"Apa kau ingin Aku mengalah untuk kau bisa mewujudkan cintamu dengan wanita itu?" tanya Manda dengan suara bergetar.Daniel tersenyum tipis melihat Manda yang tampaknya terpengaruh dengan ceritanya. Daniel sebenarnya sedang menjahili Manda karena dia begitu penasaran ingin mengetahui perasaan wanita yang selama ini selalu terlihat arogan di hadapannya. Dia senang karena Manda memperlihatkan gejala cemburu ketika dia bercerita tentang wanita yang ada di dalam imajinasinya."Apa kau cemburu dengan wanitaku?" tanya Daniel sambil menulis teks wajah Manda yang memerah karena menahan rasa malu.Manda memilih untuk berlari dan meninggalkan Daniel yang sedang tersenyum bahagia. Karena menyadari ada setitik harapan untuk dirinya bisa memperbaiki rumah tangga mereka. "Setidaknya dia masih merasakan cemburu kepadaku. Apa aku perlu membayar Natalia kembali untuk menjadi kekasih gadunganku? Untuk membuat Manda cemburu dan membantunya menyadari perasaan cintanya untukku. Kayaknya itu ide yang bagus!
Pesona seorang Daniel memang benar-benar meresahkan bagi Manda. Sampai siang dia masih berada di balik selimutnya setelah semalaman di gempur habis-habisan oleh suaminya yang entah sedang kesetanan apa. Seorang Daniel Andersen pagi-pagi sudah bangun dan membuatkan sarapan untuk istrinya yang masih kelelahan di atas rancang setelah pertarungan sengit di antara mereka. "Sayang, bangun. Sarapan dulu yuk!! Kasihan anak kita kalau kamu kelaparan!" Daniel mencium kening Manda dengan lembut.Manda benar-benar menikmati momennya bersama dengan suaminya yang sebenarnya sangat jarang bisa dia rasakan. Setelah turun dari ranjang, ada kemungkinan mereka akan kembali ribut. Manda sendiri tidak mengerti dengan perasaannya ketika berhadapan dengan Daniel yang selalu naik turun dan berubah-ubah. "Kalau kau tidak bangun, aku jamin kau akan menyesalinya. Aku akan mengerang kamu lagi sampe pingsan!" ancam Daniel sambil memposisikan dirinya di samping Manda yang sontak langsung membuka kelopak matanya.
Natalia datang ke mansion Daniel dengan koper dan mobil perusahaan yang tadi menjemputnya. Natalia menelan salivanya dengan susah payah saat dia melihat Daniel yang sedang memangku Manda sambil menyuapi makanan. Dengan begitu telaten Daniel mengikuti semua yang diinginkan oleh Manda tanpa banyak protes. Hatinya begitu sakit dan terbakar cemburu. Dulu dia juga dimanjakan seperti itu oleh Daniel. Tapi sekarang hilang bagai debu.'Apakah kau sengaja memperlihatkan ini semua di hadapanku untuk menyadarkan bahwa kau sekarang bukan milikku lagi?' batin Natalia dengan pedih.Cinta tak sampai ternyata sesakit itu. Dia pernah mengecap manisnya dicintai oleh Daniel yang perhatian dan selalu memanjakannya. Tetapi dia harus terima dan selalu makan hati. Karena lelaki itu yang tidak pernah bisa menetap pada satu wanita. Tapi Natalia merasa puas ketika Daniel selalu kembali padanya saat para wanita itu tak mampu memuaskan hasratnya yang tinggi.EhemehemDeheman dari asisten Daniel memecah kehening
