Beranda / Pernikahan / Rendang Basi Dari Mertua / Bab 12. Pemberian Sifa

Share

Bab 12. Pemberian Sifa

Penulis: Eka Sa'diyah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-19 06:23:17

Obrolan mereka terhenti ketika Sifa keluar dan kembali menghampiri mereka.

“Mbak Rina. Ini ada bakwan sayur untuk Mbak Rina bawa pulang. Maaf jika Sifa cuma bisa–

“Bakwan sayur buatanmu enak. Aku terima bakwan ini!” Rina memotong ucapan Sifa kemudian meraih kantong plastik di tangan Sifa.

“Alhamdulillah, terima kasih sudah mau menyukai makanan Sifa, Mbak!”

“Makanan buatanmu semuanya enak. Andai kamu buka warung nasi, pasti ramai!” Ide yang cukup bagus bagi Sifa.

“Iya, itu sangat bagus. Tapi–

“Cukup jualan di depan rumah aja pasti laku! Siapa yang tidak kenal dengan masakanmu yang selalu enak!” Rina memuji masakan Sifa membuatnya malu. Sifa diam sejenak memikirkan ide dari Rina. Meski hanya tetangga tetapi Rina sosok yang baik kepada Sifa maupun dengan keluarganya.

“Aku pulang dulu, Sifa. Terima kasih bakwannya!” Rina berlalu meninggalkan rumah Sifa. Kini tinggal Fadil dan dirinya di teras rumah. Hari sudah menjelang sore, Sifa merasa aneh jika harus berlama-lama bersama Fadil. Lagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 13. Penyesalan Sulhan

    Sejak pulang dari kampung dan bertemu Sifa, akhir-akhir ini Sulhan sering melamun sendiri di balkon rumahnya. Kenangan dan rasa bersalah seakan tidak rela membuatnya mencicipi rasa bahagianya bersama anak dan istrinya di kota.Marisa dan Putri juga sering tidak di rumah, selain diajak ke tempat usaha Marisa, Marisa sendiri mulai bosan dengan sikap dingin yang ditunjukkan Sulhan kepadanya.Dibukanya lipatan dompet miliknya dan diambilnya foto pernikahan sederhana antara dirinya dengan Sifa di masa lalu. Teringat masa sulit yang mereka lalui hingga berakhir membuatnya mengalah dan terpaksa berbuat curang demi keluar dari masa sulitnya. TingSebuah foto terkirim ke nomor ponsel Sulhan. Kedua mata Sulhan memanas melihat kebersamaan Fadil dengan Sifa. Ternyata Marni sengaja mengirim foto tersebut kepada Sulhan. Tidak ada alasan lain selain membuat Sulhan semakin membenci Sifa.“Ternyata kamu menikungku, Fadil. Beginikah sikap seorang teman sebenarnya?” Gumam Sulhan seraya menghapus foto k

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 14. Bikin rusuh

    Menjelang isya, jualan Sifa sudah habis tidak tersisa. Hari pertama berjualan yang cukup menyenangkan.“Alhamdulillah, Risa. Kita diberikan nikmat yang luar biasa. Semua dagangan Ibu habis.“Alhamdulillah, Risa senang!” Sahut Risa di sebelah Sifa yang akan membantu Ibunya beberes.Dari kejauhan dua pasang mata mulai memperhatikan aktivitas Risa dan Sifa sedang berkemas. Keduanya rela menyusuri gelapnya jalan menuju rumah Sifa.“Mbak Irma. Kita apain sekarang Sifa? Bukannya besok rencana kita akan dilakukan?” Rana menengok ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada orang yang tahu jika dirinya berdua sedang menguntit Sifa.“Aku mau memberi peringatan saja padanya. Kalau dia mengabaikan peringatanku maka aku akan berbuat lebih buruk lagi!” Sahut Irma. Keduanya menggunakan masker supaya tidak dikenali warga.Setelah Sifa dan Risa masuk dan menutup pintunya, Irma dan Rana bergegas ke halaman rumah Sifa. Di tangan Irma sudah terdapat satu kantong plastik berisi air got yang cukup bau. Air g

