Share

Bab 52

Author: Pein
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Alagar bergegas cepat menuju rumah sakit, ekspresi wajahnya terluhat santai. Begitu sampai di halaman parkir, dia langsung turun dari mobil dan merasakan ada sesuatu yang ganjil di sekitarnya. Tanpa diduga, waktu seketika membeku, dan udara terasa lebih dingin.

Alagar mengernyitkan dahi, tahu siapa yang datang menemuinya. Tiba-tiba, sebuah portal dimensi terbuka di depannya. Dari portal itu, muncul Dewa Agung bersama dengan Bikely dan Suni, sosok yang tak asing lagi bagi Alagar.

"Apa kedatanganmu ingin membalas dendam apa yang telah aku lakukan di langit?" tanya Alagar dengan suara dingin, seolah tak takut pada kekuatan mereka.

Energi sihirnya mulai meluap keluar, mengepul di sekeliling tubuhnya, siap untuk melindungi diri dari serangan apapun.Suni, yang melihat kemarahan Alagar, langsung menangkuokan tinjunya, menunjukkan kesopanan dihadapan Alagar. Matanya menyiratkan rasa bersalah yang mendalam.

"Tuan, kedatangan kami ke sini untuk meminta maa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 53

    Alagar melangkah masuk ke rumah sakit bersama Dewa Indra dan Bikely. Wajahnya terlihat muram dan penuh kekhawatiran. Sebelumnya, Dewa Agung telah mengabarkan bahwa sosok mahluk yang sangat dibenci olehnya berhasil terlepas dari Neraka bawah. Kini, mahluk itu bebas berkeliaran dan bisa mengancam kehidupan orang-orang yang ada di bumi, termasuk orang tua Alagar.Dewa Agung sendiri telah kembali ke langit untuk mencari tahu keberadaan sosok mahluk tersebut. Mengetahui hal ini, Alagar bergegas menuju rumah sakit untuk memastikan keamanan kedua orang tuanya yang tengah dirawat.Begitu tiba di ruang perawatan, Alagar melihat kedua orang tuanya sedang tertidur pulas. Wajah mereka tampak tenang, tak menyadari bahaya yang sedang mengancam. Alagar tak dapat menahan rasa cemas yang menyelimuti hatinya. Ia menggenggam tangan ibunya dengan lembut, berbisik dalam hati agar mereka tetap aman dan selamat."Aku pasti akan tetap menjaga kalian semua," gu

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 54

    Malam itu, jalanan kota yang biasanya ramai dan penuh kehidupan, terasa mencekam dan sunyi. Kabut tipis menyelimuti sudut-sudut gelap, menciptakan suasana yang semakin menakutkan. Tiba-tiba, dari kejauhan, sosok mahluk bertubuh gelap dan bermata merah muncul, mengintai orang-orang yang pulang sendirian di kegelapan malam.Dengan gerakan yang lincah dan cepat, mahluk itu menyerang korbannya, menyerap jiwa mereka seolah-olah mengisap energi vital mereka. Teriakan pilu dan jeritan ketakutan terdengar sekejap, lalu lenyap begitu saja, digantikan oleh keheningan yang lebih mencekam. Di balik kabut, tampak aura mahluk tersebut semakin gelap pekat setelah menyerap jiwa-jiwa manusia yang menjadi korbannya.Korban demi korban terus berjatuhan di berbagai sudut kota. Dari jauh, seseorang yang melihat sosok mahluk itu hanya bisa merasakan ngeri yang menggigilkan tulang.Beberapa orang mencoba melawan, namun sia-sia. Mereka yang mencoba melawan pun akhirnya

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 55

    Pricilla menatap Viona dari kejauhan, hatinya teriris melihat dia bercengkrama akrab dengan ibu Alagar, seolah-olah sudah menjadi bagian dari keluarga itu. Rasa cemburu yang dia pendam kini semakin menjadi-jadi.Tanpa disadari, energi jahat yang muncul dari kecemburuan dan Amarah mulai mengumpul di sekitar Pricilla. Aura hitam kegelapan perlahan mengepung tubuh Pricilla, mengubah penampilannya menjadi lebih suram dan menyeramkan. Wajah cantik Pricilla yang biasanya penuh pesona, kini terlihat muram dan pucat.Pricilla merasa ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya, namun dia tidak bisa mengendalikan perasaan cemburunya. Setiap kali melihat Viona, hatinya semakin terbakar dalam api kecemburuan yang menggelegak.Sedangkan di sisi lain, Erresira yang melihat Pricilla terjerumus dalam kegelapan merasa puas. Dia tersenyum licik, menikmati penderitaan Pricilla yang kini menjadi boneka catur dalam permainan jahatnya.Erresira berdiri di dekat pohon yang b

