Share

Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku
Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku
Penulis: Ka Enov

1. Cobaan

Penulis: Ka Enov
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa? Kanker rahim?" Tanya Clara benar-benar kaget, dia tidak percaya apa yang baru saja dia dengar dari dokter.

"Ya, dan pilihan paling baik adalah mengangkat rahim anda!" tukas dokter membuat Clara menangis tergugu. Ibu mertua yang setia disampingnya memeluknya erat.

 

Sementara Anton nampak bicara serius dengan dokter, beberapa kali Anton nampak mengangguk saja. Hal ini membuat Clara hancur. impiannya untuk mempersembahkan cucu laki-laki yang sangat didampakan keluarga Anton sekarang pupus.

 

"Bu, maafkan Clara!" ucapnya pelan sambil menangis.

"Tidak sayang, kau tidak salah. Jangan banyak pikiran ya, tenang saja. Kamu harus sembuh, kasian sikembar!" Desi nampak tulus mengatakan itu.

"Tapi bu, bagaimana dengan bayi laki-kakinya?"

"Jangan cemaskan hal itu Clara sayang. Anton bisa menikah lagi bukan?" Desi tersenyum, nampak dirinya tak peduli bagaimana menantunya itu mendengar pernyataannya, yang bagai petir disiang bolong.

"Tapi bu.."

"Kenapa sayang, kau keberatan?" Desi menatap tajam ke arah Clara yang masih menitikkan airmatanya.

"Bukankah sudah ibu katakan sejak kau masih berpacaran dengan Anton dahulu, wanita miskin sepertimu akan sangat mudah tergantikan. Ibu bahkan sudah memperingatkan kamu sejka awal, kau akan menjadi ratu jika kau memberiku cucu laki-laki yang banyak. Aku tentu saja menyayangi si kembar, mereka cantik dan menggemaskan. Tapi itu saja tak cukup Clara sayang." Desi mengatakan itu tegas.

"Tempat kita mencari nafkah adalah perusahaan keluarga, sejak dahulu anak laki-laki akan mendapatkan jatah saham lebih banyak dari anak perempuan. Anak laki-laki itu simbol kekuasaaan dan uang Clara, aku tak mau pamanmu yang mengambil alih perusahaan. Cepatlah pulih, kembar menunggumu, dan jangan terbeban dengan ini, suka tidak suka, ibu akan tetap mau bayi laki-laki, entah bagaimana caranya!"

"Iya bu, aku faham soal itu." Clara hanya mengatakannya dengan suara pelan.

"Baguslah, jadi kau setuju kalau Anton menikah lagi bukan?" 

Clara menghapus titik air yang jatuh ke wajahnya. Ia menatap ibu mertuanya itu.

"Iya bu, baiklah." Clara lagi-lagi hanya mengatakannya dengan suara pelan.

"Kok lemas begitu, jangan lemah Clara sayang. Ibu menyukaimu, kau menantu yang baik untuk ibu, kau istri dan ibu yang baik, tapi jadi baik saja tak cukup sayang. Mulai sekarang kau harus bisa bekerja lebih abik agar tetap jadi yang terbaik, kau tidak mau suamimu makin jauh bukan?" tanya DEsi sambil melirik handphonenya.

"Maksud ibu?"

"Memiliki istri baru, artinya perhatian Anton akan teralihkan darimu dan sikembar, jadi buatlah Anton selalu nyaman dan kembali padamu, itu yang harus kau lakukan. Terimakasih sudah bersedia membiarkan Anton menikah lagi, kau yang terbaik Clara, ingat supaya terus jadi yang terbaik, oke?'

Clara hanya mengangguk saja. Dia yakin, jauh sebelum ahri ini, ibu mertuanya sebenarnya suidah emnyiapkan calon istri baru untuk Anton. Clara yakin itu.

"Baiklah ibu akan pergi sekarang, banyak yang harus ibu urus. Cepatlah pulih dan kembali ke rumah, Kau tak mau kan kalau saat kau kembali ada ratu yang baru menghuni kamarmu? Jadi cepatlah kembali sayang! ibu akan bertemu wanita itu sekarang!"

Clara hanay menatap wanita itu menjauh, wanita yang nampak selalu segar meski usianya sekarang hampir menginjak umur 50 tahun. Ya Desi menjaga tubuhnya tetap sehat dan bugar, dia masih tetap aktif diperusahaan mendiang sang ayah, meki umurnya tak lagi muda.

"Ibu bicara apa tadi sayang? Jangan pikirkan apapun, dan cepatlah sebuh!" bisik Anton setelah kembali ke kamar inap Clara.

"Mas, menikahlah lagi setelah ini mas. Ibu sudah mencarikan calon untukmu." Clara berucap dengan sedih dan perasaan yang hancur.

"Kau ini bicara apa sayang? Menikah? Apa maksudmu?' 

Bab terkait

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   2. Rencana makan malam

    Tak bisa dipungkiri, Anton tak menyangka Clara akan langsung etuju untuk mengizinkan Anton menikah lagi seperti keinginan Desi, ibunya. "Kau harus berjanji Mas, Jika tidak aku tidak mau dioperasi! Biar saja aku mati sekalian!" ancam Clara dengan wajah cemberut. Dua puluh menit lagi, Clara akan berada di ruang operasi. "Clara kenapa kau ini? Kenapa kau malah memberi izin suamimu menikah lagi? Apa ibu mengancammu?" "Tidak ada Mas, ini murni keinginanku juga." "Apa kau semudah itu merelakan aku?" "Aku juga tak rela Mas, tapi aku mohon Mas, berjanjilah kau akan menikahi wanita pilihan ibu." "Tapi Clar.." "Berjanjilah Mas." Clara memegang tangan Anton dengan erat. Clara bahkan menolak ketika suster akan membawanya ke ruang operasi. "Baiklah Clara, Mas berjanji. Berjuanglah dan kembalilah sehat!" tutur Anton dengan pelan. Clara tersenyum dan mengangguk, dan kemudian dengan senang hati menjalani operasinya. ** Seminggu kemudian, Clara sudah kembali ke rumahnya. Ada gelak tawa disa

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   3. Namanya Lara

    "Calon istrimu dan ibunya." jawab Clara membuka pintu kamatr mandi dan menyuruh Anton bergegas."Apa?""Apanya apa Mas? Ayo cepatlah. Pas lupa kemarin sudah setuju?" Clara menatap Anton."tapi sayang, ini terlalu mendadak. Tidak bisakah..""Tidak bisakah apa mas? Jangan menundanya Mas." Clara nampak ngotot sekali.Anton hanya bisa pasrah saat Clara udah mengatakan itu. Anton memang pantang melanggar janjinya endiri. Jadi dia hanya menurut saat Clara menyuruhnya bergegas, Clara bahkan emmilihkan sendiri pakaian yang dikenakan Anton untuk makan malam. Tapi, baik Anton ataupun Clara tidak ada satupun yang mengetahui wanita mana yang akan dipilih Desi sebagai istri muda Anton."Wah, akhirnya kalian datang juga. Ibu pikir kau tak akan datang Anton!" sapa ibu ramah saat tahu anak dan menatunya datang lebih awal dari tamu yang sudah dia tunggu."Sudah basa-basinya bu, mana wanita yang mau ibu jodohkan denganku itu? Ibu sudah merencakan ini ya?' tuduh Anton."Merencanakan apa? Ibu hanya mau y

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   4. Izin dan Restu Clara

    "Kalimat apa itu tadi yang ibu dengar Clara? apa kau bermaksud menyumpahi Lara tak bisa memberikan Anton anak laki laki, begitu maumu?' tanya Desi sedikit emosi."oh sama sekali tidak ibu. Clara hanya..""ibu akan mengusahakan apapun agar Lara bisa punya anak, apa lagi laki laki." clara hanya bisa diam, dia rasanya ingin menangis, hanya saja dia bertahan. Dia tak mau dianggap lemah oleh siapapun.waktu terasa begitu cepat berlalu. Pertemuan keluarga Lara dan mas Anton berjalan baik. awalnya ibunya Lara nampak kaget saat mengetahui Anto masih punya istri. tapi ibu nampak bisa meyakinkan sahabatnya itu, jika Anton akan berlaku adil dan pastinya, jika bisa memberikan anak laki laki, Anton dipastikan akan condong ke istri mudanya."Duh jeng Desi, sama aja, walau Lara bisa kasih anak laki laki, namanya istri muda ya ga akan dapet apa apa. di tulis di kartu keluarga saja ndak, ya kan?" tutur Bu Lisda, calon mertua mas Anton."Tenang saja jeng Lisda, apa saja pernah ingkar janji? yang penti

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   5. Sebuah Kerelaan

    Semua terdiam dan menahan nafas. Tidak ada yang bersuara. Llau isak tangis itu meluncur juga. Dari seorang Clara."Jawablah pertanyaan dari Lara, Clara? Apakah kau mengizinkan jika Lara menikah dengan suamimu?' tanya penghulu menyadarkan Clara."Iya Lara, aku ikhlas, aku ridho terhadap pernikahanm dan juga Mas Anton, menikahlah dengannya. Aku merestui kalian." wala dengan tangis, Clara mengucapkan itu dengan lantang.Lara dan Clara kemudian berpelukan. " Jangan menangis Lara, nanti make up kamu akan luntur!" bisik Clara pelan, membuat Lara tersenyum simpul.Lalu tibalah giliran Anton."Ini awal yang bagus Anton, kau menikah dengan restu ayah ibu serta istrimu. Semoga Allah memudahkan jalan pernikahan kalian, semoga Allah membimbingmu supaya kau bisa adil pada istri istrimu!" kata Pak penghulu sebelum mic itu berpindah tangan ke Anton."Dinda Clara, aku akan menikahi Lara hari ini, maafkan aku, sudah membagi cina dengan wanita lain, aku juga akan membagi semuanya secara adil padamu dan

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   6. Jangan campurkan kami Mas!

    Clara kaget, begitu juga Lara dan Anton. Mereka saling pandang. Clara dan Anton, sama sekali tidak bahkan belum mengatakan apapun pada kedua gadis yang beranjak besar itu. Ya, Nayla dan Kayla saat ini sudah kelas 5 SD. mereka sudah cukup bisa mengerti dengan melihat apa yang terjadi. Gurat sedih, kecewa bercampur jadi satu.Clara segera turun dan membawa kembar menjauh dari keramaian. Anton berniat mengejar, dan menjelaskan pada dua gadisnya itu. "Jangan kemana mana Anton! Jangan tinggalkan Lara sendiri!" ucap Desi mengcengkram lengan Anton yang hendak mengejar Clara dan dua gadis kembarnya itu."Tapi bu, Anton salah. Anton belum bilang apapun pada Nya dan Kay bu!""Biar Clara saja, ato biar ibu saja! semua sudah tahu jika Lara istri muda kamu. Jangan makin mempermalukan besan ibu Anton. Kamu tadi malah bikin adegan izin izinan segala, bikin malu. Siapa nyuruh kamu mangggil Clara dan pake acara izin menikah sama istri pertama dulu begitu? dasar, bikin malu ibu saja!" rutuk Desi men

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   7. Didepan rumah

    Clara langsung tak suka, jika Lara tinggal dirumahnya. Anton tentu saja kaget bukan kepalang, dia langsung berpikir jika Clara marah, apalagi saat pesta kemarin, Clara langsung pulang tanpa berpamitan padanya."Clara, kenapa tak boleh? lantas Lara akan tinggal dimana jika bukan disini?" tanya Anton."Terserah dimana saja Mas. Asalkan jangan campurkan kami dalam satu atap.""Kenapa? Apa kau jadi berubah pikiran?""Tidak Mas. Mengikhlaskan kalian saja, itu adalah ahl yang sulit. Apakah menurut mas, akan baik jika kami bersama? hari senin sampai dengan rabu, Lara akan melihat kau masuk ke kamarku, bermesraan denganku, lalu dihari berikutnya giliran aku yang melihat mas bersama Lara menurut mas apakah itu tak menyakitkan? bagaimana jika suara kemesraan kalian sampai ke kamarku? ke kamar Lara?' tanya Clara sedikit emosional. Anton terdiam."Kalau gitu, biar Lara nyari kontrakan saja Mas." Lara tiba-tiba bersuara."Tidak, jangan, kau harus memiliki istana yang mirip dengan yang aku miliki,

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   8. Pembagian yang adil

    Clara terdiam mendengar ucapan dari anak sulungnya itu. Dia sedikitpun tidak pernah mengajarkan anak-anaknya untuk berbuat hal yang tidak baik. Dan sekarang dia sendiri bingung dengan rasa sakitnya sendiri, haruskahmembiarkan anak-anaknya dekat dengan madunya?Tak ingin mengajarkan hal yang tidak pantas pada anak-anaknya, Clara kemudian mengizinkan anaknya untuk pergi menuju rumah madunya. Ya kembar kemudian melangkah pergi bersama menuju rumah Lara.Nampak dari balik tirai jendela Clara menyaksikan jika mereka berempat tampak sangat akrab sekali. Lara, dua anak kembar Clara dan juga Anton. Mereka nampak tengah tertawa bersorak bersama, seopah tengah menertawakan Clara. Entah kenapa dada Clara merasa sangat sesak menyaksikannya kedekatan mereka."Apa yang mereka tertawakan? Apa kau menertawakan aku mas?" tanya Clara."Bodoh! Kenapa aku izinkan? Ah Tuhan, biarkan hatiku ikhlas!" Bisik Clara menutup wajahnya dengan dua tangannya. Lagi, air mata itu jatuh lagi."Kenapa sulit sekali?" ta

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   9. Bulan madu

    Lara langsung menunduk malu mendengar pertanyaan dari Clara tersebut. Pasalnya dia tidak berani untuk menyusun rencana seperti itu.Dia sadar meskipun dia bersama Anton di masa lalu, tetapi di masa sekarang dia harus lebih banyak mengalah dan membiarkan istri tertua mengatur.Biar bagaimanapun juga, mengajak suami untuk bepergian, itu artinya dia butuh persetujuan dari keduanya. Dia tidak bisa memutuskan ini sendiri."Mas tidak terpikir untuk itu Clara! Ucap Anton juga bersikap malu.Anton sendiri bahkan belum menyentuh Lara. Mereka terlalu lelah untuk merencanakan itu. Mereka hanya tidur bersama dan hanya itu. "Maafkan mas Anton atas sikapnya itu Lara. Kau berhak menikmati bulan madumu bersama suamimu. Kalian adalah sepasang pengantin yang baru saja menikah. Seharusnya malam ini juga malam kalian. Ya sudah kalau begitu aku serahkan hari-hari ini untuk kalian berdua. Anggap saja Ini bulan madu. Karena Mas antonnya juga sudah libur kemarin untuk resepsi, Bagaimana jika kita meminta

Bab terbaru

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   12. Tahun Bahagia

    Clara tidak bisa mengubah perasaannya begitu saja. Dia sangat cemburu terhadap Anton dan juga Lara. Tetapi dia tidak berani untuk mengungkapkan apapun. Melihat sang istri, yang nampaknya tidak baik-baik saja, Anton pun mendekatinya."Ada apa sayangku? Aku sudah kembali. Tapi, kenapa wajahmu masih di tekuk begitu?" tanya Anton.Clara masih enggan bicara. "Sayang!" Anton kembali memanggil Clara. Kali ini dengan pelukan."Apakah salah jika aku cemburu mas? Kenapa kalian seolah mengejek aku?" Clara menangis."Klara Sayang sudah Mas katakan bukan?ini tidak akan mudah. Sudahlah. Mas juga tidak menyentuh Lara. lara saat itu tengah datang bulan. Jadi kami hanya berlibur saja. Tidak ada hal apapun yang terjadi!"Mendengar ucapan dari sang suami, kalau harapan kemudian menghapus air matanya. Tetapi tentu saja ini seperti sesuatu yang hanya diundur saja. Besok atau lusa ketika datang bulan Lara sudah selesai pastinya Anton akan menyentuhnya. Itu adalah haknya haknya yang kemudian ditunda."Apaka

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   11. Cemburu yang Menyiksa

    Clara sangat tak tahan, berada didapur malah membuatnya makin penasaran."Apa yang dikatakan Lara ya? Aku dulu sebulan menikah, sudah hamil si kembar. Apakah Lara juga?" batin Clara tak tenang.Teh yang akan disuguhkan pada tamunya, malah terlalu lama diaduk Clara yang melamun."Clara, kok lama banget sih? kamu melamun? atau kamu campur sesuatu ke minuman itu ya?" tanya Desi."Astagfirullah ibu, memasukkan apa maksud ibu?""Kok kaget gitu? Ya masukkin gula sama teh, memang apa lagi?" ucap Desi polos. Ia langsung mengambil alih nampan berisi teh, lalu membawanya ke depan."Kok ibu jadi gitu ya? Berasa kayak nuduh aku?" batin Clara sensitif.Walaupun sebenarnya Clara kesal, tapi rasa penasarannya lebih besar. Jadi langkah kakinya mengikuti langkah kaki Desi untuk menuju kembali ke ruang depan. Wajah merona dari Lara masih nampak terlihat dengan jelas. Dia menunduk malu-malu sambil terus dimintai keterangan oleh kedua orang ibu yang duduk di sampingnya."Jadi bagaimana Lara? Apakah kalia

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   10. Pipinya yang merona

    Sudah 3 hari Lara dan Anton tidak juga pulang. Itu membuat perasaan Clara jadi tak menentu. Dia tidak menghubungi suaminya. Tetapi suaminya rajin menelponnya, terutama di pagi hari ketika anak-anak lagi sarapan. Anak-anak lebih mendominasi pembicaraan daripada dirinya. Clara hanya bisa menatap wajah tampan itu yang nampak selalu tersenyum dihadapan anak-anak. "Ayah akan pulang besok, mau di bawain apa?" tanya Anton. Kayla dan Nayla langsung antusias menyebutkan barang yang mereka inginkan. "Lalu bunda, apa?" tanya Anton. Anak anak menoleh pada Clara. Tapi Clara hanya menggelengkan kepalanya. "Kok nggak ada? Yakin?" tanya Anton tersenyum. Anak anak hanya tertawa melihat ayah menggoda bunda mereka. "Sudah sudah, ayo habiskan makanan kalian. Kita sudah hampir terlambat. Maaf ya mas, nanti kita sambung lagi!" Ucap Clara. "Aku tidak minta apapun Mas, aku hanya ingin kau baik-baik saja dan terus mengingatku walau kau bersama Lara. Lalu kembali dengan selamat ke rumah," batin Clara b

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   9. Bulan madu

    Lara langsung menunduk malu mendengar pertanyaan dari Clara tersebut. Pasalnya dia tidak berani untuk menyusun rencana seperti itu.Dia sadar meskipun dia bersama Anton di masa lalu, tetapi di masa sekarang dia harus lebih banyak mengalah dan membiarkan istri tertua mengatur.Biar bagaimanapun juga, mengajak suami untuk bepergian, itu artinya dia butuh persetujuan dari keduanya. Dia tidak bisa memutuskan ini sendiri."Mas tidak terpikir untuk itu Clara! Ucap Anton juga bersikap malu.Anton sendiri bahkan belum menyentuh Lara. Mereka terlalu lelah untuk merencanakan itu. Mereka hanya tidur bersama dan hanya itu. "Maafkan mas Anton atas sikapnya itu Lara. Kau berhak menikmati bulan madumu bersama suamimu. Kalian adalah sepasang pengantin yang baru saja menikah. Seharusnya malam ini juga malam kalian. Ya sudah kalau begitu aku serahkan hari-hari ini untuk kalian berdua. Anggap saja Ini bulan madu. Karena Mas antonnya juga sudah libur kemarin untuk resepsi, Bagaimana jika kita meminta

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   8. Pembagian yang adil

    Clara terdiam mendengar ucapan dari anak sulungnya itu. Dia sedikitpun tidak pernah mengajarkan anak-anaknya untuk berbuat hal yang tidak baik. Dan sekarang dia sendiri bingung dengan rasa sakitnya sendiri, haruskahmembiarkan anak-anaknya dekat dengan madunya?Tak ingin mengajarkan hal yang tidak pantas pada anak-anaknya, Clara kemudian mengizinkan anaknya untuk pergi menuju rumah madunya. Ya kembar kemudian melangkah pergi bersama menuju rumah Lara.Nampak dari balik tirai jendela Clara menyaksikan jika mereka berempat tampak sangat akrab sekali. Lara, dua anak kembar Clara dan juga Anton. Mereka nampak tengah tertawa bersorak bersama, seopah tengah menertawakan Clara. Entah kenapa dada Clara merasa sangat sesak menyaksikannya kedekatan mereka."Apa yang mereka tertawakan? Apa kau menertawakan aku mas?" tanya Clara."Bodoh! Kenapa aku izinkan? Ah Tuhan, biarkan hatiku ikhlas!" Bisik Clara menutup wajahnya dengan dua tangannya. Lagi, air mata itu jatuh lagi."Kenapa sulit sekali?" ta

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   7. Didepan rumah

    Clara langsung tak suka, jika Lara tinggal dirumahnya. Anton tentu saja kaget bukan kepalang, dia langsung berpikir jika Clara marah, apalagi saat pesta kemarin, Clara langsung pulang tanpa berpamitan padanya."Clara, kenapa tak boleh? lantas Lara akan tinggal dimana jika bukan disini?" tanya Anton."Terserah dimana saja Mas. Asalkan jangan campurkan kami dalam satu atap.""Kenapa? Apa kau jadi berubah pikiran?""Tidak Mas. Mengikhlaskan kalian saja, itu adalah ahl yang sulit. Apakah menurut mas, akan baik jika kami bersama? hari senin sampai dengan rabu, Lara akan melihat kau masuk ke kamarku, bermesraan denganku, lalu dihari berikutnya giliran aku yang melihat mas bersama Lara menurut mas apakah itu tak menyakitkan? bagaimana jika suara kemesraan kalian sampai ke kamarku? ke kamar Lara?' tanya Clara sedikit emosional. Anton terdiam."Kalau gitu, biar Lara nyari kontrakan saja Mas." Lara tiba-tiba bersuara."Tidak, jangan, kau harus memiliki istana yang mirip dengan yang aku miliki,

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   6. Jangan campurkan kami Mas!

