KRINGG!!
Sebuah panggilan telfon yang berdering dengan sangat kencang hingga memenuhi ruangan kamar pria yang sedang tertidur ini.
Pria itu sedikit terusik, dia mengangkat tangannya dan mencari-cari ponselnya dengan keadaan mata masih tertutup.
"Halo," ucapnya dengan suara yang sedikit agak parau.
"RICHARD! KAMU GAK LUPA HARI INI KAN!" Teriakan dari balik ponsel membuat Richard menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Berisik tau, kamu nelpon cuman buat teriak doang?"
"Astaga Richard! Kamu lupa kalau hari ini ada acara penting?"
Richard langsung bangun dari tidur, matanya terbuka lebar, dia baru ingat ada acara penting hari ini.
"Kenapa gak bilang dari tadi," gerutu Richard, dia turun dari kasurnya, lalu pergi berjalan menuju kamar mandi.
Tak sampai beberapa menit, Richard akhirnya telah selesai mandi dan juga berganti pakaian, dia menatap dirinya yang sudah terpampang rapi di kaca.
Richard mengambil tas kantorny
Kirana menatap piring kotor yang begitu banyak di depannya, padahal mereka hanya berdua yang tinggal di rumah ini.Matanya menangkap semua sisa makanan tadi malam, dia bisa merasakan emosi yang sudah menyulut di kepalanya."Richard sialan, semoga di mendapat kesialan," ucapnya dan mencuci semua piring itu dengan terpaksa.Tak sempat semenit, akhirnya semua piring tercuci dengan bersih, hari ini semua pekerjaan rumah bersih tanpa ada satu pun yang menganggu Kirana.Kirana berjalan menuju sofa, dia memakan kue yang baru saja ia ambil di atas kas, tangannya mulai mengambil remote dan menyalakan televisi.Semua tubuh Kirana terhenti tiba-tiba, matanya menatap siaran yang tengah berlangsung di televisi."A--apa yang terjadi?" gumam Kirana ketika melihat Richard yang mundur perlahan-lahan dengan wajah agak pucat serta air mata yang ikut turun membasahi pipi Richard.PRANGG!!Kirana berdiri secara langsung hingga membuat toples
Di kediaman Hernandos, terlihat seseorang yang tengah mondar-mandir.Terlihat Keynest yang memutarkan kepalanya ke kiri dan ke kanan secara bergantian, dia sedang mewaspadai orang yang akan melewati tempat itu.CTAK!Keynest berhasil membobol pintu ruang kerja ayah tirinya, Justin Hernandos. Akibat pesta tadi malam, Justin dan Sandra tengah tertidur pulas dalam keadaan mabuk, dia berhasil mengambil kesempatan emas, lalu mencuri kunci ruang kerja Justin."Kakak?" sahut sebuah suara dan berhasil menganggetkan Keynest yang hendak masuk ke kamar.Mata Keynest menatap seseorang yang tengah berdiri depannya. "Kenneth? Sedang apa kamu disini?""Seharusnya aku yang tanya kepada kakak, kenapa kakak masuk ke ruang kerja ayah?""Syutt ... bicaranya pelan-pelan saja." Keynest menarik tangan kenneth untuk mendekat kearahnya.Keynest pun hendak masuk kedalam, tapi lagi-lagi di cegat oleh Kenneth."Apa yang akan kamu lakukan? Kalau aya
"Terima kasih pak." Kirana memberikan uang kepada pak supir yang baru saja mengantarnya pulang dari mall.Kirana melangkahkan kakinya masuk kedalam, ketika pak supir telah meninggalkan perkarangan rumahnya.Jalan Kirana sedikit terhuyung-huyung, dia membelikan bahan makanan yang cukup banyak. Kirana juga bersyukur dengan kartu yang di berikan Richard, sehingga dia bisa membeli banyak bahan makanan.Pintu terbuka dengan lebar, Kirana menatap rumah yang kosong tanpa ada satu makhluk hidup sedikit pun, dia sedikit kecewa, karena dia pikir jika dia pulang, dia bisa melihat Richard di rumah."Apa Richard sudah makan?" batin Kirana dan meletakan tas yang berisikan bahan makanan di meja.Kirana mengeluarkan satu persatu bahan-bahan yang ada di dalam tas itu, dari buah-buahan hingga bumbu-bumbu dapur, tak lupa Kirana memasukan ke tempatnya masing-masing.Tak sampai semenit, Kirana berhasil menata semua bahan makanan pada tempatnya."Ter
