Share

42

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-04 11:03:05

Saya tiba Kami disambut oleh dua orang resepsionis yang nampak sudah berdandan rapi dengan seragam berwarna coklat. Kami melangkah melewati gerbang bunga yang didominasi oleh warna pink dan lilac, mengikuti Jalan setapak menuju tebing yang luas tempat di mana dekorasi pernikahan sudah diletakkan.

Konsep pernikahan Mas Farid dibuat outdoor, dengan hiasan backdrop kayu yang dipasangi bunga-bunga serta meja angkat dengan hiasan senada.

Di ada dua barisan yang terisi beberapa kursi mengapit jalan setapak menuju meja akad taburan kelopak bunga seakan menunjukkan bahwa mas Farid benar-benar menyiapkan pernikahan istimewa untuk wanita bernama Niken itu.

"Sepertinya Ayah serius sekali menggarap pernikahan ini."

"Ya, itu terlihat dari konsep acara dan dekorasi," jawab Cindy.

Beberapa tamu undangan sudah datang dan kebetulan mereka mengenal kami, Mereka menyambangi kami dan menyalami.

"Nyonya, entah apa yang harus kami ucapkan kepada anda tapi kami benar-benar kagum atas ke lapangan hati anda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Lilis Kaniasari
nah gitu dong anak2 harus melawan demi ibu nya dan masadepan anak2 nya jg buat Niken malu
goodnovel comment avatar
Teteng yeni
hahahaha.....begitu membahagiakannya hari ini.........aku bahagia.......
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
thx utk up nya, thor. Semakin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    43

    Aku tahu dan bisa merasakan gejolak hati serta perasaan putra putriku yang tercetus di pernikahan ayahnya. Meski kini kami dalam perjalanan meluncur pulang dan semua orang diam saja, aku yakin di dalam hati mereka terjadi peperangan dan kebisingan yang luar biasa. Hati siapa yang tidak teriris saat melihat ayah sendiri melangsungkan pernikahan dengan orang lain di depan ibu kandung mereka. Meski aku tegar, tapi tentu saja anak anak geram.Sampai di rumah anak-anak yang memang sejak pagi belum makan apa-apa langsung kubuatkan makanan dan kusuruh mereka untuk makan. Di acara pernikahan ayahnya tadi mereka tidak makan, jarak yang jauh dan perjalanan pulang pergi selama 2 jam membuat anak-anak lapar juga. "Ayo makan," ujarku."Tak selera Bunda.""Kenapa? Kan sudah dapat kalung dan jam rolex, kok sedih kalian tadi kan sudah balas dendam?" Tanyaku berusaha mencairkan suasana tapi anak-anak masih terduduk lesu sambil menopang kepala mereka dengan tangan. Sepertinya anak-anak mengalam

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    44

    "Itulah akibatnya membesarkan anak terlalu dimanja dan tidak dididik dengan tegas," ujar Mas Farid menyalahkan diriku. Aku sudah tidak lagi menjawab hanya air mata yang berderai mewakili betapa hatiku seakan terkuras dan tinggal ruang hampa yang sudah lebam oleh perkataan dan tindakannya yang kasar. Aku terdiam sampai menggelengkan kepala mencoba menyangkal semua perkataannya, namun bibir ini sudah tidak sanggup untuk mengeluarkan sepatah kata. Sudah berselingkuh, bersikap semena-mena, lalu memutuskan untuk meninggalkan kami begitu saja, menikah di depan, mata kasar kepada anak, lalu menjatuhkan talak tanpa perasaan, lengkap sudah perkara yang akan membuatku akhirnya jera berhubungan dengan lelaki itu."Kenapa kau diam saja. Apa kau sedang merayakan di dalam hatimu betapa siang tadi aku dipermalukan oleh semua orang dan tiba di rumah, aku juga dipermalukan oleh anakku sendiri.""Sudah cukup Mas, bila kau ingin tetap di rumah ini maka beristirahatlah jika tidak maka pergilah.""Apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    45

