Share

Run

Penulis: Pink Cerry
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pamela Pov.

Energi yang meledak dalam lautan manusia mengisi hari-hariku akhir-akhir ini. Teriakan yang menyapa indra pendengaran mengisi mengalun seperti musik gila. Semua kewarasan sudah ditinggal di belakang tembok besar yang mengelilingi stadion. Aku terus mengisi diriku dalam putaran energi di sana.

Saat ini kesenangan seolah tujuan sejati para penikmat musik dari musisi yang berhasil merebut hati mereka. Aku berkeringat dan menyanyi di atas panggung seiring musik dari band yang menggema.

Aku menari dan bergerak bersama penari latar yang bergerak harmoni di tengah pusaran energi penonton. Mataku memindai lautan manusia yang bergerak karena suaraku.

Aku menjerit dan ikut menggila bersama para penggemar yang datang untukku. Meteka bereaksi disetiap detil ritme yang aku lakukan. Kami seolah menjadi sinergi yang saling mengisi satu dengan lainnya. Semua terasa menyenangkan sekaligus menegangkan.

Be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Red Room   Find

    Kondisi yang berkembang tidak sesuai ekspektasi Pamela. Crist benar, tanpa disangka- sangka tujuan promosi film Blom sama dengan destinasi konser Pamela. Pria itu mulai menunjukkan gerak -gerik sebagai penakluk wanita dengan keahliannya. Blom memang sudah berubah menjadi womanizer berbahaya yang sudah membuat banyak gadis di luar sana menangis. Kali ini targetnya adalah Pamela."Sang Alpha memburumu, Pammy. Bersiaplah menjadi Luna mate- nya. " Sayangnya tidak ada simpati yang ditunjukkan oleh Crist. Dia justru mengolok- olok Pamela. Bagi Crist, melihat Pamela yang kebingungan karena seorang pria adalah hal yang lucu. Mereka sekarang berada di kota selanjutnya setelah Sidney. Blom ternyata mengikuti Pamela, dan tim mereka bahkan menyewa hotel yang sama dengan Pamela. Ini membuat Pamela serba salah."Memangnya aku serigala. Terus mengolok -olokku Crist dan aku akan membuatku membutuhkan wanita sekarang juga. " Pamela meraih handuk dan minuman.

  • Red Room   Meet Again.

    Pamela menatap tak percaya pada pria yang beberapa meter berada di balkon kamarnya.'Beraninya pria bodoh ini berada di kamarku.'"Aku minta anda ke luar, Tuan. Seingat saya, kamar ini sudah saya pesan, " ucap Pamela sinis.Dia tidak ingin pria ini datang dan pergi seenaknya. Sudah cukup dirinya selalu terombang- ambing oleh arus yang diciptakan Orland. Pamela bertekad untuk tidak lemah pada Orland apapun kondisinya."Aku tidak bisa menjauh dari mu. Jadi sulit untuk menuruti mu, Pammy.""Baiklah. Kau boleh memakai kamar ini. Aku akan mencari kamar lain."Pamela berbalik dan pergi. Tapi Orland segera mencegahnya. Sayangnya dia tidak cukup cepat karena Pamela sudah keluar dari pintu."Tsk, aku tidak datang jauh- jauh hanya untuk ditolak, "gerutu Orland. Dia pun mengejar Pamela yang berjalan cepat ke lift untuk menghindari Orland."Pamm

  • Red Room   Not Pain

    Pamela Pov.Kerinduaan yang besar menghantam diriku. Pria yang mati-matian ingin aku usir dari pikiranku--datang dihadapanku dan membuang semua usahaku untuk melupakannya ke dalam sampah.Aku merindukannya, sangat. Saat di pantai, saat di hotel, aku sudah mati- matian menahan diri. Padahal seusai konser aku absen dari pesta karena ingin beristirahat. Aku juga mengira Orland kembali ke Amerika karena rutinitasnya yang membunuh.Sayangnya aku kembali dihadapkan pada fakta jika pria ini ada di depanku. Pria yang membatalkan pernikahannya meski sudah menghamili gadis yang akan dinikahi. Sekarang Vanesa pasti hamil besar dan berharap agar Orland segera datang menikahinya. Pria ini bisa saja menjanjikan bebagai kesepakatan untuk menunda pernikahan itu. Dan yang menyakitkan, mungkin saja kedatangan Orland ke hadapanku sekarang juga untuk menjadikanku simpanan seperti dulu.Hatiku serasa diremas saat memikirkan itu. Matak

