Sejak Windy memasuki rumahnya, semua orang dihadapkan pada kemarahannya. Dia membalikkan seluruh rumah, melempar apa pun yang bisa dia dapatkan."Beraninya dia..... Pe***ur itu akan kubunuh dia.." umpatnya sambil melemparkan salah satu vas antik berharga milik ibunya.BRAK!! Barang antik lainnya dilempar ke seberang ruangan....."Aku akan membuat hidupnya seperti neraka...." dia mengutuk dengan keras sehingga membuat takut semua pelayan-pelayan yang hadir di aula.Semua pelayan termasuk Housekeeper Xu gemetar ketakutan melihat kemarahan Nona Muda mereka. Di dalam rumah, semua orang tahu bahwa nona muda mereka adalah orang sombong yang memperlakukan dirinya sendiri seperti bangsawan.Mendengar semua keributan, Agus dan istrinya Lina bergegas turun hanya untuk melihat Windy melemparkan semuanya dengan marah.Menghindari semua pecahan kaca, Agus berjalan dengan hati-hati menuju putrinya yang berharga. "Apa yang terjadi Windy? Katakan pada ayah, apa yang membuatmu sangat marah? Apakah it
Lina mencoba menelepon Joya berkali-kali tetapi gagal. Melihat suaminya, dia menghela nafas, "Dia tidak mengangkat teleponnya ...""Terus panggil..." perintahnya.Sementara itu di rumah danau,Irwan dan Joya sedang makan siang dengan damai. Joya sangat senang saat dia menikmati makanannya sambil melihat sekelilingnya yang indah."Terima kasih telah membawaku ke sini ..." dia mengucapkan kepada Irwan dengan rasa terima kasih."Apakah kamu menyukainya?" dia bertanya dan Joya mengangguk, "Aku menyukainya. Ini adalah tempat terindah yang pernah aku lihat dalam hidupku. "Melihatnya bahagia, dia senang. “Kalau begitu, lain kali jika kamu ingin datang ke sini, katakan saja padaku. Aku akan membawamu ke sini..”Mata Joya berbinar saat dia dengan bersemangat bertanya, "Benarkah?""Hmm..." dia mengangguk tulus. Apa yang tidak dia katakan padanya adalah bahwa tempat ini sudah atas namanya. Dia adalah pemilik tempat ini dan itu akan menjadi hadiah pernikahannya untuknya.Menyelesaikan makan sian
Dia menganggukkan kepalanya mengerti. Jika dia menyelidikinya untuk Bos Yu, maka itu baik-baik saja. Untuk sekali ini, dia ketakutan."Jadi, kamu masih mencintainya?" tanyanya lagi gugup."Tidak... aku tidak mencintainya lagi. Apa pun yang kumiliki untuknya mati hari itu, aku mengetahui kebenarannya." Semua yang dia miliki untuk Leonard mati dalam api bersamanya.Sekarang, dia hanya memiliki dua tujuan dalam hidupnya. Pertama adalah balas dendam dan kedua adalah mencari keluarganya.Mendengar jawabannya, Irwan tersenyum. Artinya dia masih punya kesempatan. Dia tidak terburu-buru untuk jatuh cinta padanya, mereka memiliki banyak waktu di dunia.Dia harus perlahan-lahan masuk ke dalam hatinya dan kemudian menempatinya sepenuhnya."Irwan menjadi yatim piatu, apakah itu memberi mereka hak untuk memperlakukan saya seperti ini? Saya sangat mencintai mereka, lalu mengapa? Apakah anak yatim piatu tidak seharusnya dicintai?" Joya berkata dalam keadaan terisak saat air mata mengalir di matanya.
