Beranda / Romansa / Ranjang Panas Sang Arjuna / Bab 65 Mencintaimu Tidak butuh alasan.

Share

Bab 65 Mencintaimu Tidak butuh alasan.

Penulis: Handira Rezza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-28 04:51:31

Nadia terkejut dengan ucapan itu. Melamar? apa tidak salah Arjuna melamar Nadia yang sama sekali tidak masuk kriteria menantu idaman Nyonya Rana alias ibu kandung Arjuna.

"Kamu sudah punya tunangan bukan? Anak pemilik surat kabar terkemuka di kota ini adalah calon istrimu. Bagaimana bisa kamu melamarku," balas Nadia.

"Dia bukan calon istriku. Itu hanya akal-akalan Lisa saja agar mendapatkan sanjungan dari para istri atau putri pebisnis," jawab Arjuna.

Nadia menatap wajah Arjuna lekat-lekat, apakah pria di depannya ini bisa dipercaya. Pasalnya Nyonya Rana juga mengakui bahwa Lisa adalah menantu yang dia banggakan.

"Ibumu menyukai Lisa untuk menjadi istrimu. Aku yakin itu bukan settingan," ucap Nadia.

'Percayalah padaku. Aku hanya mencintaimu Nadia," balas Arjuna.

"Aku tidak mau dicap sebagai perusak hubunganmu dengan Lisa. Citraku sudah jelek. Aku tidak mau menambah rumor buruk tentangku," ucap Nadia.

Walau sebenarnya dia senang Arjuna melamarnya. Dihatin
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BAB 66 Menerima Cinta Arjuna

    Arjuna dan Nadia sontak menoleh ke tempat diamana suara itu terdengar. Bocah kecil berusia lima tahun itu sudah pulang sekolah dijemput oleh pengasuhnya. Dia merengek ingin mampir ke tempat kerja ibunya.Wajahnya yang sumringah segera mendatangi Arjuna dan memeluknya.“Ibu, aku ingin Paman ini menjadi Ayahku,” ucap Bima.“Nadia, lebih baik kamu mengatakan kebenaran saat ini,” balas Arjuna.“Kebenaran apa?” tanya Bima. “Apa ibu menolak pernyataan cinta dari Paman?” lanjut Bima yang penasaran.Nadia mendadak mengunci mulutnya. Dia ingin mengucapkan kebenaran tapi hatinya mengatakan belum saatnya.“Kenapa ibu diam saja?” tanya Bima lagi.Arjuna mengelus rambut anak biologisnya itu walaupun belum mendapatkan pengakuan dari Nadia. Arjuna juga masih terdiam menunggu Nadia sendiri yang mengungkapkan.“Bi-ma, ibu menerima pernyataan cinta Paman Arjuna kok,” jawab Nadia.“Serius, Bu?” tanya Bima sumringah.“Iya,” jawab Nadia seraya menganggukkan kepala

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 67 Apa benar perusahaan ini akan menjadi milikku kelak?

    Arjuna mengerutkan dahinya.unfuk apa Bima ingin ikut ke ruang rapat yang membosankan itu. "Kamu kan ingin merasakan bermain di Playground bersama Ayah," ucap Arjuna. "Aku rasa ikut Ayah bekerja menarik juga. Aku ingin mencoba semua yang pernah di ceritakan temanku bersama Ayah," balas Bima. Arjuna menyetujuinya. Mereka berjalan ke tempat rapat yang sudah di sepakati sebelumnya. Di sana susah ada Yoga yang mewakili tapi tampaknya dia kualahan menghadapi klien kali ini. "Kenapa kita harus berurusan dengan asisten rendahan seperti dia?" keluh presdir yang akan bekerja sama dengan perusahaan Arjuna. "Aku juga tidak paham kenapa harus membahas hal besar dengan seorang asisten saja. Apa Arjuna menganggap kita ini manusia rendah?" balas direktur perusahan itu. "Mohon maaf sebelumnya jika ekpektasi kalian bertemu bos saya tidak terpenuhi. Tapi apa yang kalian sampaikan di sini akan saya sampaikan ke bos," ucap Yoga. Presdir perusahaan yang akan bek

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 68 Pria tua itu siapa Ayah?

