"Mau ikut ge!! " Teriak Rayhan kesal.
Pagi ini kembali di awali dengan keributan dan pelaku utama nya tentu saja anak bungsu kavendra.
Kondisi Rayhan sudah lebih baik dari kemarin apalagi setelah makan mie ayam kemarin. Bahkan anak itu sudah teriak teriak tidak jelas. Dafka yang mendengar nya hanya dapat menyumpal telinganya dengan earphones sambil memakan sarapannya dengan khidmat.
Rafka yang malah sibuk menenangkan Rayhan yang kini menolak sarapan ingin ikut ke sekolah nya katanya.
"Tapi nanti nggak ada yang jagain kamu dek nanti kakak banyak ulangan" Bujuk Rafka.Pusing menghadapi bocah kesayangan nya. Ingin meninggalkan nya di rumah takut anak itu kembali kabur. Jadi jalan satu satunya biar ikut kakaknya dulu saja.
Dafka menoleh tak terima "Enak aja nanti gue ada kencan ya ntar kalo tuh bocah ikut dikira gue melihara tuyul lagi ihh ogah."
Mata tajam itu masih terus menatap sang adik yang kini tertidur dengan lelap di kamarnya. Tangan besar nya tak berhenti mengusap surai gelap adiknya yang berbaring di sampingnya. Selama ini tak banyak yang ia harapkan dari adik manisnya.Ia tak pernah menuntut banyak hal pada adik nya. Adiknya tak harus pintar dan ranking satu. Baginya selama adiknya bahagia ia tak keberatan. Kebahagiaan adiknya itu segalanya baginya.Yang selalu ia tekan kan hanya adiknya harus jadi anak yang baik tak banyak membangkang apalagi melawan. Anak yang jujur.Ia bukan orang yang memiliki batas kesabaran yang besar. Ia akui ia mudah emosi tak berbeda dari abangnya. Tapi setidaknya ia bisa menahan amarahnya di depan bungsu nya."Adek harus sehat terus ya gege nggak mau liat kamu sakit sayang" Kata rafka lembut.Cup.Satu kecupan lembut ia bubuhkan di kening adiknya mem
Sagara berdiri sambil menatap langit gelap di balik kaca ruangan nya. Sudah pukul 7 malam harusnya ia sudah pulang tapi entahlah ia masih belum siap bertemu adik bungsunya."Andai mama ada di sini" GumamnyaFlashback On:Usianya masih 7 tahun saat mama nya mengandung adik ketiganya. Papa mereka tampak begitu bahagia saat itu. Mama nya juga begitu ia masih ingat jelas senyum manis mama nya saat itu.Walaupun ia baru 7 tahun tapi ia lebih dewasa dari teman seusianya. Tuntutan sebagai anak pertama agar menjadi panutan adik adiknya saat itu. Dafka bahkan masih berusia 4 tahun.Sagara kecil saat itu bahkan terlihat tak peduli dengan kehamilan mama nya berbeda dengan Dafka yang tampak begitu riang.Sampai 9 bulan berlalu mama nya mengalami pendarahan hebat saat sedang menemani Rafka bermain papa nya juga masih di kantor. Terpaksa para pengawal d
Dafka berjalan tergesa mengikuti tarikan adiknya ditangan nya. Anak itu terlihat begitu semangat saat Dafka bilang akan menemani nya bertemu.Dafka jadi heran setampan apa orang itu sampai sampai Rayhan begitu semangat bertemu dengan nya. Paling juga lebih tampan dia."Kakak cepet elah!! " Kesal Rayhan sambil terus menarik tangan Dafka.Dafka memutar bola matanya malas. Malu juga di lihat banyak pengunjung restoran lain. Lalu langkah Rayhan berhenti di sebuah ruang private khusus vvip di sana. Dafka yang menyarankannya."Kakak galak!! " Teriak Rayhan senang. Ia langsung menubruk kan tubuh gembul nya ke Daniel. Abai dengan Dafka yang melongo.Kok nggak remuk tuh badan dia di timpa kelinci gemuk gitu Batin Dafka bergidik ngeri.Daniel menyambut Rayhan dengan tenang "Ssst prince kangen banget ya" Tanya nya pada Rayhan yang kini duduk di pangk