Di dalam aula Izaac masion, suasananya cukup tegang. Para pelayan sudah membersihkan semua gelas yang pecah dari lantai sebelum pergi dengan tenang. Semua orang duduk di sofa dengan emosi berbeda di wajah mereka.Saat Joya masuk, dia sudah merasakan kegembiraan mengalir di nadinya. Melihat wajah merah mereka, dia menyeringai. Sepertinya ada yang sangat menyukai hadiahku....Windy adalah orang pertama yang melihat Joya masuk. Melihatnya berjalan santai dengan senyum di wajahnya, dia terbakar amarah dan kecemburuan.Menyipitkan matanya, dia mengejek, "Kakak pemberontak kembali ...." Tunggu dan lihat saja, apa yang ayah lakukan padamu, Joya. Saya belum pernah melihatnya begitu marah dan kali ini kamu telah melewati garis batasannya.Mendengar kata-kata Windy, semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah Joya yang sedang berjalan ke arah mereka dengan senyuman di wajahnya.Lina adalah orang pertama yang bertanya padanya, "Joya sayang, kenapa kamu tidak mengangkat teleponmu?"Berpura-p
"Jangan berbicara seperti itu kepada Kakak Leo" raung Windy. Ja**ng ini, dia berani membentak laki-laki saya. aku ingin membunuhnya...."Aku akan berbicara dengannya sesukaku. Dia adalah pacarku..Siapa yang berhak bicara dengannya di antara kita?""Kamu !!" Teriak Windy saat wajahnya memerah karena marah. "Aku akan membunuhmu pe***ur. Leonard adalah -""Windy!" Teriak Agus. "Tutup mulutmu dan jangan bicara omong kosong.." Joya menyeringai. Sungguh menyenangkan melihat apa yang disebut ayahnya meneriaki putrinya yang berharga karena dia. Dalam kehidupan sebelumnya, ini tidak pernah terjadi. Perasaan yang luar biasa!!Untuk pertama kali dalam hidupnya, Agus merasa ingin membuang putrinya ke kamar dan mengurungnya. Dia mencoba untuk mengendalikan situasi tetapi dia berusaha mempersulitnya. Dia ingin mengendalikan Joya agar tidak mengusirnya....Tapi apakah Joya akan memberinya kesempatan itu?"Tidak, biarkan dia berbicara Ayah. Apa yang kamu katakan? Leonard adalah apa kamu? Apa hubung
Mendengar pertanyaan Joya, Agus sedikit ragu untuk menjawabnya. Baginya Joya adalah bidak catur dan dia tidak ingin kehilangan bidak ini.Hanya memikirkan kata-katanya yang berani sebelumnya, dia tidak ingin membuatnya semakin kesal. Dia tidak ingin mengatakan sesuatu yang bisa memicu emosinya, membuatnya melakukan sesuatu yang tidak bisa dia kendalikan nanti."Joya kenapa kamu melakukan ini? Apa yang membuatmu menentang keputusanku?" dia bertanya dengan hati-hati dengan nada kebapakan yang lembut."Apa yang telah saya lakukan agar orang-orang memberi saya reaksi ekstrem seperti itu?" Joya bertanya dengan polos.Melihat ayahnya berbicara dengan sangat sopan kepada Joya, Windy tidak tahan. Dia berbicara dengan ja**ng itu dengan sangat lantang sambil meneriakinya. Dia kehilangan ketenangannya."Apakah kamu masih mencoba untuk bertindak? Joya mengaku saja. Kamu mencoba memberontak melawan kami. Kamu hanya ingin -". Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, dia merasakan tatapan mematika
Setelah dibentak oleh Joya, Leonard dengan tenang berdiri di sudut tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Melihat wajah terkejut Leonard, Joya merasa bangga pada dirinya sendiri. Dalam kehidupan masa lalunya, dia seperti boneka baginya, mendengarkan dan menuruti kata-katanya tetapi hanya memandangnya. Apakah dia tidak mendengarkannya sekarang? Rasanya sangat menyenangkan menempatkannya di tempatnya....Setelah menangani Leonard, Joya menoleh untuk melihat adik perempuan tercintanya. Mengangkat alisnya, dia bertanya, "Aku menantangmu Windy. Apakah kamu berani menerimanya?""Tentu saja. Saya terima…" kata Windy dengan bangga."Cukup!! Aku sudah muak, kalian berdua." Agus berteriak, "Tidak ada yang akan menantang siapa pun dan tidak ada yang akan menerima tantangan apa pun. Apakah kalian berdua mendengarku?"Agus sangat marah hingga dia hampir merasakan pembuluh darahnya pecah di kepalanya. "Joya, aku tidak mengharapkan ini darimu. Apa yang kamu lakukan? Menantang, menghancurkan karier...."