    Arjuna mengangguk, dia duduk di samping Bima sembari bekata, "Kamu adalah anakku, jadi semua ini akan menjadi milikmu kelak," Bima tersenyum lalu memeluk Arjuna. Anak kecil itu merasa mempunyai Ayah yang sesungguhnya walaupun memang sebenarnya Arjuna memang Ayah biologisnya. "Terima kasih Ayah. Oh iya aku bukan anak kandung Ayah apa nanti tidak akan terjadi perselisihan jika aku memiliki apa yang Ayah miliki?" tanya Bima. Arjuna menyeringai tipis, bagaimana bisa seorang Anak kecil berpikir seperti itu. Bukankah senang saja saat dia dijanjikan akan memiliki semua harta yang ada. Bima menang anak yang cerdas di usianya. "Kamu adalah anak kandungku," ucap Arjuna sembari mengelus rambut Bima lembut. "Semua orang juga tahu kalau aku bukan anak kandung Ayah. kenapa Ayah berkata seperti itu?" tanya Bima. "Kamu cukup cerdas di usiamu. Ayah tidak akan membahas itu sekarang. Suatu saat nanti kalau kamu sudah dewasa kamu pasti akan mengerti," jawab Arjuna

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 69 Aku mohon berikan restumu, Ibu.

    "Panggil aku, Kakek," jawab Pak Anwar dengan bangganya. Dia sangat menyukai anak kecil yang duduk di sampingnya itu. Bagaimana dia tidak suka sudah lama dia menginginkan cucu. Walau telat dan tidak dari pernikahan yang sah Arjuna, Pak Anwar tetap menyukai Bima sebagai cucunya lebih tepatnya mengakui keberadaan anak itu. "Kakek?" tanya Bima. "Ya, dia adalah kakakmu. Ayah dari Ayahmu ini," jawab Arjuna. Bima tersenyum lalu memeluk Pak Anwar bahagia. Dia bahagia mempunyai Ayah dan Kakek. Karena selama lima tahun ini dia hanya mempunyai Ibu dan Nenek saja. "Nanti kalau waktunya sudah pas, kami akan mengenalkanmu dengan Nenekmu juga. Nenek dari pihak Ayahmu." ucap Pak Anwar. "Maksudnya Ibunya Ayah Arjuna?" tanya Bima antusias. "Iya," jawab Pak Anwar sembari merangkul Bima. "Nenek dari pihak Ayah mungkin agak berbeda dengan Nenek Sonia. Dia agak keras dan tidak terlalu menyukai anak kecil. Bima jangan masukkan hari apapun yang. Nenek Rana nanti katakan,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BaB 70 Lama tidak berjumpa, Nadia.

    Ibu Sonia menghela nafas lagi, bisa-bisanya dua orang pria yang terkenal bengis melawan lawan bisnisnya itu kini berlutut di depannya perihal meminta restu "Bangunlah Arjuna. Soal restu aku akan memberikan untukmu. Asalkan Nadia juga menerimamu sebagai suami dan Ayah Bima," jawab Ibu Sonia. "Apa Nadia, belum cerita kalau sudah menerima penyataan cinta dqariku?" tanya Arjuna. "Aku sudah tahu. Masih dengan permintaanku tempo hari. Kalau Rana belum mau menerima Nadia. Maka aku tidak ingin melepaskan Nadia untuk menjadi Istrimu," balas Ibu Sonia. "Istriku akan menjadi urusanku. Aku yakin dia akan menerima Nadia dan Bima. Karena kenyataan Bima adalah darah daging Arjuna," jawab Pak Anwar. "Kalau begitu aku bisa sedikit tenang. Sekarang kalian jalani saja asmara kalian. Kalau memang tidak ada kendala, menikahlah," tegas Ibu Sonia. Senyum sumringah terlihat di wajah ayah dan anak itu. Lalu Pak Anwar mengatakan, "Terima kasih, Nadia," "Ibu, aku ti