  • Red Room   Engangement

    Kami memutuskan menghabiskan waktu di Pantai Buthan. Tempat yang cocok untuk merangkai kembali kisah yang berantakan. Lokasi ini memang seperti surga. Sebenarnya aku ingin mengunjungi Bali. Berjemur di sana dengan sapuan angin yang segar. Menikmati keeksotisan pulau yang dulu menjadi impian ibuku untuk berlibur. Namun keadaan tidak mengijinkan. Kami memiliki sedikit waktu sebelum benar-benar harus kembali ke Amerika."Ke sini Pammy. " Orland mengarahkanku ke depan resor. Dia menempel erat padaku. Mata kami bertatapan. Aku tau jika dia ingin memperbaiki semuanya dari awal. Menata sesuatu yang berantakan pada hubungan kami. Hubungan kami tidak diawali dengan hal baik. Dasar cinta kami saat itu adalah seks, uang dan benefit. Tidak ada yang berpikir tentang perasaan murni yang disebut cinta. Oleh karena itu kami sering terhempas walau dengan sedikit gangguan. Apalagi hanya aku yang berjuang di periode tertentu, dan Orland di periode lainnya. Betapa rapuhnya ka

  • Red Room   Back

    Konser keliling dunia diakhiri dengan penampilan Pamela di Asia. Akhirnya Pamela, Orland beserta Crist bisa menghela nafas lega dan kembali ke San fransisco. Sementara rombongan kru, penari dan band kembali ke perusahaan Manex Entertaiment. Berkat penanganan tim yang profesional, mereka tidak memiliki kendala yang bearti untuk berkemas dan pergi. Pamela mengangguk puas dan memeluk para timnya yang solid."Terima kasih guys, aku mencintai kalian, " ucap Pamela.Mereka berfoto dan menuju pesawat yang disediakan perusahaan. Setelah melepas mereka terbang landas, Orland melingkarkan tangannya pada pinggang Pamela."Pesawat kita menunggumu, Pammy, " ucap Orland."Pengalaman bercinta di pesawat menunggumu, " bisiknya untuk meralat ucapannya yang pertama.Pamela terkikik dan hanya mengikuti langkah Orland. Crist hanya bersiul melihat interaksi keduanya. Itu membuat Pamela melototinya.

  • Red Room   Orland Side

    Pamela, gadis yang berusia lima belas tahun lebih muda dari usiaku--- datang seperti petir dalam hidupku yang tenang. Membangkitkan gairah primitif yang lama terpendam. Dia menyambar tanpa ia sadari tepat ketika mataku menemukannya di lift. Saat itulah, aku tau jika terjatuh pada perangkap kecil yang ia tebar tadi."Akh... " Mata kami bertatapan. Hijau teduh menyejukkan hatiku dengan cara yang tidak bisa dijelaskan. Bibirnya tipis dan seksi. Tubuhnya terasa berlekuk di tanganku juga hangat. Hanya dengan balutan seragam sekolah, dia terlihat menggiurkan."Maaf, Tuan. " Saat aku menangkapnya terjatuh, detik itu pula dia menangkap minatku.Dia terlihat menyadari sesuatu. Seolah menggodaku adalah kesalahan dan menarik diri. Aku merasa marah saat dia menarik diri setelah berhasil memporak- porandakan emosiku yang sudah lama terkubur. Mencoba mencuci tangan tanpa mau bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan.