Melihat Joya sedikit tenang, Agus dan Lina menghela nafas lega. Melihat putrinya, Agus memerintahkan, "Katakan maaf pada kakak tertuamu ...""Apa?" Terkejut, Windy langsung membantah, "Ayah, aku tidak akan meminta maaf padanya ..."Agus memelototi putrinya yang bodoh, "Aku tidak memintamu, Windy. Aku memberitahumu untuk minta maaf padanya. Kamu salah, jadi kamu harus minta maaf ...""Kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau, ayah... Tapi aku tidak akan meminta maaf padanya...""Windy-""Ayah ... tidak apa-apa." Joya menghela nafas. Melihat jam dia berkata, "Ayah, Ibu sudah larut. Saya pikir saya harus pergi.""Joya, tunggu... Jangan pergi. Kita akan makan malam bersama dan aku akan menyuruh pelayan untuk membersihkan kamarmu..." Lina tersenyum. Joya menghela nafas menggelengkan kepalanya, "Ketika kalian tidak memiliki tempat untukku di hati kalian, lalu bagaimana kamu bisa memiliki tempat untukku di rumahmu ...""Aku akan pergi ... Selamat malam Ayah. Selamat malam ibu," kata Joya
" Juga adik perempuanku tersayang, apakah kamu tidak malu untuk bermesraan dengan pacar saudara perempuanmu sendiri. Apakah kamu suka berada dalam hubungan terlarang? Apakah semua laki- laki di dunia ini mati? Atau apakah kamu tidak bisa mengendalikan diri?" bahwa kamu akan menerkam pria mana pun yang kamu lihat," ejek Joya." Joya jangan lupa bahwa Windy adalah saudara perempuanmu! Bagaimana kamu bisa mengatakan semua hal itu kepada saudara perempuanmu.." Lina menggertakan giginya.Joya terkekeh, " Jika dia bisa melakukan semua hal ini tanpa rasa malu, maka aku bisa mengatakan semua hal ini kepada ibunya..."Menggigit bibirnya, Windy menggertakan giginya. Dia tidak ingin melakukan ini tetapi karena ayahnya, dia menahannya. Jatuh berdiri dia terisak, " K-kakak saya minta maaf, saya... saya tidak ingin tidur dengan kakak Leo... saya-"Tiba- tiba Joya tersentak menyela tangisan Windy, " Apa!" serunya berjalan menuju Leonard. " Kamu bajingan! Bagaimana kamu bisa memaksa adik perempuanku
Suasana sedikit tegang di antara pasangan Izaac, sementara Raymond dan Joya benar- benar menikmati makan malam mereka. Mereka melihat ketegangan antara Agus dan Lina tetapi tidak ada yang mengatakan apapun tentang itu. Mereka benar- benar mengabaikannya dan fokus pada makanan mereka.Agus menoba bercakap- cakap tentang proyek bisnis mereka yang akan datang, tetapi baik Joya maupun Raymond tidak tertarik dengan semua itu. Mereka memberinya jawaban setengah hati membuat Agus merengut pada mereka berdua dan mengepalkan tinjunya dengan erat.Setelah menyelesaikan makan malam mereka, Joya tersenyum bangun dan membayar makanan. Mereka keluar dari restoran saat Joya menghentikan langkahnya." Ayah, Ibu, aku punya sedikit kejutan untukmu.." dia tersenyum dan meraih tangan pasangan yang kemudian menuju ke hotel.Agus sedikit terkejut dan dia melihat dengan curiga, " Joya kemana kita akan pergi?" dia bertanya." Ayah, saya ingin menunjukkan sesuatu. Silahkan ikut saya..." katanya memasuki hotel