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 56

    Alagar tiba di lokasi yang ditunjukkan Erresira. Di sana, ia melihat para bawahan Dewa Indra yang terkapar di tanah dengan kondisi memprihatinkan. Beberapa di antara mereka sudah tak bernyawa, sementara yang lain tampak menahan rasa sakit yang luar biasa.Di belakang Alagar, Dewa Indra yang baru saja tiba tak bisa menahan rasa terkejut saat melihat keadaan bawahannya. Tubuh para bawahan yang mengenaskan menjadi saksi betapa hebatnya kekuatan musuh yang harus mereka hadapi.Tiba-tiba, Yama muncul dari balik kegelapan sambil membawa sabit pengambil nyawanya. Wajahnya pucat dan penuh keringat, menandakan bahwa ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk melawan musuh tersebut. "T-Tuan, saya tidak bisa menahannya lagi," ucap Yama dengan suara parau.Dewa Indra dan Alagar merasakan hawa membunuh yang merembes keluar dari tubuh Yama, begitu kuat sehingga mereka merasa seolah-olah ingin melebur bersama kegelapan. Mereka sadar bahwa Yama sudah kehilangan kenda

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 57

    Ledakan dahsyat mengguncang langit dimensi balung, asap tebal bertebaran di sekelilingnya. Nafas Indra terlihat terengah-engah, setelah melancarkan serangan maut terakhirnya pada Yama dengan sisa-sisa energi sihirnya yang hampir habis.Rambut Indra kusut, wajahnya tampak pucat pasi, namun tatapan matanya tetap tajam dan pantang menyerah. Dalam sekejap, sosok Alagar muncul di tengah-tengah kepulan asap, menatap Indra dengan ekspresi datar."Kau terlalu berlebihan, Indra," ucap Alagar dengan nada sinis, tangannya melingkar di udara, membuat sihir perisai kegelapan sembari menyegel energi sihir Yama yang telah dikendalikan oleh Erresira.Indra tersenyum getir, menatap Alagar dengan kelelahan, efek energi sihirnya hampir terkuras habis semuanya, hal itu terasa akan menghancurkan tubuhnya. Namun, di balik senyumnya terdapat kepuasan, karena dia tahu serangan terakhirnya berhasil membuat Yama terdesak.Alagar membawa Yama yang sudah tidak berdaya mendek

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 58

    Malam itu, Alagar menghela napas panjang sebelum memutuskan untuk meninggalkan Viona yang telah terlelap pulas di kamar. Perlahan, dia memasuki kamarnya sendiri melangkahkan kaki menuju balkon kamar dan menatap langit malam yang dipenuhi gemerlap bintang. Angin malam yang sepoi-sepoi menenangkan pikirannya yang sedang kacau."Setelah aku bereinkarnasi beberapa kali, kenapa harus sekarang mereka mengincarku lagi?" gumam Alagar dengan suara parau, sembari mengepalkan tinjunya hingga kulitnya memutih. Amarahnya semakin memuncak, mengingat serangkaian masalah yang terus menghampiri dalam beberapa hari terakhir.Sejak, dia tahu Viona telah bereinkarnasi di jaman sekarang, seolah-olah semua kekacauan yang terjadi mengarah padanya.Alagar kembali menatap langit malam yang penuh bintang, mencoba mencari kekuatan dan petunjuk dari alam semesta agar bisa menemukan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapinya. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan meli