Dafka mengangkat ponselnya saat dirasa ponsel nya terus berdering. Ia kesal mengganggu saja acara kencan nya."Oy siapa lo?? " Tanya Dafka malas."....... ""Hah napa nomer lo ganti dah raf?? cukup gue aja ganti ganti cewek lo jangan" Kata dafka mengabaikan salah satu pacarnya yang di depannya."...... ""Rayhan?? bukannya lo yang jemput gimana sih?? ""...... ""Bego yaudah gue coba cari."".......""Oke adek ku sayang tapi pelit."Dafka menutup ponselnya lalu tersenyum ke wanita di depan nya. Tangannya mengusap punggung tangan wanita itu."Sayang ku, istri ku, wanitaku, kakanda mau ijin mencari adik setan tercinta ku dulu ya" ijin Dafka.Wanita itu mendengus "Terus aku gimana dong
"KALIAN BODOH!!" Bentak Rafka pada semua pengawalnya. Adiknya belum ketemu dan ini bahkan sudah pukul 6 sore. Entah berada di mana sekarang. Rafka takut terjadi sesuatu yang buruk pada adiknya. Ponsel adiknya juga tidak aktif.Apa adiknya sudah makan?? apa adiknya mencarinya?? apa adiknya baik baik saja??"Udah Raf lo tenang dulu percaya adek baik baik aja kok" Bujuk Dafka. Takut jika Rafka kelepasan.Walaupun sesungguhnya ia tak kalah panik dengan adiknya. Ia hanya berharap semoga adiknya bersama kudaniel jadi ia bisa tenang.Tau begitu ia meminta nomer nya saja waktu itu sialan memang. Pikir Dafka."Gimana gue bisa tenang kalo nggak ada kabar apapun dari adek kita kak" Kata Rafka gusar."Kita berdoa Raf lo marah juga percuma.""Gue... "Cklek...Pintu ut
"Kakak galak!!! " Teriak Rayhan semangat. Kemudian ia menjatuhkan tubuh nya ke pelukan Daniel yang langsung di tangkap erat oleh Daniel."Prince" Gumam Daniel. Rindu juga setelah tak bertemu cukup lama.Rayhan menelusupkan kepalanya ke leher kakak galak nya. "Rayhan kangen ih"Daniel terkekeh pelan. Tak bertemu sehari saja adiknya tambah gembul dan mengemaskan. Apa adiknya ini menambah porsi makannya??"Prince tambah gendut ya" Canda Daniel.Rayhan yang mendengar nya langsung melepas pelukannya. Duduk di samping Daniel dan menatap tajam netra Daniel dengan tatapan bulat menggemaskan nya."Nyebelin ih" Kesal Rayhan. Lalu menjambak rambut Daniel dengan sengaja."Aduhhh sakit prince lepasin dong" Ringis Daniel. Tarikan Rayhan di rambutnya itu tak main main."Ihhh aku nggak gendut ya!! " Teriak R
Kak Rafka.Temuin gue besok penting.Deva sempat mengernyit heran sebelum tersenyum singkat. Mungkin kakak kelas nya itu ingin meminta maaf??Rasanya jalannya menjauhkan bocah menjijikkan itu dari kakak kelas kesayangan nya itu berjalan mulus. Tidak apa jika saat ini kak Rafka belum menerima nya. Karena ia yakin tak lama Rafka akan luluh padanya.Me.Oke dimana kak??Tak lama balasan dari sebrang segera masuk. Total membuat Deva tersenyum bangga.Kak Rafka.Gue sharelock besok.Me.Baik kak.****Rayhan terusik saat dirasa ada seseorang yang memainkan pipi nya. Matanya mengerjap pelan mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk dan ia dapat menemukan atensi gege yang sedang tersenyum menatap nya. Tangan besar gege nya ta
BYURR..."ADEK!! " Teriak Rafka spontan saat melihat adiknya di guyur dengan jus milik Deva. Ia mempercepat langkah kaki nya menuju adiknya yang tampak diam saja."Adek adek nggak papa kan mana yang sakit bilang gege sayang" Ujar Rafka penuh kekhawatiran.Rayhan yang di tanya menunduk sambil meremat ujung sweeter miliknya. Netra nya sudah berkaca kaca dengan basah di sebagian sweeter nya."Hikss....Dingin ge" Lirih Rayhan pelan dengan sesenggukan. Ia tak bohong rasanya memang dingin di tambah AC cafe ini yang semakin memperburuk kondisi tubuhnya.Dengan segera Rafka melepas jaket hitamnya memakaikan nya ke tubuh kecil adiknya. Tangannya menarik tisu di meja untuk mengelap baju Rayhan yang begitu lembab."Sttt adek udah ya jangan nangis nanti sesak nafas kamu"Bujuk Rafka tak berhenti mengusap baju Rayhan.
