Share

Bab 78

Penulis: Pein
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Alagar terhempas setelah menerima serangan dahsyat dari Erresira. Sihir kegelapan yang melindungi tubuhnya langsung mengeluarkan siluet perisai hitam layakannya manusia berjubah raksasa yang menyelimuti seluruh tubuh Alagar, melindunginya dari serangan Erresira.

Kepulan asap tebal perlahan menyibak, dan sosok Erresira yang baru muncul di antara kabut. Penampilannya kini berubah drastis, hampir mirip dengan Alagar, namun ada perbedaan yang mencolok. Energi sihir kegelapan yang mengelilingi tubuh Erresira berwarna merah darah, berbeda dengan Alagar yang hitam pekat.

Erresira mengangkat tangannya ke udara, memunculkan berbagai pola sihir kegelapan yang berjumlah banyak di depannya.

Tak lama, puluhan siluet Naga bayangan muncul dari pola sihir tersebut, mengepulkan asap hitam dan bersiap untuk melancarkan serangan mematikan.

Erresira mengepalkan tangannya erat, matanya menyala dengan kebencian yang mendalam. "Apa kau pikir hanya dirimu yang bisa meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 79

    Yami, Verdas, dan para bawahannya terbang dengan cepat menjauh dari hutan Arizon, angin kencang menerpa wajah mereka dan rambut mereka berkibar liar akibat kecepatan yang mereka ciptakan. Mereka sadar betul bahwa hutan Arizon akan segera hancur lebur akibat sihir dahsyat yang dikeluarkan oleh Alagar. Ketegangan terasa di udara, dan saat itulah Verdas mengajukan pertanyaan yang menggantung di benak mereka semua."Yami, sihir apa itu sebenarnya?" tanyanya, nafasnya terengah-engah akibat terbang dengan kecepatan penuh. Matanya terpaku pada pola sihir besar yang melingkari seluruh wilayah hutan Arizon, seolah menelan hutan dalam pusarannya. Yami, yang terbang di samping Verdas, memicingkan matanya memerhatikan pola sihir tersebut, wajahnya terlihat khawatir namun tetap berusaha tenang.Wajah Yami tampak serius, dia menggeleng pelan. "Entahlah, aku tidak yakin seberapa kuat sihir pelahap yang dimiliki oleh Tuan, tetapi sepertinya sihir itu

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 80

    Ledakan dahsyat yang berasal dari sihir penghancur mengguncang langit di atas hutan Arizon. Sihir hitam pekat memancarkan aura mengerikan yang menyelimuti seluruh wilayah hutan.Pepohonan raksasa yang telah berdiri selama berabad-abad tumbang satu per satu, bagaikan reruntuhan dominó yang tak berujung. Satwa-satwa yang tinggal di hutan berlarian ketakutan, mencoba mencari perlindungan dari kehancuran yang melanda temoat tinggal mereka.Udara menjadi panas dan pekat, asap hitam mengepul dari reruntuhan yang terbakar, menciptakan suasana mencekam yang menyelimuti seluruh hutan.Sihir penghancur yang begitu kuat dan dahsyat membuat semuanya hancur. Suara jeritan kesakitan terdengar dari para makhluk yang tinggal di sana sebelum lenyap.Hutan yang semula hijau dan subur perlahan berubah menjadi ruang hampa. sisa-sisa kehidupan yang pernah berkembang di hutan Arizon kini hanya tinggal kenangan.Seluruh pasukan Iblis berteriak frustas

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 81

    Langit yang semula gelap pekat kini perlahan-lahan berubah menjadi cerah setelah pertarungan sengit antara Raja Erresira dan Alagar usai. Awan hitam yang menutupi langit kota mulai terpecah, sinar matahari kembali menembus dan menyeruak ke bumi, menyinari wajah-wajah para penduduk yang sebelumnya murung dan cemas.Begitu hebatnya pertarungan tersebut, hingga wilayah hutan Arizon yang subur kini berubah menjadi lautan luas. Air laut mengalir dengan deras memasuki kawah besar yang terbentuk akibat kehancuran daratan. Ombak menghempas pantai baru yang terbentuk, menciptakan pemandangan yang berbeda dari sebelumnya.Warga di seluruh wilayah kota sekitar hutan Arizon merasakan perubahan yang nyata. Beban di dada mereka seolah terangkat saat langit kembali cerah dan kehidupan kembali normal.Tampak senyum kelegaan menghiasi wajah-wajah mereka, menggantikan raut ketakutan yang sempat menyelimuti kota akibat energi kegelapan yang dikeluarkan Alagar.Suasana kota pun kembali ramai, anak-anak