Sebelumnya Agus sedikit terkejut ketika Joya menelpon dan memberitahunya tentang makan malam keluarga ini. Dia sedikit skeptis ketika dia setuju untuk itu.Untuk beberapa alasan, dia merasa ada sesuatu yang salah tentang perilaku Joya. Dia bisa melihat perbedaan antara masa lalu dan Joya saat ini. Dia bukan lagi boneka yang dia angkat.Perilakunya hanya di luar pemikirannya. Dialah yang membesarkannya, dia telah membentuk perilakunya sedemikian rupa sehingga dia butuhkan juga. Semuanya berjalan dengan baik sampai bulan lalu.Untuk beberapa alasan, dia tiba- tiba berubah. Dia menentang kata- katanya dan melakukan semua hal yang dia batasi. Dan sekarang dia merasa tidak bisa lagi mengendalikannya.Dia tahu bahwa tidak ada yang akan terjadi tanpa alasan dan ketika dia melihat perubahan perilaku Joya, dia khawatir dan sedikit berhati- hati.Selama berhari- hari, dia memikirkan berbagai alasan yang dapat membuat perubahan dratis pada dirinya. Dia panik ketika memikirkan, bagaimana jika d
Di dalam mobil, Raymond menatap kakak perempuannya. " Apa?" Joya bertanya." Apa yang mmbuatmu begitu lama?" dia bertanya dengan senyum main- main, " Sibuk dengan ipar..." Joya tersipu, " Diam!"" Ooo... Jadi kamu sibuk dengan ipar laki- laki. Haruskah saya mengharapkan keponakan segera?" Godanya." Hari ini aku bertemu dengan adik perempuan Irwan jadi aku sedikit terlambat" Joya menjawab dengan fokus pada jalan dan karenanya dia benar- benar melewatkan ekspresi wajah Raymond saat menyebut adik perempuan Irwan." Kamu bertemu Irma?" tanyanya sedikit terkejut." Ya dan dia sangat luar biasa. Itu adalah pertemuan pertama kami, tapi aku tahu dia sangat menggemaskan." Joya berkomentar. Dia sangat menyukai Irma. Dia tidak seperti ahli waris kaya yang menunjukkan kekayaan mereka atau memiliki topeng palsu di wajah mereka, bersikap sopan di depan tetapi berbicara dan bergosip di belakang." Ya... Dia imut" Raymond tersenyum kesurupan. Joya meliriknya dari sudut matanya dan tiba- tiba matany
"Irwan, aku pergi sekarang?" Joya bertanya dengan lembut menatap suaminya yang bekerja yang satu tangannya melingkari tubuhnya saat dia sedang mengerjakan laptopnya dengan tangan lainnya."Hmmm..." jawabnya mencium keningnya, " Baru beberapa menit..."" Kamu telah mengatakan itu selama hampir satu jam, Irwan" Protes Joya, "Aku harus pergi ke rumah Izaac..""Aku tahu ..." Irwan menghela nafas sambil menjauhkan laptopnya dan menatapnya. "Bolehkah aku ikut denganmu?" dia bertanya ragu-ragu."Tidak ..." Joya terkekeh dan kemudian dia tiba-tiba berhenti ketika dia melihat ketakutan di matanya. Dia menatapnya seolah-olah dia akan kehilangannya."Irwan ... apa yang terjadi?" dia bertanya dengan lembut meletakkan tangannya di pantatnya."Hanya saja aku tidak suka kamu sendirian di sana bersama semua orang tak berperasaan itu. Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu seperti perjamuan itu?""Siapa bilang aku sendirian. Aku membawa Raymond bersamaku. Aku akan baik-baik saja..." dia meyakinkannya.