"Maaf tapi..... "BUGGG.....Tangan Sagara melayang begitu saja mengenai rahang kiri milik dokter Erlangga." Jangan bilang maaf!! bilang adek saya baik baik aja!!! "Teriak Sagara murka.Dokter itu menunduk mengabaikan rasa sakit yang menjalar di pipi kirinya. "Maafkan kami tapi pasien dengan nama Rayhan Kavendra Clarence dinyatakan meninggal dunia pada pukul 11.07."Liquid bening yang sejak tadi di tahan oleh Daniel luruh seketika mendengar nya. Adiknya, adiknya tak mungkin benar benar meninggalkan nya kan? adiknya tadi berkata merindukan nya tapi kenapa? kenapa mereka harus bertemu saat sang adik sudah tak bernyawa lagi?Tidak!! pasti dokter keparat itu berbohong, adiknya itu kuat adiknya tak mungkin secepat ini meninggalkan nya kan?"JANGAN SAMPAI GUE BAKAR RUMAH SAKIT INI SIALAN!! BILANG KE GUE RAYHAN BAIK BAIK AJA!!
Rayhan membuka mata nya perlahan saat dirasa merasakan sesuatu yang menimpa perutnya hingga menimbulkan nyeri. Ia menoleh dan langsung tersenyum begitu melihat kakaknya yang tertidur sembari memeluknya. Mungkin kakaknya terbangun dan pergi ke kamarnya.Padahal ia sendiri lupa ia kembali ke kamar nya jam berapa."Makasih ya kak masih mau di samping bocah nyebelin ini, maaf sering bikin kesel" Tangan Rayhan mengusap pipi kakaknya begitu lembut.Ia tersenyum sendu ingin menangis namun air matanya bahkan sudah tak mau keluar sama sekali. Rasanya terlalu menyesakkan untuk saat ini."Bangun kak nanti keburu ikan nya yang di goreng idup lagi" Rayhan menepuk nepuk pipi dafka yang tampak terganggu."Kak ihh ayok" Rayhan mendengus kesal ia duduk lalu dengan sekuat tenaga langsung menarik kasar tangan Dafka."Bangunnn!!! "Dafka terbangun paksa saat m
Dafka berlari secepat mungkin menuju area kolam renang saat salah satu maid memberi tau nya jika kedua adiknya ada disana. Sumpah demi apapun perasaan nya sudah tak enak. Apalagi mengingat kondisi emosi Rafka yang sedang buruk. Dan pasti Rayhan lah yang akan jadi tempat pelampiasan nya."RAYHAN!! "Mata nya membola melihat Rayhan berada di kolam renang dengan kondisi yang sudah mengenaskan.Wajahnya pucat dan seragamnya basah kuyup. Dengan segera ia menghampiri Rayhan."Adekkk!!?? " Panik Dafka.Dengan tergesa Dafka mencoba menarik tubuh lemah Rayhan agar naik ke atas. Cukup sulit mengingat ia tak pernah menggendong Rayhan selama ini."Di... ngin... hahh... " Rayhan merasa dada nya menyempit.Nafasnya bahkan nyaris habis. Namun jantung seakan tak mau di ajak kerja sama. Ingin menarik nafas saja rasanya begitu menyakitkan. Sesak.
Rayhan berjalan mengendap endap menuju lantai bawah ia berjalan lewat tangga tentu saja. Takut kakak kakaknya terbangun jika ia turun dengan lift. Bersyukur lah ia memasang alarm dan bisa bangun sebelum yang lainnya bangun. Ia berjalan turun menuju dapur utama. Dapat ia lihat banyak maid yang sudah mulai bekerja."Untung kakak buncit belum bangun"Gumamnya pelan.Ia bersenandung ringan sambil tersenyum ke beberapa maid dan penjaga yang menyapa nya." Tuan kecil ada apa ke dapur?? apa anda ingin sesuatu?? "Tanya salah seorang maid yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga Kavendra.Rayhan menggumam pelan. " Eung Rayhan mau masak buat gege Kak"Jawab nya singkat.Memang alasan Rayhan ingin bangun pagi karena ia ingin membuatkan gege nya bekal. Walaupun ia tak pernah di ijinkan oleh gege nya memasuki area dapur karena takut ia ceroboh dan terluka.