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 59

    Suasana hutan menjadi semakin mencekam saat langit mulai menghitam dan gerbang teleportasi dunia Abys terbuka lebar. Erresira, pemimpin iblis, menunjukkan senyuman menyeramkan di wajahnya. Dia merasa puas dengan keputusannya untuk menjadikan hutan ini sebagai markas baru bagi para iblis.Begitu gerbang terbuka, iblis-iblis mulai keluar satu per satu, menerjang angin dan meresapi udara dengan aura jahat yang mereka bawa. Mereka berjalan beriringan, membentuk barisan yang tegap, siap untuk membangun istana kegelapan yang akan menjadi pusat kekuatan mereka.Erresira mengangkat tangannya ke udara, memerintahkan pasukan bayangan untuk segera mulai membangun istana. Pasukan bayangan, makhluk tak berbentuk yang hanya bisa dilihat sebagai siluet hitam, mulai bergerak lincah, mengumpulkan bahan-bahan bangunan dari sekitar hutan.Pohon-pohon raksasa ditebang dengan cepat oleh pasukan bayangan, sementara iblis-iblis menggunakan kekuatan mereka untuk mengubah bentuk b

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 60

    Pricilia meraung marah ketika melihat tali-tali sihir kegelapannya yang melingkar di sekeliling Alagar, dengan mudah dilenyapkan oleh pedang kegelapan yang dikuasai pria itu. Rasa frustrasi dan kebencian semakin memuncak dalam dirinya."Aku akan menjadikanmu milikku!" seru Pricilia dengan nada tinggi, wajahnya merah padam karena amarah dan kehilangan kendali. Alagar yang menjadi sasaran amarahnya hanya bisa menatap dengan ekspresi sedih, sembari mencari cara bagaimana menghentikan Pricilia agar tidak terluka.Pricilia tak mengendurkan serangannya. Kali ini, dia kembali menyerang Alagar dengan kekuatan sihir kegelapan milik Erresira yang sudah mengendalikan dirinya. Dalam sekejap, tubuh Pricilia dikelilingi oleh aura hitam pekat yang semakin menakutkan.Puluhan siluet sihir berbentuk rantai dengan ujung mata tombak keluar dari pola sihir yang diciptakan Pricilia, serentak menyerang Alagar. Pria itu berusaha menghindar dan membelah setiap rantai si

Latest chapter

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 113

    Alagar dan Viona memasuki Istana Cahaya dengan hati yang berdebar. Mereka berpikir akan ada perlawanan dari para Dewa yang tinggal di istana tersebut. Namun, begitu mereka melangkah masuk, para Dewa dan Dewi justru menyambut mereka dengan hangat dan penuh hormat.Saat Alagar dan Viona berjalan melalui koridor istana, mereka disambut oleh senyuman ramah dan tatapan penuh penghormatan dari para penghuni istana. Tak ada satupun tanda penolakan atau kemarahan yang terlihat pada wajah mereka.Viona merasa lega dan bahagia, ternyata para Dewa menghormati dan menerima dirinya sebagai permaisuri Alagar.Para dayang-dayang istana juga sangat menghormati Viona. Mereka membantu Viona beradaptasi dengan kehidupan di istana dan memberikan segala yang dibutuhkan oleh Viona.Sementara itu, Alagar merasa terkejut namun bersyukur. Ia mengira para Dewa akan menentangnya karena ia membawa Viona, seorang manusia, ke istana mereka. Namun, ternyata para Dewa malah menghormatinya dan menerima Viona dengan t

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 112

    Alagar dan Viona berdiri di hadapan kedua orang tua mereka, dengan rasa haru dan berdebar-debar. Keduanya telah bersiap untuk pergi ke langit. Namun, kedua orang tua mereka tidak diberitahu, mengingat kekuatan Alagar tidak bisa dibeberkan ke mereka."Ayah, Ibu, kami pamit," ucap Alagar dengan suara lantang namun bergetar, sementara Viona menundukkan kepalanya, menahan rasa sedih yang menyelimuti dirinya."Hati-hati di sana," ujar ayah Alagar dengan senyum hangat, memeluk putranya dengan erat. Ibu Viona pun menghampiri dan memeluk putrinya, berbisik, "Jaga diri baik-baik di sana, Nak. Jangan lupa sesekali mengunjungi kami.""Tentu Bu, aku pasti akan sering kemari," jawab Viona dengan mata berkaca-kaca.Namun, di balik senyum dan ucapan selamat tersebut, Alagar dan Viona tahu bahwa mereka tak akan pergi ke luar negeri seperti yang mereka katakan. Sebagai seseorang yang setara dengan Dewa, Alagar akan membawa Viona ke langit, tempat yang jauh dari dunia manusia.Ketika semua pelukan

