Hector mendengarkan kesimpulan detektif yang menangani kasus kebakaran yang terjadi di kota Vince.
Triad, detektif itu, memaparkan kemungkinan kebakaran dilakukan oleh para imigran yang kini ada di perbatasan. "Mereka tidak mungkin memiliki nyali sebesar itu, Triad!" tukas Hector tidak yakin. "Aku justru mencurigai oponen politikku." Kalimat terakhir membuat Triad terhenyak. Jika ini melibatkan politik, maka kasus tersebut bukan lagi ranahnya. Kepala penyelidikan khusus kerajaan, Gerald, akan menugaskan detektif lain yang memahami seluk beluk tersebut. "Tuan Reinard, Anda tahu jika ini menyangkut dengan pemerintahan maka saya harus mundur," balas Triad dengan bijak.Hector memicingkan mata dan memikirkan sebuah penawaran terbaik untuk detektif berbakat tersebut."Apakah kau menyukai resiko, Triad?""Tergantung kemampuan, Tuan Reinard.""Jika aku bisa membantumu masuk ke dalam divisi khusus kerajaan, maukah dirimu melakukan penyelidikanDusk memutuskan untuk tidak kembali ke tempat pesta. Swan telah masuk ke kamar dan dalam kegundahan yang mencekam hatinya, Dusk memutuskan untuk melacak keberadaan Metra.Ia membuka laptop yang baru ia beli empat hari yang lalu. Tangannya mengetik dengan cepat dan akhirnya ia menemukan di mana lokasi Metra saat ini.Dusk tahu jika Metra selalu mengenakan rompi kebanggaannya. Ia menempelkan alat pelacak yang ia rakit sendiri pada rompi Metra.Pria itu ingin menyelidiki sejauh mana Metra terlibat dalam organisasi pemberontak yang sempat meminta dirinya untuk bergabung.Dusk bukanlah seorang pecundang yang tidak menghargai kebaikan orang lain. Sejak mereka menyebut nama keluarga Reinard sebagai salah satu target, Dusk menjadi waspada.Diam-diam Dusk menyelidiki dan catatan tentang keluarga Reinard bersih. Hector ada patriot sejati yang memperjuangkan negaranya dengan penuh kesungguhan. Dusk tidak akan tinggal diam dan membiarkan keluarga ini dalam
Tidak sulit bagi Moses menarik simpati para imigran yang beberapa hari lalu bersitegang dengan adiknya dan Dusk.Setelah mendengarkan penjelasan dari Moses dan Dusk mengenai hak yang bisa mereka peroleh nanti, perwakilan dari grup pendatang tersebut menyampaikan permohonan maaf dengan tulus."Ada beberapa orang yang mengintimidasi kami untuk meninggalkan tempat ini karena negara tidak akan menampung kami untuk menjadi warganya," tutur pria yang mewakili mereka."Kau ingat siapa mereka?" tanya Moses."Sayangnya kami tidak mengetahui nama, hanya wajah saja." Pria itu memberikan ciri-ciri yang Moses ketahui mirip dengan ayah Angus, Clint Gregory Merson!"Ini formulir yang harus kalian isi dan lengkapi. Kami akan membantu kalian mendapatkan semua hak jika hari ini bisa kalian selesaikan," tawar Moses kemudian.Semua menyambut dengan antusias dan bersemangat mengisi formulir tersebut. Moses menunggu dengan sabar sementara Swan dan Lex
Dusk mengikat tali pada tiang baru dan memerintahkan Reid untuk mulai menarik sementara dirinya mendorong sekuat tenaga.Tiang layar yang baru akhirnya selesai terpasang dan Dusk dengan lincah mengaitkan ujung tiang dengan layar.Reid mulai terbiasa melakukan pekerjaan dengan cepat. Dusk berhasil mendidik pemuda itu. Sebelumnya, Reid kurang memahami pekerjaan yang harus ia lakukan sebagai skipper atau pembantu kapten.Matahari bersinar redup dan tertutup oleh awan gelap yang siap mencurahkan derai salju. Dusk berteriak pada Reid untuk menambatkan tali tambahan ke dermaga."Badai akan datang! Pastikan kau mengikat dengan kuat!" teriak Dusk.Reid mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan seksama. Dusk melompat ke kapal besar satunya dan memastikan hal yang sama.Ia menurunkan jangkar kedua sebagai antisipasi jika laut bergolak dan gelombang cukup keras. Dua pria tersebut bekerja keras tanpa henti selama dua jam.Begitu usai,