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 82

    Viona dan Alagar duduk berdampingan di ranjang, cahaya matahari yang masuk dari jendela menghiasi wajah mereka yang berbinar. Mereka terlihat begitu bahagia, seperti tak pernah merasakan kepedihan dan kesedihan yang sempat menyelimuti hidup mereka. Viona menatap Alagar dengan lembut, kemudian menundukkan kepalanya mengingat saat-saat air mata mengalir deras di pipinya ketika Alagar masih belum sadarkan diri."Alagar, apa kau masih ingat saat kita pertama kali bertemu?" tanya Viona dengan tatapan sedih.Alagar tersenyum kecil dan mengangguk, "Tentu saja. Aku tidak akan pernah melupakan saat pertama kali melihatmu. Wajahmu yang ceria itu berhasil membuat hatiku berdebar."Mereka lalu terdiam sejenak, menikmati kehangatan cinta yang kini menyatukan mereka kembali. Viona memegang tangan Alagar erat, ingin meyakinkan dirinya bahwa ini bukan mimpi, bahwa mereka kini benar-benar bersama."Viona, aku bersyukur kamu telah mengingat semu

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 83

    Keesokan harinya, setelah dunia kembali aman, Viona dan Alagar menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa.Pagi yang cerah, Alagar mengantar Viona ke universitas dengan mobil mewahnya. Ketika mereka turun dari mobil, mata para mahasiswa dan mahasiswi langsung tertuju pada mereka."Astaga, apa itu benar-benar Tuan Muda Ruiz?" ujar salah satu mahasiswa dengan terkejut."Siapa wanita yang bersamanya?" tanya mahasiswi lainnya penasaran."Sepertinya mereka sangat dekat," tambah seorang mahasiswa lagi.Para mahasiswa dan mahasiswi yang melihat kedekatan Alagar dan Viona dari kejauhan, penasaran siapa wanita beruntung yang berhasil mendapatkan hati Alagar. Mereka terus berbisik-bisik dan memperhatikan setiap gerak-gerik Alagar dan Viona.Viona, yang merasa canggung dengan perhatian yang mereka terima, tersenyum malu dan menunduk. Alagar, yang menyadari rasa tidak nyaman Viona, menggenggam tangan Viona erat dan menatapnya dengan lembu

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 84

    Setelah jam kuliah Viona selesai, terlihat dia pergi ke ruang rektor bersama dua sahabatnya seperti yang dikatakan Alagar."Viona, bagaimana bisa hubunganmu jadi sedekat itu dengan tuan muda Ruiz? Apa kau menggunakan guna-guna?" celetuk Clinton.Viona menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Clinton dan langsung memukul perutnya dengan keras. Membuat pria gendut itu reflek langsung memegangi perutnya, menahan rasa sakit yang mendalam."Kau pikir aku perlu guna-guna untuk mendekati seseorang?" balas Viona dengan suara tegas, "aku tidak pernah mengharapkan hubungan apapun dengan tuan muda Ruiz. Kedekatan kami murni karena kebaikan hatinya, bukan karena aku menggunakan cara-cara licik seperti yang kau pikirkan!" tegasnya.Clinton tampak kaget dengan reaksi Viona, dia tersenyum getir melihat sahabatnya tersebut tampak marah.Hendri segera menenangkan situasi. "Viona, tenang saja. Clinton hanya bercanda. Kita harus segera ke ruang rektor sebel