Tanpa menunggu balasan Irwan, Irma langsung menyela, "Ya! kakak ipar, kakak alergi makanan laut jadi kita tidak bisa membiarkan dia makan makanan laut...""Ya, Irma benar. Kamu tidak bisa makan makanan laut. Aku benar-benar minta maaf Irwan. Aku tidak tahu kamu alergi terhadapnya. Aku menelepon kakak Yutian dan gadis itu memberitahuku bahwa-"" Kakak ipar..." panggil Irma sambil meraih tangan Joya, "Makanannya mulai dingin. Kita harus mulai makan...""Ya... Ayo kita makan." Joya mengangguk sambil memberikan Irwan dengan bihun dan sup sayuran."Adikku tersayang" Irwan tersenyum manis menatap adiknya yang sedang asyik melihat makanan." Iya kakak?" dia bertanya." Dimana dia?" Tanya Irwan mengangkat alisnya pada adik perempuannya yang nakal. Dia tahu itu pasti dia. Siapa lagi yang bisa merusak makan siangnya yang sempurna?Irma menelan ludah. " Siapa?" dia bertanya dengan polos."Aku tahu kamu di luar sana, Yutian masuklah!" Teriak Irwan memutar matanya. Yutian yang berdiri di luar kan
Hari ini Irwan sedang dalam suasana hati yang sangat buruk. Seluruh suasana di ruang konferensi tegang. Irwan sangat marah pada karyawannya sehingga dia hampir ingin memecat mereka semua.Perusahaannya telah mengambil alih banyak proyek besar. Dan hari ini dia memeriksa semua file dan pekerjaan yang telah dilakukan karyawannya. Dia benar-benar kecewa dan gila!Asistennya memberi tahu dia tentang beberapa file yang tidak lengkap sementara beberapa lainnya dikerjakan dengan buruk. Dia membenci orang yang malas dan tidak bertanggung jawab. Orang-orang seperti ini tidak memiliki tempat di perusahaannya.Tidak ada yang berani berbicara atau bahkan melihat wajah bos mereka. Mereka duduk di ruang konferensi selama hampir dua jam dengan CEO Irwan melotot, berteriak dan memarahi mereka."Apa? tidak ada yang akan mengatakan apa-apa?" Irwan melotot, " Hanya untuk beberapa hari saya sedikit lunak pada kalian, dan ini hasil yang akan Anda berikan kepada saya?"tidak ada yang berbicara sepatah kata
Di kantor Yutian.Meraih teleponnya dari tangan Irma Yutian mengerutkan kening, "Irma kenapa kamu mengatakan itu?" Apa?" Irma bertanya dengan berpura-pura tidak bersalah."Kamu tahu! Irwan alergi makanan laut. kenapa kamu meminta Joya membuatnya untuknya?"Irma terkikik memegangi lengan Yutian, " Ayo kak Yutian, menurutmu kenapa aku mengatakan itu?""Oh! Tolong Irma... Aku tidak tahu cara memainkan permainan detektifmu. Beritahu aku kenapa kamu melakukannya atau aku akan menelepon kakak ipar sekarang..." Yutian memperingatkan dengan menjentikkan dahi Irma." Awww ..." Irma menggosok dahinya dan cemberut, "Kamu tidak menyenangkan, kakak Yutian. Kakak Irwan tidak suka makanan laut tapi orang lain suka.."Tiba-tiba semuanya masuk ke dalam pikiran Yutian dan dia menatap Irma dengan ngeri, " Jangan bilang kau ingin menyabotase kencan makan siang kakakmu!"" Benar!" Irma tertawa jahat, "Kakak Yutian, hanya kamu yang mengerti aku dengan sangat baik ..."" Tapi kenapa?" Dia bertanya. Bukank
Satu minggu kemudian.hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu Joya dengan cemas. Hari ini dia akan mengeksekusi rencananya untuk akhirnya memutuskan setiap ikatan yang dia miliki dengan Keluarga Izaac.Seperti biasa, syuting film berjalan sempurna tanpa gangguan dari Leonard. Hari ini tidak ada adegan untuknya jadi itu adalah hari liburnya dan dia bebas.Dengan bantuan Raymond, dia dengan sempurna merencanakan makan malam paling menakjubkan yang pernah dimiliki oleh Agus dan Lina.Menyeringai, Joya berjalan menuju dapur. Karena malam ini dia tidak akan makan malam dengan Irwan, dia berpikir untuk memberinya kejutan dan menyiapkan makan siang untuknya.Karena ketakutannya dengan api, Irwan sudah membeli perlengkapan memasak yang bisa dia gunakan dengan bebas tanpa rasa takut. Dia sedang berpikir untuk memasak hidangan favoritnya dan memberinya kejutan di kantornya.Dia menyadari bahwa dalam rentang waktu yang singkat ini dia semakin dekat dengan Irwan. Dia tertarik padanya. Saat itu,