Natalia benar-benar merasakan sakit hati atas apa yang dilakukan oleh Daniel kepadanya. Pria berhati dingin itu benar-benar tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk dicintai lagi."Aku akan bekerja sama denganmu untuk menghancurkan mereka," Natalia terlihat begitu marah saat ingat kembali dengan apa yang sudah dilakukan oleh Daniel saat di mobil tadi.Bahkan ketika mereka sudah berada di jet pribadi pun Daniel tetap acuh dan cuek kepadanya. Semua rencana yang sudah dia susun sejak semalam hancur berantakan karena Daniel yang tidak mau dekat dengannya barang sejengkal pun. Hal itu tentu saja benar-benar membuat Natalia sangat frustasi."Apakah kau yakin akan bekerja sama denganku untuk menghancurkan kakakku yang tercinta? Aku sungguh tidak yakin dengan hatimu yang rapuh akan sanggup melihat Dia menderita," di sebrang sana terdengar Bruno yang tertawa terbahak-bahak.Bruno benar-benar merasa bahagia karena Natalia tertarik untuk bekerja sama dengannya dalam menghancurkan Daniel. Bruno
Pak Bayu terus menatap Manda tanpa berkedip. Dia bahkan duduk di samping Manda. "Siapa namamu?" tanya Pak Bayu saat Daniel pergi ke toilet. Dia merasa senang ketika Daniel meninggalkan mereka berdua.Manda tersenyum, "Nama saya Manda, senang bisa bertemu dengan Pak Bayu disini," jawab Manda pelan.Manda sudah mengenal reputasi Pak Bayu dari Daniel. Sepanjang perjalanan menuju restoran Daniel membicarakan perangai lelaki itu. Tampaknya Manda memang harus ekstra keras untuk menghadapi bandot tua itu yang suka bermain wanita saat menemui rekan bisnisnya."Maaf, saya lama," Daniel tiba-tiba sudah berada di antara mereka berdua yang membuat Pak Bayu cemberut karena niatnya belum bisa terwujud tapi Daniel sudah datang.Tadinya dia mau menyuruh Manda untuk meminum minuman yang sudah disiapkan lalu membawa Manda pergi dari sana menuju hotel yang sudah dia pesan. Pak Bayu ingin mendapatkan mandah sejak pertemuannya di bandara saat Manda datang ke kota itu.Manda dan Pak Bayu memang sudah bertem
Daniel menerima telpon dari anak buahnya yang dia perintahkan untuk mengawasi Pak Bayu. Daniel mengerutkan kening saat menerima laporan dari anak buahnya tentang hal yang terjadi kepada Pak Bayu."Amankan pria tua itu. Bereskan penjahat yang mencoba menyakiti dia. Persiapankan segalanya! Aku mengandalkanmu!" Daniel kemudian menutup teleponnya.Daniel merenung sebentar sebelum dia menemui Manda yang baru keluar dari kamar mandi. "Ada apa?" tanya Manda saat melihat Daniel tampak linglung dan bingung."Pak Bayu kritis di rumah sakit. saat dia menuju ke hotelnya ada seseorang yang menyerangnya." terang Daniel pada Manda yang kaget mendengar hal itu."Siapa yang sudah melakukan itu kepadanya? Bukan kamu, kan?" tanya Manda agak ragu.Tetapi Manda kembali mengingat raut wajah Daniel yang penuh amarah ketika melihat Pak Bayu yang terus menggodanya dan melakukan banyak hal yang tidak disukai oleh Daniel.Manda menelan salivanya dengan susah payah. 'Apa Daniel yang sudah membunuh Pak Bayu?' bati
"Apa sudah beres?" tanya Daniel ketika dia mengelap mulutnya dengan kain yang ada di atas pangkuannya. Sang asisten hanya mengangguk. Manda yang baru selesai dengan masak paginya lalu duduk di samping Daniel. "Duduklah di sampingku, sayang. Kau akan membuat para pekerja ku kehilangan pekerjaannya kalau kamu serajin itu. Kasihan mereka, sayang. Mereka butuh menghidupi anak dan keluarga mereka." Daniel mencium tangan Manda yang dia genggam.Manda kaget mendengar ucapan Daniel, "maksud kamu?" tanya Manda bingung."Kalau