Kak Rafka.
Temuin gue besok penting.
Deva sempat mengernyit heran sebelum tersenyum singkat. Mungkin kakak kelas nya itu ingin meminta maaf??
Rasanya jalannya menjauhkan bocah menjijikkan itu dari kakak kelas kesayangan nya itu berjalan mulus. Tidak apa jika saat ini kak Rafka belum menerima nya. Karena ia yakin tak lama Rafka akan luluh padanya.
Me.
Oke dimana kak??
Tak lama balasan dari sebrang segera masuk. Total membuat Deva tersenyum bangga.
Kak Rafka.
Gue sharelock besok.
Me.
Baik kak.
****
Rayhan terusik saat dirasa ada seseorang yang memainkan pipi nya. Matanya mengerjap pelan mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk dan ia dapat menemukan atensi gege yang sedang tersenyum menatap nya. Tangan besar gege nya ta
BYURR..."ADEK!! " Teriak Rafka spontan saat melihat adiknya di guyur dengan jus milik Deva. Ia mempercepat langkah kaki nya menuju adiknya yang tampak diam saja."Adek adek nggak papa kan mana yang sakit bilang gege sayang" Ujar Rafka penuh kekhawatiran.Rayhan yang di tanya menunduk sambil meremat ujung sweeter miliknya. Netra nya sudah berkaca kaca dengan basah di sebagian sweeter nya."Hikss....Dingin ge" Lirih Rayhan pelan dengan sesenggukan. Ia tak bohong rasanya memang dingin di tambah AC cafe ini yang semakin memperburuk kondisi tubuhnya.Dengan segera Rafka melepas jaket hitamnya memakaikan nya ke tubuh kecil adiknya. Tangannya menarik tisu di meja untuk mengelap baju Rayhan yang begitu lembab."Sttt adek udah ya jangan nangis nanti sesak nafas kamu"Bujuk Rafka tak berhenti mengusap baju Rayhan.
Bugg..."Brengsek!! " Teriak nya penuh amarah.Daniel memukul setir mobilnya dengan brutal berulang kali. Bahkan melajukan mobilnya di atas rata rata total tak peduli dengan beberapa klakson dari kendaraan lain yang merasa terganggu.Namun Daniel tak peduli pikirannya sedang berkecamuk. Apa benar ia di bodohi selama ini?? Apa benar ia di khianati oleh orang yang begitu berarti baginya??Flashback On.Cklek.Pintu ruangan itu terbuka menampilkan sosok yang tampak menyimpan amarah. Dengan tubuh nya yang di penuhi tepung maupun telur dan tomat."Kak Daniel" Kata sosok itu sembari berjalan mendekat ke arah Daniel yang menatap nya tenang."Ngapain sampah kayak lo kesini belum puas lo di bully mereka?? -Deva" Tanya Daniel menatap dingin Deva berasa di depannya.Dino dan
"GEGE!! " Teriakan kencang menggema ke seluruh mansion keluarga Kavendra. Padahal ini masih pagi hari.Rayhan tampak berjalan sambil menghentak hentak kan kaki nya mencari keberadaan Rafka. Entah di mana gege nya itu. Padahal kan ia mau minum susu di temani gege nya itu."Tuan kecil tolong diminum dulu susu nya" Bujuk salah satu maid yang sejak tadi mengikuti.Bukan apa hanya saja ia bisa di hukum jika tuan kecilnya itu tak mau meminum susu nya. Padahal kan ia sudah mati matian membujuk kesayangan keluarga Kavendra itu."Enggak ihhh aku mau minum sama gege!! " Teriak Rayhan kesal. Ia langsung melanjutkan langkah nya menuju seluruh ruangan di mansion ini."Tuan saya mohon... " Maid itu tampak tak lelah mengikuti Rayhan yang masih saja berteriak."Gege!!! " Rayhan menajamkan netra nya berusaha mencari keberadaan gege nya.