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 71 Mantan yang menyesal

    Sosok itu adalah Langit, mantan Nadia yang mengkhianati cinta Nadia dengan saudara tirinya. Tanpa di persilahkan Langit langsung duduk diantara mereka berdua mengacaukan kencan yang harusnya hanya ada Nadia dan Arjuna saja.Tanpa rasa malu Langit berkata, "Aku merindukanmu, Nadia," 'Tidak tahu malu sama sekali. Bukankah kamu sudah mempunyai calon istri, Apa kamu juga mau menggoda calon kakak iparmu," balas Arjuna."Memangnya aku tidak boleh merindukan orang yang suatu hari nanti akan jadi keluargaku, walau dia bukan jadi istriku?" tanya Langit."Itu tidak etis, apa kamu mau dibilang ipar adalah maut. Boleh saja asal kamu tidak tahu malu digosipkan seperti itu," jawab Arjuna."Yang ada aku lagi yang akan jadi bahan bully orang-orang," ucap Nadia sinis.Langit merasa sedih mendengar itu. Walaupun memang Langit bisa mengelak dan melindungi diri sendiri jika ada rumor jelek tentangnya. Tapi dia tidak ingin Nadia membencinya. Dia tidak ingin Nadia tidak melihat k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 72 Aku dan Arjuna akan menikah

    Langit ingin segera menyiakan apa yang ditanyakan oleh Arjuna. Masalahnya Nadia akan menghindarinya jika langsung mengakui perasaannya. Tapi kalau kelamaan dipendam Nadia akan lebih dalam mempunyai perasaan dengan Arjuna. Maka dengan nekat Langit mengatakan, "Sebelum janur kuning melengkung, bukankah sebuah hubungan itu belum dikatakan sah. Soal perasan semua orang bisa berubah apalagi belum ada pernikahan yang sah," "Memangnya siapa juga yang mau menjalin hubungan denganmu sampai ke jenjang pernikahan kalau bukan Karina seorang," jawab Nadia. Kalimat itu menusuk hari Langit, Nadia mana mungkin mengatakan itu. Padahal dahulu Nadia sangat mencintai Langit dan menjadikannya tempat bersandar. "Kamu juga dulu ingin menikah denganku, Nadia," ucap Langit. 'Itu dulu, sebelum kamu menjebakku karena sudah berhubungan dengan Karina," balas Nadia. "Sejak saat itu rasa cintaku sudah hilang," lanjut Nadia. Bagaikan tertampar dengan kerasnya. Begitulah rasa sakit y

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 73 Nadia, kamu tidak boleh bahagia sendirian

    Nadia menghembuskan nafasnya kasar. Demi bisa mengusir Langit dari hadapannya dia rela menggunakan nama Arjuna sebagai tameng. "Tentu saja karena aku mau memberikan keluarga yang utuh demi anakku," balas Nadia. "Lebih baik kamu segera pergi dan jangan ganggu Nadia lagi sebelum aku kehilangan kesabaran," ucap Arjuna sembari meregangkan jemarinya."Pokoknya sebelum janur melengkung aku akan terus berusaha," balas Langit lalu berdiri dan pergi dari hadapan mereka berdua.Arjuna ingin meninju Langit karena kurang ajar terhadap Nadia. Dia lancang dan seenaknya bersikap. Kesabaran orang ada batasnya apalagi dia berucap di depan Arjuna, seorang lelaki yang akan menjadi suaminya kelak.*Arjuna, jangan bertindak gegabah. Disini banyak mata melihat aku takut akan jadi bahan gosip lagi kalau kamu emosi hanya karena orang tidak penting itu," cegah Nadia."Kamu benar, tapi aku tidak suka dengannya," balas Arjuna."Tahan emosimu, Arjuna. Jangan beri contoh yang tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 76 Apa Ibu Akan menikah dengan Paman Arjuna?