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 15. Marisa Marah

    PrangMarisa melempar gelas minumnya di dinding ruang kerjanya. Kemarahannya meledak setelah tahu Irma dan Rana gagal mencoba membakar rumah Sifa."Dasar tidak berguna. Membakar rumah dia saja tidak bisa!" Kedua tangannya mengepal kuat, kemarahannya tidak lagi bisa terbendung. Dilemparkannya beberapa barang yang ada di mejanya demi kepuasan hatinya.Irma dan Rana menggigil demam akibat makhluk yang menakutinya semalam. Bahkan Rana dan Irma mengalami mimpi buruk malam ini. Tidak hanya mimpi buruk, beberapa kali Rana dan Irma menjerit tanpa sadar dan mengigau bertemu makhluk itu lagi.Marni berkali-kali menenangkan mereka namun hasilnya tetap sama. Teriakan semakin menjadi-jadi bahkan setiap satu jam sekali mereka tertidur."Gini amat punya menantu. Sangat menjengkelkan sekali!" Gerutu Marni yang sejak semalam tidak bisa tidur karena harus mengurus kedua menantunya. Pagi ini kedua menantunya baru tertidur lelap. Kesempatan Marni untuk membeli sarapan karena perut sudah terasa lapar dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 16. Negosiasi

    Marisa mendekatkan mobilnya ke posisi Marni yang tengah menatap ponselnya. Marisa mengulas senyum melihat ibu mertuanya seakan takut dengan panggilannya. Mobil sudah sangat dekat dengan Marni, namun Marni sama sekali tidak menyadari keberadaan Marisa saat ini. Marisa menurunkan kaca mobilnya untuk menyapa mertua.“Hai, Bu!” Marni tersentak kaget melihat Marisa sudah berada di depannya. “Kenapa secepat ini dia datang?” Gumam Marni dalam hati.“Ha-hai Marisa. Masuk dulu, Ibu mau beli makanan!” Marni mengulas senyum pura-pura baik pada Marisa.“Marisa sudah bawa ayam bakar untuk Ibu dan Kakak ipar!” Biasanya Marni akan sangat suka jika menantunya membawakan makanan untuknya. Namun kali ini berbeda, pasti ada maksud tersembunyi di balik datangnya Marisa.Marisa keluar dari mobil dengan membawa satu kotak besar berisi ayam bakar lengkap dengan nasi. Tidak hanya Marni yang merasakan kegugupan saat Marisa datang. Irma dan Rana pula tidak kalah terkejutnya melihat Marisa. “Duh, kenapa dia k

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 17. Resmi bercerai dan hadirnya bencana

    Singkat cerita, tiga bulan kemudian, Sifa dan Sulhan resmi bercerai. Atas saran Fadil, Sifa hadir dalam persidangan ketiga saat ikrar talak diucapkan. Keluarga Fadil juga membantu Sifa dengan mendatangkan pengacara yang membantu Sifa.“Sifa, alhamdulillah kemarin sidangnya lancar!” Sahut Fadil sambil menikmati menu yang dijual Sifa sore ini. Tidak hanya Fadil, disana juga terlihat Bu Endang tengah menikmati makanan yang sama dengan Fadil.“Alhamdulillah, Kak. Itu juga karena bantuan dari Kal Fadil!” Sahut Sifa sambil melayani pembeli lain.“Mbak Sifa itu pantasnya jadi istri Fadil. Sudah akrab sejak kecil sampai sekarang!” Sahut Mona yang kebetulan sedang dilayani Sifa. Mona sekarang menjadi salah satu pelanggan tetap Sifa setiap sore. Bahkan Mona selalu bertanya dulu menu yang dimasak Sifa setiap pagi.Uhuk uhukFadil terbatuk mendengar ucapan Mona sedangkan Bu Endang hanya mencebik ke arah Fadil yang tengah merasa salah tingkah.“Mbak Mona bisa saja. Kami cuma berteman, tidak lebih!