Sagara menggendong tubuh gembul ralat gendut adiknya dengan hati hati takut ia terjatuh. Adiknya bahkan tak terganggu sedikit pun saat ia mencoba menurunkan nya dari mobil tadi.Di belakang Bastian nampak kesulitan membawakan banyak kantong kresek besar berisi camilan milik Rayhan."Dasar gendut" Gumam Sagara menatap wajah polos adiknya saat tertidur.Sagara pintu apartemen nya terbuka setelah ia menempel kartunya walau sedikit kesulitan. Karena ia sedang menopang tubuh adiknya.Sagara memang sengaja membawa adiknya ke apartemen nya saja lagipula kasihan juga jika harus ke mansion pasti lebih lama. Bersyukur lah apartemen nya lebih dekat dari supermarket tadi.Masalah Rafka ia bisa memberitahu nya nanti lagipula tak ada yang tau apartemen nya. Jujur ia juga rindu dengan bungsu mereka ini.Dengan lembut Sagara menurunkan
Pada akhirnya Daniel membawa wanita itu dan tentunya adiknya untuk berbicara di sebuah cafe di mall ini. Padahal niatnya ia ingin bermain dengan adiknya. 4mRayhan sendiri menatap kedua orang di hadapan nya dengan heran. Seingatnya ia tak pernah melihat wanita di hadapan nya ini. Namun kenapa kakak galaknya membiarkan wanita itu duduk bersama mereka"Da_""Langsung ke intinya saja apa mau anda?? "Potong Daniel dingin.Wanita itu tersenyum sendu. "Mama rindu sama kamu sayang""Anda bercanda" Daniel terkekeh meremehkan."Mama mohon maaf bener-bener rindu nak sama kamu" Wanita itu hendak meraih tangan Daniel namun Daniel langsung menepis nya sedikit kasar."Jangan sentuh saya paham" Daniel menggeram marah.Rasa bencinya kembali memuncak saat ia melihat wanita yang harusnya ia pan
Dafka memarkir mobilnya dengan tergesa. Ia langsung buru buru kembali ke mansion begitu mendapat kabar dari Rafka jika adiknya kembali sakit. Padahal ia baru meninggalkan nya sebentar. Anak itu benar benar suka sekali membuat mereka kena serangan jantung padahal kan mereka masih muda."Dasar bocah gendut" Dumel Dafka. Dalam hati sudah misuh misuh saking khawatir nya.Langkah nya memasuki lift utama dengan tergesa. Begitu sampai di lantai 2 langsung saja memasuki kamar Rayhan yang memang tak terkunci."Raf gimana si adek" Tanya Dafka ke Rafka yang tampak menunggu dengan cemas."Masih di periksa dokter Erlangga" Jawab Rafka tanpa menatap ke Dafka.Dafka menghela nafas kasar. Kebiasaan Rafka jika bungsu mereka sakit pasti tak akan fokus. Kedekatan kedua adiknya itu memang tak bisa di ragukan."Gimana?? " Tanya Rafka
Dafka masih sibuk menenangkan adiknya yang kini masih memeluk erat dirinya seolah tak mau dilepas walau sejenak. Ia tak habis pikir padahal ia sudah memperingatkan mereka, namun tetap saja mereka keras kepala dan suka sekali memaksakan kehendak nya."Sst udah ya dek... " Dafka mengusap lembut surai lebat adiknya."Hikss... Adek nggak... hikss suka.... di rumah... hikss" Isak Rayhan kencang suaranya bahkan sudah serak karena terlalu lama menangis."Nanti biar kakak bujuk mereka juga ya sekarang kamu diem kalo kamu nangis nanti kamu bisa sakit terus mereka bakal ngurung kamu, kamu nggak mau kan?? " Bujuk Dafka.Tak ada cara lain ia hanya tak ingin adiknya kembali sakit karena terlalu sering menangis. Padahal kan baru pagi ini adiknya membaik.Rayhan yang mendengar nya menggeleng. "Enggak hikss.... enggak mau... ""Makanya diem ya" Dafka meng
Rafka mengusap lembut pipi gembul adiknya yang masih tertidur pulas di ranjang empuknya. Tak lupa membubuhkan beberapa kecupan di kening Rayhan."Adekk... bangun yuk sayang" Bujuk Rafka lembut di telinga Rayhan.Hari ini akan jadi hari pertama adiknya bersekolah di sekolah nya. Dan ia harap adiknya betah di sana daripada di sekolah lama nya. Semalam ia sempat bicara dengan Abang nya dan memberitahu keputusan Rayhan.Awalnya abangnya tampak begitu marah namun setelah ia bujuk abang nya berhasil setuju untuk membiarkan Rayhan tetap sekolah umum seperti saran Dafka."Ssttt sayang katanya mau sekolah hmm?? " Bisik nya lagi.Entah sudah berapa kali ia membujuk adiknya agar segera bangun namun anak itu malah semakin mengeratkan selimut nya. Bukan masalah terlambat sekolah karena itu sekolah milih mendiang ayahnya. Namun ia hanya tak ingin kesayangan nya itu melewatk
"Maaf tapi..... "BUGGG.....Tangan Sagara melayang begitu saja mengenai rahang kiri milik dokter Erlangga." Jangan bilang maaf!! bilang adek saya baik baik aja!!! "Teriak Sagara murka.Dokter itu menunduk mengabaikan rasa sakit yang menjalar di pipi kirinya. "Maafkan kami tapi pasien dengan nama Rayhan Kavendra Clarence dinyatakan meninggal dunia pada pukul 11.07."Liquid bening yang sejak tadi di tahan oleh Daniel luruh seketika mendengar nya. Adiknya, adiknya tak mungkin benar benar meninggalkan nya kan? adiknya tadi berkata merindukan nya tapi kenapa? kenapa mereka harus bertemu saat sang adik sudah tak bernyawa lagi?Tidak!! pasti dokter keparat itu berbohong, adiknya itu kuat adiknya tak mungkin secepat ini meninggalkan nya kan?"JANGAN SAMPAI GUE BAKAR RUMAH SAKIT INI SIALAN!! BILANG KE GUE RAYHAN BAIK BAIK AJA!!
Rayhan membuka mata nya perlahan saat dirasa merasakan sesuatu yang menimpa perutnya hingga menimbulkan nyeri. Ia menoleh dan langsung tersenyum begitu melihat kakaknya yang tertidur sembari memeluknya. Mungkin kakaknya terbangun dan pergi ke kamarnya.Padahal ia sendiri lupa ia kembali ke kamar nya jam berapa."Makasih ya kak masih mau di samping bocah nyebelin ini, maaf sering bikin kesel" Tangan Rayhan mengusap pipi kakaknya begitu lembut.Ia tersenyum sendu ingin menangis namun air matanya bahkan sudah tak mau keluar sama sekali. Rasanya terlalu menyesakkan untuk saat ini."Bangun kak nanti keburu ikan nya yang di goreng idup lagi" Rayhan menepuk nepuk pipi dafka yang tampak terganggu."Kak ihh ayok" Rayhan mendengus kesal ia duduk lalu dengan sekuat tenaga langsung menarik kasar tangan Dafka."Bangunnn!!! "Dafka terbangun paksa saat m
Dafka berlari secepat mungkin menuju area kolam renang saat salah satu maid memberi tau nya jika kedua adiknya ada disana. Sumpah demi apapun perasaan nya sudah tak enak. Apalagi mengingat kondisi emosi Rafka yang sedang buruk. Dan pasti Rayhan lah yang akan jadi tempat pelampiasan nya."RAYHAN!! "Mata nya membola melihat Rayhan berada di kolam renang dengan kondisi yang sudah mengenaskan.Wajahnya pucat dan seragamnya basah kuyup. Dengan segera ia menghampiri Rayhan."Adekkk!!?? " Panik Dafka.Dengan tergesa Dafka mencoba menarik tubuh lemah Rayhan agar naik ke atas. Cukup sulit mengingat ia tak pernah menggendong Rayhan selama ini."Di... ngin... hahh... " Rayhan merasa dada nya menyempit.Nafasnya bahkan nyaris habis. Namun jantung seakan tak mau di ajak kerja sama. Ingin menarik nafas saja rasanya begitu menyakitkan. Sesak.
Rayhan berjalan mengendap endap menuju lantai bawah ia berjalan lewat tangga tentu saja. Takut kakak kakaknya terbangun jika ia turun dengan lift. Bersyukur lah ia memasang alarm dan bisa bangun sebelum yang lainnya bangun. Ia berjalan turun menuju dapur utama. Dapat ia lihat banyak maid yang sudah mulai bekerja."Untung kakak buncit belum bangun"Gumamnya pelan.Ia bersenandung ringan sambil tersenyum ke beberapa maid dan penjaga yang menyapa nya." Tuan kecil ada apa ke dapur?? apa anda ingin sesuatu?? "Tanya salah seorang maid yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga Kavendra.Rayhan menggumam pelan. " Eung Rayhan mau masak buat gege Kak"Jawab nya singkat.Memang alasan Rayhan ingin bangun pagi karena ia ingin membuatkan gege nya bekal. Walaupun ia tak pernah di ijinkan oleh gege nya memasuki area dapur karena takut ia ceroboh dan terluka.