    Pak Abraham menghentikan langkahnya dia menatap sosok cantik paripurna walau usianya sudah tak lagi muda. Siapa dia kalau bukan Ibu Sonia. Mantan mertuanya juga selangkah lebih maju menjilat Ibu Sonia agar bermurah hati pada Meraka. "Sonia, kamu semakin cantik saja. Ah, apa kabar Sonia. Kita sudah lama tidak bertemu, ya," ucap Neneknya Nadia. "Aku memang cantik dari dulu. Tapi bukankah Ibu sibuk dengan menantu baru dambaan Ibu yang menurut sama mertua itu. Tidak seperti diriku yang pembangkang. Jadi tidak usah basa basi," balas Ibu Sonia. "Lancang sekali kamu, punya anak lonte saja belagu," balas mantan adik iparnya. Plak! Tamparan keras mendarat di pipi Adiknya Pak Abraham. "Jangan hina anakku," ucap Pak Abraham. "Ka-kak kenapa kamu tega menamparku?" tanya Adiknya. "Kamu lancang, kamu bisa membuat Sonia tidak suka dan marah," jawab Pak Abraham. Ibu Sonia menertawakan Pak Abraham yang sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Entah apa yang se

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 75 Jual saja Adik Ayah, itu juga kalau laku.

    Apk Abraham menggertakkan giginya, dia sangat tersinggung. Walau itu kenyataannya Nadia yang merupakan anaknya tidak boleh berkata seperti itu."Jaga mulutmu, Nadia. Mana mungkin Ayah menipu wanita yang Ayah cintai sendiri," ucap Pak Abraham."Ibumu tidak memiliki apapun saat menikah dengan Ayahmu. Dia hanya pekerja Ayahmu saja," balas Bibinya Nadia."Kalau memang begitu kenyataannya. Kenapa perusahaan bangkrut Ayah tidak mampu mengembalikan seperti semula?" tanya Nadia."Kamu pikir mendirikan perusahaan gampang hah?!" bentak Pak Abraham."Asal ada modal semuanya gampang, lihat gedung ini. Ibu yang membjayaiku. Ayah saja yang bodoh lebih memilih ani-ani yang hanya bisa menghabiskan uang daripada Ibuku yang kaya raya," ucap Nadia dengan angkuh.Menurut Nadia memangnya yang bisa angkuh hanya keluarga Ayahnya saja yang parasit itu. Saat ini Nadia juga bisa bersikap angkuh bahkan lebih menyakitkan saat menghina keluarga Ayahnya. Biarkan saja seperti itu mereka ya

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 74 Ayah, sekarang tahu rasanya dicampakkan?

    Orang yang mengawasi Nadia dan Arjuna masih berada di tempat. Dia heran melihat kebahagiaan dua sejoli itu. Menurutnya seseorang kalau banyak harta harus ingat dengan keluarganya. "Ini tidak bisa dibiarkan. Dia kaya sekarang ditambah menjadi kekasih Arjuna. Aku dengar mereka juga akan menikah. Pasti hidupnya akan semakin berlimang harta," gumam Pak Abraham.Menurutnya seorang anak harus berbakti pada keluarganya. Bukan asyik senang-senang sendiri menikmati harta sendiri atau suaminya. "Aku harus menemui, Nadia bagaimanapun caranya," ucap Pak Abraham.Pria paruh baya itu membuntuti Nadia kemana dia pergi. Hingga tibalah di sebuah gedung tempat Nadia bekerja. Sayangnya saat Pak Abraham ingin masuk ke gedung itu di cegah oleh satpam karena tidak mempunyai identitas masuk ke gedung itu."Bedebah sialan! Apa kalian tahu siapa aku?" bentak Pak Abraham."Kami tidak tahu siapa Anda. Makanya kami tidak memperbolehkan Anda masuk," jawab Satpam."Aku adalah Ayah N