Semenjak kembali dari kota Vince, Triad mengumpulkan beberapa informasi hingga akhirnya mendapatkan berita dari salah satu informannya yang dulu merupakan imigran dari Rusia."Dua kubu?" tanya Triad terkejut."Ya. Pemimpin mereka adalah Polin dan Nero. Kelompok Polin lebih mudah diajak bicara karena basis dari gerakan mereka hanya untuk memperjuangkan hak kaum perempuan dan imigran dalam hal kesehatan dan pendidikan. Tapi Nero, Anda harus hati-hati. Pria itu telah menghasut para imigran yang tidak puas untuk memberontak hingga melakukan kudeta."Triad terhenyak. Ia tidak menyangka jika sudah sejauh ini pergerakan bawah tanah tersebut merongrong negaranya.Insting Hector sangat tajam dan Triad dengan tekad bulat, berjanji dalam hati untuk menuntaskan penyelidikannya.Siapa pun yang mencoba meruntuhkan Northery, sama saja menyakiti dirinya!***Lexia tampak begitu berat melepas kepergian Moses kali ini. Pria itu harus kembali bertugas selama semi
Keterlibatan Loreta dalam pergerakan yang dipimpin oleh Polin cukup besar. Sementara mereka mengumpulkan dukungan dari masyarakat, Polin juga menunjukkan jika organisasinya untuk kebaikan.Clint yang merasa mendapatkan kesempatan baik untuk bertindak dalam kericuhan ini, menawarkan kerja sama kembali pada Hector.Pria itu menjawab akan memikirkan semuanya dengan matang. Jujur, Hector juga merasakan keraguan yang cukup besar akan niat baik Clint, ayah Angus tersebut.Ketika pagi itu Triad meneleponnya, Hector segera meminta untuk menemuinya di kantor kementerian. Triad datang dengan wajah bengap dan tangan diperban."Astaga! Apa yang terjadi?" Hector terlihat syok melihat Triad yang terluka."Saya tidak apa-apa, Tuan Reinard. Hanya sedikit goresan ketika berhadapan dengan kelompok berandalan yang menjadi anggota Nero."Triad memaparkan semua penemuannya dengan detail dan terperinci. Semua nama-nama yang terlibat dalam daftar pemberontak
Sudah sejak pagi, salju turun dengan deras. Semua jalan dipenuhi dengan tumpukan salju dan penduduk terpaksa menghabiskan waktu dengan berdiam di rumah.Hector memilih tinggal di apartemen dekat dengan kantor kementerian demi kemudahan sehari-hari selama bertugas. Hector tidak ingin melepaskan semua kendali atas wilayah yang ia khawatirkan menjadi sasaran perusakan kembali.Anne menemani suaminya dengan setia. Walaupun terkadang tampak keras dan garang, Hector selalu membutuhkan Anne untuk mendampinginya.Moses libur selama dua minggu penuh dan ia menghabiskan waktu dengan Dusk untuk memeriksa kapal sesekali atau sekedar mencari buruan sebagai selingan.Swan masih menunjukkan sikap yang kurang bersahabat. Ia belum bisa memaafkan perbuatan Dusk yang tiba-tiba memutuskan untuk pergi tanpa sebab. Tidak mungkin Dusk pergi tanpa alasan yang penting dan kuat.“Kecuali dia pria yang brengsek!” gumam Swan pada dirinya sendiri.Swan mencoba mencari muara d
Setelah empat hari berturut-turut kota Barner dan sekitarnya diterpa salju juga badai, hari ini cuaca tampak lebih bersahabat.Hector baru selesai sarapan dan pelayannya menghidangkan kopi hitam kesukaannya. Anne menyapa dengan hangat dan menyerahkan koran pagi untuk suaminya.“Aku akan menyerahkan sebagian urusan keluarga pada Moses. Dia sudah cukup dewasa untuk belajar menjadi pemimpin,” cetus Hector pada istrinya.“Dia putra kita yang paling membanggakan, Hec,” timpal Anne dengan raut bahagia. Hector membatalkan niat untuk membaca dan menatap istrinya dengan lekat.“Apakah kau bahagia selama menikahiku, Anne?”Istrinya terkejut dan menatap Hector dengan mata setengah terpicing.“Kenapa, Hec? Apakah ada yang mengganggumu?”Hector tersenyum dan menggelengkan kepala.“Tidak. Aku hanya terkadang berpikir jika selama menikah, aku tidak pernah menanyakan hal ini padamu.
