dari kantor Theodore ketika melihat Swan datang. Dengan tatapan mata nanar, Kate memandang Swan.Calon ratu Northery hanya melihatnya sekilas, tanpa menyapa, Swan segera mendorong pintu. Gadis itu melewati Kate tanpa sepatah kata pun terucap.“Putri Swan, tunggu!” tahan Kate menahan Swan untuk masuk.Sebagai pengawal pribadi ratu, Kate berhak menahan Swan untuk bertanya kepentingan bertemu The
Tempat duduk yang berbentuk ayunan di teras tersebut baru selesai diperbaiki oleh Dusk. Mereka menempati rumah bergaya country di sebuah desa yang jauh dari kota Barner. Menempuh sekitar sepuluh jam dengan menggunakan mobil.Di kota kecil inilah Dusk memilih tempat tinggal bersama Leon, putranya, dan Rose, yang ternyata bersedia menemani dirinya.Alasan Rose karena tidak ada hal lain yang ia lakukan di Barner, maka pilihannya adalah menempuh petualangan bersama Dusk. Mereka menyewa rumah yang tadinya hampir bobrok tersebut. Dusk tidak ingin menghamburkan banyak uang untuk tempat tinggal.Ia harus berhemat demi masa depan Leon nanti. Rose muncul dengan dua gelas wine dan sepiring pie hangat yang baru ia keluarkan dari oven. Dusk tersenyum samar dan menepuk ayunan untuk memastikan kokoh.“Pie yang memiliki rasa standar namun terbaik untuk saat ini,” goda Dusk sementara tangannya mencomot salah satu pie tersebut.Rose tertawa kecil dan men
Polin menatap Swan yang melesat dengan mobil porsche hitamnya, meninggalkan halaman losmen. Tidak ada yang bisa menebak kebahagian dalam hidup. Siapa pun yang berada dalam situasi Swan, pasti akan merasakan kehancuran yang mengubah segala pola pikir juga mental.Swan memacu mobil mahalnya melewati jalanan yang mulai sepi, di tengah guyuran hujan bulan September. Musim gugur baru saja dimulai dan angin bertiup cukup kencang, dengan suhu udara yang dingin dan kering. Air mata menguburkan pandangannya. Swan melihat jembatan di depan dan entah kenapa, mendadak ia menekan pedal rem.Gadis itu menepikan mobil dan untuk sesaat ia terdiam dengan pandangan ke luar. Hanya lampu jalanan yang menerangi sisi jalan. Trotoar yang biasa digunakan oleh pemakai sepeda juga pejalan kaki tampak sepi.Tidak ada satu orang pun yang ingin berkeliaran di malam musim gugur yang cukup dingin tersebut.Swan keluar dari mobil, melangkah menuju ke tempat ia hampir melompat turun untu
Gaun berwarna biru pastel selutut itu membalut tubuh Swan dengan sempurna. Pagi ini, ia baru saja selesai melakukan pertemuan resmi pertamanya dengan para anggota dewan kerajaan dengan menteri baru yang terpilih.Selama rapat berlangsung, Theodore, neneknya, menunjukkan bagaimana kiprah seorang ratu dalam memimpin rapat dan memutuskan beberapa hal penting yang mendesak.Sudah hampir seminggu lebih, Dusk tidak menemuinya lagi. Sempat Swan mendengar jika kini Dusk juga merawat bayi yang diadopsinya.Tidak banyak pembicaraan yang mereka lakukan sejauh ini. Minimnya waktu dan tuntutan pekerjaan juga tanggung jawabnya, menghalangi Swan untuk melakukan keperluan pribadi.Sementara mengganti baju dengan celana panjang dan kaos, Swan melihat Lexia masuk dan menyapanya dengan buru-buru. Rentetan kalimat yang meminta Swan membaca beberapa tugas dari Theodore, tidak ia indahkan.“Aku mau libur hari ini, Lexia!” tukas Swan dengan cepat memakai jake