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 73 Nadia, kamu tidak boleh bahagia sendirian

    Nadia menghembuskan nafasnya kasar. Demi bisa mengusir Langit dari hadapannya dia rela menggunakan nama Arjuna sebagai tameng. "Tentu saja karena aku mau memberikan keluarga yang utuh demi anakku," balas Nadia. "Lebih baik kamu segera pergi dan jangan ganggu Nadia lagi sebelum aku kehilangan kesabaran," ucap Arjuna sembari meregangkan jemarinya."Pokoknya sebelum janur melengkung aku akan terus berusaha," balas Langit lalu berdiri dan pergi dari hadapan mereka berdua.Arjuna ingin meninju Langit karena kurang ajar terhadap Nadia. Dia lancang dan seenaknya bersikap. Kesabaran orang ada batasnya apalagi dia berucap di depan Arjuna, seorang lelaki yang akan menjadi suaminya kelak.*Arjuna, jangan bertindak gegabah. Disini banyak mata melihat aku takut akan jadi bahan gosip lagi kalau kamu emosi hanya karena orang tidak penting itu," cegah Nadia."Kamu benar, tapi aku tidak suka dengannya," balas Arjuna."Tahan emosimu, Arjuna. Jangan beri contoh yang tid

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 72 Aku dan Arjuna akan menikah

    Langit ingin segera menyiakan apa yang ditanyakan oleh Arjuna. Masalahnya Nadia akan menghindarinya jika langsung mengakui perasaannya. Tapi kalau kelamaan dipendam Nadia akan lebih dalam mempunyai perasaan dengan Arjuna. Maka dengan nekat Langit mengatakan, "Sebelum janur kuning melengkung, bukankah sebuah hubungan itu belum dikatakan sah. Soal perasan semua orang bisa berubah apalagi belum ada pernikahan yang sah," "Memangnya siapa juga yang mau menjalin hubungan denganmu sampai ke jenjang pernikahan kalau bukan Karina seorang," jawab Nadia. Kalimat itu menusuk hari Langit, Nadia mana mungkin mengatakan itu. Padahal dahulu Nadia sangat mencintai Langit dan menjadikannya tempat bersandar. "Kamu juga dulu ingin menikah denganku, Nadia," ucap Langit. 'Itu dulu, sebelum kamu menjebakku karena sudah berhubungan dengan Karina," balas Nadia. "Sejak saat itu rasa cintaku sudah hilang," lanjut Nadia. Bagaikan tertampar dengan kerasnya. Begitulah rasa sakit y

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 71 Mantan yang menyesal

    Sosok itu adalah Langit, mantan Nadia yang mengkhianati cinta Nadia dengan saudara tirinya. Tanpa di persilahkan Langit langsung duduk diantara mereka berdua mengacaukan kencan yang harusnya hanya ada Nadia dan Arjuna saja.Tanpa rasa malu Langit berkata, "Aku merindukanmu, Nadia," 'Tidak tahu malu sama sekali. Bukankah kamu sudah mempunyai calon istri, Apa kamu juga mau menggoda calon kakak iparmu," balas Arjuna."Memangnya aku tidak boleh merindukan orang yang suatu hari nanti akan jadi keluargaku, walau dia bukan jadi istriku?" tanya Langit."Itu tidak etis, apa kamu mau dibilang ipar adalah maut. Boleh saja asal kamu tidak tahu malu digosipkan seperti itu," jawab Arjuna."Yang ada aku lagi yang akan jadi bahan bully orang-orang," ucap Nadia sinis.Langit merasa sedih mendengar itu. Walaupun memang Langit bisa mengelak dan melindungi diri sendiri jika ada rumor jelek tentangnya. Tapi dia tidak ingin Nadia membencinya. Dia tidak ingin Nadia tidak melihat k

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   BaB 70 Lama tidak berjumpa, Nadia.