    Aku minta fika untuk open rekrutmen bagi arsitek arsitek yang berbakat untuk bergabung bekerja di perusahaan di PT. Jaya utama corp. Aku minta dia untuk memasang semua lowongan kerja di portal lowongan kerja serta membagikannya ke Google dan sosial media. Aku catatkan beberapa kriteria khusus dan meletakkan nomor ponsel yang bisa dihubungi oleh calon karyawan."Apa Ibu yakin untuk merekrut arsitek baru.""Di Indonesia ... ada ribuan orang yang kompeten, hanya saja mereka tidak punya kesempatan untuk bersaing dan dapat pekerjaan yang lebih layak. Jadi perusahaan kita membuka kesempatan itu.""Tapi kita harus bertanya pada Direktur Utama Bu," ujar Fika dengan suara yang pelan."Siapkan saja berkas untuk open rekrutmen biar aku yang bicarakan dengan mas Farid!""Baik, Bu."Setelah Vika meninggalkan ruanganku aku sendiri segera berkemas dan menyelesaikan pekerjaan lalu pergi menemui Mas Farid di kantornya. Dari balik kaca lelaki itu terlihat menopang kepalanya di tangan, sambil galau,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    46

    Hati dan tubuhku bergetar saat dia berteriak, untungnya ruang tunggu bagi para tamu kehormatan itu tertutup rapat dan kedap suara. Memang dindingnya terbuat dari kaca yang membuat kita bisa melihat keadaan di luar ruangan, tapi suara bisa diredam."Kenapa kau tidak menahan diri untuk tidak berteriak padaku, padahal kau tahu persis aku adalah istrimu yang harus dihormati di tempat ini.""Jika kau ingin integritas dan harga dirimu terjaga maka tolong, jangan terus melakukan konfrontasi padaku, karena kalau lama-lama aku muak, aku bisa kehilangan pengendalian diriku!""Pantas apa yang akan kau lakukan lalu perbuatan Apa yang ingin kau contohkan kepada para pekerjamu. Ada 250 orang yang bekerja di tawar kantormu Apa kau ingin menunjukkan tabiatmu yang buruk pada mereka semua!""Hah, berdebat denganmu tidak akan membuatku menang." Dia langsung berjalan melewatiku dan menabrak bahuku dengan kasar.Tanpa perasaan dia melewatiku dan menunjukkan kebenciannya yang mendalam. Hatiku hancur, tap

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    47

    Udara sejuk pagi menyusup lewat celah jendela kaca yang sedikit kubuka agar aku tidak perlu menyalahkan AC di sepanjang perjalanan. Kutepikan mobil lalu berjalan dan meletakkan tanda pengenal di gerbang keamanan. Gerbang itu terbuka hingga aku bisa langsung masuk ke lobi utama dan disambut oleh beberapa resepsionis. Mereka menyapa aku dan sedikit membungkukkan badan."Apa direktur sudah datang?"Mereka nampak terkejut dengan pertanyaanku dan saling melirik satu sama lain seolah itu adalah pertanyaan yang aneh. Aku juga hanya dari bawah aku tidak seharusnya bertanya, karena dengan bertanya itu seolah mengungkapkan bahwa aku dan dia memang tidak serumah lagi."Sudah Bu.""Baiklah."Saat hendak naik ke lift aku berpapasan dengan asisten pribadi mas Farid, Vika, yang kemarin bicara padaku panjang lebar tentang rencana selanjutnya. "Pagi sekali kau sudah datang ke kantor?""Iya, Bu. Hari ini nyonya niken datang dan dia sekarang berada di ruang direktur.""Oh, kurasa aku harus menyusu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    48

    Suamiku tidak menjawab wanita itu saat dia mengatakan hal demikian, mereka hanya saling pandang dan untuk 10 detik kemudian Mas Farid membuang nafas bulan lalu menggelengkan kepala sambil memijiti keningnya."Mas, kita butuh setidaknya 500 juta untuk tambahan biaya," ujarku."Aku sudah membutuhkan uang untuk operasional proyek, mungkin tidak sekarang.""Aku tidak yakin kau begitu miskin Mas, mungkin kau bisa tunda dulu kegiatan-kegiatan yang tidak diperlukan selama kita sedang menggarap bisnis baru, ini bisnis anak anak kita. Kalau mereka mandiri maka itu akan meringankan beban kita di masa tua...." Aku mencoba untuk bicara baik-baik dan membujuk Mas Farid juga demi membuat perasaan wanita yang masih berdiri di ambang pintu itu semakin terbakar hatinya. "Iya, aku akan pikirkan, tapi persamaan dengan proyek yang sedang ku kerjakan juga aku tidak bisa memberikan uang sebanyak itu.""Mas, jangan terlalu baik, deh," ujarnya yang terus-terus saja ikut campur dalam urusanku dan Mas Farid.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    49