Dusk memeluk Leon dengan dekapan erat penuh kerinduan. Bayinya tertawa senang seakan tahu jika pria yang ia selalu lihat dan dekat dengannya selama ini telah kembali.Leon membasahi seluruh wajah Dusk dengan ciuman penuh liur. Dusk terbahak geli sementara Leon memekik senang saat mendengar tawa ayahnya.“Kau benar-benar pencium yang buruk, Leon! Saat besar nanti, papa akan mengajari yang benar!” seru Dusk di antara derai tawa yang terlontar.Rose yang mendengar semua kelakar, tersenyum diam-diam. Siapa pun menginginkan untuk menjadi pendamping pria tampan yang ternyata bisa berperan sebagai ayah yang luar biasa penyayang.“Dia sempat rewel tidak mau tidur pada hari pertama. Aku sempat dibuat kalang kabut hingga menjelang dini hari. Ternyata Leon suka sekali tidur dengan memeluk salah satu kemejamu. Untung aku menemukannya di lemari,” tutur Rose dengan geli.Dusk terenyuh saat mendengar cerita Rose mengenai Leon sementara dir
Tiga hari berturut-turut Dusk melakukan penyelidikan dengan teliti dan cermat. Satu persatu ia bongkar dan selidiki. Segala kiprah Weston dan Newton tidak ada yang lepas dari pengamatannya.Data-data yang diberikan oleh Remmy, ahli teknologi kerjaan Northery yang notabene anak buah Kate, mampu memudahkan semua urusan yang Dusk tangani.Bahkan sector impor dan ekspor ternyata juga melibatkan mereka berdua. sejumlah kejahatan memang berhasil Dusk dapatkan melalui oknum yang ia bayar dengan mahal. Uang memang mampu menyelesaikan segala permasalahan saat ini.Orang yang pernah kedua penjahat itu tugaskan, ternyata tidak sepenuhnya melenyapkan barang bukti yang akan meringankan hukuman Hector.Secara teknis, Hector tetap saja akan menerima ganjaran atas keterlibatannya dalam aksi yang dilakukan oleh dua bekas pejabat negara tersebut.Namun tidak seperti ancaman yang akan ditimpakan pada Hector dengan tudingan makar.Sejauh ini, Kate cukup puas da
Life ChoicesLucu permainan orang dalam dunia ini. Ada yang beralasan demi kenyamanan hidup, seseorang sanggup melakukan hal yang tidak sesuai dengan hati nuraninya juga merugikan orang lain. Ambisi mengalahkan segalanya. Itulah yang terjadi pada sebagian manusia.Ambisi.Bagi Dusk sendiri, mendengar kisah Anne yang meninggalkan Hector adalah sesuatu yang sebenarnya tidak mengejutkan. Wanita itu berhak bahagia dan mencari tujuan hidupnya sendiri, setelah sekian lama mengalah dan mundur demi suami tercinta.Tapi Hector, seorang pahlawan negeri ini yang salah mengambil langkah, juga patut mendapat kesempatan kedua. Dia tidak pantas ditinggalkan oleh istrinya, walau Hector telah memperlakukan begitu buruk, juga tidak sepatutnya dihukum karena begitu banyak jasa untuk Northery tercinta.Hector melupakan semua urusan keluarga, mengorbankan hal-hal penting dalam hidupnya, demi negeri yang ia banggakan.Kil
Anne masih duduk dengan piring makan malam yang belum tersentuh sedikit pun. Moses duduk di seberangnya dengan raut prihatin.Ibunya masih belum mau mengunjungi ayahnya hingga detik ini.Alasan Anne cukup membuat Moses naik pitam tadinya, tapi kini ia hanya melihat seorang wanita kesepian yang masih ragu memaafkan.Hector adalah pria yang Anne cintai hampir seluruh hidupnya. Tapi kekecewaan terus Hector berikan selama dua tahun belakangan. Rasanya kembali pada pria yang membuat hidupnya berantakan adalah sulit. Bukan hanya rasa tidak percaya, tapi ada ketakutan jika masa itu akan terulang kembali.“Aku tahu, Ma. Tidak nyaman rasanya kembali pada titik yang kita tinggalkan. Tapi siapa tahu, kita bisa memulai ulang dan memperbaiki eror tersebut?”Mata Anne bergerak dan kini menatap Moses.“Kau tidak tahu, Nak. Mama terlanjur meletakkan harapan untuk kembali pada hari pergi dari rumah. Cinta dan keinginan menjalani hidup denga