Riki menjawab sambil lalu, "Aku ngintip.""..." Riko terdiam. Dia pikir ada trik apa gitu.Riki mengatur layar ponsel dan latar belakang Maxime menjadi foto dua orang yang saling berpelukan, yang jauh lebih baik daripada latar belakang sederhana buatan pabrik."Toh papa nggak bisa lihat, dia nggak bakal komplain."Riki bergumam pada diri sendiri.Saat ini Reina sudah melonggarkan diri dari pelukan Maxime. Dia melirik ke arah Christy yang malu setelah dimarahi semua orang dan berkata, "Aku nggak peduli kamu beneran mau nyelametin aku atau mau mencelakaiku. Tapi kalau kamu sampai menyakiti anakku, aku nggak akan tinggal diam."Reina tidak hanya bicara tentang si kembar, tapi juga bayi yang sedang dikandungnya.Kalau sampai terjadi sesuatu pada bayinya, Reina akan membuat Christy membayar berkali-kali lipat.Christy langsung menciut takut dengan momentum Reina, dia pun menundukkan kepalanya, "Aku nggak ada niat nyakitin Kak Reina."Jovan akhirnya sadar seberapa serius masalah ini.Kalau b
Maxime berhenti melangkah dan bertanya, "Ada urusan lain?""Tadi ... situasinya sangat berbahaya, kenapa kamu menyelamatkanku?" Reina menatap lurus ke arah Maxime dan bertanya.Kalau ingatan Maxime saat ini berada di periode saat keduanya baru menikah, harusnya pria ini muak padanya.Jadi, kenapa Maxime mau mempertaruhkan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan Reina?Maxime terdiam cukup lama. Sejujurnya, dia sendiri juga tidak tahu alasannya.Sepertinya tadi naluri tubuhnya yang bergerak, dia khawatir Reina terluka."Kamu 'kan lagi hamil anakku. Masa aku diam aja melihat kamu dalam bahaya." Maxime menjawab dengan dingin.Reina pun melepaskan genggaman tangannya."Oh gitu. Oke, pulanglah. Hati-hati.""Ya." Maxime mengangguk dan berjalan keluar.Ekki langsung menghampiri Maxime dan mengantarnya ke mobil.Reina dan Gaby juga kembali ke rumah.Tidak lama kemudian, dokter kandungan yang dipanggil oleh Maxime datang dan memeriksa Reina. Untungnya Reina dan bayinya tidak apa-apa.Begitu
"Nggak ... Pasti seseorang sengaja memfitnahku." Christy menjelaskan pada Reina dan Gaby.Mereka berdua sama sekali tidak ingin mendengarkan drama Christy lagi.Reina mengganti saluran TV, menonton sinetron dengan Gaby sambil makan buah.Christy masih bersujud, namun tampak bengong.Tiba-tiba, ponselnya berdering.Christy mengangkat ponselnya dan ternyata Tuan Denis yang menelepon.Begitu Christy mengangkat panggilan itu, dia langsung mendengar omelan di ujung telepon, "Christy, aku itu nyuruh kamu buat jagain Max. Ngapain kamu pergi ke Keluarga Tambolo? Keluarga Revilino jadi ikutan malu gara-gara kamu!"Christy langsung berdiri, lalu keluar rumah."Kakek, itu semua gosip.""Nggak ada asap kalau nggak ada api. Ini semua terjadi karena kamu nggak becus!" hardik Tuan Denis dengan dingin.Christy menunduk, "Maaf, Kakek.""Terus gimana perkembangan hubunganmu sama Max sekarang?" tanya Tuan Denis yang mengubah topik pembicaraan.Saat ini, hubungan antara Keluarga Revilino dan Keluarga Suna
Hasil tes membuktikan bahwa Reina dan Treya tidak memiliki hubungan darah.Reina membaca hasilnya berulang kali. Meski sudah mendengarnya dari Treya, Reina tetap tercengang waktu hasil empiris membuktikan bahwa ucapan Treya itu memang benar adanya.Ternyata, semuanya benar ....Ternyata Treya bukan ibu kandungnya.Pantas sejak kecil, Treya tidak pernah menyukainya ....Namun kalau begitu .... Siapa ibu kandung Reina?Tangan Reina yang gemetar meremas hasil tes itu."Nona Reina baik-baik saja?" tanya petugas yang memberikan laporan tadi.Reina tersadar dari lamunannya, menggeleng kecil dan menjawab dengan suara serak, "Nggak apa-apa."Tepat saat Reina hendak pergi, petugas tadi berkata, "Nona Reina, kami di sini juga menyediakan jasa pencarian keluarga secara online. Kalau mau, Anda bisa mendaftarkan informasimu, sehingga orangtua kandungmu yang mencarimu bisa menemukan informasimu di internet."Petugas itu menawarkan, siapa tahu Reina butuh bantuan mencari kerabatnya.Reina terdiam sej