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 18. Terpuruk

    Fadil beserta Faisal, sang ayah melongo mendengar jenazah Sifa dan Risa tidak ditemukan. Sungguh ini pernyataan tidak masuk akal. “Bisa dipastikan jenazah sudah melebur sebab api yang membakar rumah ini terlalu besar!” Mulai muncul argumen menyakitkan terkait tidak ditemukannya jenazah Sifa dan Risa.“Bagaimana bisa tulang-tulang bisa melebur? Sedangkan—Fadil berusaha menyangkal pernyataan dari tim evakuasi yang menurutnya tidak masuk akal.“Fadil, tenangkan pikiranmu! Nyatanya Sifa dan Risa tidak ditemukan!” Faisal paham jika Fadil belum bisa menerima kenyataan akan tewasnya Sifa dan Risa.“Sifa,” Fadil jatuh terduduk, butiran bening kembali mengalir begitu derasnya karena kehilangan Sifa untuk kedua kalinya. Bahkan untuk selamanya.“Kita pulang, Nak. Kita doakan Sifa dan Risa supaya tenang disana!” Tatapan Fadil begitu lekat menatap rumah yang sudah hancur menjadi arang, rumah yang sempat menjadi tempat utama untuk mampir jika sedang berlibur ke kampung. Kenangan akan senyum dan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 19. Rencana Soimah dan Eli

    Pagi ini Rana sudah bersiap pergi dari rumah mertuanya. Dirinya juga bakalan tidak mau kembali ke rumah yang berisi orang jahat seperti Marni dan Irma. Kedua mata Marni membola sempurna ketika melihat Rana tengah menyeret koper besarnya saat dirinya tengah mengobrol bersama anak lelakinya.“Mas, aku sudah siap. Kita pulang yuk!” Meski masih terlihat pucat namun Rana memilih untuk segera pulang.“Kamu mau pulang? Jadi Toni kemari karena jemput kamu?” Marni terlihat tidak suka dengan kepulangan Rana yang mendadak.“Rana rindu rumah, Bu. Maafkan Rana tidak bisa menemani Ibu!” Rana berlalu dibantu Toni memasukkan kopernya ke dalam bagasi. Di balik spion, Rana melihat jelas wajah Marni yang seolah tengah marah padanya. Rana sudah tidak peduli lagi, hanya pulang dan menjauh dari mertuanya yang dia inginkan.Suasana warga kampung masih berkabung, garis polisi masih membentang di lokasi kejadian. Fadil menatap lekat garis polisi yang mengelilingi lokasi kejadian. Eli di atas balkon rumahnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 20. Terkejut

    Dua bulan sudah, Sifa tinggal di kota. Risa juga sudah menemukan sekolah yang baru untuknya. Untung saja beberapa dokumen sempat dibawa saat pergi dari rumah malam itu.“Ibuuuu!” Risa berlari ke arah sang Ibu yang sudah menunggunya di gerbang sekolah.“Risa, tidak perlu lari-lari!” Tegurnya kepada Risa.“Bu, teman-teman Risa baik sekali!” “Benarkah?”Keduanya bercerita sepanjang jalan pulang ke rumah miliknya yang berada di komplek tidak jauh dari lokasi sekolah. Penampilan Sifa pun terlihat berbeda. Eli dan Soimah berkali-kali mengingatkan Sifa untuk tetap merawat diri. Akhirnya, kecantikan Sifa mulai terpancar, meski sudah cantik dari lahir, Sifa melakukan perawatan sesuai arahan Eli dan Soimah.“Risa suka tinggal di kota. Ternyata kota tidak seseram itu!” Sesampai di rumah, Sifa mulai berkutat dengan ponsel pintarnya. Atas kebaikan dari teman sekolahnya yang sudah memiliki usaha butik, Sifa mencoba mengikuti jejaknya. Sifa memasarkan produk salah satu temannya dengan sistem drops