kamu melaksanakan tugasmu sebagai seorang istri dan melakukan semua pekerjaan rumah. Lalu mereka kerja apa? Kalau mereka tak berguna, lebih baik aku rumahkan mereka saja bukan?" tanya Daniel sambil tersenyum pada Manda yang masih cengo."Tugasmu hanyalah melayaniku di atas ranjangku dan melahirkan banyak anak untuk keluarga Anderson. Biarkan semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh pekerja. Ok?" tanya Daniel sambil menepuk bokong Manda dengan pelan.Manda sampai tersedak kar
"Tuan, ada polisi yang ingin bertemu dengan anda." Daniel melirik sekilas ke arah Manda yang terkejut mendengar hal itu.Manda mendekati Daniel, "Bagaimana kalau mereka hendak menangkapmu karena masalah itu?" tanya Manda sangat khawatir dengan suami nya yang sudah melakukan banyak hal untuk menolongnya dan perusahaan ayahnya.Daniel menggeleng, "Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja. Lebih baik kau pulanglah bersama asistenku. Tunggu aku di rumah, ok?" tanya Daniel sambil mengelus lembut pipi Manda.Manda mengeleng berkali-kali dan menolak apa yang dikatakan Daniel. "Aku benar-benar ingin bersamamu! Tolong biarkan aku disisimu untuk kali ini. Aku tidak akan bisa tenang kalau meninggal kamu di sini bersama polisi. Aku mohon!" Manda melipat kedua tangannya di depan dada dan memasang wajah memelas yang membuat Daniel tak berkutik.Daniel mengangguk lalu bangkit menuju sofa. Genggaman tangan Manda benar-benar sukses menenangkan hatinya yang sedikit galau. Daniel sampai saat ini masih be
Daniel berhadapan dengan Bruno yang babak belur, ada seraut wajah sesal disana. "Kenapa kamu tidak bilang padaku kalau kamu sedang membantu anda untuk menurunkan panasnya?" tanya Daniel sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Bagaimana aku bisa menjelaskannya padamu, huh? Sementara kau sudah seperti banteng kesurupan. Apa selama ini kamu tidak pernah menganggapku sebagai saudaramu?" tanya Bruno sedih. Dia sebenarnya hanya menginginkan pengakuan dari Daniel. Karena bagaimanapun juga dia adalah kakaknya.Selama ini mereka hidup layaknya musuh. Kadang Bruno merasa iri kepada teman-temannya yang begitu akur dengan saudara mereka."Aku merasa cemburu ketika kau berdekatan dengan istriku. Selama ini, bukankah kamu selalu berusaha untuk merebut apapun yang Kumiliki. Ya, kan?" Manda sejak tadi hanya diam dan menyimak pembicaraan mereka. Setelah mendapatkan pengobatan dari dokter keadaan Manda sudah semakin membaik. Manda bisa makan dan berjalan-jalan di sekitar rumah.Manda merasa sen
Manda terbaring lesu di atas ranjang. Sementara Daniel keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya dari sisa percintaan mereka semalam. Daniel mendekat ke arah Manda yang masih bergelung di balik selimut."Sayang, Kok tumben sekali kamu masih belum bangun? Perlu aku menggendong untuk ke kamar mandi?" tanya Daniel sambil mengelus sayang wajah wanitanya.Manda menggeleng, "aku masih sangat lelah dan mengantuk. Gegara kamu!" Rengek Manda kesal. Daniel hanya tertawa melihat ekspresi wajah istrinya. "Sayang, aku mau ke kantor sebentar. Ada urusan sedikit. Nanti siang aku akan mengantarkan kamu ke dokter untuk periksa kehamilanmu. Sejak kemarin kamu muntah terus loh. Aku sangat khawatir dengan kesehatanmu!" Ucap Daniel."Aku baik-baik saja tidak perlu ke dokter. Aku hanya perlu istirahat dari lelaki mesum kayak kamu!" Sengit Manda yang masih kesal ketika dia mengingat kembali, apa yang dilakukan Daniel tadi malam kepadanya."Ya udah! Aku minta maaf ya! Sayang, Daddy kan melakukan