    "Akan kubuktikan padamu bahwa aku bisa membuat mas Farid lupa diri hanya dengan satu kedipan."Sepertinya dia tidak mau kalah saing atau diremehkan."Tidak usah, kau tidak perlu repot-repot. Aku tahu kau adalah pelacur kelas atas yang tidak bisa disaingi dalam hal menundukkan hati laki-laki. Keluarlah dari ruanganku karena aku harus melanjutkan pekerjaan. Penting bagiku untuk menyelesaikan laporan.""Aku sudah bilang... kau tidak perlu repot-repot bekerja, karena kehadiranmu di sini tidak dianggap," jawabnya pongah, dia kembali mengulang perkataan yang sama. Aku tak lagi menjawab hanya kupencet tombol merah di gagang telepon kantor agar petugas keamanan segera datang. "Ya Bu...." Jawaban di monitor dari seberang sana mencoba mengkonfirmasi panggilanku."Satpam, ada pengganggu di kantor saya, tolong seret dan keluarkan dia dari sini.""Siap Bu, kami akan segera datang!"Merasa dipermalukan oleh sikapku wanita itu langsung berdiri sambil merangkum kegeraman di wajahnya. Dengan akse

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    50

    "Aku pusing," katanya.Lelaki itu datang padaku dan mengeluh. Dia menghampiriku yang sedang merajut taplak di dekat teras samping. Biasanya aku gunakan waktu luang saat kantuk belum mendatangiku untuk istirahat dan menonton tivi. Jika aku sudah bosan maka merajut adalah kegiatan menyenangkan yang bisa kulakukan sambil mendengarkan lagu dan menikmati angin malam yang berhembus sejuk."Kenapa pusing?""Entahlah," jawabnya sambil menjatuhkan diri di sofa yang ada di sisiku.Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam di mana anak-anak sudah beranjak ke kamar masing-masing."Bagaimana dengan proposal anakmu tadi, apa kau sudah membacanya dengan seksama?""Ya, aku mengerti, ia membuat proposal dengan baik dan mendetail, nampaknya semua ilmu yang dipelajari waktu kuliah sangat berguna untuknya.""Alhamdulillah, putra kita memang cerdas.""Ya betul, tapi aku belum ada uang sebanyak itu untuk kuberikan pada Handi, karena perusahaanku saat ini masih dalam pengerjaan proyek dan operasionalnya mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11

Bab terbaru

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    96

    Diam diam tanpa kusadari Mas Farid berusaha menyembunyikan kesedihan dan air matanya. Entah apa yang dirasakan olehnya terhadap wanita yang pernah dicintainya. Lelaki itu mungkin masih menyimpan rasa ataukah dia hanya prihatin tentang apa yang terjadi pada Niken."Mas, tidaklah kita semua menghendaki ini, tapi begitulah alur yang harus dijalani oleh Niken disebabkan oleh perbuatannya sendiri. Ayo pergi," ajakku sambil menggenggam tangan suami. "Iya, ayo pergi.""Farid!" Saat kami akan melangkahkan kaki meninggalkan pengadilan tiba-tiba suara familiar itu memanggil kami. Siapa lagi yang akan memanggil seberani itu kalau bukan ibunya Niken. Aku dan suamiku membalikkan badan lalu melihat wanita bergamis coklat itu menatap ke arah mas Farid dengan tatapan tajam dan air mata yang membasahi wajahnya."Kau puas melihat anakku terpuruk dalam kehidupannya? Kau puas melakukan ini padanya kau lupa bahwa apa yang terjadi disebabkan oleh perbuatanmu? Harusnya kau pun dihukum!""Bu, saya minta ma

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    95

    Keesokan hari, Aku terkejut sekali karena pagi-pagi rumah kami sudah ramai, anak-anak mengumpulkan anggota keluarga inti dan mengundang beberapa orang lelaki yang tidak kukenali. Usut punya usut, ternyata mereka adalah petugas KUA dan saksi yang sudah diatur oleh Handi jauh-jauh hari sebelum mas Farid pulang ke rumah. "Papa dan mama bisa menikah hari ini.""Kok bisa? Kapan kamu mengurus berkas?""Aku mah lupa kalau aku ada direktur utama yang punya banyak staf dan mereka bisa lakukan apapun untukku?""Mengejutkan sekali," jawabku, "bahkan Mama belum menyiapkan makanan dan membersihkan rumah.""Sudah Ma, aku sudah menyiapkan segalanya jadi Mama tinggal menikah saja."Dengan dibantu oleh sepupunya dia membawa mas Farid ke ruang tamu, anggota keluarga kami duduk mengitari karpet besar sementara penghulu sudah ada di tengah tengah kami, diikuti oleh ayahku yang bertindak sebagai wali dan dua orang saksi."Kek, Saya meminta ridho dan restu agar kakek ikhlas menikahkan mama dan papa lagi