TUTH!!Sebuah air panas yang berhasil membuat seorang gadis yang tengah merapikan meja pun terpaksa mengalihkan pandangannya.Kirana mendekat, lalu mengangkat air panas yang baru saja ia masak tadi, dia pun meletakannya di atas meja, lalu menatap meja tersebut.Kirana melihat banyaknya makanan yang ia masak hari ini, semuanya terasa enak untuk di nikmati, tapi entah kenapa hatinya gundah, dia masih memikirkan Richard.Dia mengambil kursi dan hendak makan, tapi Kirana berhenti sejenak, dia seperti melupakan sesuatu."Apa yah? Kayak ada yang terlupa." batin Kirana dan duduk secara perlahan-lahan.Kirana hendak mengambil nasi, tapi pandangannya mendapati sebuah tas yang ia bawa dari mall."Aku lupa buang tas ini." Kirana berdiri dari duduknya dan mengambil tas itu.Lagi-lagi gerakannya terhenti, dia seperti mengingat sesuatu yang mengganjal di hatinya."Oh iya, flashdisk." Kirana dengan cepat membuang tas itu di tempat samp
Hari ini bertepatan dengan hari senin. Hari dimana seorang Richardo Elios akan menaiki puncak tertingginya kembali.Semua media heboh dengan Richardo Elios yang akan memberikan pidato kejelasan tentang rumor kemarin.Bahkan nama Richardo Elios trending di semua media sosial, bahkan sampai ke televisi negara luar."Apa semuanya sudah siap?" tanya Arnold kepada para penata dekorasi untuk pidato."Sudah pak!" Jawab mereka serempak lalu keluar.Arnold mengangguk pelan, dia kembali dan berjalan ke tempat Richard."Apa kamu sudah siap?" tanya Arnold ketika memasuki ruang ganti.Terlihat Richard yang tengah menatap dirinya di cermin sembari membenarkan dasi yang terikat di lehernya."Apa semua media sudah datang?" tanya Richard yang masih sibuk membenarkan dasinya."Sudah dari tadi, bahkan banyaknya sampai ada beberapa para wartawan dan reporter yang tidak bisa masuk kedalam," jawab Arnold dan mengambil roti lalu memakannya.
Semua reporter yang ada di tempat tersebut langsung kaget ketika Richard menyebutkan nama Justin Hernandos.Bagaimana tidak heboh? Justin Hernandos adalah ayahnya Richard, dia juga suami dari Amanda Elios, kenapa dia begitu tega melakukan tindakan keji ini."Apa anda punya bukti?""Saya punya bukti," jawab Richard.Richard pun memberikan kode kepada Arnold. Arnold yang paham akan kode Richard pun mulai bergerak.Setelah beberapa detik terlewat, tiba-tiba muncul layar monitor yang menjadi pusat perhatian semua orang."Ini adalah bukti Justin Hernandos, melakukan perbuatan kejinya." Richard mengarahkan tatapan mereka semua kedepan layar monitor yang terpampang jelas di belakangnya.Semua orang yang ada di tempat itu menonton dengan seksama, mereka tak melepaskan pandangan mereka dari video yang sedang berputar itu.Tiba-tiba mereka menjadi ricuh ketika melihat seseorang yang memakai topeng hitam sedang membawa gaun putih, d
