Share

Bab 414

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-31 19:54:10
"Kamu mau buat manusia dari tumpukan daun lagi?" Maxime tiba-tiba bertanya.

Maxime ingat Reina sangat menyukai hujan karena daun akan berguguran dan dia bisa membuat manusia dari tumpukan daun. Dulu Maxime selalu menghina sikap kekanak-kanakkan Reina.

Reina tidak menyangka Maxime akan mengusulkan membuat manusia daun. "Nggak ah, di luar terlalu dingin, lagian itu mainan anak-anak."

Maxime tercekat.

Reina pun masuk. "Aku mau istirahat, kamu keluar sana."

Reina pikir Maxime akan menolak keluar seperti semalam, tidak disangka kali ini pria itu patuh dan keluar kamar.

Reina menghela napas lega karena tidak perlu mengusirnya. Dia langsung mengunci pintu dan mengganjal pintunya dengan meja.

Tidak lama setelah berbaring di kasur, Reina pun terlelap.

Keesokan harinya.

Waktu Reina bangun, hujan sudah reda dan matahari mulai bersinar.

Reina membuka tirai jendela dan kaget saat melihat manusia daun mini tak terhitung jumlahnya di halamannya.

Reina yang begitu terkejut langsung membuka jendela dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 415

    Hening ....Setelah beberapa saat, Joanna baru menjawab, "Ya, benar."Syena tersenyum menyindir, "Ngomong-ngomong, dia itu putri ibu tiriku lho. Sebagai kakak, aku belum pernah ketemu dia sejak aku pulang."Ada kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi mereka saat ini. Baik Joanna atau Syena adalah wanita licik, untuk apa pura-pura di depan satu sama lain?Joanna menerima Syena tentu setelah menyelidiki latar belakangnya. Joanna memastikan Treya tidak mungkin menjadi vampir penghisap kekayaannya, selain itu Joanna menghormati ibu kandung Syena, Liane.Dia tidak mau menantu perempuannya yang lain sama tidak bergunanya seperti Reina."Ke depannya pasti banyak kesempatan untuk ketemu. Yuk, makan." Joanna tersenyum, tapi jelas terlihat dia tidak mau membicarakan Reina.Syena sengaja bersikap demikian karena mau menguji bagaimana calon ibu mertuanya memperlakukan menantu perempuan tertua. Sekarang tampaknya setelah nanti masuk ke Keluarga Sunandar, Syena bisa mengendalikan kekuatan eko

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 416

    Hari sudah malam saat Reina dan Maxime sampai di kediaman utama Keluarga Sunandar.Pelayan membukakan pintu untuk mereka, "Tuan Maxime, Nona Reina. Makan malam sudah siap dan hanya menunggu kalian."Maxime bertanya pada pelayan itu tanpa ekspresi, "Kamu panggil istriku apa?"Maxime ingat sebelum amnesia, dia sudah memberi tahu semua pelayan bahwa Reina adalah Nyonya Muda Keluarga Sunandar.Ketika pelayan itu mendengar teguran ini, dia menunduk dan langsung mengubah kata-katanya."Nyonya Muda."Pelayan itu bukannya lupa pesan Maxime yang dulu. Hanya saja sekarang Morgan yang berkuasa atas rumah ini dan dari dulu para pelayan sudah menindas Reina, mereka masih belum bisa mengubah kebiasaan mereka.Reina tidak menyangka Maxime akan membelanya. Reina terkejut dan melihat Maxime dari sisi yang berbeda.Keduanya turun bersama dari mobil dan datang ke ruang makan.Morgan dan Syena sudah tiba lebih dulu. Syena masih agak kesal karena kejadian siang tadi.Tatapannya langsung tertuju pada Reina.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 417

    Syena juga berdiri dan mau ikut mengantar, tetapi Morgan menghentikannya. "Syena, tunggu aja di sini sampai aku balik."Morgan berujar dengan lembut dan Syena juga tidak enak hati membantah di depan Joanna.Meski begitu dalam hati sebenarnya Syena sangat tidak terima. Jelas-jelas sebentar lagi mereka akan bertunangan, harusnya Morgan mengantarnya ke kamar dulu.Sesudah Morgan pergi, Syena mencubit telapak tangannya kuat-kuat.Di luar, di malam yang gelap, hujan turun lebat dan angin bertiup kencang.Reina pikir Morgan hanya akan mengantar sampai pintu depan, jadi dia tidak menolak. Reina hanya meremas ujung baju Maxime karena entah kenapa pandangannya jadi kabur, Reina bahkan tidak bisa melihat jalan di depan dengan jelas.Reina mencubit dirinya sendiri untuk tetap fokus.Maxime tahu Morgan mengikuti mereka. Dia pun mengulurkan tangan untuk meraih tangan Reina yang terasa hangat.Reina tersentak dan hendak menarik tangannya, tapi Maxime menggenggamnya lebih erat dan berkata pada Morgan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 418