Tidak ada yang lebih baik dari menghindar untuk mengurangi rasa bersalah pada seseorang yang Dusk kasihi.Entah sejak kapan perasaannya berkembang dan hatinya terpaut pada Swan seorang. Pribadi gadis yang kadang meledak dalam emosi dan sesekali menunjukkan sikap manis, membuat Dusk gemas sekaligus merindukan kehadirannya.Siang itu, Dusk sedang membersihkan geladak kapal yang penuh dengan tumpukan salju. Tiba-tiba muncul seorang gadis berambut pirang yang berteriak padanya dari kapal yang tertambat di sebelah."Apa?!" jawab Dusk berteriak karena tidak mendengar jelas perkataan gadis tersebut. Reid mendekat."Kurasa dia membutuhkan pertolongan kita, Dusk," cetus Reid.Dusk melompat turun dan bergegas menghampiri gadis tersebut. Rambutnya yang pirang terikat satu terlihat sedikit basah."Pompa otomatis kapalku mati, air yang masuk ke kabin mengenangi hampir selutut! Bisakah kau membantuku?" tanya gadis itu cemas."Akan kucoba!" Dusk m
Dusk meletakkan lasagna ke dalam oven, lalu melepas sarung tangan tahan panas.Rose baru selesai menidurkan Leon dan kini waktunya menikmati masa santai dengan segelas wine. Sementara menunggu Dusk memasak untuk makan malam, Rose menyalakan televisi dan duduk dengan segelas wine di tangan.Tidak lama, tayangan berita mulai muncul dan Rose mengeraskan volume. Reporter memberitahu mengenai pengumuman penobatan ratu yang akan dilaksanakan dalam waktu tiga bulan dari sekarang.Dusk yang tadinya ada di dapur, berjalan dengan langkah pelan menuju ke ruang tengah. Sikapnya terlihat tertegun, begitu melihat Swan yang berada di layar televisi saat ini. Gadis yang tampak mulai menjadi seorang wanita sepenuhnya, mengenakan setelan jas celana panjang berwarna biru muda. Topi kecil yang menghiasi kepala, melengkapi penampilan penuh gaya Swan.Dusk menatap sepuasnya sosok tersebut. Rose menyadari jika tatapan mata itu masih menyimpan rasa yang sama. Kini dengan pandang
Lorong istana pagi itu sibuk dengan para pelayan dan pegawai istana. Hari senin pada minggu pertama tiap bulannya, adalah waktunya mengganti semua dekorasi. Dari tirai, taplak hingga pernak pernik terkecil.Swan melangkah dengan ayunan kaki mantap, menuju ke ruang neneknya. Meski riasan wajahnya menutupi kesan sembab yang disebabkan kejadian kemarin, tapi mata Swan tidak bisa disembunyikan.Semua menyapa Swan yang tidak peduli membalas sedikit pun. Gadis itu lurus berjalan tanpa menoleh atau melontarkan sapaan kembali.Kate baru saja keluar dari kantor Theodore ketika melihat Swan datang. Dengan tatapan mata nanar, Kate memandang Swan.Calon ratu Northery hanya melihatnya sekilas, tanpa menyapa, Swan segera mendorong pintu. Gadis itu melewati Kate tanpa sepatah kata pun terucap.“Putri Swan, tunggu!” tahan Kate menahan Swan untuk masuk.Sebagai pengawal pribadi ratu, Kate berhak menahan Swan untuk bertanya kepentingan bertemu The