Daniel mengusap lembut punggung tangan Rayhan yang masih belum sadar sejak 1 jam lalu. Sudah berulang kali ia memanggil nama Rayhan. Namun nihil adiknya ini seakan begitu menikmati tidur lelap nya. Atau mungkin adik nya terlalu kelelahan. Pipi gembul yang biasanya berwarna putih juga tampak memucat."Prince bangun yuk, " Daniel mengecup punggung tangan adiknya sekali lagi berharap afeksi nya berhasil membuat Rayhan bangun.Adiknya sudah diperiksa tadi dan kata dokter yang berjaga adiknya mengalami dehidrasi dan mengalami tekanan sehingga kondisi nya menurun di tambah imun adiknya yang memang rendah untuk anak seusianya. Tak ada yang perlu di khawatir kan cukup menjaga pola makan dan perbanyak istirahat. Rayhan juga tak boleh mendapatkan tekanan dulu karena itu tak baik bagi kondisi nya."Kalo prince bangun nanti kakak ajak prince jalan jalan ya kita kulineran kemanapun prince
Rayhan termenung memperhatikan jalanan yang ramai dari balik kaca mobil milik kakaknya. Pikirkan nya melayang ke sikap gege nya tadi. Ia bahkan tak pernah menyangka jika pada akhir gege nya serius akan mengabaikan nya. Padahal biasanya gege nya itu selalu cerewet mengingatkan semua keperluan nya saat akan sekolah."Awas ketempelan Cil" Celetuk Dafka."Kan aku temenan sama setan nya kak jadi nggak mungkin mau nempelin aku setan nya" Balas Rayhan sedikit malas.Dafka menghembuskan nafasnya kasar. Ia tak bodoh untuk tau jika adiknya sedang memikirkan sikap Rafka tadi. Namun jika mengingat kembali ucapan Rafka semalam semuanya memang nyata. Padahal tak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya jika Rafka akan begitu berubah."Jangan di pikirin Ray, nanti lo sakit. Rafka cuma lagi kesel aja makanya kayak jadi nanti juga baik lagi kok" Dafka menatap lurus kedepan sesekali a
Dafka berjalan cepat menuju kamar milik Rafka ia sangat yakin adiknya berada di sana. Entahlah perasaan nya juga tak enak ia takut Rafka macam macam pada Rayhan. Sejak semalam ia bahkan di kunci abang nya di kamarnya dan berakhir ia yang hanya bisa berdoa agar adiknya baik baik saja.Cklek...Dafka berusaha membuka pintu Rafka namun gagal. Sudah beberapa kali ia mencoba nya namun hasilnya sama saja. Sepertinya Rafka mengunci nya."Sial mana di kunci lagi" Gumam nya kesal.Terdengar suara langkah kaki di belakangnya dan tanpa menoleh pun ia sangat tau siapa yang menyusul nya saat ini."Cari ini kak?? "Kata nya sinis.Memamerkan sebuah kunci di tangannya.Dafka menoleh dan benar saja itu adalah Rafka. " Balikin kuncinya Raf, gue mau liat adek "Geram nya.Rafka terkekeh pelan ia kembali memasukan kunci itu ke
"Sudah selesai drama nya Rayhan Kavendra Clarence?? " Desis suara itu terdengar begitu tajam.Rayhan sontak menoleh dan netra nya beradu tepat dengan tatapan yang sangat dingin milik Rafka. Di sana tepat di hadapan nya Rafka berdiri dengan raut wajah yang bahkan belum pernah sekalipun ia lihat sebelumnya."Ge_gege..." Suaranya tercekat tak mampu keluar sedikitpun.Plok... plok.... plok...Suara tepuk tangan dari Rafka sambil menyunggingkan senyum miring miliknya. Rahang nya mengeras dengan sorot mata yang begitu mengerikan. Aura yang mansion bahkan begitu gelap."Bagus sekali permainkan mu Rayhan" Rafka berjalan menghampiri adiknya yang masih terpaku di tempatnya.Dafka sendiri tak kalah terkejut ia bahkan tak mampu untuk sekedar mengeluarkan pembelaan apapun. Terlebih melihat adanya abang nya yang hanya menatap mereka dengan tangan
Rafka menatap adiknya yang sibuk memakan makan siangnya dengan tenang. Tangan nya sesekali mengusap sudut bibir Rayhan yang kotor oleh makanan nya. Bahkan ia tampak tak peduli dengan makan siang nya sendiri. Kini semua atensi nya terfokus pada kesayangan nya itu."Kamu nggak makan Zheyeng??" Tanya Satya yang ikut duduk bersama kedua kakak beradik itu. Mulut nya masih sibuk mengunyah nasi goreng nya."Bisa nggak sih lo jadi manusia sehari aja Sat jijik gue" Balas Rafka datar.Netra tajam nya masih menatap penuh sayang ke arah pipi bulat adiknya yang tampak menggembung karena makanan nya. Terlalu malas menghadapi sahabat nya yang gila itu.Efek baru saja putus karena di selingkuhi mungkin. Ingin rasanya ia memasukan teman nya itu ke rumah sakit jiwa tapi kasian juga dokter yang merawat nya."Ge~adek mau es susu coklat" Pinta Rayhan setelah menelan makanan nya yang