    Di dalam mobil.Reina merasa sangat tidak nyaman. Dokter bilang tidak masalah kalau dia hanya minum segelas anggur, tapi hari ini dia merasa sangat tidak nyaman, mengantuk dan kepanasan."Maxime, kita mau pergi ke mana? Kayaknya aku mabuk darat deh.""Sini, bersandar padaku dan tidur. Kamu nggak mungkin pusing kalau tidur." Maxime membujuknya dengan lembut.Reina bersandar di bahu Maxime dan memejamkan matanya.Keduanya sangat dekat, Maxime bisa mencium aroma samar dari tubuh Reina.Maxime menelan ludah dan menekan jantungnya yang berdebar.Akhirnya mereka sampai di rumah sakit.Maxime menggendong Reina dan langsung membawanya ke ruang perawatan privat.Setelah diperiksa, untungnya obat yang dimasukkan dalam anggur tidak berbahaya. Begitu efek obatnya hilang, semuanya akan baik-baik saja.Jovan juga bergegas datang, "Kak Max, ada apa?"Saat ini Reina sudah tertidur.Maxime memberinya isyarat untuk diam, lalu keduanya ke luar kamar rawat Reina."Kak Max, Reina kenapa?""Nggak apa-apa, d

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 419

    Syena terlihat sangat arogan. "Bagaimanapun, ibu tiriku itu ibu kandungmu."Reina pun menjawab, "Kalau kamu mau jadi Nona Muda Kedua dari Keluarga Sunandar, tentu kamu harus memanggilku Kakak ipar."Syena terpukul.Entah mengapa sejak dia melihat Morgan mengantar Reina semalam, naluri wanitanya membuat Syena membenci Reina."Ya sudah, kupanggil Adik aja dulu. Lagian aku belum sah menikah dengan Keluarga Sunandar."Setelah itu, Syena melanjutkan, "Dik, hari ini temani aku beli barang-barang yang kuperlukan untuk acara pertunangan ya."Kalau bukan karena Morgan, Reina tidak sudi bicara sepatah kata pun dengan wanita ini."Oke, tunggu aku sepuluh menit."Setelah itu, Reina meninggalkan Syena sendirian di ruang tamu dan bersiap.Syena melihat ke sekeliling. Keluarga Sunandar memang keluarga terbesar di Kota Simaliki. Kediaman Maxime ini begitu megah dan mewah.Kalau dibandingkan, tempat tinggal Morgan jauh lebih sederhana.Syena agak tidak rela, kenapa Maxime yang buta masih bisa tinggal d

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 420

    Ekspresi Treya tiba-tiba berubah, dia hendak bertanya pada Reina apa dia tahu sesuatu.Reina melanjutkan pertanyaannya, "Kenapa aku yang putri kandung nggak kamu perlakukan sebaik putri tirimu? Kalau kamu segitunya membenciku, kenapa kamu melahirkanku?"Treya yang tadi sempat sangat tegang, sekarang lebih rileks.Ekspresi dinginnya seolah sedang mencemooh Reina. "Kalau bukan karena ayahmu, aku nggak sudi ngelahirin kamu! Melahirkanmu itu sebuah kesalahan!"Reina pikir karena sudah berulang kali mendengar jawaban ini hatinya tidak begitu sakit lagi, tapi ternyata entah kenapa sekarang rasanya ... pedih ....Mungkin hati kecilnya mendambakan cinta seorang ibu, sama seperti orang lain.Sebelum pergi, Reina menatap Treya acuh tak acuh, "Kalau aku bisa memilih, aku juga nggak sudi jadi putrimu."Sesudah mengatakan itu, dia langsung pergi.Treya melihat Reina yang pergi dan mengepalkan tangannya diam-diam.Syena menghampirinya, "Bu, kalian ngobrolin apa?"Treya tersadar dari lamunannya dan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 421

