Share

Bab 6

Penulis: Rosemarry
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-17 12:31:19

"Apa menurutmu aku dan Kenzi itu mirip, makanya kau menanyakan apa kami saudara? Kami sudah berteman sejak kecil, orang tua kami juga sudah lama bersahabat jadi orang tuanya Kenzi sudah menganggapku seperti anak mereka sendiri," jawab Vano lalu menyeruput kopinya yang baru saja datang.

"Bukan begitu maksutku ... kalian memang sama-sama tampan tapi jika dari sifatnya kalian itu bagaikan langit dan bumi, yang satunya lagi baik dan yang satunya arrogant," ucap Freya dengan jujurnya.

"Ha ... Ha ... Ha ... Kau ini bisa saja nona Freya, sebenarnya Kenzi tidak seburuk itu hanya karena ada suatu hal yang membuatnya menjadi seperti itu," jawab Vano.

"Maaf nona Freya, kurasa aku harus segera kembali sebelum singa lapar itu menerkamku." Vano berdiri dan berjalan bersama Freya ke kasir, setelah membayar keduanya pun berjalan bersama keluar dari restoran itu.

"Sampai jumpa lagi tuan Vano, TTDJ." Freya melambaikan tanganya ke arah Vano dan berjalan menuju halte bus, kebetulan gerimis yang tadi empat mewarnai kesialan Freya itu sudah berhenti.

************

Singkat cerita, keesokan paginya Freya sudah bersiap lebih awal untuk memulai hari pertamanya bekerja. Dia sengaja bangun lebih awal agar tidak terjadi lagi hal seperti kemarin, dan hari ini dia memilih naik ojek dari pada bus.

"Pagi pak," sapa Freya pada Security yang berjaga di depan gedung kantor.

"Pagi juga nona." Security itu tersenyum ramah pada Freya.

"Freya?!" seru seseorang yang berada tidak jauh darinya saat ini, dan membuat Freya pun mengedarkan pandanganya mencari sumber suara.

"Tuan Vano?" sapa Freya sambil membungkukkan sedikit badanya.

"Ikut aku, akan ku tunjukkan di mana ruanganmu." Vano mengajak Freya ke ruangan yang di sediakan untuknya.

"Nah ini ruanganmu, itu ruanganku dan itu ruangan Kenzi," jelas Vano sambil menunjuk ke 3 ruangan yang hanya terpisah oleh dinding kaca dan ada pintu di tengah-tengahnya.

"Baiklah terimakasih pak,"

"Ingat! Kau harus pura-pura tuli dan buta! Maksutku, apapun yang kau dengar dan lihat jika itu tidak berkaitan dengan pekerjaan, maka abaikan saja itu, OK?"

"Maksutnya Tuan? Bagaimana caranya aku pura-pura tuli dan buta? Sedangkan mata dan telingaku masih sehat wal afiat," tanya Freya dengan polosnya.

"Astaga wanita ini ... apa dia tidak sadar kalau ekspresinya itu sangat lucu?" gemas Vano dalam batinya melihat ekspresi wajah polos Freya yang amat sangat imut itu.

"Ehm ... gimana ya jelasinya, nanti kamu bakalan tahu sendiri aku juga bingung gimana mau jelasinya ke kamu," ucap Vano sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Siap tuan." Freya menempelkan satu tanganya di tepi alis seolah memberi hormat, dan membuat keduanya pun tertawa kecil.

"Ayo ikut aku keruangan Ken dulu, aku harus melaporkan hari pertamamu mulai bekerja," ucapnya mengajak Freya ke ruangan Kenzi.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Masuklah,"

"Bos, ini nona Freya dia akan mulai bekerja hari ini sebagai sekertarismu,"

"Apa kau sudah menjelaskan semua yang bisa dan tidak bisa dia lakukan?" tanya Kenzi.

"Sudah bos,"

"Lalu sudah kau katakan kalau ini masih masa uji coba?" tanyanya lagi.

"Sudah,"

"Baiklah, kalian kembali bekerja." Freya dan Vano pun keluar dari ruangan Kenzi dan menuju ruangan mereka masing-masing.

"Freya, semangat!" Vano memberikan mood booster untuk Freya dengan senyum manisnya itu, yang membuat jantung Freya deg deg ser gimana gitu melihatnya.