Si suster menyiapkan berbagai makanan untuknya."Makanlah sebanyak yang kamu bisa."Dalam benak si suster, hidup Treya tidak lama lagi. Treya itu bukan penjahat karena dia tidak melakukan kejahatan serius apa pun.Dalam beberapa hari terakhir, Treya tidak makan apa pun dan hanya mengandalkan infus.Suster kira hari ini dia juga tidak akan makan, tapi ternyata Treya memaksakan diri untuk duduk.Si suster langsung membantunya dan memindahkan meja kecil tempat makanan ke hadapan Treya."Aku mau nonton TV," ucap Treya."Oke."Si suster menyalakan TV untuknya dan menyetel program dansa favoritnya.Treya makan sambil menonton acara TV."Kamu makan dulu, aku akan keluar sebentar.""Oke."Treya mengangguk.Setelah suster itu pergi, Treya menonton para penari muda menari dengan anggun. Treya pun jadi teringat masa lalu.Waktu itu dia sangat bahagia, tapi sekarang dia malah ....Sebuah tarian pun selesai.Setelah itu, tayanglah sebuah video wawancara terbaru Syena.Dalam video itu, pembawa acara
Syena memainkan lagu gubahan Reina dan langsung terhenyak.Lagu itu tidak ada lirik dan tidak ada penyanyi, murni sebuah lantunan musik.Namun begitu lagu ini dimainkan, pendengar pasti akan terhanyut dalam alunan lagu. Syena sendiri baru tersadar dari lamunannya setelah setengah lagu dimainkan."Dia yang bikin lagu ini? Nggak mungkin!"Awalnya, Syena pikir Reina tidak bisa membuat lagu yang bagus.Dia tercengang ternyata lagu buatan Reina seindah ini, bahkan dia sendiri terhipnotis oleh lagunya."Aku juga nggak ngerti deh. Mungkin ini bajakan atau dia minta bantuan komposer lain," sahut asisten Syena."Coba periksa. Kalau nemu genre yang sama, langsung kasih tahu aku."Mana mungkin Syena rela membuat Reina terkenal hanya karena sebuah lagu?"Ya."Setelah asistennya pergi, Syena yang masih merasa khawatir langsung menyuruh orang membeli jumlah suara untuk komposer yang menduduki peringkat kedua.Syena akan membayar semahal apa pun asal bisa membuat Reina menderita....Setelah pulang d
Maxime langsung mengangkat teleponnya, "Ada apa?""Christy kecelakaan waktu perjalanan pulang ke Keluarga Revilino, sekarang dia di rumah sakit dan minta aku bayar tagihan rumah sakit." Reina langsung mengatakan pokok permasalahan.Keluarga Revilino tidak ada hubungannya dengan Reina.Reina dan Christy tidak memiliki hubungan darah. Yang punya tanggung jawab mengurusnya adalah Maxime."Oke, nanti kubereskan," jawab Maxime."Oke."Reina menutup telepon.Di dalam rumah sakit.Christy sedang berbaring di ranjang rumah sakit dengan sekujur tubuh yang terluka. Demi bisa tinggal di sisi Maxime, dia harus mengorbankan diri sendiri dan mempertaruhkan nyawanya.Akhirnya, ada seseorang masuk ke kamarnya.Christy membuka matanya dengan susah payah dan menoleh, tapi dia tidak menyangka kalau yang datang adalah Ekki."Mana Kak Reina?" tanya Christy dengan gelisah."Buat bayar tagihan rumah sakit gini nggak usah ngerepotin Nyonya."Ekki bersikap begitu dingin.Ekki datang karena bosnya mau memastika
Maxime akhirnya pergi ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin.Dia sendiri tidak paham apa yang terjadi akhir-akhir ini. Terkadang tubuhnya tidak terkendali dan ingin melindungi Reina."Max."Tiba-tiba, suara Reina yang memanggil namanya bergema di telinganya.Maxime mematikan pancuran air dan suara Reina pun menghilang."Sial! Sekarang aku mulai berhalusinasi?"Maxime mandi sebentar, lalu berbaring.Belakangan ini kepalanya sudah tidak terlalu sakit lagi, tapi dia tetap tidak bisa mengingat satu pun momen beberapa tahun terakhir yang Ekki ceritakan padanya.Maxime tidak bisa tidur. Dia mengambil ponselnya dan ragu-ragu apa dia harus menelepon Reina atau tidak.Tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk, Riki meneleponnya.Maxime langsung menjawab."Papa berengsek!"Riki memanggilnya dengan penuh semangat dan riang."Ya." Maxime sekarang sudah terbiasa dengan berbagai panggilan Riki untuknya."Ma, sini. Cepat sapa Papa."Riki berjalan ke arah Reina, menariknya dan memintanya
Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d
Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura
Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha
Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad
Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan
Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling
Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga
Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max
"Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba