Sampai di apartement, Rayhan segera masuk ke dalam kamar di sebabkan kepala nya yang semakin pusing.
Dinda dan Raka di buat bingung dengan tingkah Rayhan yang sedari tadi hanya diam, rasa khawatir tentu saja mereka rasakan karena tak biasanya Rayhan bersikap demikian.
Namun lagi lagi mereka bersikap acuh dan memutuskan untuk menonton tv di ruang keluarga.
Di dalam kamar, Rayhan segera berbaring dengan posisi meringkuk menahan sakit pada perut nya. Ia tak tahu apa yang salah mungkin itu adalah karma karena pernah berpura pura sakit.
Kalo itu benar, Rayhan tak akan mau berbohong lagi.
dua jam berlalu.
Namun tak ada tanda tanda Rayhan keluar dari kamar, mereka pun memutuskan masuk ke kamar untuk memastikan apa yang di lakukan anak itu.
Ceklek.
Suara pintu yang terbuka, dan yang mereka lihat adala
Jika dinda sedang bersama Rayhan di dalam salah satu ruangan yang ada di rumah sakit ini, maka lain halnya dengan Raka, pria berkepala tiga itu tengah asik mengobrol dengan seseorang.Tadinya, ia akan ikut masuk ke dalam. hanya saja, ada seseorang yang memanggil nya, membuat ia harus mengurungkan niat nya untuk melihat keadaan putranya. Meladeni seseorang itu dulu padahal tadi dirinya begitu panik melihat Ray yang merintih kesakitan."Lu Raka kan?" tanya pria asing itu.Raka mengernyitkan keningnya bingung, "gue? Lo nanya sama gue? Tanya nya sambil menunjuk dirinya sendiri."Iya, gue nanya sama lo," balas pria itu.Batin raka berkata "nih orang siapa deh, napa mengenal gue. Gue aja kagak kenal sama tuh orang asing.""Iya. Gue Raka," kata raka masih berusaha sopan. Ia memandangi wajah pria yang cukup tampan tapi Raka lebih tampan tentunya. Pria i
Seperti janjinya kemarin, Arziel kini datang ke ruang rawat anaknya Raka. Baru akan membuka pintu, raka muncul dari belakangnya dan menghentikan aksinya itu."Mau ngapain lo?" tanya Raka setelah arziel berbalik menghadap nya."Mau jenguk in dede gemes, pasti gemesin banget kayak gue, kan gue imut," katanya.Raka memutar bola matanya, mendengar kalimat yang keluar dari mulut sahabat nya itu. Ingatkan lah arziel jika ia sudah berumur 30-an."Lo dari mana Rak?""Nganter istri gue pulang."Arziel langsung panik mendengar penjelasan Raka."Terus anak lo, lo tinggal sendiri disini, gak takut jika ada yang nyulik.""Anak gue gak akan ada yang nyulik, dia bisa jaga diri sendiri. Lagian waktu gue tinggal ia masih tidur," balas Raka."Terus kalo dia bangun, nangis nyari elu atau
Raka maupun Arziel tampak serius berbincang, mereka membicarakan dari hal yang penting sampai yang gak berfaedah, dan Rayhan hanya bisa menjadi saksi bisu diantara mereka.Rayhan sedang sakit, sedang si dua pria dewasa itu malah ketawa ketiwi tak jelas."Lo ingat gak, dulu sepatu lo sering banget kecebur di kolam ikan yang ada di sekolah," kata Arziel mengingat kenangan ketika mereka masih kecil."Hahah lucu bet kalo di ceritain," sahut Raka tertawa."Gue heran kok bisa ya, sepatu lo hampir setiap hari jatuh di kolam ikan.""Gimana gak jatuh. Orang kita berdua kalo semua siswa udah pulang, eh kita malah lari ke kolam ikan buat main bentar dan berakhir sepatu gue jadi santapan tuh ikan ikan.""Lu yang goblok, ngapain coba mancing tuh ikan pake sepatu, yah di santap lah tuh sepatu, mereka ngiranya lo ngasih makan mereka," kata Arziel.