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 85

    Maurice Ravel berdiri dengan senyum ramah di wajahnya. Viona yang sedang duduk bersama Alagar, Clinton, dan Hendri langsung terkejut melihat kehadiran teman lamanya itu.Wajah Viona berubah menjadi pucat dan matanya membulat tak percaya. Dia ingat betul bagaimana Maurice pernah menyatakan perasaannya di masa SMA, namun Viona selalu menolaknya dengan alasan mereka tak cocok."Viona, apa kau kenal dia?" tanya Alagar, sambil menatap tajam Maurice yang kini semakin mendekat."I-iya, dia teman sekelas kami dulu waktu SMA," jawab Viona dengan suara yang gemetar, mengingat kembali kenangan lama mereka.Clinton dan Hendri hanya tersenyum kecut, mereka juga mengenal Maurice dan tahu betul bagaimana perasaan teman mereka itu pada Viona dulu. Mereka berdua tidak menyangka akan bertemu lagi di tempat seperti ini setelah lulus dan berpisah untuk melanjutkan kuliah di universitas yang berbeda.Maurice melambaikan tangan pada Viona dan teman-t

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 86

    Tiba-tiba terdengar suara keras yang meneriaki Alagar, membuat Viona, Clinton, dan Hendri langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut. Maurice, yang sedang diangkat kerah bajunya oleh Alagar, tersenyum tipis ketika mendengar suara tersebut. Dia yakin bahwa orang yang datang adalah seseorang yang akan membela dirinya.Namun, Alagar tidak segera menurunkan Maurice, membuat pria itu semakin bingung dan kesulitan untuk bernapas karena kerah bajunya yang semakin menghimpit lehernya."Aku bilang, lepaskan tuan Ravel!" bentak orang yang baru datang itu lagi sambil mencekal lengan Alagar dengan kuat. Alagar yang sedang mencengkram kerah baju Maurice menoleh ke arah orang yang menegur dan mencekal lengannya kuat.Melihat wajah Alagar orang yang mencengkram lengannya langsung terkejut. "T-Tuan muda Ruiz...." Suaranya langsung tercekat dan melepaskan cengkraman tangannya.Bruak!Alagar menghempaskan Maurice, hingga dia jatuh m

Bab terbaru

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 113

    Alagar dan Viona memasuki Istana Cahaya dengan hati yang berdebar. Mereka berpikir akan ada perlawanan dari para Dewa yang tinggal di istana tersebut. Namun, begitu mereka melangkah masuk, para Dewa dan Dewi justru menyambut mereka dengan hangat dan penuh hormat.Saat Alagar dan Viona berjalan melalui koridor istana, mereka disambut oleh senyuman ramah dan tatapan penuh penghormatan dari para penghuni istana. Tak ada satupun tanda penolakan atau kemarahan yang terlihat pada wajah mereka.Viona merasa lega dan bahagia, ternyata para Dewa menghormati dan menerima dirinya sebagai permaisuri Alagar.Para dayang-dayang istana juga sangat menghormati Viona. Mereka membantu Viona beradaptasi dengan kehidupan di istana dan memberikan segala yang dibutuhkan oleh Viona.Sementara itu, Alagar merasa terkejut namun bersyukur. Ia mengira para Dewa akan menentangnya karena ia membawa Viona, seorang manusia, ke istana mereka. Namun, ternyata para Dewa malah menghormatinya dan menerima Viona dengan t

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 112

    Alagar dan Viona berdiri di hadapan kedua orang tua mereka, dengan rasa haru dan berdebar-debar. Keduanya telah bersiap untuk pergi ke langit. Namun, kedua orang tua mereka tidak diberitahu, mengingat kekuatan Alagar tidak bisa dibeberkan ke mereka."Ayah, Ibu, kami pamit," ucap Alagar dengan suara lantang namun bergetar, sementara Viona menundukkan kepalanya, menahan rasa sedih yang menyelimuti dirinya."Hati-hati di sana," ujar ayah Alagar dengan senyum hangat, memeluk putranya dengan erat. Ibu Viona pun menghampiri dan memeluk putrinya, berbisik, "Jaga diri baik-baik di sana, Nak. Jangan lupa sesekali mengunjungi kami.""Tentu Bu, aku pasti akan sering kemari," jawab Viona dengan mata berkaca-kaca.Namun, di balik senyum dan ucapan selamat tersebut, Alagar dan Viona tahu bahwa mereka tak akan pergi ke luar negeri seperti yang mereka katakan. Sebagai seseorang yang setara dengan Dewa, Alagar akan membawa Viona ke langit, tempat yang jauh dari dunia manusia.Ketika semua pelukan