Daniel mengusap lembut punggung tangan Rayhan yang masih belum sadar sejak 1 jam lalu. Sudah berulang kali ia memanggil nama Rayhan. Namun nihil adiknya ini seakan begitu menikmati tidur lelap nya. Atau mungkin adik nya terlalu kelelahan. Pipi gembul yang biasanya berwarna putih juga tampak memucat."Prince bangun yuk, " Daniel mengecup punggung tangan adiknya sekali lagi berharap afeksi nya berhasil membuat Rayhan bangun.Adiknya sudah diperiksa tadi dan kata dokter yang berjaga adiknya mengalami dehidrasi dan mengalami tekanan sehingga kondisi nya menurun di tambah imun adiknya yang memang rendah untuk anak seusianya. Tak ada yang perlu di khawatir kan cukup menjaga pola makan dan perbanyak istirahat. Rayhan juga tak boleh mendapatkan tekanan dulu karena itu tak baik bagi kondisi nya."Kalo prince bangun nanti kakak ajak prince jalan jalan ya kita kulineran kemanapun prince
Rayhan termenung memperhatikan jalanan yang ramai dari balik kaca mobil milik kakaknya. Pikirkan nya melayang ke sikap gege nya tadi. Ia bahkan tak pernah menyangka jika pada akhir gege nya serius akan mengabaikan nya. Padahal biasanya gege nya itu selalu cerewet mengingatkan semua keperluan nya saat akan sekolah."Awas ketempelan Cil" Celetuk Dafka."Kan aku temenan sama setan nya kak jadi nggak mungkin mau nempelin aku setan nya" Balas Rayhan sedikit malas.Dafka menghembuskan nafasnya kasar. Ia tak bodoh untuk tau jika adiknya sedang memikirkan sikap Rafka tadi. Namun jika mengingat kembali ucapan Rafka semalam semuanya memang nyata. Padahal tak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya jika Rafka akan begitu berubah."Jangan di pikirin Ray, nanti lo sakit. Rafka cuma lagi kesel aja makanya kayak jadi nanti juga baik lagi kok" Dafka menatap lurus kedepan sesekali a
Dafka berjalan cepat menuju kamar milik Rafka ia sangat yakin adiknya berada di sana. Entahlah perasaan nya juga tak enak ia takut Rafka macam macam pada Rayhan. Sejak semalam ia bahkan di kunci abang nya di kamarnya dan berakhir ia yang hanya bisa berdoa agar adiknya baik baik saja.Cklek...Dafka berusaha membuka pintu Rafka namun gagal. Sudah beberapa kali ia mencoba nya namun hasilnya sama saja. Sepertinya Rafka mengunci nya."Sial mana di kunci lagi" Gumam nya kesal.Terdengar suara langkah kaki di belakangnya dan tanpa menoleh pun ia sangat tau siapa yang menyusul nya saat ini."Cari ini kak?? "Kata nya sinis.Memamerkan sebuah kunci di tangannya.Dafka menoleh dan benar saja itu adalah Rafka. " Balikin kuncinya Raf, gue mau liat adek "Geram nya.Rafka terkekeh pelan ia kembali memasukan kunci itu ke
"Sudah selesai drama nya Rayhan Kavendra Clarence?? " Desis suara itu terdengar begitu tajam.Rayhan sontak menoleh dan netra nya beradu tepat dengan tatapan yang sangat dingin milik Rafka. Di sana tepat di hadapan nya Rafka berdiri dengan raut wajah yang bahkan belum pernah sekalipun ia lihat sebelumnya."Ge_gege..." Suaranya tercekat tak mampu keluar sedikitpun.Plok... plok.... plok...Suara tepuk tangan dari Rafka sambil menyunggingkan senyum miring miliknya. Rahang nya mengeras dengan sorot mata yang begitu mengerikan. Aura yang mansion bahkan begitu gelap."Bagus sekali permainkan mu Rayhan" Rafka berjalan menghampiri adiknya yang masih terpaku di tempatnya.Dafka sendiri tak kalah terkejut ia bahkan tak mampu untuk sekedar mengeluarkan pembelaan apapun. Terlebih melihat adanya abang nya yang hanya menatap mereka dengan tangan
Rafka menatap adiknya yang sibuk memakan makan siangnya dengan tenang. Tangan nya sesekali mengusap sudut bibir Rayhan yang kotor oleh makanan nya. Bahkan ia tampak tak peduli dengan makan siang nya sendiri. Kini semua atensi nya terfokus pada kesayangan nya itu."Kamu nggak makan Zheyeng??" Tanya Satya yang ikut duduk bersama kedua kakak beradik itu. Mulut nya masih sibuk mengunyah nasi goreng nya."Bisa nggak sih lo jadi manusia sehari aja Sat jijik gue" Balas Rafka datar.Netra tajam nya masih menatap penuh sayang ke arah pipi bulat adiknya yang tampak menggembung karena makanan nya. Terlalu malas menghadapi sahabat nya yang gila itu.Efek baru saja putus karena di selingkuhi mungkin. Ingin rasanya ia memasukan teman nya itu ke rumah sakit jiwa tapi kasian juga dokter yang merawat nya."Ge~adek mau es susu coklat" Pinta Rayhan setelah menelan makanan nya yang