  • Red Room   Orland Side 2

    Pamela sudah dalam kendaliku. Kucing nakal ini ternyata gadis yang pandai menyembunyikan masalah dari teman- temannya. Padahal dia sedang terancam tidur di jalanan. Jika gadis lain yang berada di posisinya, aku yakin dia akan kebingungan setengah mati. Lalu menerima semua negosiasi yang aku tawarkan.Nyatanya, butuh ancaman untuk menaklukannya. Jika dia adalah pembisnis, pasti aku akan menghadapi kesulitan karena harus menjadi saingannya. Dia gigih dan mengatakan penawaran - penawaran konyol dengan penuh keyakinan."Jadi pilihlah Pammy. Berakhir denganku atau pria lain yang nantinya akan dipilih ibumu." Lalu aku mengancam dengan transaksi yang sudah di sepakati Monica."Kau harus mengembalikan uang yang diambil Monica padaku. Jika tidak maka aku akan menelpon polisi untuk memenjarakan ibumu."Matanya yang teduh meredup. Aku tidak perduli selama dia menjadi milikku. Aku hanya ingin dia berada di antara dua kakiku secepatnya.

  • Red Room   Orland Side 3

    Perlawanan Pamela begitu keras dan nyata. Dia menghancurkan egoku dengan berdansa dengan pria pendatang baru di dunia musik. Namanya Blom, pirang dan nampak kekanakan. Ciri khas idola remaja masa kini.Jelas aku tidak ingin pria itu mendekati Pamela- ku. Dia milikku sekarang dan selamanya. Dengan penampilan Pamela yang seperti malaikat dia dengan mudah menarik pria seperti Blom yang naif.'Aku akan memberikan hukuman padamu Pamela. Tunggu saja.'Tidak butuh waktu lama bagiku untuk membuat Blom meninggalkan Pamela sebelum mereka berbuat lebih jauh. Dan sekarang saatnya memukul bokong Pamela sebelum aku menghukumnya."Jadi dia pilihanmu?"Tanpa kuduga Pamela menjawab dengan sengit. Sangat jelas dia sangat marah padaku. Tidak ada yang mengherankan sebab akulah yang menyebabkan dia seperti ini."Pergilah tuan Manex, aku ingin hidup tanpa mu. "Perkataan yang membuatku sangat marah. Tanpa ragu aku menyuruh anak

Bab terbaru

  • Red Room   Epilog 2.

    Beberapa bulan berlalu dari pernikahan Pamela maupun Vanesa. Segalanya nampak normal bersama kehidupan mereka masing-masing. Hingga suatu hari, tanpa sengaja Vanesa bertemu dengan Pamela di depan Swalayan. Mereka berdua sama-sama menjinjing tas belanjaan, rupanya mereka berdua habis berbelanja di satu tempat.Pamela saat itu memakai hodi dan masker, tapi Vanesa yang pernah ia cap sebagai musuh besarnya, mampu mengenali Pamela dengan sangat baik."Pamela.""Vanesa."Mereka berdua terdiam dan menunduk malu. Ini karena mereka pernah menjadi saingan dan melakukan perang dingin untuk memperebutkan Orland. Sungguh semua itu masa lalu yang konyol dan memalukan jika diingat. Kini mereka berdua sadar jika sudah saling menyakiti satu dan lainnya."Selamat atas pernikahanmu, Vanesa," ucap Pamela tulus. Dia sangat senang mengetahui jika pria yang dinikahi Vanesa adalah ayah biologis dari bayi Vanesa.Vanesa tersenyum lembut. Aura keibuannya m

  • Red Room   Epilog.

    Semua orang terguncang dengan dengan pernikahan spektakuler Pamela dan Orland. Banyak para gadis merasa terharu dengan kisah mereka. Kisah cinta mereka bahkan menjadi tren karena benar- benar mengisahkan kisah Cinderella jaman modern yang nyata. Sesuatu yang diidam- idamkan para gadis di jaman ini.Rasa iri juga menerpa Vanesa yang kini sudah menjadi ibu dan memilih mandiri. Dia adalah gadis yang terlupakan oleh media sejak batalnya pernikahannya dengan Orland. Vanesa menyadari jika tidak bisa memaksakan cinta pada pria yang tidak mencintainya. Semua hanya kesepakatan semata dan Vanesa terlalu tenggelam dalam harapan semu.'Aku harap bisa sepertimu, Pammy? Aku juga ingin memiliki cinta yang indah sepertimu.'Vanesa hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju swalayan. Dia ingin membeli barang untuk kebutuhan bayinya.Dhug."Oh, maaf," ucap Vanesa."Tidak, aku yang bersalah..." jawab o

  • Red Room   The Wedding.