    Ibu Sonia menghela nafas lagi, bisa-bisanya dua orang pria yang terkenal bengis melawan lawan bisnisnya itu kini berlutut di depannya perihal meminta restu "Bangunlah Arjuna. Soal restu aku akan memberikan untukmu. Asalkan Nadia juga menerimamu sebagai suami dan Ayah Bima," jawab Ibu Sonia. "Apa Nadia, belum cerita kalau sudah menerima penyataan cinta dqariku?" tanya Arjuna. "Aku sudah tahu. Masih dengan permintaanku tempo hari. Kalau Rana belum mau menerima Nadia. Maka aku tidak ingin melepaskan Nadia untuk menjadi Istrimu," balas Ibu Sonia. "Istriku akan menjadi urusanku. Aku yakin dia akan menerima Nadia dan Bima. Karena kenyataan Bima adalah darah daging Arjuna," jawab Pak Anwar. "Kalau begitu aku bisa sedikit tenang. Sekarang kalian jalani saja asmara kalian. Kalau memang tidak ada kendala, menikahlah," tegas Ibu Sonia. Senyum sumringah terlihat di wajah ayah dan anak itu. Lalu Pak Anwar mengatakan, "Terima kasih, Nadia," "Ibu, aku ti

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 69 Aku mohon berikan restumu, Ibu.

    "Panggil aku, Kakek," jawab Pak Anwar dengan bangganya. Dia sangat menyukai anak kecil yang duduk di sampingnya itu. Bagaimana dia tidak suka sudah lama dia menginginkan cucu. Walau telat dan tidak dari pernikahan yang sah Arjuna, Pak Anwar tetap menyukai Bima sebagai cucunya lebih tepatnya mengakui keberadaan anak itu. "Kakek?" tanya Bima. "Ya, dia adalah kakakmu. Ayah dari Ayahmu ini," jawab Arjuna. Bima tersenyum lalu memeluk Pak Anwar bahagia. Dia bahagia mempunyai Ayah dan Kakek. Karena selama lima tahun ini dia hanya mempunyai Ibu dan Nenek saja. "Nanti kalau waktunya sudah pas, kami akan mengenalkanmu dengan Nenekmu juga. Nenek dari pihak Ayahmu." ucap Pak Anwar. "Maksudnya Ibunya Ayah Arjuna?" tanya Bima antusias. "Iya," jawab Pak Anwar sembari merangkul Bima. "Nenek dari pihak Ayah mungkin agak berbeda dengan Nenek Sonia. Dia agak keras dan tidak terlalu menyukai anak kecil. Bima jangan masukkan hari apapun yang. Nenek Rana nanti katakan,

  • Ranjang Panas Sang Arjuna   Bab 68 Pria tua itu siapa Ayah?

    Arjuna mengangguk, dia duduk di samping Bima sembari bekata, "Kamu adalah anakku, jadi semua ini akan menjadi milikmu kelak," Bima tersenyum lalu memeluk Arjuna. Anak kecil itu merasa mempunyai Ayah yang sesungguhnya walaupun memang sebenarnya Arjuna memang Ayah biologisnya. "Terima kasih Ayah. Oh iya aku bukan anak kandung Ayah apa nanti tidak akan terjadi perselisihan jika aku memiliki apa yang Ayah miliki?" tanya Bima. Arjuna menyeringai tipis, bagaimana bisa seorang Anak kecil berpikir seperti itu. Bukankah senang saja saat dia dijanjikan akan memiliki semua harta yang ada. Bima menang anak yang cerdas di usianya. "Kamu adalah anak kandungku," ucap Arjuna sembari mengelus rambut Bima lembut. "Semua orang juga tahu kalau aku bukan anak kandung Ayah. kenapa Ayah berkata seperti itu?" tanya Bima. "Kamu cukup cerdas di usiamu. Ayah tidak akan membahas itu sekarang. Suatu saat nanti kalau kamu sudah dewasa kamu pasti akan mengerti," jawab Arjuna

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status