"Terimakasih tuan Vano," jawba Freya dengan malu-malu.

"Ya sudah aku ke ruanganku dulu ya." Vano pun meninggalkan Freya dan menuju ke ruanganya yang berada di samping ruangan Freya, sedangkan ruangan Kenzi berada di depan ruangan Freya.

"Dia itu baik sekali, benar-benar pria idaman," gumam Freya dalam hati sambil tersenyum, "Andai saja aku bisa mendapatkan satu yang seperti itu, kurasa keberuntunganku selama 10 tahun ke depan akan habis sudah," Freya pun terkekeh kecil saat membayangkanya.

Freya menatap punggung tegap Vano, tubuh yang angat sempurna dengan tinggi badan 180cm, kulit putih, dan tubuh yang kurus, eiiits tapi bukan kecambah ya ... yang kurus tapi gede kepala doang. Kurusnya Vano itu bukan kerempeng, tapi tetap terlihat gagah di tambah hidung mancungnya yang menambah pesona seorang Vano William.

"Stop Freya!! Stop!! Jangan bermimpi terlalu tinggi, pria sesempurna tuan Vano pasti sudah punya body guard sexy yang bakalan ngintilin dia kemanapun, supaya tidak di serobot cabe-cabean di luar sana!" gumam Freya menyadarkan dirinya sendiri, jika Vano pastilah sudah memiliki seorang kekasih hati.

"Huft!! Akhirnya perjuanganku mendapatkan pekerjaan ini tidak sia-sia." Freya mulai membenahi meja kerjanya dan bersiap memulai hari pertamanya.

Sempat terfikir di benak Freya, apakah keputusanya ini tepat atau tidak. Bisa saja ini memang keberuntunganya bisa bekerja di perusahaan besar dengan gaji yang tinggi, atau justri ini musibah karena dia harus bekerja sebagai sekertaris seorang CEO yang dingin dan sombong itu.

"Go Freya! Kita buktikan pada si Cadas alias cabe pedas itu, kalau kita tidak seperti yang dia fikirkan," Freya menyemangati dirinya sendiri.

"Hey kamu! Apa Kenzi ada?" tiba-tiba saja seseorang yang berdiri di depan pintu ruanganya mengagetkan Freya.

"Apa anda nona Calista?" tanya Freya saat mengecek daftar tamu yang akan datang seperti yang tertera dalam daftar.

"Iya, cepetlah!! Kau membuang-buang waktuku!!" serunya.

"Sombong sekali Terong Berponi ini!!" batin Freya kesal dengan wanita jangkung dengan rambut panjang dan lurus dengan poni yang persis seperti terong di pakaikan rambut palsu.

"Silahkan ikuti saya nona." Freya pun membawa Calista ke ruangan Kenzi.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Permisi tuan Ken, nona Calista sudah di sini," Freya mengetuk pintu itu meminta izin masuk.

"Masuk,"

"Kau ambilkan minuman untuk kami," titahnya pada Freya.

"Baik tuan." Freya pun menuju ke tempat yang di sediakan untuk membuatkan minuman bagi sang CEO dan tamunya.

Tak berapa lama Freya sudah berada di depan ruangan Kenzi dan ...

Prang!!!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mamath Iye
cerita seruu kayanya
goodnovel comment avatar
R S R Miaya
gimana sih ngisi koin ny.jadi mles
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ranjang Panas CEO   Bab 7

    Prang!!!Freya pun ternganga sambil menutup mulutnya dengan tangan, hingga nampan yang tadinya dia pegang terjatuh dan gelasnya pun pecah membuat beling berserakan di lantai.Des*han wanita kini memenuhi gendang telinga Freya.Kedua orang yang tengah memperagakan adegan dewasa dengan tidak tahu malunya itu terus melanjutkan aktivitas mereka tanpa peduli keberadaan Freya. Saat mulai bisa mengendalikan diri, Freya sadar bahwa perempuan di sana adalah Calista.Kini mereka berada di atas meja kerja Kenzi. Keduanya seolah menikmati aktivitas mereka itu, terutama Calista yang sedang mendongakan kepalanya itu. Dan lebih parahnya lagi, saat ini dia sudah dalam keadaan telan*ang dan pakaiannya sudah tersebar ke berbagai arah."A ... apa itu?!" gumam Freya yang seketika merasa lemas, bahkan pandangan matanya mulai mengabur dan tiba-tiba saja semuanya menjadi gelap."Freya!!" Dengan sigap, Vano yang baru saja keluar dari ruanganya dan melihat Freya hampir jatuh pun, menahan tubuh Freya. Untungny