Galaxi internasional school.Seorang wanita cantik yang masih terlihat muda, sedang memasuki kelas X MIPA 1A. Wanita itu dengan langkah anggun bejalan menuju meja guru."Assalamualaikum," salam Dinda yang memasuki kelas.Semua murid langsung duduk rapi di tempatnya "waalaikum salam, kak Dinda," jawab mereka serentak."Berhubung saya tidak lama disini, saya hanya akan memberikan kalian tugas,"ucap nya sambil memperhatikan murid didiknya itu."Iya kak," kata murid murid."Silahkan kalian membentuk sebuah kelompok, minggu depan kita akan melakukan sebuah pertunjukan menyanyi dan dance, kalian bisa cari teman kalian sendiri, dan yang paling menarik penampilan nya akan mendapatkan nilai plus dari saya," jelas Dinda menjelaskan apa tugas mereka.Semua murid tampak antusias dengan itu, kapan lagi mereka bisa men
Bertemu di rumah sakitDinda tiba di rumah sakit saat pukul 10.00 pagi. Setelah dari sekolah ia ke rumah sakit dengan menggunakan taksi karena tak mungkin ia meminta Raka untuk menjemput nya.Saat membuka pintu, dapat di lihat nya Raka yang terkapar di atas lantai bersama seorang dokter yang tak di ketahui nya.Dinda lantas melewati Raka begitu saja tanpa rasa kasihan atau pun prihatin pada Raka yang seperti kehabisan nafas itu."Si Raka kenapa deh?" tanya dinda pada Rayhan. Heran juga ngapain dua pria itu malah berbaring di lantai seperti tak punya kesibukan aja."Tadi Papa sama dokter Arziel push up 50 kali, Ray yang di suruh ngitung," jawab Rayhan polos.Dinda mengernyitkan kening nya bingung dengan jawaban yang di berikan oleh Rayhan. Setau nya Raka bukan tipikal orang yang akan melakukan hal itu, dulu di sekolah saja Raka selalu
Setelah kepergian Aldi, Dinda di kejutkan dengan seseorang yang menepuk punggung nya dari belakang.Ia pun refleks menoleh dan mendapati dua remaja kembar yang tampak cengengesan karena berhasil membuat Dinda terkejut.Siapa lagi, jika bukan Rafa dan Rafi, si duo kembar, keponakan Dinda dan Raka, yang sangat jahil itu."Lo kalian? Kok bisa disini?" kaget Dinda pada kedua remaja itu. Gak mungkinkan mereka datang sendiri, pasti mereka bersama kakak iparnya."Ya bisa lah tan. Kita kan punya kaki buat jalan," kata Rafi sewot."Emang lo jalan kaki ke sini nya? Hebat banget lo bisa jalan sejauh itu," kata Rafa sambil mengeleng gelengkan kepalanya dengan pandangan takjub."Maksud gue gak gitu juga kali, tau ah bicara sama lo gak ada gunanya," balad Rafi sambil merajuk tak tahu tempat."Jangan berisik, ini rumah sakit bukan rumah ka
Rayhan sudah sadar beberapa menit yang lalu, keadaannya sudah lebih baik. Dan saat ini, ia sedang bermanja-manja dengan Megan."Ray makan dulu ya, ini udah malam loh," kata Megan yang sedang di peluk Rayhan. Rayhan sedang bersikap manja dengan mama Megan. Ray udah lama gak lihat bibinya yang membesarkannya itu."Tapi di suapin," pinta Rayhan dengan puppy eyes nya."Iya, mama Dinda yang suapin," balas Megan dengan senang hati, ia sengaja ingin mendekatkan antara ibu dan anak itu. Sudah sangat lama Megan tak melihat mereka interaksi mereka.Namun, Rayhan menggelengkan kepalanya tanda tak setuju. Yang ia minta bukan mama Dinda tapi tante Megan."Gak mau. Maunya Tante, kalo enggak Ray gak bakal mau makan," ancam anak itu, banyak mau nya."Yaudah tante yang suapin," kata Megan berhasil membuat Rayhan kembali ceria. Rayhan memang sangatlah senang keti
Raka, bisma dan dokter sedang duduk berhadapan di sebuah ruangan khusus. Sebenarnya raka heran mengapa dokter ini sedikit kepo dengan masa lalu rayhan. Dokter itu bernama samudra, usianya kira kira 5 tahun di atas raka.Tapi karena tadi di yakinkan oleh abang nya bisma, raka jadi bersedia untuk menceritakannya. Meskipun sebenernya ia ragu."Silahkan pak," ucap dokter samudra, mempersilahkan raka untuk bercerita."Dokter ini mau mendengar yang detail atau cuma singkat nya aja?" tanya raka."Yang detail aja pak raka, agar saya juga bisa membantu rayhan.""Hmm ok."Flashback on6 tahun yang lalu.....Di sebuah sekolah dasar, terlihat 5 bocah sedang berjalan keluar dari gerbang untuk pulang. Sekolah itu sudah sepi, murid murid yang lainnya sudah pada pulang.Mer
"Maaf tapi..... "BUGGG.....Tangan Sagara melayang begitu saja mengenai rahang kiri milik dokter Erlangga." Jangan bilang maaf!! bilang adek saya baik baik aja!!! "Teriak Sagara murka.Dokter itu menunduk mengabaikan rasa sakit yang menjalar di pipi kirinya. "Maafkan kami tapi pasien dengan nama Rayhan Kavendra Clarence dinyatakan meninggal dunia pada pukul 11.07."Liquid bening yang sejak tadi di tahan oleh Daniel luruh seketika mendengar nya. Adiknya, adiknya tak mungkin benar benar meninggalkan nya kan? adiknya tadi berkata merindukan nya tapi kenapa? kenapa mereka harus bertemu saat sang adik sudah tak bernyawa lagi?Tidak!! pasti dokter keparat itu berbohong, adiknya itu kuat adiknya tak mungkin secepat ini meninggalkan nya kan?"JANGAN SAMPAI GUE BAKAR RUMAH SAKIT INI SIALAN!! BILANG KE GUE RAYHAN BAIK BAIK AJA!!