    Clara kaget, begitu juga Lara dan Anton. Mereka saling pandang. Clara dan Anton, sama sekali tidak bahkan belum mengatakan apapun pada kedua gadis yang beranjak besar itu. Ya, Nayla dan Kayla saat ini sudah kelas 5 SD. mereka sudah cukup bisa mengerti dengan melihat apa yang terjadi. Gurat sedih, kecewa bercampur jadi satu.Clara segera turun dan membawa kembar menjauh dari keramaian. Anton berniat mengejar, dan menjelaskan pada dua gadisnya itu. "Jangan kemana mana Anton! Jangan tinggalkan Lara sendiri!" ucap Desi mengcengkram lengan Anton yang hendak mengejar Clara dan dua gadis kembarnya itu."Tapi bu, Anton salah. Anton belum bilang apapun pada Nya dan Kay bu!""Biar Clara saja, ato biar ibu saja! semua sudah tahu jika Lara istri muda kamu. Jangan makin mempermalukan besan ibu Anton. Kamu tadi malah bikin adegan izin izinan segala, bikin malu. Siapa nyuruh kamu mangggil Clara dan pake acara izin menikah sama istri pertama dulu begitu? dasar, bikin malu ibu saja!" rutuk Desi men

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   5. Sebuah Kerelaan

    Semua terdiam dan menahan nafas. Tidak ada yang bersuara. Llau isak tangis itu meluncur juga. Dari seorang Clara."Jawablah pertanyaan dari Lara, Clara? Apakah kau mengizinkan jika Lara menikah dengan suamimu?' tanya penghulu menyadarkan Clara."Iya Lara, aku ikhlas, aku ridho terhadap pernikahanm dan juga Mas Anton, menikahlah dengannya. Aku merestui kalian." wala dengan tangis, Clara mengucapkan itu dengan lantang.Lara dan Clara kemudian berpelukan. " Jangan menangis Lara, nanti make up kamu akan luntur!" bisik Clara pelan, membuat Lara tersenyum simpul.Lalu tibalah giliran Anton."Ini awal yang bagus Anton, kau menikah dengan restu ayah ibu serta istrimu. Semoga Allah memudahkan jalan pernikahan kalian, semoga Allah membimbingmu supaya kau bisa adil pada istri istrimu!" kata Pak penghulu sebelum mic itu berpindah tangan ke Anton."Dinda Clara, aku akan menikahi Lara hari ini, maafkan aku, sudah membagi cina dengan wanita lain, aku juga akan membagi semuanya secara adil padamu dan

  • Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku   4. Izin dan Restu Clara

    "Kalimat apa itu tadi yang ibu dengar Clara? apa kau bermaksud menyumpahi Lara tak bisa memberikan Anton anak laki laki, begitu maumu?' tanya Desi sedikit emosi."oh sama sekali tidak ibu. Clara hanya..""ibu akan mengusahakan apapun agar Lara bisa punya anak, apa lagi laki laki." clara hanya bisa diam, dia rasanya ingin menangis, hanya saja dia bertahan. Dia tak mau dianggap lemah oleh siapapun.waktu terasa begitu cepat berlalu. Pertemuan keluarga Lara dan mas Anton berjalan baik. awalnya ibunya Lara nampak kaget saat mengetahui Anto masih punya istri. tapi ibu nampak bisa meyakinkan sahabatnya itu, jika Anton akan berlaku adil dan pastinya, jika bisa memberikan anak laki laki, Anton dipastikan akan condong ke istri mudanya."Duh jeng Desi, sama aja, walau Lara bisa kasih anak laki laki, namanya istri muda ya ga akan dapet apa apa. di tulis di kartu keluarga saja ndak, ya kan?" tutur Bu Lisda, calon mertua mas Anton."Tenang saja jeng Lisda, apa saja pernah ingkar janji? yang penti

DMCA.com Protection Status