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • Ranjang Panas CEO   Bab 8

    "Aaah!!" seru Freya saat tiba-tiba Kenzi mendekat ke arahnya dan menarik tanganya begitu saja, membuat wajah mungilnya itu menabrak dada bidang Kenzi skin to skin karena dia belum sempat merapikan kemejanya akibat ritual laknatnya tadi bersama Calista.Dag!!Dig!!Dug!!Duar!!Rasanya ada genderang perang yang tengah di tabuh di dalam tubuh Freya, yang membuat jantungnya serasa mau ikut meledak karena terlalu cepat berdetak. Dia takut dan juga salah tingkah karena ini pertama kalinya bagi seorang Freya Anggita, begitu dekat dengan seorang pria tanpa pembatas sedikit pun."Tu ... tuan?" ucap Freya dengan gugup sambil mencoba mendorong tubuh Kenzi, namun nihil karena ukuran tubuhnya yang terbilang kecil jika di bandingkan dengan Kenzi, dan tentu saja tenaga Kenzi pun lebih besar darinya membuat usahanya mendorong pria itu sia-sia belaka."Lain kali, saat kau mau masuk ke ruanganku jangan lupa untuk mengetuk pintu lebih dulu. Jika sekali lagi kau mengacaukan makan siangku, bersiaplah men

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • Ranjang Panas CEO   Bab 9

    "Shitt!!" umpat Kenzi setelah menggebrak meja kerjanya dengan keras."Mereka kenapa jadi sedekat itu? Bahkan Vano tidak mengajakku makan siang, biasanya dia selalu makan siang bersamaku. Dasar wanita jal*ng apa kau berencana menjadikan Vano sebagai batu loncatanmu untuk meraihku, hah!? Aku pasti akan menggagalkan rencana licikmu itu!" Kenzi mengepalkan erat-erat tanganya dengan tatapan mata yang tajam.Freya dan Vano pun berjalan beriringan menuju lift, mereka berjalan sambil mengobrol dan sesekali bercanda dengan di selingi tawa renyah mereka.Ting!!Saat pintu lift terbuka, mereka pun segera masuk ke dalam lift dan memencet tombol ke lantai dasar perusahaan itu."Cih!! Pela*ur!!" sarkas Kenzi yang melihat mereka masuk ke dalam lift bersama, dia memperhatikan mereka berdua dari jarak yang lumayan jauh, setelah itu dia pun berjalan ke arah lift untuk menunggu lift sampai dan turun ke lantai bawah juga untuk makan siang.Ting!!Pintu lift yang mengantarkan Freya dan vano ke lantai dasa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • Ranjang Panas CEO   Bab 10

    Freya dan Vano pun terhenyak kaget saat Kenzi tiba-tiba saja menjatuhkan sendoknya, mereka pun sontak menoleh ke arah Kenzi dan melihat apa yang terjadi."Hah!! Hah!! Hah!! Makanan macam apa ini!? Kenapa pedas sekali!?" umpat Kenzi yang marah sambil mengipas-ngipas mulutnya dengan tangan, akibat rasa pedas yang membuat mulutnya terasa panas."Huek!! Huek!!" Kenzi pun segera berlari mencari toilet di kantin itu untuk memuntahkan makanan yang sempat di telannya tadi."Kenapa dia? Apa dia sedang hamil muda, Ha ... Ha ... Ha ..." tanya Freya sambil tertawa terbahak-bahak melihat Kenzi yang kelimpungan lari ke kamar mandi."Kenzi itu tidak suka makanan pedas," jawab Vano sambil menahan tawanya."Lalu kenapa kau diam saja tadi?" Freya pun sedikit bingung."Ya, siapa suruh dia main pesan apa yang kita pesan tanpa bertanya dulu," Vano pun ikut terkekeh geli mengingat ekspresi Kenzo tadi saat baru saja menelan, sesuap nasi goreng ekstra pedas level neraka jahanam