Daniel saat ini sedang berada di kantornya. "Apakah seumur hidup kamu belum menikah?" tanya Daniel pada asistennya yang sejak tadi hanya mendengarkan semua perkataannya."Belum pernah Tuan! Karena saya tidak punya waktu untuk berkencan dengan wanita di luar sana selain anda. Saya terlalu sibuk untuk mengurus anda dan semua masalah anda!" Daniel langsung melemparkan pulpen yang ada di tangannya karena merasa geram dengan jawaban sang asisten."Apakah itu artinya aku yang sudah membuatmu menjadi jomblo abadi? Ih, kau pintar sekali bersembunyi di balik kata-katamu. Padahal kamu yang memang ga laku di mata para gadis itu! Cih! Bikin kesal saja!" Daniel pun kemudian mengusir asistennya untuk keluar dari ruangannya."Keluar sana! Bicara denganmu hanya semakin menambah kepusingan kepalaku!" Kesal Daniel.Setelah sang asisten meninggalkannya terlihat Daniel yang terus menatap ponselnya. Daniel benar-benar merasa dipusingkan dengan tingkah Manda yang ajaib menurutnya.Jelas-jelas Daniel mengin
Manda merasakan tubuhnya begitu lemah Setelah dari tadi bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Tampaknya Manda mengalami morning sick karena kehamilannya. Daniel yang saat ini sedang berada di ruang kerjanya, terus memperhatikan apapun yang dilakukan oleh Manda melalui CCTV tersebut yang sengaja dia pasang di kediaman Manda untuk selalu memantaunya."Anakku. Kenapa kau begitu nakal? Kau membuat mommy kamu jadi begitu kesulitan. Sekarang Daddy mau tidak mau harus menemui mommymu. Karena daddy tidak tega melihat mommy kamu menderita sendirian." monolog Daniel yang kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju keluar.Daniel pergi menuju apartemen milik Manda dengan menggunakan mobilnya sendiri tanpa bantuan supir pribadinya. "Aku harus membeli beberapa kebutuhan Manda. Hmm, dia pasti kesulitan untuk menjalani kehamilan ini sendiri. Sayang kenapa sih kamu harus bersikeras untuk meninggalkan aku? Aku benar-benar tidak sanggup untuk jauh darimu!" Begitu sampai di sebua
Manda sama sekali tidak memperdulikan peringatan yang ditunjukkan oleh ibu dan adik tirinya. Entah kenapa mereka begitu bernafsu untuk menguasai perusahaan ayahnya. Manda yang menjadi saksi perjuangan Ayah dan Ibunya di masa lalu tidak akan pernah membiarkan perusahaan itu jatuh kepada orang yang berniat untuk menghancurkannya."Kamu benar-benar seorang wanita yang tidak tahu malu. Sudah menjadi seorang istri dari lelaki triliuner dan memiliki harta yang melimpah, tapi kamu masih saja serakah dan menginginkan uang recehan yang ada di tangan kami! Cih, tak tahu malu!" Manda sama sekali tidak peduli dengan ocehan Brina yang sengaja ingin mengecoh emosinya.Dengan begitu tenang Manda mendekati Brina. "Hey, lebih tidak tahu malu yang mana, antara merebut harta yang bukan miliknya dengan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Hmm? Kamu katanya wanita yang pintar dan cerdaskan? Paham sampai sini?" Manda tersenyum sini kepada Brina yang langsung melotot kepadanya. Dia marah dan kesal.