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23

Bab terbaru

  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 30. Akhir kisah Sifa

    Pov SifaBetapa beruntungnya aku, setelah pahitnya kehidupan selama tujuh tahun menikah dengan Mas Sulhan, aku mendapatkan sebuah kebahagiaan yang begitu besar. Menjadi istri dari seorang teman sejak kecil ternyata cukup menyenangkan. Kak Fadil selalu perhatian padaku meski usia pernikahan kami sudah menginjak lima tahun. Risa juga merasakan sosok ayah yang selama ini dirindukan kehadirannya.“Ibu, Risa lapar!” Sahut Risa sepulang sekolah. Aku menatap jilbab putih yang dikenakannya diletakkan begitu saja di sandaran kursi. Aku melihat Kak Fadil tersenyum ke arah Risa kemudian menasehatinya. Ternyata nasehat Kak Fadil berhasil membuat Risa paham arti jilbab sesungguhnya. Risa begitu penurut dengan ayah sambungnya meski mulai menginjak remaja, Kak Fadil memberikan aturan-aturan yang harus Risa patuhi. Aku sadar, aturan yang diberikan pada Risa adalah bentuk kasih sayang pada seorang anak perempuan.“Ibu, Ayah. Minggu depan Risa ada seleksi pertandingan karate. Doakan Risa agar lancar m

  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 29. Waktu berlalu

    Waktu terus berlalu, Marisa gagal melancarkan aksinya membakar rumah Sifa di salah satu komplek. Anak buahnya berhasil digagalkan oleh warga setempat dan pelaku dibawa ke kantor polisi. Marisa yang mengetahuinya, lantas memilih kabur sehingga statusnya masuk dalam daftar pencarian orang. Marisa dibantu keluarganya, terpaksa kabur ke luar negri.Singkat cerita, lima tahun berlalu dan hari ini Marni dan juga Irma dinyatakan bebas. Sesuai rencana, mereka berdua pulang ke kampung dengan berbekal seadanya. Rumah terlihat sangat kotor karena sudah lima tahun tidak dibersihkan dan tidak ada tanda-tanda seseorang pulang ke rumah sekedar membersihkannya.“Marni, sudah bebas kamu?” Mona yang kebetulan lewat depan rumah Marni menjumpai teman lamanya itu. Akan tetapi wajah Marni tidak menunjukkan rasa senang saat disapa temannya. Malah menunjukkan tatapan angkuh.“Kamu nggak suka aku bebas, Mona?” Mona yang tadinya berharap perangai Marni berubah ternyata nihil. Perangainya masih tetap sama, bah

  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 28. Berita Duka

    Uhuk uhukRana terbatuk usai melakukan shalat di sepertiga malamnya. Rana merasa dadanya sakit dan mengeluarkan bercak darah ketika batuk. Rana tidak pernah absen melakukan shalat sunnah.“Sakit!” Rintih Rana sambil memegang dadanya.“Ya Allah, hamba pasrah jika memang waktu hamba sudah dekat!” Gumam Rana sambil membersihkan bercak darah di telapak tangannya.Rana bergegas ke kamar mandi meski tubuhnya terasa lemas. Dengan gontai, Rana berusaha bisa sampai ke kamar mandi.BrukTubuh Rana limbung ke lantai, wajahnya berubah pucat dan saat itu juga Rana tengah menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Rana sempat melafalkan kalimat syahadat.Keesokan harinya, salah satu tahanan menemukan Rana tewas di depan kamar mandi. Polisi segera membawa jenazah Rana ke rumah sakit untuk diotopsi. Toni yang sudah lama menyadari keadaan istrinya hanya bisa pasrah mendengar kabar duka. Toni diantar salah satu rekannya menuju ke rumah sakit untuk melihat wajah sang istri