    Kejutan menyenangkan muncul di pagi hari. Ibuku yang selama ini enggan muncul tiba- tiba datang dengan senyum satu dolarnya. Jelas aku tidak bisa mendeskripsikan betapa bahagia melihatnya masih hidup, sehat dan bahagia."Ibu, akhirnya kau datang..." Aku memeluknya erat. "Terima kasih sudah mau datang."Ibu menepuk- nepuk bagiku dengan lembut. Kehangatan kasih sayangnya langsung merembes melalui sela- sela baju kami."Ibu datang setelah kau memberi tahu jika akan menikah... melihatku dalam gaun pernikahan yang tidak pernah ibu pakai adalah impian seumur hidup ibu.""Aku juga merasa masih bermimpi mengingat bagaimana kita dulu. Masuklah bu... "Dia nampak lebih kurus dari yang terakhir aku ingat. Langkahnya juga tidak terlalu kuat seperti dulu. Satu hal yang bagus yaitu dia lebih bahagia dari yang dulu."Aku senang kau memutuskan keluar dari persembunyianmu, Monica " Orland keluar dari kamar kami dengan setelan resminya. Ak

  • Red Room   Different.

    Dengan begini usai sudah kisah cinta antara Vivian dan Max. Vivian ternyata sudah menutup hatinya rapat- rapat terhadap pria itu. Kehilangan bayinya merupakan stimulan yang berfungsi seperti racun yang membunuh cinta Vivian terhadap Max. Aku pamit dan membawa rasa iba pada kedua orang itu. Vivian jelas tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Dia korban yang terluka dan mati rasa.Sedangkan Max, tidak mungkin ada yang tega menghakiminya sekarang. Pria itu tiap hari berjuang mendapatkan kembali hati Vivian. Mengerahkan apa yang ia punya untuk membuat Vivian kembali."Max, kau di sini?" Sapaku ketika hendak masuk ke apartemen Orland. Sopir sudah membawa pergi mobil dan aku tidak memiliki pilihan selain mengajak dia minum di cafe terdekat."Kita ke sana, kopi di sana enak. Aku yakin kau juga akan menyukai cemilannya. Melihat bagaimana kurusnya dirimu, aku yakin kau membutuhkan asupan makanan. ""Ya, aku memang ingin bicara denganmu."S

  • Red Room   Your Smile.

    Vivian jelas bukan orang yang berbahagia saat ini. Dia kehilangan cinta, bayi dan harapan dalam satu hari. Semua karena seorang pria yang menjadi sandaran hatinya. Hidupnya tidak lagi sama sejak saat itu, senyumnya menghilang karena rasa terkhianati yang begitu dalam.Pria yang menyebabkan dia mengalami hal mengerikan itu sekarang justru duduk di sampingnya dengan tatapan penuh tekad. Menjebaknya tanpa pilihan untuk bisa menghindar. Vivian tau butuh usaha keras agar Max pergi dan menyerah dalam hidupnya. Jadi ia memilih menghadapinya secara langsung untuk mengatakan dengan tegas tentang hubungan mereka yang berakhir. Sudah cukup dia lari dari Max karena ingin menghukumnya."Jika kau membahas masalah hubungan atau permintaan maaf maka aku akan pergi. "Sebuah undangan yang berisi tawaran untuk mendesain kostum berhasil membawa Vivian ke restoran paling berkesan selama dia dan Max berhubungan. Vivian merasa bodoh karena tertipu pa

  • Red Room   Love And Hate.