Pagi hari yang cerah, terlihat matahari yang mulai memancarkan sinarnya, burung-burung pun ikut bertebrangan dan berkicauan kesana kemari.Terlihat dua orang yang sedang melakukan suatu kegiatan di rumah."Apa sudah siap?" tanya Richard saat sampai di kamar Kirana.Kirana tak memberikan jawaban, dia masih sibuk dengan beberapa pakaian dan aksesoris."Apa harus bawa sebanyak itu?" tanya Richard lagi sambil melotot, dia bisa melihat Kirana memasukan banyaknya bawaan.Kirana menggelengkan kepalanya cepat. "Ini moment paling bersejarah dalam hidupku, aku harus mengabadikannya.""Mengabadikannya? Buat apa?" tanya Richard keherangan.Kirana menoleh kebelakang. "Aku baru pertama kali liburan, jadi harus di abadikan."Richard menggeleng tak percaya, baru kali ini dia mendapati orang yang belum liburan kesana kemari, padahal dirinya sampai bosan dengan liburan."Kamu orang kaya, mana tahu derita orang miskin," kesal Kirana sembar
Richard dan Kirana berjalan masuk kedalam rumah, terlihat hampir semua perabotan rumah yang sudah hancur berantakan seisi rumah."Apa kamu sudah gila? Justin Hernandos."Mendengar namanya dipanggil, Justin menoleh kebelakang, dia menatap seseorang yang begitu ia benci. Seseorang yang telah menjadi musuh terbesar dalam hidupnya."SIALAN!?" Botol kaca yang di pegang Justin langsung terlempar kearah Richard, dengan cepat Richard menghindar dari lemparan itu."Apa kamu benar-benar sudah gila?" tanya Richard dan berjalan mendekat kearah Justin.Rambut yang sudah tak teratur, wajah dan badannya sudah terdapat luka di sekujur tubuhnya. Justin Hernandos sudah tak terlihat seperti orang normal lagi."Apa aku harus memasukanmu ke rumah sakit jiwa?" Richard memperburuk suasana.Mata Justin sudah memerah, dia benar-benar ingin membunuh orang yang sudah menghancurkan masa kejayaannya."Jangan memberikan tatapan seperti itu, kamu membuatku t
Pagi hari yang cerah membentang luas diangkasa, matahari menunjukan sinar ultra violetnya dan menyinari seluru makhluk hidup dimuka bumi.Bunga bermekaran dimana-mana sambil menunjukan keindahannya, musim semi menjadi musim yang paling ditunggu semua orang.Tak hanya bunga-bunga saja, bahkan pohon juga menunjukan buah segarnya kepada makhluk hidup lainnya.Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, tiga tahun terlewat begitu saja, semuanya tampak normal pada umumnya.Seluruh kota masih sama seperti dulu, semua bangunan dari pribadi maupun umum masih sama seperti tahun lalu, mungkin yang berubah hanyalah anak-anak kecil yang sudah mulai perlahan beranjak remaja dan dewasa.Dipagi hari yang cerah ini, kebahagiaan mulai terpancar besar disebuah gedung mewah, terlihat banyak sekali orang yang datang menghadiri pernikahan seorang pria dan gadis muda."Selamat atas pernikahannya, Arnold Bernald dan Angelina Casanova."Tulisan tersebut terpampang dengan jelas diatas banguan meg
CEKLEK!!Pintu rumah langsung terbuka dengan lebar, pintasan ingatan langsung terlintas dan membuat jantung Richard berdegub sangat kencang tak teratur."RICHARD!" teriak Kirana saat melihat Richard hampir saja jatuh kebawah.Richard menggelengkan kepalanya dengan kuat, pria itu mencoba menetralisirkan nafasnya."Kalau kamu tidak kuat, kita undur saja," ucap Kirana khawatir dengan mental suaminya itu.Richard menegakkan badannya kembali, dia menatap Kirana diselingi dengan senyuman kecil, tak lama tangannya menggenggam kuat tangan kecil milik Kirana."Aku tidak mau kabur lagi," ucap Richard masih mengeratkan pegangan tangannya.Kirana menatap suaminya itu, walau sudah berkata bahwa dia akan mengatasinya, tapi hati gadis kecil itu selalu saja merasa khwatir akan suaminya.Mereka berdua langsung melangkahkan masuk kedalam rumah, hawa keadaan sekitar langsung berubah dengan drastis.Terasa sejuk didalam, tak dingin maupun panas, seperti membuat tubuh untuk tetap betah dan tinggal disini.