  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 27. Sah

    Hari ini adalah hari pernikahan Sifa dengan Fadil. Satu bulan setelah tertangkapnya mereka bertiga, kehidupan Sifa kembali aman tanpa gangguan dari mantan mertua ataupun mantan ipar. Janur kuning melengkung di depan rumah Sifa menjadi pertanda ada sebuah acara bahagia.Pagi ini, Sifa terlihat sangat cantik dengan balutan kebaya nuansa putih. Begitu pula dengan Fadil yang sudah berada di depan penghulu dengan baju pengantin nuansa senada. Pernikahan digelar secara sederhana dan hanya dihadiri beberapa keluarga terdekat saja.“Sifa, ayo ibu antar!” Eli menggandeng tangan Sifa ke meja penghulu. Kehadiran Sifa membuat kedua mata Fadil tidak bisa berpaling dari kecantikan Sifa.“MasyaAllah calon istriku!” Gumam Fadil. Kecantikan alami yang dimiliki Sifa sejak dulu tidak pernah lekang oleh waktu meski usia bertambah.Ijab qobul segera dimulai, sedari tadi bibir Sifa menyebut nama Allah untuk meredam rasa grogi sebelum akad dilangsungkan.Penghulu dan Fadil mulai berjabat tangan dan mengikra

  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 26. Pengakuan Rana

    Marni dan Irma kini hendak dalam perjalanan dari bandara ke lokasi yang dituju dengan menggunakan jasa travel yang sudah dipesan. Namun alangkah terkejutnya ketika mobil travel yang ditumpanginya diberhentikan oleh orang tidak dikenal. Alhasil semua penumpang travel itu turun dan menjalani pemeriksaan. Tiba-tiba kedua tangan Irma dan Marni diborgol.“Loh, kenapa saya diborgol?” Pekik Marni ketika melihat dua tangannya sudah terborgol.Marni merasa cukup malu ketika tatapan semua penumpang tertuju padanya. Irma juga protes namun sebuah mobil polisi akhirnya datang dan membawa mereka berdua.Marni dan Irma kembali dibawa ke Jakarta dengan menggunakan mobil polisi. Kedua mata Irma dan Marni terbelalak melihat Rana sudah berada di kantor yang sama. Marni dan Irma memperhatikan penampilan Rana yang sudah berhijrah dari atas ke bawah.“Ini pasti karena kamu, Rana!” Irma menuduh Rana. “Dasar menantu durhaka!” Pekik Marni membuat gaduh kantor polisi tersebut. “Ibu, Mbak Irma. Semua perbuata

  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 25. Perhatian

    Kedua mata Fadil melihat sosok Marisa dari kejauhan seperti tengah mempersiapkan sesuatu. Marisa kini berada di bagian sudut lain seakan bersiap melakukan sesuatu. Fadil merasa tidak enak, berlanjut mengajak mereka berdua ke arah keramaian.“Om, Jerapahnya tinggi banget lehernya!” Fadil hanya fokus pada Marisa yang terlihat mencurigakan.“Om! Kok melamun sih!” Sifa melihat Fadil seperti memperhatikan sesuatu.“Ada apa, Kak? Apa ada sesuatu?” “Tidak ada apa-ap, Sifa. Kita agak kesana ya!” Fadil berbaur dengan pengunjung lain supaya Marisa tidak bisa menjalankan aksinya.“Istri Sulhan membawa pistol, ini gila!” Gumam Fadil Dor dor dor “Aaaa!” Risa terkejut dengan suara ledakan tidak jauh darinya. Kedua tangannya menutup kedua telinganya.Tiga peluru peluru melesat mengenai tiang besi yang tidak jauh dari Risa berdiri, semua pengunjung panik karena sebuah tembakan menyasar. Tanpa berpikir panjang, Fadil menggendong Risa dan menggenggam tangan Sifa mengajaknya menjauhi area berbahaya t