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 111

    Alagar melangkah cepat mendekati Pricila yang tampak bergegas meninggalkan tempat itu, wajahnya pucat pasi mendengar percakapan tentang pernikahan Alagar dengan Viona. Wajah Pricila terlihat sangat sedih, seolah dunia ini runtuh di depan matanya."Pricilla, kau mau kemana?" tanya Alagar dengan lembut sambil mencekal lengan Pricila, mencoba untuk menenangkannya.Pricila menatap Alagar dengan air mata berlinangan, pipinya memerah karena menahan tangis. "Selama ini aku selalu menunggumu. Aku selalu berharap bahwa suatu saat kau akan memilihku, tetapi ternyata semua harapanku hanya sia-sia. Pada akhirnya kau memilih wanita lain, Alagar," ucap Pricila dengan suara lirih dan terbata-bata.Alagar merasa terpukul mendengar ungkapan perasaan Pricila. Hatinya terasa berat, menahan perasaan bersalah yang mendera. Ia mencoba memandang Pricila dengan tatapan penuh pengertian, namun wanita itu terus menundukkan kepalanya, tak mampu menatap mata Alagar."Maafkan aku, Pricila. Aku tidak bermaksud men

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 110

    Viona terdiam, matanya terpejam saat dia merenung dalam-dalam tentang ajakan Alagar untuk pergi ke langit bersamanya. Dalam keheningan itu, dia beranjak duduk, merasa tercekik oleh berbagai perasaan yang melanda. Tubuh telanjangnya dibungkus oleh selimut yang kemudian ditarik lebih rapat, seolah mencari perlindungan dari ketakutan yang mulai merayapi hatinya."Bagaimana dengan keluarga kita? Mereka pasti akan menentang, Alagar," ucap Viona dengan suara yang penuh kekhawatiran, alisnya mengerut dan jari-jarinya mengepal erat pada selimut yang menutupi tubuhnya.Alagar pun bergegas duduk di samping Viona, menatap matanya yang pilu. Dengan lembut, ia menggenggam kedua bahunya, mencoba memberikan kekuatan dan dukungan. "Kita akan bilang ke mereka, untuk tinggal di luar negeri, sesekali kita juga bisa berkunjung menemui mereka," ujar Alagar dengan nada yang meyakinkan, berusaha meredakan kegelisahan yang terpancar dari wajah Viona.Viona menatap Alagar, sejuta pertanyaan dan keraguan ber

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 109

    Begitu melihat Dewa Agung sudah kembali di kediamannya, Bikely dan Indra segera menyambutnya dengan hormat. Keduanya membungkukkan badan serta mengucapkan salam yang penuh sopan. Namun, tidak demikian dengan Alagar yang tetap berdiri tegak, tanpa menunjukkan rasa hormat yang sama. Wajahnya tampak datar, tanpa ekspresi. Dia tidak pernah menganggap sosok Dewa Agung hebat, apalagi setelah dia berhasil mengalahkan Tigras dalam pertandingan dan seharusnya, Alagar yang menjadi Dewa Agung selanjutnya, namun dia menolak tahta tersebut.Mata Dewa Agung menatap tajam ke arah Alagar, lalu berkata, "Kalian berdua, bisa tinggalkan kami."Dengan patuh, Bikely dan Indra mengangguk, sebelum perlahan meninggalkan tempat tersebut. Mereka tahu bahwa Dewa Agung ingin berbicara dengan Alagar secara empat mata.Setelah Bikely dan Indra pergi, Dewa Agung mulai berbicara dengan suara yang tenang, "aku sudah beribicara dengan petinggi Istana cahaya, kau bisa tinggal di sana kapan pun kau mau."Alagar tidak b