    Reina kembali ke kediamannya sendiri setelah membantu Morgan kembali ke tempat tinggalnya.Begitu dia masuk ke ruang tamu, ruangan terasa sedingin kulkas.Di hari yang sedingin ini, pemanas di dalam ruangan bahkan tidak dinyalakan.Reina merapatkan jaketnya dan berjalan masuk. Dia melihat Maxime duduk sendirian di sofa dan memasang tampang dingin.Sejak Maxime kehilangan ingatannya, Reina jarang melihatnya seperti ini."Kok kamu nggak nyalain pemanasnya? Memangnya kamu nggak kedinginan?"Maxime menatap Reina dengan mengandalkan arah sumber suara. "Sekujur tubuhku panas terbakar, dingin apanya?"Nada bicara Maxime aneh dan menakutkan, Reina jadi makin bingung, "Apa maksudmu? Panas terbakar apanya?"Maxime tidak menyangka Reina masih berpura-pura bodoh.Dia kira Maxime benar-benar buta?Maxime malas bicara omong kosong dengan Reina, dia langsung mengambil setumpuk foto dan melemparkannya ke Reina.Setumpuk foto itu berserakan di lantai. Foto yang menunjukkan Reina dan Morgan saling berpe

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 422

    Keesokan paginya, pelayan melihat Maxime tidur di sofa untuk pertama kalinya.Maxime yang mendengar ada gerak-gerik seseorang langsung membuka matanya. "Nana.""Tuan, ini aku. Nyonya Muda belum bangun."Maxime mengernyit. "Oh, kalian keluar dulu. Kalau aku nggak kasih perintah, hari ini kalian nggak perlu datang ke sini."Maxime sudah terbiasa tinggal di Kabupaten Sariang, jadi tidak suka terlalu banyak pelayan."Baik."Pelayan itu keluar dengan hati-hati, lalu menutup pintu.Sesudah Maxime bangun, dia tidak lagi merasa mengantuk dan menunggu Reina bangun.Saat hamil, Reina memang banyak tidur dan setiap hari akan bangun siang.Karena kemarin seharian dia pergi berbelanja dengan Syena, hari ini Reina baru bangun jam 10.Sesudah mandi, Reina turun ke bawah dan mencium aroma makanan.Reina awalnya tidak melihat Maxime, tapi begitu dia berjalan mendekat, dia melihat Maxime berdiri di dekat kompor dan terlihat bingung.Maxime sangat ahli dalam bekerja dan bermain piano, kecuali memasak.Re

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2104

    Akhirnya, Sophia merasa lega setelah berhasil meyakinkan orang tuanya untuk kembali ke rumah sakit. Dalam perjalanan pulang, dia menggenggam erat tangan ayah dan ibunya, tidak mau melepaskannya."Dokter bilang kalau penyakit kalian disebabkan karena kelelahan jangka panjang. Selama kalian menerima perawatan satu atau dua tahun, kalian bisa pulang dengan sehat."Sophia tersedak, lalu melanjutkan, "Sekarang, pengobatan tinggal setengah tahun lagi, lalu kita bisa hidup dengan baik. kalian jangan pernah punya pikiran buat melarikan diri lagi.""Ya." Erna menghibur dan memeluknya dengan lembut, "Maafkan Ibu karena sudah membuatmu khawatir, Nak."Robi juga berkata, "Kali ini Ayah dan Ibu memang salah, kami minta maaf sama kalian."Sophia tersenyum. "Lain kali kalian nggak boleh seperti ini lagi.""Hmm, ya." Robi mengangguk berulang kali, nadanya lembut.Diego yang duduk di kursi depan menatap Sophia, Erna dan Robi yang terlihat bahagia, entah kenapa jadi teringat masa kecilnya.Dia teringat

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2103

    Reina langsung menghubungi Diego setelah meminta pengawal itu mengirimkan alamat hotel di mana keduanya berada.Saat itu masih pagi sekali.Diego dan Sophia masih berada di luar.Ketika Diego menerima telepon itu, bagian bawah matanya berbinar. "Kak, terima kasih banyak, kamu benar-benar sangat membantuku."Reina tidak banyak bicara saat mendengar ucapan terima kasihnya."Cepat pergi dan jemput mereka kembali. Selain itu, perlakukan temanmu itu dengan baik.""Ya, ya, ya."Diego langsung mengiakan. Karena cuaca terlalu dingin, jadi suaranya sedikit bergetar.Setelah menutup telepon, Diego langsung memberi tahu Sophia."Ayo, aku tahu di mana Om sama Tante."Wajah Sophia pucat, pipinya memerah karena kedinginan. Dia mencoba mengucapkan terima kasih, tetapi ia terlalu dingin untuk berbicara.Diego segera menghentikan taksi.Keduanya duduk di dalam, penghangat di dalam mobil sangat memadai, membuat tubuh Sophia menghangat. Dia berkata, "Di mana orang tuaku sekarang? Apa mereka baik-baik saj

