Share

30. Pulang

Enggak, kita nggak bisa. Jelas-jelas kamu memilihku hanya untuk beristirahat. Aku cuma rest area, tempatmu berhenti sejenak ketika lelah berjalan mencapai tujuanmu. Aku cuma menawarkan dua pilihan padamu. Lanjutkan perjalananmu atau pulang? Nggak ada pilihan menetap di sini. Aku bukan rumahmu yang nyaman.

Rest Area katanya? Cih, dia pikir aku itu traveller yang rela-rela saja mendatanginya hanya untuk buang air kencing. Aku cukup gila karena filosofi sialan yang keluar dari mulut Januari. Otak minimku nggak menerimanya dan menolak mentah-mentah perkataan itu. Namun, setelah tiga minggu lebih merenung di gua, akhirnya aku bisa mencerna setiap kata itu. 

Setiap aku punya masalah, Alfa adalah satu-satunya orang yang harus tahu masalahku. Mungkin itu maksud Januari. Dia merasa aku membutuhkannya hanya untuk berbagi masalah. Atau kami biasa menyebutnya berbagi luka. Namun, itu seharusnya impas, dong. Alfa juga sering menceritakan masalah keluarganya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status