Tempat duduk yang berbentuk ayunan di teras tersebut baru selesai diperbaiki oleh Dusk. Mereka menempati rumah bergaya country di sebuah desa yang jauh dari kota Barner. Menempuh sekitar sepuluh jam dengan menggunakan mobil.Di kota kecil inilah Dusk memilih tempat tinggal bersama Leon, putranya, dan Rose, yang ternyata bersedia menemani dirinya.Alasan Rose karena tidak ada hal lain yang ia lakukan di Barner, maka pilihannya adalah menempuh petualangan bersama Dusk. Mereka menyewa rumah yang tadinya hampir bobrok tersebut. Dusk tidak ingin menghamburkan banyak uang untuk tempat tinggal.Ia harus berhemat demi masa depan Leon nanti. Rose muncul dengan dua gelas wine dan sepiring pie hangat yang baru ia keluarkan dari oven. Dusk tersenyum samar dan menepuk ayunan untuk memastikan kokoh.“Pie yang memiliki rasa standar namun terbaik untuk saat ini,” goda Dusk sementara tangannya mencomot salah satu pie tersebut.Rose tertawa kecil dan men
Polin menatap Swan yang melesat dengan mobil porsche hitamnya, meninggalkan halaman losmen. Tidak ada yang bisa menebak kebahagian dalam hidup. Siapa pun yang berada dalam situasi Swan, pasti akan merasakan kehancuran yang mengubah segala pola pikir juga mental.Swan memacu mobil mahalnya melewati jalanan yang mulai sepi, di tengah guyuran hujan bulan September. Musim gugur baru saja dimulai dan angin bertiup cukup kencang, dengan suhu udara yang dingin dan kering. Air mata menguburkan pandangannya. Swan melihat jembatan di depan dan entah kenapa, mendadak ia menekan pedal rem.Gadis itu menepikan mobil dan untuk sesaat ia terdiam dengan pandangan ke luar. Hanya lampu jalanan yang menerangi sisi jalan. Trotoar yang biasa digunakan oleh pemakai sepeda juga pejalan kaki tampak sepi.Tidak ada satu orang pun yang ingin berkeliaran di malam musim gugur yang cukup dingin tersebut.Swan keluar dari mobil, melangkah menuju ke tempat ia hampir melompat turun untu
Gaun berwarna biru pastel selutut itu membalut tubuh Swan dengan sempurna. Pagi ini, ia baru saja selesai melakukan pertemuan resmi pertamanya dengan para anggota dewan kerajaan dengan menteri baru yang terpilih.Selama rapat berlangsung, Theodore, neneknya, menunjukkan bagaimana kiprah seorang ratu dalam memimpin rapat dan memutuskan beberapa hal penting yang mendesak.Sudah hampir seminggu lebih, Dusk tidak menemuinya lagi. Sempat Swan mendengar jika kini Dusk juga merawat bayi yang diadopsinya.Tidak banyak pembicaraan yang mereka lakukan sejauh ini. Minimnya waktu dan tuntutan pekerjaan juga tanggung jawabnya, menghalangi Swan untuk melakukan keperluan pribadi.Sementara mengganti baju dengan celana panjang dan kaos, Swan melihat Lexia masuk dan menyapanya dengan buru-buru. Rentetan kalimat yang meminta Swan membaca beberapa tugas dari Theodore, tidak ia indahkan.“Aku mau libur hari ini, Lexia!” tukas Swan dengan cepat memakai jake
Dusk memeluk Leon dengan dekapan erat penuh kerinduan. Bayinya tertawa senang seakan tahu jika pria yang ia selalu lihat dan dekat dengannya selama ini telah kembali.Leon membasahi seluruh wajah Dusk dengan ciuman penuh liur. Dusk terbahak geli sementara Leon memekik senang saat mendengar tawa ayahnya.“Kau benar-benar pencium yang buruk, Leon! Saat besar nanti, papa akan mengajari yang benar!” seru Dusk di antara derai tawa yang terlontar.Rose yang mendengar semua kelakar, tersenyum diam-diam. Siapa pun menginginkan untuk menjadi pendamping pria tampan yang ternyata bisa berperan sebagai ayah yang luar biasa penyayang.“Dia sempat rewel tidak mau tidur pada hari pertama. Aku sempat dibuat kalang kabut hingga menjelang dini hari. Ternyata Leon suka sekali tidur dengan memeluk salah satu kemejamu. Untung aku menemukannya di lemari,” tutur Rose dengan geli.Dusk terenyuh saat mendengar cerita Rose mengenai Leon sementara dir
