Share

Bab 1782

Penulis: Kacang Merah
Di kamar tidur besar, terdapat sebuah kasur seperti zaman kerajaan.

Mungkin lebih tepatnya bukan kasur, tapi kamar.

Reina dengar, konon ceritanya wanita zaman dulu bisa seharian berdiam diri di kasur. Reina sampai bingung kenapa mereka diam di kasur.

Sekarang setelah dia melihat kasur yang disiapkan oleh kakek dan neneknya, Reina baru tahu alasannya. Karena kasur ini sudah dilengkapi dengan meja rias, wastafel dan perkakas lainnya. Pantas saja para wanita kaya raya zaman dulu betah tinggal seharian di kasur.

Katanya tempat tidur seperti ini harus disiapkan sebelum anak lahir.

Setidaknya butuh waktu lima tahun untuk membuatnya.

Harganya sudah pasti tidak ternilai.

Reina masuk dan berbaring di kasurnya.

Reina pun berandai-andai. Kalau dulu tidak terjadi kecelakaan, kalau dulu dia tidak dimasukkan ke panti asuhan, bukankah dia bisa menikmati kasih sayang keluarga yang begitu hangat ini?

Sayang, di dunia ini tidak ada kata 'kalau'.

Reina tersadar. Sekarang dia merasa beruntung karena akhir
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Malaysian chingu
jadi kesal dengan sikap alana.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1783

    "Kamu aja nggak pulang, ngapain aku pulang? Kalau kamu kerja di sini selama setahun, ya aku juga akan kerja di sini. Kita akan balik bareng tahun depan." Jovan memutuskan.Alana tercengang dan langsung berkata, "Sebagian besar bisnis Keluarga Tambolo 'kan ada di Kota Simaliki, bukannya kamu malah bikin kacau kalau ada di sini? Lagian Kakek sudah tua lho, harus ada yang jagain. Mendingan kamu pulang deh."Jovan menatap Alana dengan tajam, mencoba membaca pikiran istrinya ini."Alana, kenapa aku ngerasa kamu ngusir aku dari sini? Kenapa?"Alana tercekat.Jovan terus bicara, "Bukannya enak kalau aku di sini? Kita 'kan bisa saling jaga satu sama lain?"Alana tidak tahu bagaimana harus menjawab.Alana memalingkan wajah dan mengepalkan tangannya."Pokoknya, aku mau tinggal di sini sendirian. Kamu pulang saja. Aku nggak mau sama kamu."Ucapan Alana menusuk hati Jovan seperti jarum.Jovan tiba-tiba merasa ruangan itu terasa pengap.Jovan mengesampingkan semuanya dan bertanya dengan nada menggo

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1784

    Alana bukannya tidak peduli dengan kesehatannya, ini semua karena dia hamil muda dan hanya sedikit makanan yang bisa dia telan. Kalau Alana paksa, dia bisa muntah.Hari ini kebetulan nafsu makannya bagus, Alana pun makan dengan lahap.Kata dokter, dengan kondisinya saat ini, dia boleh makan apa pun yang dia bisa makan, yang terpenting adalah tidak kelaparan.Sesampainya di hotel, Alana masih ingin makan camilan saat tiba-tiba perutnya terasa mual.Alana tidak bisa menahan diri dan langsung berlari ke kamar mandi untuk muntah.Jovan langsung mengikuti dan membawakan tisu serta air hangat untuknya."Kamu sakit perut? Ayo kita ke rumah sakit."Alana yang tahu kenapa dia muntah pun melambaikan tangannya berulang kali, "Nggak, aku nggak mau ke rumah sakit.""Kenapa kamu bandel ya? Sudah sebesar ini masih jajan makanan nggak sehat. Disuruh ke rumah sakit, juga nggak mau."Jovan yang mengkhawatirkan Alana pun menggerutu."Alana belum pernah merasa Jovan begitu menyebalkan dan membuatnya marah

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1785

    "Ayahmu ... dia sebenarnya pria biasa. Tapi ..." Liane terpikir sesuatu dan tersenyum, "Tapi dia ganteng banget, kalau nggak, aku mau sama dia."Reina mengangguk.Liane menghela napas, "Sebenarnya, aku nggak tahu harus mulai dari mana cerita tentang dia. Dia dari keluarga biasa.""Tapi dia pekerja keras dan membuat namanya terkenal di ibu kota sendirian.""Kami bertemu di sebuah pesta bisnis dan entah gimana akhirnya kami pacaran.""Lalu kami menikah dan melahirkanmu."Liane menceritakan masa lalu."Waktu itu Keluarga Yinandar belum stabil, aku punya kakak laki-laki yang diadopsi oleh kakek dan nenekmu. Waktu dia tahu aku menikah dan hamil, dia takut kami akan bersaing dengannya memperebutkan harta Keluarga Yinandar, jadi diam-diam dia menyerang kami.""Dia yang membuangmu ke panti asuhan. Lebih tepatnya, dia mau membunuhmu, untung anak buahnya nggak tega dan melepaskanmu.""Setelah melahirkan, kondisiku sangat lemah. Aku bahkan hampir mati terbakar gara-gara dia.""Ayahmu yang menyela