Pagi hari yang selalu diawali dengan cerahnya matahari, kini berganti menjadi mendung seperti musim dingin pada umumnya.Awan menghitam dari subuh, namun air hujan tak kunjung turun setitik pun, dunia seperti sedang bersedih hari ini.Jam menunjukan pukul 07:00, terlihat kedua pasangan yang sudah memakai pakaian serba hitam, mereka akan pergi untuk memperingati hari seseorang."Apa tidak ada yang ketinggalan?" tanya Richard kepada Kirana.Gadis yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan, tanpa menunggu waktu lama, mobil langsung menuju dengan cepat dijalan raya.Sepanjang perjalanan, Richard tak terlalu membicarakan sesuatu, mungkin kenangan-kenangan pahit itu muncul lagi diingatannya, apalagi Richard belum sepenuhnya melupakan kejadian yang menyeramkan itu.Kirana menatap awan hitam yang membentang luas diatas, langit seperti mengetahui bahwa mereka sedang bersedih hari ini."Seperti biasanya, aku benci awan seperti ini," ucap Richard membuka obrolan.Kirana yang tengah
CKITT!!Mobil hitam pekat itu mendarat disebuah rumah sakit pusat kota, keempat orang itu turun dan menatap bangunan didepan.Didalam perjalanan mereka sempat membatalkan janji untuk pergi jalan-jalan, dan terpaksa mengunjungi seseorang dirumah sakit ini."Apa ayah sudah melakukan pemeriksaan?" tanya Richard dan mendapat anggukan pelan dari Kenneth."Kemarin sudah melakukan pemeriksaan terakhir, mungkin ayah saat ini berada diruang rawatnya," jawab Kenneth.Richard menatap Kirana yang tengah membawakan bungkusan kue untuk Justin.Tanpa menunggu waktu lama, mereka langsung berjalan masuk kedalam rumah sakit. Berasa dejavu, Richard teringat kembali saat dia berada dirumah sakit sebulan yang lalu, setelah insiden Black Tiger dan Dark Devil.Semuanya terjadi begitu cepat, bahkan Richard masih ingat bagaimana Andy, musuh mereka yang mati dengan terhormat.Tak mau memikirkan masa lalu yang suram itu, Richard menepuk pelan pipinya supaya tersadar, dan menatap masa depan yang cerah.CKELEK!P
Pagi hari yang cerah mulai menyapa, seperti hari-hari biasa lainnya, semua orang kembali melakukan aktivitas mereka, dari pekerja kantoran sampai anak-anak sekolahan.Disebuah hotel, terlihat banyak sekali orang-orang yang sudah siap bepergian pulang karena menginap semalaman ditempat ini, ada juga yang menetap menikmati masa liburan mereka."Apa tidak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Kirana kepada Keynest, karena gadis kecil itu membawakan banyak sekali buku-buku belajar.Pandangan Kirana tertuju pada Serani dan Acha yang berjalan mendekat, mereka berpelukan dengan Kirana sebelum berpamitan pulang."Kami duluan yah, maaf gak bisa pulang barengan," ucap Serani tak tegaan, karena keadaan membuat mereka seperti ini.Serani dan Acha mereka bekerja disatu perusahaan batik yang terkenal diindonesia, mereka beruntung mendapat cuti libur sehari, dan hari ini terpaksa pergi ke kantor.Kirana tersenyum menatap kedua sahabatnya itu. "Gak apa-apa, setidaknya kalian masih menyempatkan diri untuk