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • Ranjang Panas CEO   Bab 11

    "What!! Berteman!? Ingat Vano, tidak pernah ada yang namanya pertemanan antara pria dan wanita!" seru Kenzi dengan wajah jengahnya."Lagi pula aku hanya sekedar respect padanya, kurasa dia itu berbeda dengan wanita yang biasa naik ke ranjangmu Kenzi. Dia itu apa adanya dan dia juga tidak pandai menyembunyikan perasaanya, kurasa kau lah yang sudah salah menilainya," Vano pun kembali membayangkan wajah Freya dengan senyum manis yang terukir di wajah cantiknya itu."Cih!! Dia itu hanya memasang tampang polos Vano! Aku mengingatkanmu karena kau sudah seperti saudaraku sendiri, aku tidak mau kau mengalami hal yang sama denganku!" Kenzi pun kembali mengingat masa dimana dia memergoki secara langsung alias live, adegan ranjang panas mantan kekasihnya yang bernama Viona."Tunggu dulu Ferguso, kau tidak bisa begitu saja menyamakan Freya dengan Viona kan?" protes Vano."Tunggu saja aku membuka topeng polosnya!" Kenzi pun beranjak dari sofa dan duduk di kursi kerjanya, membuka

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Ranjang Panas CEO   Bab 12

    Byurr!!Untuk ke sekian kalinya Kenzi menyemburkan kopi yang Freya buat, namun kali ini Freya menundukkan kepalanya sambil berusaha untuk menahan tawanya."Huek!! Kopi apa ini? Kenapa asin?! Kau mau membuatku darah tinggi?!""Ups maaf tuan, kurasa aku salah memasukkan garam ke kopi anda tuan aku kira itu gula. Mungkin itu karena tadi saat aku sedang mencari gula, mataku kemasukan debu jadi aku tidak bisa melihat dengan jelas," elak Freya, "Mampus!! Rasakan itu, siapa suruh kau mengerjaiku!" batin Freya yang sedang menahan tawanya."Ooh ... Jadi tadi matamu itu kemasukan debu?" Kenzi pun beranjak dari duduknya dan berjalan perlahan ke arah Freya, dan sontak saja Freya pun perlahan berjalan mundur selangkah demi selangkah karena Kenzi pun juga dengan perlahan namun pasti mendekat ke arahnya dengan senyum devilnya.Hingga Akhirnya ...Bruk!!Langkah Freya pun terhenti saat dirinya mundur sampai menabrak sisi sofa dan membuatnya terjatuh ke atas sofa i

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-06
  • Ranjang Panas CEO   Bab 13

    "Dor!!" "Aaaaa!! Ampun ... Ampun ... tadi aku tidak sengaja melakukanya, ku mohon maafkan aku tuan Kenzi ..." ucap Freya sambil mengatupkan kedua tanganya di depan dada, tanpa berani membuka kedua matanya."Hah? Kau ini kenapa Freya? Ini aku, Vano," Vano pun berusaha menahan tawanya, melihat ekspresi lucu yang Freya perlihatkan saat mengira dirinya adalah Kenzi.Freya pun segera membuka matanya dan bernafas lega, "Huft! Ku kira kau si Cadas itu yang datang untung marah-marah padaku," gerutu Freya karena berfikir paati dirinya tampak bodoh tadi di hadapan Vano."Memangnya apa yang terjadi sampai kau takut seperti itu jika yang datang ke sini tadi adalah Kenzi? Apa terjadi sesuatu di antara kalian?" tanya Vano mengangkat ebelah alisnya menatap Freya untuk mendapatkan jawaban."Aku baru saja membuat si Cadas itu mimisan," Freya menghela kasar nafasnya, dengan raut wajah yang nampak lesu."What!? Mimisan? Bagaimana bisa, ayo ceritakan padaku," Vano pun menarik kursi yang ada di depan mej