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 111

    Alagar melangkah cepat mendekati Pricila yang tampak bergegas meninggalkan tempat itu, wajahnya pucat pasi mendengar percakapan tentang pernikahan Alagar dengan Viona. Wajah Pricila terlihat sangat sedih, seolah dunia ini runtuh di depan matanya."Pricilla, kau mau kemana?" tanya Alagar dengan lembut sambil mencekal lengan Pricila, mencoba untuk menenangkannya.Pricila menatap Alagar dengan air mata berlinangan, pipinya memerah karena menahan tangis. "Selama ini aku selalu menunggumu. Aku selalu berharap bahwa suatu saat kau akan memilihku, tetapi ternyata semua harapanku hanya sia-sia. Pada akhirnya kau memilih wanita lain, Alagar," ucap Pricila dengan suara lirih dan terbata-bata.Alagar merasa terpukul mendengar ungkapan perasaan Pricila. Hatinya terasa berat, menahan perasaan bersalah yang mendera. Ia mencoba memandang Pricila dengan tatapan penuh pengertian, namun wanita itu terus menundukkan kepalanya, tak mampu menatap mata Alagar."Maafkan aku, Pricila. Aku tidak bermaksud men

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 110

    Viona terdiam, matanya terpejam saat dia merenung dalam-dalam tentang ajakan Alagar untuk pergi ke langit bersamanya. Dalam keheningan itu, dia beranjak duduk, merasa tercekik oleh berbagai perasaan yang melanda. Tubuh telanjangnya dibungkus oleh selimut yang kemudian ditarik lebih rapat, seolah mencari perlindungan dari ketakutan yang mulai merayapi hatinya."Bagaimana dengan keluarga kita? Mereka pasti akan menentang, Alagar," ucap Viona dengan suara yang penuh kekhawatiran, alisnya mengerut dan jari-jarinya mengepal erat pada selimut yang menutupi tubuhnya.Alagar pun bergegas duduk di samping Viona, menatap matanya yang pilu. Dengan lembut, ia menggenggam kedua bahunya, mencoba memberikan kekuatan dan dukungan. "Kita akan bilang ke mereka, untuk tinggal di luar negeri, sesekali kita juga bisa berkunjung menemui mereka," ujar Alagar dengan nada yang meyakinkan, berusaha meredakan kegelisahan yang terpancar dari wajah Viona.Viona menatap Alagar, sejuta pertanyaan dan keraguan ber

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 109

    Begitu melihat Dewa Agung sudah kembali di kediamannya, Bikely dan Indra segera menyambutnya dengan hormat. Keduanya membungkukkan badan serta mengucapkan salam yang penuh sopan. Namun, tidak demikian dengan Alagar yang tetap berdiri tegak, tanpa menunjukkan rasa hormat yang sama. Wajahnya tampak datar, tanpa ekspresi. Dia tidak pernah menganggap sosok Dewa Agung hebat, apalagi setelah dia berhasil mengalahkan Tigras dalam pertandingan dan seharusnya, Alagar yang menjadi Dewa Agung selanjutnya, namun dia menolak tahta tersebut.Mata Dewa Agung menatap tajam ke arah Alagar, lalu berkata, "Kalian berdua, bisa tinggalkan kami."Dengan patuh, Bikely dan Indra mengangguk, sebelum perlahan meninggalkan tempat tersebut. Mereka tahu bahwa Dewa Agung ingin berbicara dengan Alagar secara empat mata.Setelah Bikely dan Indra pergi, Dewa Agung mulai berbicara dengan suara yang tenang, "aku sudah beribicara dengan petinggi Istana cahaya, kau bisa tinggal di sana kapan pun kau mau."Alagar tidak b