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2102

    Reina sedikit tidak percaya saat mendengar itu.Teman Diego? Bukankah itu wanita yang bernama Sophia?Sekarang, Diego tidak punya uang atau kedudukan, teman-temannya dulu sudah mengabaikannya."Ya, berikan informasi orang tua temanmu, aku akan menyuruh seseorang mencarinya.""Ya, terima kasih, Kak. Kamu benar-benar sangat baik."Diego tidak pernah berterima kasih pada Reina setulus hari ini.Bahkan jika Reina pernah melunasi tagihannya, rasa terima kasihnya kepada Reina tidak sebanyak hari ini.Reina juga mendengar ketulusan di dalam suaranya, masih belum percaya bahwa pria itu benar-benar telah berubah."Kita masih belum menemukannya, jadi jangan bilang makasih dulu.""Hmm, baiklah."Setelah menyelesaikan panggilan, Diego menemui Sophia, meminta informasi orang tua Sophia dan sebagainya.Setelah Reina melihatnya, dia menyadari bahwa semuanya seperti yang dia duga. Teman yang dimaksud Diego adalah Sophia."Aku mau tanya sesuatu," kata Reina."Kak, tanya saja.""Kenapa demi seorang tema

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2101

    Diego membungkuk dan berjongkok di sisi Sophia, menghiburnya dengan lembut, "Jangan terlalu sedih, Tante sama Om bakal baik-baik saja, ayo kita cari lagi. Kamu nggak boleh terlalu sedih, nanti kamu nggak bakal punya kekuatan buat cari Om sama Tante."Mendengar perkataannya, Sophia perlahan-lahan menjadi tenang."Ya, aku harus tenang, harus tetap tenang.""Hmm." Diego mengangguk. "Ayo cari lagi.""Ya."Namun, ketika Diego baru melangkah beberapa langkah ke depan, tiba-tiba pandangannya menghitam dan tubuhnya jatuh ke bawah.Sophia bergerak cepat untuk menopangnya, menahannya tepat sebelum Diego jatuh ke aspal."Diego," teriak Sophia.Diego menjawab dengan gugup, "Ada apa?""Barusan kamu hampir jatuh." Sorot mata Sophia penuh dengan kecemasan dan kekhawatiran.Diego mengusap-usap kepalanya. "Hah? Aku nggak sadar, mungkin aku kurang istirahat. Ayo, kita lanjut cari."Sophia menatap Diego yang linglung, mana mungkin dia berani membiarkan pria itu terus mencari."Kita pulang dan istirahat d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2100

    Tatapan Sophia menghangat dan dia sangat tersentuh.Sekarang, dia benar-benar tidak punya banyak uang dan tidak ingin membuat orang tuanya khawatir. Jadi, dia mengambil uang Diego terlebih dahulu, lalu membayarnya kembali setelah dia dapat gaji.Sophia mengambil uang itu, kemudian pergi untuk membuat sarapan.Anehnya, biasanya pada jam-jam seperti ini kedua orang tuanya sudah bangun, tetapi hari ini tidak satu pun dari mereka yang terlihat. Pintu kamar mereka pun tertutup rapat.Sophia mengira kedua orang tuanya masih beristirahat, jadi dia tidak tega mengganggu mereka.Setelah sarapan siap, Sophia pergi ke depan pintu kamar mereka, mengetuk pintu dan berkata, "Ayah, Ibu, bangun, ayo sarapan."Namun, setelah memanggil mereka beberapa kali, mereka tidak mendengar satu jawaban pun.Jantungnya berdebar kencang dan dia pun mendorong pintu kamar.Ketika pintu kamar terbuka, dia melihat bagian dalam kamar sudah dibersihkan dengan rapi. Semua barang terlipat rapi dan kamar dalam keadaan koson