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    94

    "Aku nggak terima ini ... kalian pasti salah tangkap," desisnya sambil melotot ke arah polisi yang memegangi kedua tangannya. "Bawa saja dia Pak," balasku sambil membenahi posisi Mas Farid di ranjangnya.*Setelah ditangkapnya wanita itu aku dan anakku beserta mas Farid hanya terdiam, kami duduk di sofa dengan segala pemikiran masing-masing. Aku merenung sambil menopang lagu sementara Handi sibuk dengan ponselnya."Jadi, tahu dari mana kalau dia pelakunya?" tanya Mas Farid."Pemuda itu mengaku dia dibayar lima belas juta untuk menabrak Papa, tadinya dia akan kabur tapi ternyata kondisi komplek perumahan ramai karena kebetulan tetangga kita sedang mengadakan syukuran kehamilan istrinya.""Jadi Niken merencanakan untuk mencelakakanku?""Iya, Pa.""Kenapa bisa begitu ya....""Karena dia tidak terima ditinggal Papa.""Astaghfirullah." Mas Farid menggumam sambil mengusap wajahnya dengan keresahan yang terlihat begitu jelas di wajahnya. "Apa yang akan kita lakukan pada wanita itu, Pa?""L

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    93

    "Tidak Nyonya Saya tidak melakukan apapun. Saya sungguh tidak sengaja alih-alih mengerem mobil, saya malah panik dan tak sengaja menginjak pedal gas. Saya minta maaf Bu.""Apa kau mau dipenjara bertahun tahun penjara karena kelalaianmu berkendara?"Pemuda itu mendongak dan makin pucat ketakutan."Kudengar mobil itu adalah mobil sewa harian, aku juga dengar kalau kau berasal dari keluarga menengah ke bawah jadi dari manakah uang untuk menyewa mobil, apa yang kau lakukan dengan mobil, lalu sedang apa kau di komplek perumahan elit tempat tinggal para pengusaha! Apa yang kau lakukan?""Hanya jalan jalan, Bu.""Bukannya Ada petugas keamanan komplek yang akan menanyakan dan memeriksa pengunjung yang datang?""Saat itu security tidak ada, sayang iseng masuk ke perumahan karena saya dengar tempatnya sangat bagus, mewah, berkelas dan elit, tadinya saya mau bikin konten tapi ternyata saya tidak sengaja menabrak mobil suami ibu.""Jadi kau mengebut dalam berkendara sambil memegang ponsel? Maka

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    92

    "Mas Farid!" Aku terjatuh dalam pandangan mata yang sudah gelap dan berkunang kunang, melihat lelaki itu terakhir kali digotong oleh beberapa orang membuatku langsung lemas dan kehilangan kesadaran. *"Bu ... Bu, ibu dengar Bu?" Aku mencoba mengerjakan meski kelopak mata ini terasa begitu berat.Aku mencoba mengingat kembali apa yang terjadi hingga aku tiba-tiba terkapar terbaring di kursi ruang tamu."Bu, Alhamdulillah ibu siuman," ujar Mbak Mina pembantuku."Iya, mana Bapak, Mbok?" Dalam keadaan yang masih pusing dan gemetar aku langsung bertanya tentang mas Farid."Sudah dibawa ke rumah sakit Bu.""Dibawa pakai ambulans atau mobil warga?""Mobil tetangga Bu.""Terus apa yang terjadi, Mbok." "Pengendara mobil hitamnya langsung diamankan warga dan dibawa ke kantor polisi sementara mobilnya Tuan Farid sudah dibawa ke bengkel.""Kalau begitu, saya harus bersiap untuk melihat keadaan bapaknya anak-anak saya," balasku sambil berusaha bangkit, kepalaku masih pusing tapi aku berusaha b