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 108

    Alagar sedang berada di kediamannya, sementara Dewa Agung beserta para petinggi Istana Cahaya berkumpul di kediaman Tigras, yang kini tidak memiliki pemimpin setelah Tigras lenyap—dikalahkan oleh kekuatan Alagar.Dewa Agung duduk di kursi utama, memimpin rapat di hadapan para petinggi yang saling berbisik dan menatap ragu satu sama lain. "Sekarang kalian tinggal pilih, ingin menerima Alagar sebagai pemimpin baru, atau ingin menunjuk pemimpin lain?" ujar Dewa Agung dengan suara berat yang memenuhi ruangan.Para petinggi saling berpandangan, beberapa terlihat gugup, sementara yang lain tampak serius dalam mempertimbangkan pilihan yang diberikan Dewa Agung. Mereka sadar bahwa keputusan ini akan menentukan masa depan Istana Cahaya dan seluruh rakyatnya."Alagar memang telah membuktikan kekuatannya dengan mengalahkan Tigras, tapi kita belum tahu apakah ia bisa menjadi pemimpin yang bijaksana, dan menerima kita, mengingat apa yang telah Tuan Tigras lakukan padanya," sahut salah satu peting

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 107

    Alagar yang melayang di hadapan Dewa Agung. Matanya menatap tajam sosok pemimpin langit tersebut. "Apa begini sudah cukup?" tanyanya dengan suara datar namun tegas.Dewa Agung menghela napas panjang, seolah merasakan beratnya pertanyaan yang dilontarkan Alagar. "Bukankah kau lihat sendiri?" jawabnya dengan suara menggema. "Setelah kau mengeluarkan dua naga legendaris itu dan mengalahkan Tigras, siapa yang akan berani menentangmu? Lihatlah mereka...."Mata Dewa Agung melirik ke arah para Dewa yang tengah menyaksikan pertandingan antara Alagar dan Tigras. Wajah mereka tampak tenang, namun tatapan mata mereka terpaku pada Alagar dan Dewa Agung dengan rasa khawatir yang tersembunyi.Alagar pun menoleh, melihat para Dewa yang terdiam. Ia merasakan kekuasaan yang kini ada di tangannya, namun hatinya tetap merasa hampa. "Apa mereka semakin takut padaku?" tanya Alagar dengan wajah bingung, tak menyangka bahwa kekuatannya yang luar biasa justru membuat para Dewa ketakutan."Begitulah kami, ya

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 106

    Arena pertarungan berubah menjadi medan perang yang mengerikan. Seluruh penonton, para Dewa yang hadir, menatap takjub dan terperangah saat melihat dua sosok Naga Yin dan Yang muncul secara bersamaan dari pola sihir yang diciptakan oleh Alagar. Naga-naga legendaris itu merupakan penguasa elemen sihir cahaya dan kegelapan, makhluk yang hanya ada dalam mitos dan legenda. Suasana di arena menjadi hening seketika. Semua Dewa yang menonton pertarungan tersebut seakan-akan kehilangan kata-kata untuk menggambarkan kejadian luar biasa yang baru saja mereka saksikan. Mata mereka terbelalak, mulut mereka terbuka lebar, dan beberapa bahkan menahan napas mereka karena terkejut.Keterkejutan mereka semakin bertambah saat Alagar, dengan santainya dan percaya diri, menaiki kepala Naga Cahaya. Dengan pandangan yang tajam dan penuh tekad, dia mengendalikan Naga Cahaya seolah sudah menjadikannya monster kontraknya. Di sisi lain, Tigras tampak kesulitan menghadapi serangan yang diterimanya. D

  • Reinkarnasi Dewa Perang ALAGAR    Bab 105

    Alagar terpojok di sudut arena pertandingan, diserang oleh Tigras yang beringas dan tak kenal ampun. Ekspresi cemas tergambar jelas di wajah Indra yang menyaksikan pertandingan itu dari tribun penonton."Bukankah ini tidak adil, Alagar tidak bisa mengeluarkan kemampuan penuhnya!" gerutu Indra, kesal sambil mengepalkan tangannya erat-erat."Kau salah, Indra. Lihatlah baik-baik...." tegur Bikely dengan nada tenang, membuat Indra refleks menatap arena pertarungan dengan seksama.Saat itu juga, Indra mengerutkan kening, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi di arena. Ia menyaksikan Alagar yang sengaja menerima serangan Tigras, tanpa menghindar atau melawan sama sekali. Bahkan, wajah Alagar tampak tenang dan fokus, seolah ada rencana besar yang sedang dipersiapkannya.Indra kemudian memperhatikan lebih detail gerak-gerik Alagar, mencoba memahami strategi yang sedang digunakan oleh sahabatnya itu. Sementara itu, Bikely tersenyum tipis, seolah tahu bahwa Alagar memiliki kejutan yang

DMCA.com Protection Status