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Ranjang Panas CEO   Bab 14

    "Mampus!!"Jantung Freya pun seakan berhenti berdetak saat ini, karena yang baru saja yang menelponnya tidak lain adalah orang yang baru saja dia bicarakan, siapa lagi kalau bukan Kenzi."Apa aku akan di kuliti olehnya? Oh tuhan ... aku belum siap mati hari ini!" gumam Freya sambil berjalan gontai keluar dari ruangannya.Freya pun menguatkan hatinya untuk memenuhi panggilan Kenzi, karena mau tidak mau dia harus tetap menuruti perintah Kenzi. Bagaimanapun si cadas itu tetap bosnya, ya ... walaupun dia bos yang amat sangat menyebalkan.Tak! Tak! Tak!Freya pun kini sudah berdiri tepat di depan pintu ruangan kerja milik Kenzi, namun hanya untuk mengetuk pintu saja, rasanya sangatlah berat bagi Freya."Hufft ..." Setelah menenangkan dirinya, Freya pun segera mengetuk pintu ruangan yang sudah bagai neraka dunia untuknya itu. Tok ...Tok ...Tok ..."Masuk." Suara berat dan terkesan dingin itu pun terdengar menyahuti ketukan Freya dari dalam sana.Freya pun masuk ke dalam dengan was-was.Br

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17

Bab terbaru

  • Ranjang Panas CEO   Bab 76

    "Kamu hadirkan ke pesta nya Randy besok Viona?" tanya Sonya, salah satu teman dekatnya Viona. "Entahlah.." Jawabnya sambil melihat-lihat berita terbaru Kenzi di laman gosip."Dia lagi?" tanya Sonya sembari mendaratkan pantatnya di lengan sofa yang sedang diduduki oleh Viona."Dia tetap tampan seperti biasanya kan?" cicit Viona, melihat foto Kenzi yang di salah satu cover majalah pengusaha sukses.Viona menatap cover majalah itu dengan sebuah senyuman di wajahnya. "I miss you.." Ujar Viona dan memeluk majalah itu erat."Kalau masih cinta itu bilang!" cicit Sonya. "Dia udah gak cinta aku Sonya." Ujar Viona sambil masih mendekap erat majalah tadi."kata siapa? Bukti nya doi masih belum married ampe sekarang!" Tukas Sonya, sambil melipat kedua tangannya di dada."Tapi Kenzi udah punya pacar. Kau tahu kan siapa pacar Kenzi saat ini!" Viona pun meletakkan majalah tadi dan berjalan ke meja bar mini di dalam apartemen nya itu. Viona menuangkan anggur ke dalam gelas yang ada di atas meja. Da

  • Ranjang Panas CEO   Bab 75

    Kenzi tiba-tiba teringat Clarisa. Benar, mengapa Kenzi tidak menjadikan Clarisa sebagai tameng hidupnya. Paling tidak dengan menggandeng Clarisa maka Kenzi tidak perlu lagi raket nyamuk untuk menyingkir wanita-wanita yang pasti akan menempel pada nya selama pesta itu. Lagi pula kan Clrisa memang adalah pacar Kenzi. Semua orang di dunia tahu itu. "kau dimana Clarisa?" Tanya Kenzi pada Clarisa begitu telpon itu tersambung. "Aku? aku sedang di salon sayang." Jawab Clarisa berbohong sebab saat ini dia sedang ada di apartemen salah satu selingkuhannya yang berprofesi sebagai model juga. "Temani aku ke Villa nya Randy sabtu dan minggu ini. Dia mengadakan pesta koktail."Ujar Kenzi. Clarisa menoleh pada pria yang sedang bersama nya saat ini. Clarisa sudah terlanjut berjanji untuk ke Paris bersama pria ini sabtu dan minggu ini. Mereka pun sudah membeli tiket dan membooking hotel. Itu lah mengapa tadi Clarisa datang ke tempat Kenzi sebab dia membutuhkan suntikan dana tambahan untuk bero