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1786

    "Ibu jangan ngomong sembarangan." Reina jadi khawatir.Reina baru bertemu dengan ibu kandungnya, tentu dia tidak ingin mendengar ucapan kesialan seperti itu.Liane awalnya ingin memberi tahu Reina tentang kondisi fisiknya saat ini, tapi melihat kecemasan Reina, Liane pun mengurungkan niatnya."Oke, Ibu nggak cerita lagi. Kamu cepat istirahat gih. Beberapa hari ini kamu ajak anak-anakmu main ya, kalian harus bersenang-senang.""Ya." Reina mengangguk, lalu mengantar Liane keluar kamar.Liane berjalan keluar dan kembali ke kediamannya.Sekretaris sudah menyiapkan obat untuknya."Bu Liane, Anda sudah memberi tahu Nona?"Liane menggeleng dan meminum obatnya. Pahit sekali."Belum."Liane menatap ke dalam kegelapan malam, "Aku benar-benar nggak bisa ngomong."Meski hanya beberapa kata sederhana, entah mengapa kata-kata itu tidak bisa terlontar dari mulutnya."Oke." Sekretaris Liane menghela napas dan menatapnya dengan prihatin, "Tetapi masalah ini tetap harus dibicarakan, lebih cepat lebih ba

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1787

    Alana menganga saat melihat orang yang turun adalah Reina.Ada apa ini?Kenapa tiba-tiba Nana jadi suka gaya orang kaya? Mereka 'kan cuma mau makan, mengobrol dan belanja? Kenapa bawa begitu banyak orang?Reina juga memperhatikan tatapan aneh di sekelilingnya. Dia turun dari mobil dengan rasa malu, berharap bisa bersembunyi di suatu tempat.Reina buru-buru masuk ke restoran.Karena para pengawal masih mau mengikuti, Reina pun berbisik, "Nggak apa-apa, kalian tunggu aku di luar."Pengawal menatap Reina dengan tatapan khawatir."Nggak bisa, Bu Liane pesan kami harus bersiap siaga dalam radius 10 meter."Reina terdiam.Dia tidak punya pilihan selain masuk dengan sekelompok pengawal.Untungnya, tidak ada seorang pun di restoran saat ini.Bos restoran menatap mereka, langsung berjalan mendekat dan bertanya dengan hati-hati, "Ah, anu ... Apa aku melakukan kesalahan?"Reina bingung.Dia melihat sekeliling , lalu menjawab, "Menurutku tempat ini cukup bagus. Lingkungannya tenang dan dekorasinya

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1788

    Kakek dan nenek Reina sangat ramah.Alana mengangguk berulang kali. Dia juga tahu Keluarga Yinandar tidak akan kekurangan uang atau harta apa pun."Nanti pas belanja kita lihat ya ada barang bagus nggak yang bisa kita beli buat mereka," ucap Alana."Oke."Reina memanggil pelayan untuk memesan.Reina tidak menyangka bos restoran itu sendiri yang melayani mereka, dia berkata dengan hormat, "Kalian mau pesan apa, ini buku menunya. Kalian bisa memesan apa pun yang kalian mau."Reina belum terlalu lapar, jadi dia meminta Alana untuk memesan.Akhirnya mereka memesan beberapa hidangan khas.Tidak lama kemudian hidangan disajikan. Sambil makan, Alana memberi tahu Reina, Jovan yang sangat keras kepala itu memutuskan akan tinggal bersamanya."Menurutmu aku harus gimana?" Alana menyuap beberapa suap dan tidak nafsu lagi. Tiba-tiba dia mau muntah dan langsung lari ke kamar mandi.Bosnya ketakutan setengah mati dan buru-buru datang untuk bertanya pada Reina, "Nona, Apa makanannya tidak sesuai denga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1789

    Reina mengikuti Alana masuk yang langsung berdoa.Alana tidak tahu kalau Jovan sudah tahu akan kehamilannya.Alana menemui seorang guru spiritual dan memintanya untuk menulis jimat keselamatan, lalu pergi berdoa lagi.Reina juga berdoa untuk Riki, Riko, Liam, Leo, Maxime, Liane dan lainnya. Dia memohon keselamatan untuk mereka.Mereka selesai berdoa setengah jam kemudian.Begitu di luar, Alana sekilas melihat Jovan di tengah kerumunan.Pria itu menatapnya dengan aneh.Alana mengernyit bingung, "Ngapain kamu ke sini?"Mata Jovan merah, dia mau langsung menanyai Alana, tetapi niatnya dia urungkan saat melihat Reina juga ada di sini."Kamu mau pulang jam berapa? Aku mau nanya sesuatu." Jovan berusaha menjaga suaranya setenang mungkin.Alana tidak sadar gelagat aneh Jovan, dia menyahut dengan kesal, "Ih akhirnya aku bisa pergi belanja sama Nana, ngapain kamu ngurus aku pulang jam berapa. Sudah jangan buntutin kami dong."Reina bisa membaca situasi, dia merasa Jovan menyadari sesuatu.Reina

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1790

    Jovan terlihat ragu-ragu.Bagaimana kalau anak itu bukan anaknya?Tapi kalau bukan anaknya, anak siapa?Sejak mereka menikah, Tuan Besar Jacob sudah mengikat mereka sehingga dari pagi sampai malam, mereka tidak terpisahkan.Pada akhirnya, rasa ingin tahulah yang menang."Kamu hamil!"Ini adalah pernyataan, bukan pertanyaan.Alana merasa seperti disambar petir, wajahnya pucat pasi.Perubahan ekspresi Alana membuat Jovan bertanya-tanya apa Alana sudah berselingkuh dengan pria lain."Anak itu anakku, 'kan?" Jovan bertanya dengan ragu.Alana tersadar dari lamunan dengan wajah memerah, "Ya menurutmu?"Jovan akhirnya yakin, Alana hamil anaknya.Entah mengapa, Jovan merasa jantungnya akan melompat keluar dari dadanya, dia ingin sekali memeluk Alana.Tangan dan kaki Jovan bergerak spontan. Dia mendatangi Alana dan menggendongnya bak seorang putri."Aku bakal jadi papa?" Jovan tersenyum lebar.Begitu tubuhnya terangkat di udara, Alana pun panik. Dia meraih lengan Jovan dengan satu tangan dan me

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status