    Aku tertegun saat kakiku menapak di puncak pengunungan Alpen yang berselimut salju putih. Kemegahan alam yang menampilkan kemewahan putih alam sungguh mencengangkan . Sesuatu yang mengingatkanku pada pria yang dingin, indah dan perkasa. Nampak santun tapi berbahaya. Dia menarik hasrat siapapun untuk menaklukkannya. Sayangnya akulah sang penakluk pria dingin dan megah itu. Pria Alfa yang digilai para gadis justru menyerahkan dirinya padaku tanpa ia sadari. Itu membuatku menjadi pemenang dari semua hadiah yang bisa aku dapatkan di dunia ini.Di gunung eksotis yang menjadi kebanggaan warga Wina, aku mulai melanjutkan pekerjaan yang tertunda karena masalah George dan ayahku. Kamera, lampu dan segala macam peralatan untuk mendapatkan gambar sudah berada di posisi masing- masing."Tunjukkan perasaanmu yang sedang jatuh cinta, babe! " teriak Cordis. Dia justru bergerak- gerak lebih atraktif dari sang model. Itulah salah satu caranya untuk mendapatkan gamba

  • Red Room   Regret and Love

    Max Pov.Dia cantikDia bersinar seperti angel.Dia seksi.Semua terlihat sempurna. Hormonku mengamuk tanpa terkendali karena gadis yang yang melenggak - lenggok di depanku dengan penuh percaya diri. Aku tidak kuasa melawan dorongan untuk menidurinya dengan keras dan dalam. Rasanya pasti sangat menyenangkan."Mr Max, salam kenal. Aku ingin chasting untuk model video.""Ya, silakan ikut denganku."Inilah keuntungan untukku, memilih siapapun yang aku mau meski tidak memiliki bakat. Dan gadis ini ternyata tidak memiliki bakat yang terlalu istimewa selain fisiknya yang mampu membuat tiap kejantanan pria mengeras karena dadanya yang montok dan asli."Kemampuan apa yang bisa kau tunjukkan padaku?" Tanyaku."Aku, aku bisa berpose dan membawakan baju dengan baik. Aku bisa menari dan---""Bagaimana dengan menjadi kekasihku?" Aku selalu to the point. Bagiku dia sama seperti pirang lai

  • Red Room   Another

    Pamela Pov.Mendapat informasi akurat adalah keahlian Crist. Dia berbakat dalam hal itu, personal yang tidak dilahirkan dalam jumlah yang banyak. Dan aku memiliki keberuntungan memiliki pria ini sebagai seseorang yang seperti saudara bagiku."Coba tebak, Max memang sedang tidak dalam kondisi yang seperti biasanya. Dia sudah membeli bunga dan coklat selama berbulan- bulan, dan itu untuk satu gadis. Kau pasti tau siapa gadis itu, " jelas Crist mengenai penyelidikannya.Di tangannya memegang smartphone dan bolpoint. Dia bersandar di sofa kulit gelap yang senada dengan bajunya. Mungkin banyak gadis di sana yang melihat betapa seksi Crist saat bicara dengan logat Prancis- nya yang menawan. Tapi aku menemukan dia menawan saat kepandaian otaknya mendominasi tingkah Crist."Ini bearti Vivian menjadi gadis pertama yang mendapatkan keistimewaan itu. " Aku mengangguk- angguk paham. "Bukankah ini aneh? Yang aku tau

  • Red Room   You.

    Sepeda milik Orland melesat meninggalkan George yang terbengong. Orland yang dalam fase egois tidak ingin Pamela berdekatan dengan siapapun selain dirinya. Inilah Orland yang romantis sekaligus posesif. Dua sifat yang dikombinasikan akan menjadi tingkah yang bisa membuat orang tersenyum sekaligus geleng- geleng kepala."Orland, apa kau tidak terlalu cepat mengayuhnya?" Tanya Pamela.Bukannya dia meragukan Orland tapi Pamela tidak mau Orland kelelahan. Pria ini memiliki banyak pekerjaan dan tidak diijinkan untuk lelah. Adakalanya Pamela kasihan dendam beban yang harus ditanggung oleh Orland. Andai saja Pamela bisa membantu, dia tidak akan ragu sedikit pun untuk melakukannya.Tekanan bisnis.Olah raga.Percintaan.Ancaman.Semua itu penyebab Pamela tidak pernah menolak permintaan Orland untuk kegiatan ranjang. Dia ingin Orland tidak stress dengan segala macam rutinitas tiada henti meski kekayaan d

DMCA.com Protection Status