Rayhan membuka mata nya perlahan saat dirasa merasakan sesuatu yang menimpa perutnya hingga menimbulkan nyeri. Ia menoleh dan langsung tersenyum begitu melihat kakaknya yang tertidur sembari memeluknya. Mungkin kakaknya terbangun dan pergi ke kamarnya.Padahal ia sendiri lupa ia kembali ke kamar nya jam berapa."Makasih ya kak masih mau di samping bocah nyebelin ini, maaf sering bikin kesel" Tangan Rayhan mengusap pipi kakaknya begitu lembut.Ia tersenyum sendu ingin menangis namun air matanya bahkan sudah tak mau keluar sama sekali. Rasanya terlalu menyesakkan untuk saat ini."Bangun kak nanti keburu ikan nya yang di goreng idup lagi" Rayhan menepuk nepuk pipi dafka yang tampak terganggu."Kak ihh ayok" Rayhan mendengus kesal ia duduk lalu dengan sekuat tenaga langsung menarik kasar tangan Dafka."Bangunnn!!! "Dafka terbangun paksa saat m
Dafka berlari secepat mungkin menuju area kolam renang saat salah satu maid memberi tau nya jika kedua adiknya ada disana. Sumpah demi apapun perasaan nya sudah tak enak. Apalagi mengingat kondisi emosi Rafka yang sedang buruk. Dan pasti Rayhan lah yang akan jadi tempat pelampiasan nya."RAYHAN!! "Mata nya membola melihat Rayhan berada di kolam renang dengan kondisi yang sudah mengenaskan.Wajahnya pucat dan seragamnya basah kuyup. Dengan segera ia menghampiri Rayhan."Adekkk!!?? " Panik Dafka.Dengan tergesa Dafka mencoba menarik tubuh lemah Rayhan agar naik ke atas. Cukup sulit mengingat ia tak pernah menggendong Rayhan selama ini."Di... ngin... hahh... " Rayhan merasa dada nya menyempit.Nafasnya bahkan nyaris habis. Namun jantung seakan tak mau di ajak kerja sama. Ingin menarik nafas saja rasanya begitu menyakitkan. Sesak.
Rayhan berjalan mengendap endap menuju lantai bawah ia berjalan lewat tangga tentu saja. Takut kakak kakaknya terbangun jika ia turun dengan lift. Bersyukur lah ia memasang alarm dan bisa bangun sebelum yang lainnya bangun. Ia berjalan turun menuju dapur utama. Dapat ia lihat banyak maid yang sudah mulai bekerja."Untung kakak buncit belum bangun"Gumamnya pelan.Ia bersenandung ringan sambil tersenyum ke beberapa maid dan penjaga yang menyapa nya." Tuan kecil ada apa ke dapur?? apa anda ingin sesuatu?? "Tanya salah seorang maid yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga Kavendra.Rayhan menggumam pelan. " Eung Rayhan mau masak buat gege Kak"Jawab nya singkat.Memang alasan Rayhan ingin bangun pagi karena ia ingin membuatkan gege nya bekal. Walaupun ia tak pernah di ijinkan oleh gege nya memasuki area dapur karena takut ia ceroboh dan terluka.