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    91

    Hanya tertawa diri ini setelah memperhatikan sikap Niken yang berusaha menghalalkan segala cara untuk kembali mendapatkan mas Farid.Secara psikologi pria-pria tidak suka dengan wanita semacam itu, karena hal demikian membuat mereka risih dan tidak nyaman. Terlalu dikejar dengan obsesi yang menakutkan membuat pria jadi semakin menjauh dan kebencian di dalam diri mereka akan semakin timbul.Harusnya Niken bersikap lebih bijak dan tenang jika dia memang ingin memenangkan hati Mas Farid, dia harus menunjukkan iktikad baik dan penyesalan mendalam jika ingin mendapatkan pengampunan, lalu pelan-pelan merayu Mas Farid agar kembali ke dalam pelukannya. Sayangnya, wanita itu tidak cukup bijak memperhitungkan langkah. "Aku tidak kuasa menahan rasa geli di hatiku melihat wanita itu tiba-tiba mengaku hamil," ujarku membuka percakapan pada lelaki yang wajahnya dalam keadaan tegang. Kabar tentang kehamilan tentu saja mengguncang pikiran seorang lelaki meski dia pura-pura acuh tak acuh."Jika dia

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    90

    Beginilah aku dan dia berdiri di depan gedung berlantai tiga, yang pernah jadi alasan perpisahan kami. Aku dan dia datang untuk kedua kalinya namun dalam konteks yang berbeda. Aku menemaninya sebagai bentuk dukungan bahwa lelaki itu masih punya orang-orang yang berdiri di dekatnya.Mengingat bagaimana dia akan menghadapi kerasnya hati Niken dan betapa nekatnya keluarga wanita itu, aku rasa ini adalah tantangan terberat di mana ia butuh teman untuk menopangkan beban tersebut. "Aku merasa trauma dan tidak nyaman hati datang ke tempat ini, aku benar-benar tidak nyaman," ujar mas Farid dengan mimik wajah sedikit khawatir dan aku bisa menangkap ketidaknyamanan yang benar-benar kentara. "Kenapa?""Dua kali aku membina keluarga dua kali juga hancur. Sungguh ini adalah tempat yang paling ingin kuhindari dalam hidupku tapi entah kenapa aku terus datang ke sini berulang kali," jawabnya mendesah."Anggap ini adalah jalan hidup yang harus sekali kita lewati Mas.""Melihat dirimu tetap ada disi

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    89

    "Jadi, kemana sapi sapi itu?""Ada di kebun temanku. Kebetulan ayahnya punya lahan dan lahannya tidak terpakai jadi sapinya aku pindahkan ke sana.""Jadi polisi tidak mempersoalkan apapun tentangmu?""Ya, karena mereka tahu siapa Ayahku.""Jadi kau memakai reputasiku untuk melindungi dirimu?" tanya mas Farid pada anak gadis kami yang terus tersenyum-senyum dan merasa memenangkan sesuatu yang besar."Iya, berhubung papaku sangat kaya, berkuasa dan bisa membeli setengah dari kota ini. Jadi, aku menggunakan kekuasaan itu untuk bersikap sedikit sombong," jawabnya cekikikan."Ya ampun." Mas Farid hanya menepuk keningnya berkali-kali."Kalau memang sudah tidak ada masalah lagi, sebaiknya kita pulang.""Iya, Ma, ayo kita pulang.""Tapi Niken tak akan melepaskanmu sampai kau mengembalikan sapi-sapi itu ke tempatnya.""Dia tidak tahu apapun Pa, yang dia tahu aku sudah menjualnya, jadi sapi itu tidak akan kembali ke tangannya.""Tapi uangnya ada padamu?""Aku tidak mau tahu Ayah, apa yang kua

  • Rintihan Di Ruang Kerja Suamiku    88

    Selagi aku berdiri di pintu gerbang dan mendengar informasi dari penjaga yang sudah menunggu perkebunan selama 15 tahun, dari kejauhan ternyata diken dan orang tuanya menyaksikan kedatangan kami.Posisi villa yang berada di atas bukit sementara kandang hewan dan tempat pemerahan susu berada di bawahnya, membuat dia bisa leluasa melihat siapa saja yang berkunjung ke perkebunan. Aku dan dia saling menatap dari kejauhan Lalu Tak lama kemudian wanita itu mengambil motor dan melajukannya pada kami."Wanita itu datang," ujarku dalam hati. Bersamaan dengan perasaan hatiku yang mulai membuncah dengan kecemasan, di saat itu pula Mas Farid tiba di perkebunan. "Mas!""Mana Alexa!""Pak Ujang bilang, dia ditahan di Polsek.""Apa dia berhasil mengambil sapi?" tanya mantan suamiku sambil memegang kedua bahu ini."Iya, Tuan, sudah dijual subuh tadi, sesaat sebelum Nyonya Niken tiba dari rumah sakit. Tadinya non Alexa sudah mau pulang, tapi dia kedapatan oleh Nyonya Niken, mereka ribut, berdebat d

DMCA.com Protection Status