Tiga hari berturut-turut Dusk melakukan penyelidikan dengan teliti dan cermat. Satu persatu ia bongkar dan selidiki. Segala kiprah Weston dan Newton tidak ada yang lepas dari pengamatannya.Data-data yang diberikan oleh Remmy, ahli teknologi kerjaan Northery yang notabene anak buah Kate, mampu memudahkan semua urusan yang Dusk tangani.Bahkan sector impor dan ekspor ternyata juga melibatkan mereka berdua. sejumlah kejahatan memang berhasil Dusk dapatkan melalui oknum yang ia bayar dengan mahal. Uang memang mampu menyelesaikan segala permasalahan saat ini.Orang yang pernah kedua penjahat itu tugaskan, ternyata tidak sepenuhnya melenyapkan barang bukti yang akan meringankan hukuman Hector.Secara teknis, Hector tetap saja akan menerima ganjaran atas keterlibatannya dalam aksi yang dilakukan oleh dua bekas pejabat negara tersebut.Namun tidak seperti ancaman yang akan ditimpakan pada Hector dengan tudingan makar.Sejauh ini, Kate cukup puas da
Life ChoicesLucu permainan orang dalam dunia ini. Ada yang beralasan demi kenyamanan hidup, seseorang sanggup melakukan hal yang tidak sesuai dengan hati nuraninya juga merugikan orang lain. Ambisi mengalahkan segalanya. Itulah yang terjadi pada sebagian manusia.Ambisi.Bagi Dusk sendiri, mendengar kisah Anne yang meninggalkan Hector adalah sesuatu yang sebenarnya tidak mengejutkan. Wanita itu berhak bahagia dan mencari tujuan hidupnya sendiri, setelah sekian lama mengalah dan mundur demi suami tercinta.Tapi Hector, seorang pahlawan negeri ini yang salah mengambil langkah, juga patut mendapat kesempatan kedua. Dia tidak pantas ditinggalkan oleh istrinya, walau Hector telah memperlakukan begitu buruk, juga tidak sepatutnya dihukum karena begitu banyak jasa untuk Northery tercinta.Hector melupakan semua urusan keluarga, mengorbankan hal-hal penting dalam hidupnya, demi negeri yang ia banggakan.Kil
Anne masih duduk dengan piring makan malam yang belum tersentuh sedikit pun. Moses duduk di seberangnya dengan raut prihatin.Ibunya masih belum mau mengunjungi ayahnya hingga detik ini.Alasan Anne cukup membuat Moses naik pitam tadinya, tapi kini ia hanya melihat seorang wanita kesepian yang masih ragu memaafkan.Hector adalah pria yang Anne cintai hampir seluruh hidupnya. Tapi kekecewaan terus Hector berikan selama dua tahun belakangan. Rasanya kembali pada pria yang membuat hidupnya berantakan adalah sulit. Bukan hanya rasa tidak percaya, tapi ada ketakutan jika masa itu akan terulang kembali.“Aku tahu, Ma. Tidak nyaman rasanya kembali pada titik yang kita tinggalkan. Tapi siapa tahu, kita bisa memulai ulang dan memperbaiki eror tersebut?”Mata Anne bergerak dan kini menatap Moses.“Kau tidak tahu, Nak. Mama terlanjur meletakkan harapan untuk kembali pada hari pergi dari rumah. Cinta dan keinginan menjalani hidup denga