"Ada apa sih Mah?" tanya Brina begitu kesal karena di paksa pulang oleh ibunya. Padahal dia berniat untuk ke mansion Anderson demi menemui Manda sesuai keinginan Matteo.Sang ibu langsung menepuk kepala Brina. Dia kesal bukan kepalang dengan putrinya yang selalu gak sopan padanya. "Kamu harus tinggalkan Matteo. Dia sudah ga ada gunanya sama sekali. Apa kamu tahu kalau dia sudah tidak jadi ahli waris dari keluarga dia lagi." Brina melotot sempurna mendengar ucapan ibunya."Mama gila, huh? Susah payah aku mengejar dia. Sekarang setelah aku dapatkan malah aku tinggalkan?" tanya Brina kesal luar biasa.Brina langsung di keplak lagi kepalanya oleh sang ibu. "Jangan bantah! Pokoknya mama ga suka kamu masih sama dia! Putuskan dan tinggalkan dia! Jangan buang-buang waktu bersama lelaki ga punya masa depan itu!" Brina terlihat kesal bukan kepalang dengan ibunya yang sampai sekarang masih saja memperlakukan dirinya seperti anak kecil."Mama kenapa sih? Suka banget mukul-mukul kepala aku. Nanti
"Tolong kamu bujuk Manda untuk mencabut tuntutan dia di kantor polisi. Aku ga mau masuk penjara." Pinta Matteo ketika Brina mendatanginya di kantor polisi.Hari ini Matteo terpaksa datang ke kantor polisi karena mendapatkan surat panggilan paksa. Dia sudah lebih dari tiga kali mangkir dari panggilan polisi, sehingga membuat anggota polisi terpaksa menjemput paksa dirinya. Apalagi orang yang melaporkan pemuda itu adalah Daniel Anderson yang terkenal di daerah mereka.Brina terlihat mengerutkan keningnya karena tidak suka mendengar Matteo memanggil nama wanita yang sangat Dia benci seumur hidupnya. Brina masih mengingat semua kejadian di masa lalu ketika dirinya harus menahan perihnya hati karena selalu di banding-bandingkan dengan Manda oleh semua orang. Hal itu yang membuat Brina akhirnya mulai bersikap antipati dan memusuhi Manda. Awalnya dia menyukai kehadiran Manda sebagai saudara tiri, karena tidak harus kesepian lagi seperti dulu."Kenapa kamu harus menyebutkan nama Manda di depan
"Kau baik-baik saja?" tanya Bruno saat dia melintas di depan Mansion Daniel dan melihat Manda membawa kopernya dengan amarah yang begitu kentara di wajah cantiknya.Manda mengacuhkan Bruno dan berlalu begitu saja. Sementara itu Daniel yang melihat dari kejauhan memerintahkan anak buahnya untuk mengawal Manda dan memastikan keselamatannya.Daniel sudah diancam oleh Manda kalau sampai berani menghalangi kepergian dirinya dari mansion. Manda akan menggugurkan anak yang ada di dalam kandungannya. Mendengarkan ancaman itu, tentu saja nyali Daniel menciut seketika. Karena dia yang paling mengerti bahwa keluarga besarnya sudah mengharapkan dan menantikan kelahiran putranya sebagai pewaris keluarga Anderson."Pastikan dia selamat dan mendapatkan semua kemudahan. Aku ga akan memaafkanmu kalau sampai terjadi apa-apa kepada istri dan anakku. Paham?" tanya Daniel pada pengawal kepercayaannya yang selama ini selalu dia andalkan dalam segala hal."Siap, Tuan! Saya permisi!" Pamitnya dengan segera.
Manda menangis dalam pelukan Daniel. Dia amat sulit melupakan kejadian buruk yang menimpanya karena perbuatan Matteo. "Sayang, kamu harus bisa melupakan kejadian itu. Kasihan anak kita di dalam kandunganmu pasti juga akan merasakan stress jika ibunya mengalami trauma seperti ini." Daniel berusaha untuk menasehati Manda agar bisa tenang.Dia sadar bahwa semua itu adalah kesalahannya yang sudah teledor menjaga istrinya. "Seandainya saja tadi aku tidak meninggalkanmu di pesta sendiri, pasti bajingan itu tak akan berani macam-macam padamu." Sesal Daniel sambil memeluk erat tubuh Manda yang gemetar karena tangis."Laki-laki bajingan itu mungkin tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Dia hanyalah egois dan suka memerankan playing Victim. Aku benci dengan dia!" Manda menghapus air matanya dengan kasar.Daniel bisa melihat kebencian di matanya. Daniel bisa mengerti luka yang begitu besar yang sudah disayatkan oleh Matteo kepada istrinya. "Kita ke dokter ya? Mungkin akan bagus jika kau b