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2099

    "Kamu dengar sendiri, aku sudah jelasin sama dia." Reina menyimpan ponselnya kembali dan menatap mata Maxime tanpa sedikit pun rasa bersalah.Memang benar bahwa dia tidak memberikan sinyal apa pun kepada Ari, jadi dia tidak melakukan kesalahan apa pun.Sekelebat kerumitan melintas di mata Maxime. Dia mengangkat tangannya, ujung jarinya membelai wajah Reina."Aku mengerti. Istriku sangat luar biasa, wajar kalau ada yang menyukainya."Reina menjadi agak malu ketika tiba-tiba dipuji olehnya.Keduanya berdiri diam di tengah kerumunan, indah seperti sebuah lukisan."Salju turun, salju turun ...."Banyak orang di sekitar mulai berseru.Reina kembali tersadar dan menatap kepingan salju yang berjatuhan, bagian bawah matanya berkilau."Cantik sekali."Maxime menggenggam tangannya dan tetap berada di sisinya tanpa berbicara.Dia berharap waktu tetap berada di momen ini sekarang....Saat ini musim dingin, ada tumpukan salju di mana-mana.Beberapa orang menganggapnya indah, tetapi bagi sebagian o

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2098

    "Baguslah kalau kamu mengerti," kata Imran.Ari tidak ingin berbicara dengan mereka lagi dan melangkah menuju kamarnya.Retno mencoba mengejarnya untuk menjelaskan, tetapi Imran menghentikannya."Biarkan dia sendiri dan merenungkan semuanya. Sebagai orang tua, kita nggak bisa mendiktenya seumur hidup."Mata Retno berkaca-kaca dan mengangguk kaku. "Ari sangat hebat, kenapa dia nggak memilih gadis baik-baik, menikah dan memulai sebuah keluarga?""Kalau tahu begini, seharusnya aku nggak membiarkannya terjun ke dunia hiburan." Imran selalu memandang rendah industri aktor. "Jadi dokter sepertiku dan menikah dengan wanita dengan profesi yang sama, bukankah itu bagus?"Keduanya tidak bisa memahami pikiran anak muda saat ini, jadi mereka membiarkannya.Ari tinggal sendirian di kamar, mengeluarkan ponselnya, mencoba menghubungi Reina, tetapi Reina tidak bisa dihubungi.Entah sudah berapa lama dia tinggal di dalam kamar, tetapi melihat hari sudah mulai gelap, dia tidak bisa menahan diri lagi dan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2097

    Sebenarnya, ini bukan menjelaskan semuanya dengan jelas, tetapi menempatkan identitas dengan jelas bahwa Ari tidak pantas untuk Reina dan dia tidak lebih baik dari Maxime.Sekarang, Ari merasa sangat bersalah, "Bu Reina, kita akan bertemu lagi lain kali. Kali ini, aku yang mentraktirmu dan Tuan Maxime."Maxime segera membalas, "Nggak perlu. Saat datang, aku sudah bayar."Dia tidak mau menerima traktiran dari saingan cintanya, dia juga bukan orang yang suka gratisan.Ari makin malu, lalu mengangguk mengerti sebelum pergi bersama orang tuanya.Setelah dia pergi, Reina menghela napas panjang, merasa masih belum pulih dari semua kejutan yang baru saja terjadi."Apa maksudnya ini?" Reina bergumam pada dirinya sendiri.Maxime menatapnya dengan ramah. "Sudah percaya 'kan kamu sekarang?"Reina menghela napas, masih sedikit tidak percaya."Apa mungkin Ari mengarang jawaban yang barusan?"Dia tidak mengerti kenapa seorang selebriti pria populer menyukai seorang wanita yang lebih tua beberapa tah

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2096

    "Bu, jangan konyol." Ari membela Reina, "Itu masalahku sendiri, nggak ada hubungannya sama dia."Ari memang penurut dan pengertian sejak kecil, kecuali untuk urusan jatuh cinta dan menikah.Melihatnya membela wanita lain, hati Retno jadi makin tidak nyaman, lalu melampiaskan kemarahannya pada Reina."Namamu Reina?" tanya Retno sambil menatapnya tajam. "Apa suamimu tahu tentang hubunganmu dengan Ari?"Kata-kata dingin Retno terus terlontar, "Kamu sudah menikah, punya anak dan terlihat sedikit lebih tua dari Ari. Jadi, kamu harusnya sangat pandai dalam memanipulasi laki-laki muda, bukan? Menurutmu, apa yang akan suamimu lakukan kalau aku memberitahunya semua ini?"Jika orang ini bukan ibu Ari, Reina pasti sudah membalas tanpa ampun."Tante, aku nggak memanipulasi anak Tante, jadi jangan bicara sembarangan tentangku. Usia anak Tante sudah dua puluhan, bukankah dia punya pendapat sendiri?" kata Reina dengan tegas.Ari mendengarkan percakapan antara Reina dan ibunya sendiri, mengerti bahwa

DMCA.com Protection Status