  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 24. Menguntit

    Marni gelisah menatap kedua menantunya yang tengah bersitegang. Niat hati ingin melerai mereka, khawatir menjadi sasaran amukan Marisa. “Dasar wanita sombong!” Pekik Irma pada Marisa di depannya.“Setidaknya masih ada yang bisa aku sombongkan daripada kamu, tukang ghibah!” Kedua mata Marisa juga melirik ke arah Marni. Marni seketika terdiam karena lirikan tajam dari Marisa.“Su-sudah! Jangan bertengkar lagi! Harusnya kita selesaikan semua rencana yang gagal ini!” Marni mengumpulkan keberanian untuk melerai mereka. Marni sendiri khawatir jika ada tetangga atau siapapun mendengar perdebatan mereka.“Ibu dan Irma saja yang pikirkan, aku ingin semua beres!” Marisa dengan santainya meminta semua beres. Irma yang tadinya duduk di sampingnya kembali berdiri menatap nyalang ke arah Marisa.“Kamu mau cuci tangan atas kejahatan yang kau rancang?” Irma bahkan menunjuk wajah Marisa yang tengah memperlihatkan kuku cantiknya.“Aku sudah membayar mahal kalian!” Marisa tetap tidak mau mengalah.“Irm

  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 23. Jawaban Sifa

    Sifa diam sejenak, ditatapnya wajah Risa seakan sangat menginginkan Fadil menjadi seorang ayah untuknya. Sifa tidak menyalahkan keinginan Risa, anak sekecil itu memang membutuhkan seorang ayah.“Aku tidak pernah salah pilih, bahkan aku rela menunggu sampai kamu menerima cintaku! Pencapaianku tidak ada artinya kecuali ada kamu disampingku!” Kedua mata mereka saling bertatapan. Eli sudah sangat berharap jika Sifa memberikan jawaban.“Sifa, mungkin keputusan ini cukup berat untukmu. Tetapi, Ibu sangat berharap jika kamu bisa menerima cinta Fadil! Ibu yakin jika Fadil akan membahagiakan dan menjaga kalian berdua. Kalian berdua hidup sendiri sudah membuat Ibu kepikiran.” Eli memegang kedua tangan Sifa seolah memohon kepadanya.“Bu Eli memang wanita yang sangat baik seperti Bu Imah. Apakah Bu Eli tidak ingin memiliki menantu yang lebih baik dari Sifa?” “Jika di depan Ibu sudah ada kamu, maka tidak ada keinginan memiliki menantu lain selain kamu, Sifa!” Eli menunduk pasrah jika nanti Sifa m

  • Rendang Basi Dari Mertua   Bab 22. Irma VS Marisa

    Marni dan juga Irma sangat terkejut usai membaca pesan bernada emosi dari Marisa yang mengatakan jika Sifa dan Risa masih hidup.“Ba-bagaimana bisa mereka berdua masih hidup?” Marni jatuh terduduk usai menerima pesan berisi foto Sifa dan Risa. Wajah Marni yang biasanya terlihat angkuh dan sombong, kini berubah pucat.“Penampilan Sifa berubah seperti orang kaya!” Irma kembali menelisik foto Sifa dan Risa. Penampilan yang dulunya sering dia bilang dekil dan udik sekarang berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik. Ada rasa iri melihat kecantikan yang dimiliki Sifa. Kecantikan yang baru terlihat ketika sudah membuangnya bahkan hampir melenyapkannya.“Bagaimana jika Sifa akan melaporkan kita kepada polisi?” Pandangan Irma sudah terlalu jauh, bahkan takut jika harus mendekam di balik jeruji.“Kita seret juga Marisa bersama kita. Dia menjadi dalang di balik pembakaran rumah Sifa!” sahut Marni seolah tidak terima jika Marisa nantinya tidak ikut terseret dalam proses hukum.“Semoga Sifa t

DMCA.com Protection Status