Daniel mengusap lembut punggung tangan Rayhan yang masih belum sadar sejak 1 jam lalu. Sudah berulang kali ia memanggil nama Rayhan. Namun nihil adiknya ini seakan begitu menikmati tidur lelap nya. Atau mungkin adik nya terlalu kelelahan. Pipi gembul yang biasanya berwarna putih juga tampak memucat."Prince bangun yuk, " Daniel mengecup punggung tangan adiknya sekali lagi berharap afeksi nya berhasil membuat Rayhan bangun.Adiknya sudah diperiksa tadi dan kata dokter yang berjaga adiknya mengalami dehidrasi dan mengalami tekanan sehingga kondisi nya menurun di tambah imun adiknya yang memang rendah untuk anak seusianya. Tak ada yang perlu di khawatir kan cukup menjaga pola makan dan perbanyak istirahat. Rayhan juga tak boleh mendapatkan tekanan dulu karena itu tak baik bagi kondisi nya."Kalo prince bangun nanti kakak ajak prince jalan jalan ya kita kulineran kemanapun prince
Rayhan termenung memperhatikan jalanan yang ramai dari balik kaca mobil milik kakaknya. Pikirkan nya melayang ke sikap gege nya tadi. Ia bahkan tak pernah menyangka jika pada akhir gege nya serius akan mengabaikan nya. Padahal biasanya gege nya itu selalu cerewet mengingatkan semua keperluan nya saat akan sekolah."Awas ketempelan Cil" Celetuk Dafka."Kan aku temenan sama setan nya kak jadi nggak mungkin mau nempelin aku setan nya" Balas Rayhan sedikit malas.Dafka menghembuskan nafasnya kasar. Ia tak bodoh untuk tau jika adiknya sedang memikirkan sikap Rafka tadi. Namun jika mengingat kembali ucapan Rafka semalam semuanya memang nyata. Padahal tak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya jika Rafka akan begitu berubah."Jangan di pikirin Ray, nanti lo sakit. Rafka cuma lagi kesel aja makanya kayak jadi nanti juga baik lagi kok" Dafka menatap lurus kedepan sesekali a
Dafka berjalan cepat menuju kamar milik Rafka ia sangat yakin adiknya berada di sana. Entahlah perasaan nya juga tak enak ia takut Rafka macam macam pada Rayhan. Sejak semalam ia bahkan di kunci abang nya di kamarnya dan berakhir ia yang hanya bisa berdoa agar adiknya baik baik saja.Cklek...Dafka berusaha membuka pintu Rafka namun gagal. Sudah beberapa kali ia mencoba nya namun hasilnya sama saja. Sepertinya Rafka mengunci nya."Sial mana di kunci lagi" Gumam nya kesal.Terdengar suara langkah kaki di belakangnya dan tanpa menoleh pun ia sangat tau siapa yang menyusul nya saat ini."Cari ini kak?? "Kata nya sinis.Memamerkan sebuah kunci di tangannya.Dafka menoleh dan benar saja itu adalah Rafka. " Balikin kuncinya Raf, gue mau liat adek "Geram nya.Rafka terkekeh pelan ia kembali memasukan kunci itu ke
"Sudah selesai drama nya Rayhan Kavendra Clarence?? " Desis suara itu terdengar begitu tajam.Rayhan sontak menoleh dan netra nya beradu tepat dengan tatapan yang sangat dingin milik Rafka. Di sana tepat di hadapan nya Rafka berdiri dengan raut wajah yang bahkan belum pernah sekalipun ia lihat sebelumnya."Ge_gege..." Suaranya tercekat tak mampu keluar sedikitpun.Plok... plok.... plok...Suara tepuk tangan dari Rafka sambil menyunggingkan senyum miring miliknya. Rahang nya mengeras dengan sorot mata yang begitu mengerikan. Aura yang mansion bahkan begitu gelap."Bagus sekali permainkan mu Rayhan" Rafka berjalan menghampiri adiknya yang masih terpaku di tempatnya.Dafka sendiri tak kalah terkejut ia bahkan tak mampu untuk sekedar mengeluarkan pembelaan apapun. Terlebih melihat adanya abang nya yang hanya menatap mereka dengan tangan
Rafka menatap adiknya yang sibuk memakan makan siangnya dengan tenang. Tangan nya sesekali mengusap sudut bibir Rayhan yang kotor oleh makanan nya. Bahkan ia tampak tak peduli dengan makan siang nya sendiri. Kini semua atensi nya terfokus pada kesayangan nya itu."Kamu nggak makan Zheyeng??" Tanya Satya yang ikut duduk bersama kedua kakak beradik itu. Mulut nya masih sibuk mengunyah nasi goreng nya."Bisa nggak sih lo jadi manusia sehari aja Sat jijik gue" Balas Rafka datar.Netra tajam nya masih menatap penuh sayang ke arah pipi bulat adiknya yang tampak menggembung karena makanan nya. Terlalu malas menghadapi sahabat nya yang gila itu.Efek baru saja putus karena di selingkuhi mungkin. Ingin rasanya ia memasukan teman nya itu ke rumah sakit jiwa tapi kasian juga dokter yang merawat nya."Ge~adek mau es susu coklat" Pinta Rayhan setelah menelan makanan nya yang