  • Ranjang Panas CEO   Bab 74

    Freya menarik nafas sebanyak yang dia bisa lalu menghembuskan sambil terisak-isak. Kata-kata Kenzi yang mengatakan tidak ingin memiliki anak Freya bagaimana pun tetap dirasa kejam bagi Freya.Memang Freya tidak cintai Kenzi bahkan Freya sangatlah membenci pria itu. Tapi kenyataannya saat ini Freya sudah terikat tali pernikahan dengan Kenzi. Kalau bukan memiliki anak dari Kenzi, lantas dari siapa lagi Freya harus memiliki anak? Sedangkan bagi seorang wanita, takdirnya baru akan terasa sempurna bila ia bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri. Tapi kini, laki-laki kejam yang berstatus sebagai suami Freya malah dengan jelas mengatakan dia tidak ingin di repotkan dengan kehadiran anak di antara mereka."Dia memberikan ku status sebagai nyonya Kenzi Adinata, tapi di merenggut hak ku sebagai seorang ibu! Aku harus bagaimana tuhan?" Rintih Freya dalam hati. Ucapan Kenzi benar-benar menjadi satu pukulan yang lainnya bagi Freya. Bukan karena dia berharap memiliki anak dari laki-laki itu tap

  • Ranjang Panas CEO   Bab 73

    "Cewek-cewek pasti akan sedih kalau kalian tidak datang. Lagi pula ini party nya weekend. So waktu kerja para pejantan tangguh seperti kita ini tidak akan terganggu!" Tukas Randy. "Woman penting, tapi cuan lebih penting because no cuan, no woman, man.." Seru Randy yang hanya di tanggapi tatapan aneh oleh Kenzi dan Vano."Kriik..""Krik..."Sungguh garing."Well aku cuma mau ngasih itu untuk kalian berdua! Dan ingat besok untuk datang." Randy pun keluar dari ruangan Kenzi.Begitu Randy menutup pintu itu, pandangannya terkunci pada sekertaris Kenzi. Siapalagi kalau bukan Freya..Randy ingat, dia masih punya satu undangan lagi di dalam jas nya. Entah mengapa Randy sangat ingin memberikan undangannya itu pada gadis yang baru saja dia kenalkan ini."Aku akan membuat dia menjadi kemeriahan di pesta nanti. Aku rasa Kenzi pasti tidak akan keberatan bila kau menjadi keseruan di pesta nanti." Pikiran jahat sudah menghinggapi kepala Randy."Sibuk?" tanya Randy pada Freya yang sedang merapikan ja

  • Ranjang Panas CEO   Bab 72

    Begitu keluar dari walk in closet setelah berganti baju, Freya langsung melihat ke arah tempat tidurnya, dan ternyata Kenzi sudah tidak lagi berada di sana. Freya pun menscan seluruh ruangan kamar dan hasilnya tetap saja nihil, Kenzi juga tidak ada dimana pun, di ruangan itu. "apa dia mandi?" gumam Freya dalam hati, sambil melihat ke arah kamar mandi. Tapi pintu kamar mandi itu tidak tertutup yang artinya tak ada siapapun di dalam sana. "Sepertinya tidak di kamar mandi juga." Freya hendak melanjutkan langkah kaki nya keluar dari kamar itu. "Apa kau sedang mencari ku, Freya?" tanya Kenzi dari arah belakang, yang membuat Freya sedikit terkejut. Dan benar saja, saat Freya menolehkan kepalanya, dia mendapati Kenzi yang sedang bersandar di samping pintu walk in closet, tempat dia mengganti pakaiannya tadi. Dari penampilannya yang hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggang, Freya yakin jika si Mr. Mesum ini pasti baru saja selesai mandi. "Kenapa aku tidak melihatny

  • Ranjang Panas CEO   Bab 71

    Akhirnya suapan terakhir pun, masuk sudah ke dalam mulut Freya. Dia meletakkan kembali piring itu, ke atas nakas."Ini minumlah." Kenzi menyodorkan segelas air pada Freya, dan Freya yang ingin ini semua drama memuakkan ini segera berakhir pun, meminum air itu dengan wajah yang masih menunjukkan ketidaksukaannya pada Kenzi."Kau perlu apa lagi?" Tanya Kenzi sambil memperlihatkan gigi putihnya yang begitu sempurna. Berharap setelah perut Freya kenyang, hati nya jadi sedikit senang."Bisakah kau pergi dari kamar ini?" tanya Freya tanpa basa basi ditambah dengan senyum terpaksa, yang sangat jelas terlihat."Tidak!!" Jawab Kenzi masih dengan senyum manisnya."Oke." Freya yang merasa jengah pun, kembali membaringkan dirinya di kasur."Dia tidur lagi! Apa bagian bawahnya masih terasa sakit?" Kenzi sebenarnya sangat ingin menanyakan hal itu, tapi tidak berani ia lakukan.Kenzi ingat sewaktu dia membobol Clarisa, wanita itu terlihat sangat kesakitan padahal rasanya tidak lah sesulit sewaktu Ke