Piknik liburan berakhir dengan cepat hingga malam hari, mereka semuanya setuju untuk melakukan penginapan malam ini.Hawa dingin malam mulai menerpa seluruh tubuh orang-orang, walau tadi pagi cuacanya sedang bagus, tak menutup kemungkinan, karena ini adalah musim dingin.Dari arah pantai, terlihat seorang gadis yang berjalan menyusuri pasir. Dingin yang ia rasakan, walau sudah memakai jaket tebal, tapi dinginnya angin malam ini, benar-benar membuat seluruh tubuhnya seperti membeku.Langkah kakinya terhenti tepat didepan air laut, dia menatap air yang begitu tenang, serta ingatan waktu ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, langsung terlintas begitu saja."Kirana!" teriak seseorang dan membuatnya membalikkan badan kebelakang.Senyumannya mengembang menatap pria yang tengah berlari cemas kearahnya, dengan cepat pelukan hangat langsung dia terima dengan kedatangan pria itu."Kamu dari mana saja? Aku khawatir saat kamu gak ada dihotel," ucap Richard sambil memeluk erat tubuh Kirana.Kirana
Musim kian berganti dan berlalu dengan cepat, semua aktivitas mulai kembali dengan normal layaknya seorang manusia pekerja dipagi hari.Hidup terasa menjadi ringan dan bermakna, lika-liku yang selama ini diperjuangkan, kini telah usai dan diganti dengan sebuah kebahagiaan.Matahari mulai menyapa sebuah rumah mewah, terlihat cahayanya yang mulai masuk melalui celah-celah rumah, dan mengganggu indra seorang gadis yang tengah tertidur pulas.Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali, dan menetralkan penglihatannya, iris matanya pun teralihkan dengan seorang pria yang kini tengah tertidur disampingnya."Sudah bangun?" tanya pria itu sembari membuka mata dan memiringkan tubuhnya kedepan gadis itu.Kirana kaget dan menatap Richard cukup lama, ternyata pria itu sudah bangun dari tadi, dan mungkin sedang mengumpulkan tenaga untuk bangun.Seminggu setelah pernikahan berlalu, Kirana dan Richard resmi menjadi seorang pasangan baru, dan baru tadi malam saja mereka melakukan kegiatan yang biasa d
Acara selamatan dari semua pengunjung pun berakhir, kini kedua pasangan itu dapat beristirahat dan menikmati pertunjukan dari para penari maupun penyanyi."Akhirnya kalian bisa duduk dengan tentram," ucap Angelina dan Arnold yang kini tengah menghampiri kedua pasangan itu."Jangan bahas itu lagi, kaki ku seakan-akan mau terlepas saja," ucap Richard sambil memijit pelan betisnya."Iya, bahkan sepanjang selamatan, Richard selalu memohon supaya semua ini cepat berlalu," canda Kirana, dia merasa lucu ketika melihat tingkah Richard yang cemberut akibat acara selamatan yang tak kunjung selesai.Mereka bertiga langsung tertawa dan menistakan Richard, sehingga membuat pria yang diejek hanya bisa pasrah dengan keadaan.Dari kejahuan, terlihat kedua orang gadis yang tengah menatap Kirana tersenyum bahagia bersama teman-teman barunya itu."Apa dia melupakan kita? Dia bahkan tidak menceritakan pernikahan kontrak itu sekali pun," ucap Acha yang kini merasa kesal karena tingkah Kirana.Serani menco
Pesta pernikahan digelar dengan begitu meriah, setelah kedua pasangan dinyatakan sah menjadi suami dan istri, pesta tarian maupun nyanyian dari artis terkenal, langsung memeriahkan acara tersebut.Orang-orang berpesta ria sambil mencicipi makanan serta minuman yang telah disediakan.Kedua pasangan yang menjadi topik utama itu, kini sedang bersalamah dan berfoto dengan orang-orang yang hadir diacara pernikahan mereka.Acara salaman memakan waktu yang cukup lama untuk bersalaman dengan semua orang yang hadir diacara itu, dari sekian banyaknya orang, hingga akhirnya tersisa sedikit orang saja untuk menyelesaikan acara salaman."Bagaimana perasaan kalian berdua?" tanya Angelina dan Arnold yang kini naik untuk berpegangan tangan dengan kedua mempelai."Lelah, lebih baik kalian berdua turun saja, biar acara salaman ini cepat berakhir," ucap Richard yang sudah lelah dengan salaman terus menerus.Arnold menahan tawanya, baru kali ini dia melihat Richard kesusahan seperti orang yang mau mati.