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 108

    Alagar sedang berada di kediamannya, sementara Dewa Agung beserta para petinggi Istana Cahaya berkumpul di kediaman Tigras, yang kini tidak memiliki pemimpin setelah Tigras lenyap—dikalahkan oleh kekuatan Alagar.Dewa Agung duduk di kursi utama, memimpin rapat di hadapan para petinggi yang saling berbisik dan menatap ragu satu sama lain. "Sekarang kalian tinggal pilih, ingin menerima Alagar sebagai pemimpin baru, atau ingin menunjuk pemimpin lain?" ujar Dewa Agung dengan suara berat yang memenuhi ruangan.Para petinggi saling berpandangan, beberapa terlihat gugup, sementara yang lain tampak serius dalam mempertimbangkan pilihan yang diberikan Dewa Agung. Mereka sadar bahwa keputusan ini akan menentukan masa depan Istana Cahaya dan seluruh rakyatnya."Alagar memang telah membuktikan kekuatannya dengan mengalahkan Tigras, tapi kita belum tahu apakah ia bisa menjadi pemimpin yang bijaksana, dan menerima kita, mengingat apa yang telah Tuan Tigras lakukan padanya," sahut salah satu peting

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 107

    Alagar yang melayang di hadapan Dewa Agung. Matanya menatap tajam sosok pemimpin langit tersebut. "Apa begini sudah cukup?" tanyanya dengan suara datar namun tegas.Dewa Agung menghela napas panjang, seolah merasakan beratnya pertanyaan yang dilontarkan Alagar. "Bukankah kau lihat sendiri?" jawabnya dengan suara menggema. "Setelah kau mengeluarkan dua naga legendaris itu dan mengalahkan Tigras, siapa yang akan berani menentangmu? Lihatlah mereka...."Mata Dewa Agung melirik ke arah para Dewa yang tengah menyaksikan pertandingan antara Alagar dan Tigras. Wajah mereka tampak tenang, namun tatapan mata mereka terpaku pada Alagar dan Dewa Agung dengan rasa khawatir yang tersembunyi.Alagar pun menoleh, melihat para Dewa yang terdiam. Ia merasakan kekuasaan yang kini ada di tangannya, namun hatinya tetap merasa hampa. "Apa mereka semakin takut padaku?" tanya Alagar dengan wajah bingung, tak menyangka bahwa kekuatannya yang luar biasa justru membuat para Dewa ketakutan."Begitulah kami, ya

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 106

    Arena pertarungan berubah menjadi medan perang yang mengerikan. Seluruh penonton, para Dewa yang hadir, menatap takjub dan terperangah saat melihat dua sosok Naga Yin dan Yang muncul secara bersamaan dari pola sihir yang diciptakan oleh Alagar. Naga-naga legendaris itu merupakan penguasa elemen sihir cahaya dan kegelapan, makhluk yang hanya ada dalam mitos dan legenda. Suasana di arena menjadi hening seketika. Semua Dewa yang menonton pertarungan tersebut seakan-akan kehilangan kata-kata untuk menggambarkan kejadian luar biasa yang baru saja mereka saksikan. Mata mereka terbelalak, mulut mereka terbuka lebar, dan beberapa bahkan menahan napas mereka karena terkejut.Keterkejutan mereka semakin bertambah saat Alagar, dengan santainya dan percaya diri, menaiki kepala Naga Cahaya. Dengan pandangan yang tajam dan penuh tekad, dia mengendalikan Naga Cahaya seolah sudah menjadikannya monster kontraknya. Di sisi lain, Tigras tampak kesulitan menghadapi serangan yang diterimanya. D

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 105

    Alagar terpojok di sudut arena pertandingan, diserang oleh Tigras yang beringas dan tak kenal ampun. Ekspresi cemas tergambar jelas di wajah Indra yang menyaksikan pertandingan itu dari tribun penonton."Bukankah ini tidak adil, Alagar tidak bisa mengeluarkan kemampuan penuhnya!" gerutu Indra, kesal sambil mengepalkan tangannya erat-erat."Kau salah, Indra. Lihatlah baik-baik...." tegur Bikely dengan nada tenang, membuat Indra refleks menatap arena pertarungan dengan seksama.Saat itu juga, Indra mengerutkan kening, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi di arena. Ia menyaksikan Alagar yang sengaja menerima serangan Tigras, tanpa menghindar atau melawan sama sekali. Bahkan, wajah Alagar tampak tenang dan fokus, seolah ada rencana besar yang sedang dipersiapkannya.Indra kemudian memperhatikan lebih detail gerak-gerik Alagar, mencoba memahami strategi yang sedang digunakan oleh sahabatnya itu. Sementara itu, Bikely tersenyum tipis, seolah tahu bahwa Alagar memiliki kejutan yang

DMCA.com Protection Status