  • Ranjang Panas CEO   Bab 70

    "Jangan coba bilang kau tidak melakukan apapun pada Freya di malam hari sebab%&*#.. " Nayla pun sudah masuk gigi empat dan hendak mundur tajam menyenggol Kenzi.Tapi untung nya, Kenzi buru-buru membekap mulut sang ibu. Kalau tidak, maka sudah bisa dipastikan jika ibunya itu akan merangkum semua perkataan nya tadi, plus mengatakan kalau tadi malam Ken juga menggerayangi Freya."%*&(*)(_... Argh!!" Nayla menggigit tangan Kenzi"Auw!! Ibu apa-apaan sih!!" Teriak Ken kesakitan."Kau itu yang apa-apaan Ken!! Pakai menyumbat mulut ibu mu ini dengan tangan mu!! Itu tangan ngomong-ngomong bersih atau tidak!" Seru Nayla sambil mengusap kasar mulutnya."Paling Ken pakai untuk ...." Kenzi tersenyum jahil untuk mengerjai sang ibu.Nayla langsung mengambil tisu dan membersihkan mulut nya."Sudah-sudah!! Ibu keluar sana! Biar aku saja yang mengeringkan rambut Freya!" Kenzi menarik paksa tangan Nayla untuk bangkit dan meninggalkan kamarnya.Kenzi langsung menutup pintu kamarnua, tepat di depan muka i

  • Ranjang Panas CEO   Bab 69

    Freya yang tengah emosi, kini sedang duduk di depan cermin rias di kamarnya."Dasar Mr.arogan! Apa karena kau punya banyak uang, itu artinya kau boleh melakukan apapun seenak jidatmu!" umpatnya, "Ya... meskipun memang uang berkuasa sih. Tapi kan tidak begitu konsepnya!" kesal Freya sembaru menatap pantulan wajah dongkolnya sendiri di cermin.Hingga saat pandangan matanya, kini tertuju pada totol-totol merah dilehernya yang kini berubah warna menjadi sedikit keunguan."Astaga... kenapa warnanya jadi berubah? Apa serangga yang menggigitku itu beracun?" Tak ingin mengambil resiko, Freya pun menyambar ponslenya dan mengetikkan apa yang ingin dia ketahui di laman mbah google.Dan seketika itu pula matanya membulat sempurna, karena yang muncul di sana sangat mengejutkannya. Pelaku yang membuatnya menjadi macan betina itu, ternyata bukanlah serangga, melainkan manusia laknat itu."Dasar Mr.Arogan mesum!" Sambil menghentakkan kakinya, Freya masuk ke dalam kamar mandi.Jangan tanya untuk apa,

  • Ranjang Panas CEO   Bab 68

    Seorang pelayan yang melintas, tampak terkejut melihat Freya yang tengah berada di dapur, "Nyonya?! Apa yang Nyonya lakukan?" tanyanya dengan berlari kecil, menghampiri Freya.Freya terkejut dengan tubuh yang sampai terlonjak, akibat panggilan pelayan itu. Dia menolehkan kepalanya dan berkata, "Apa kau tidak lihat? Aku ini sedang memasak. Apa aku terlihat seperti sedang bermain gundu?" tanya Freya sambil menghela nafas jengah.Mendengar jawaban dan tanggapan Freya, yang terlihat begitu acuh dan biasa saja, membuat pelayan itu justru semakin panik."Astaga Nyonya, biar saya saja. Kalau Nyonya butuh apa-apa, Nyonya tinggal panggil para pelayan. Ini bukan tempat Nyonya, di sini kotor dan berbahaya.Lagi dan lagi, Freya hanya bisa menghela nafas jengah. Apanya yang kotor? Dapur bukan tempat sampah, lalu berbahaya yang dimaksud itu apa? Apakah mungkin tabung gasnya akan meledak? No, karena rumah itu tidak menggunakan tabung gas, melainkam kompor listrik. Lalu dimana letak bahayanya? Lagip

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status