Ting!
Denting logam bertabrakan menghasilkan bunyi nyaring yang menyayat hati.
Krash! Brug!
Pedang Zening meleset, hanya menggores punggung sasarannya sebelum jatuh ke lantai bersama dua anak panah yang Deyun lepaskan.
“Ning’er,” rintih Daehan yang tergeletak tak jauh dari kaki putrinya.
Zening membuka mata dan terpukul melihat apa yang telah ia lakukan. “AYAH!” Zening meraih tubuh Daehan dalam pelukannya. “Kenapa kau lakukan ini?!” tangis Zening pecah.
Daehan terbatuk dan menyemburkan darah segar dari mulutnya. “Jangan menangis, Ning'er.”
Seketika Zening teringat ucapannya tentang menusuk orang di depannya dan tangisnya makin jadi. “Ayah, maafkan aku. Aku bersalah padamu. Bertahanlah, jangan tinggalkan aku seperti ini.”
“Zening, dengarkan aku. Maafkan kalau sampai napas terakhirku, aku tetap mau kau laksanakan wasiat sahabatku. Hanya itu permintaan terakhi
Di dua tempat yang berbeda, Wang Yang dan Wang Yoo memimpin pemakaman orang terdekat mereka. Upacara pemakaman Wang Su lebih megah dan hening, sedangkan upacara pemakaman Li Daehan lebih sederhana dan khidmat.Setelah abu jenazah dimasukkan ke dalam guci, Zening bergegas meninggalkan tempat pemakaman. Hanya karena mengikuti tradisi dan aturan yang berlaku di masyarakat, Zening menguatkan hati melihat jasad ayahnya habis dibakar api.Deyun mendekati Wang Yang saat pria itu hendak keluar dari halaman belakang rumahnya.“Pangeran, kalau tidak keberatan, tolong bicara dengan Zening. Dia sangat terpukul dengan kejadian hari ini.”Wang Yang menatap Deyun ragu. “Aku rasa, aku bukan orang yang tepat bicara dengannya. Kau tentu tahu bahwa dia tidak menyukaiku sejak pertama kali bertemu.”“Saya tahu, Pangeran. Namun, saya rasa ini adalah kesempatan kalian bicara berdua sebelum semuanya bergulir tanpa bisa dihentikan.”
“Apa yang kau lakukan?!” Deyun menyibak tirai kamar Zening dan terkejut melihat kondisi kamar itu seperti kapal karam.“Pria macam apa yang memaksa seorang wanita menikahinya tanpa rasa ragu sedikitpun. Pria macam apa yang seenaknya sendiri mengaturku bahkan sebelum menjadi bagian hidupku. Dan kau, kenapa kau tega katakan padanya kalau ada pria yang aku cintai? Kenapa tidak kau sebut saja namanya sekalian?”Zening meraih teko air di dekatnya dan melemparnya ke arah Deyun. Beruntung Deyun gesit menghindar sehingga teko pecah berantakan menghantam pilar penyangga bangunan.“Kau tahu, setelah mendengarnya bicara, aku semakin yakin kalau aku tidak akan sanggup hidup bersamanya. Aku tidak akan sanggup, Kak!”“Apa yang Wang Yang katakan padamu hingga kau begitu marah?”Zening bangkit dengan cepat. “Apa gunanya kau tahu? Yang harus kau tahu, saat ini aku begitu ingin menusuknya ....”Plak!
Ru Feng berlari cepat menuju pinggiran jurang. Nalurinya merasakan bahaya dan mulai mengurangi kecepatan. Kepalanya bergerak ke kanan ingin berbalik, tapi Zening terus melecutnya agar berlari kencang ke depan. Tepat di tepi jurang, Ru Feng meringkik dan mengangkat dua kaki depannya tanda protes.“Hahaha ... kau juga takut mati rupanya!” sindir Zening marah. “Baiklah, kalau begitu aku akan melompat sendiri tanpa mengajakmu serta!”Zening melompat dari punggung Ru Feng, menarik kekangnya menjauh dari jurang dan mengikatnya pada sebuah pohon akasia yang besar. Zening menangkup pipi Ru Feng dan menatap matanya.“Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu takut. Aku hanya berpikir bahwa mungkin kau ingin bertemu ayah, seperti aku. Maaf.” Zening mencium dan mengelus kuda kesayangannya. “Jaga Deyun untukku. Aku pergi.”Zening berbalik arah dan mulai melangkah ke pinggir jurang. Perlahan matanya mulai terpejam dan tanganny
Kediaman Raja, Istana Barat“Bagaimana kondisi Han Xiu? Apa lukanya parah?” tanya Wang Yang pada Huazhi sambil tetap membaca buku.“Dia sudah sadar, Yang Mulia. Berkat ramuan rahasia yang Anda berikan pada tabib istana, nyawa pria itu dapat tertolong.” Huazhi melangkah mendekati rajanya.“Ada apa? Katakan saja. Di sini hanya ada aku dan kamu, tidak perlu berbisik atau mendekat.”“Ampun, Yang Mulia. Ini adalah malam pernikahan Anda. Kenapa Yang Mulia ingin saya temani membaca buku? Ini akan menjadi pembicaraan di kalangan istana, Yang Mulia.”Wang Yang melempar gulungan buku yang terbuat dari potongan bambu, ke atas meja dan berpaling menatap Huazhi. “Aku tidak ingin ditebas pedang saat menghabiskan malam pertama. Aku rasa, kita perlu menghilangkan kungfu Zening agar tidak membahayakan.”Huazhi membungkuk hormat. “Ampuni saya, Yang Mulia. Saya tidak pernah berpikir sejauh itu.
Zening terbaring lemah di atas ranjang sejak dua hari lalu. Tenaga dalam dan ilmu bela dirinya dihilangkan secara paksa oleh Deyun dan Han Xiu atas perintah raja, yang tak lain suaminya. Pria yang dengan telaten merawatnya selama dua hari ini. Membantunya makan dan menghiburnya dengan membacakan banyak buku hingga Zening jatuh tertidur, seperti yang biasa Daehan lakukan.“Sebenarnya apa tujuanmu menghilangkan semua milikku? Apa kau begitu takut aku akan membunuhmu saat berdua denganku?”Wang Yang mengusapkan kain basah untuk membersihkan lengan Zening. “Aku tidak takut mati di tanganmu. Yang aku takutkan, kau menebas leher penghuni istana untuk meluapkan dendammu.”“Hentikan. Aku tidak butuh bantuanmu. Aku bisa melakukannya sendiri.” zening menumpukan berat tubuh bagian atasnya pada kedua siku dan lengan bawahnya. Berusaha keras untuk duduk.“Tidak perlu sungkan, aku akan membantumu sampai tenagamu pulih.” W
Wang Yang melihat bayangan hitam yang berkelebat pergi saat kakinya melangkah masuk. ‘Siapa itu? Apa mungkin penyusup? Kenapa Zening tidak berteriak memanggil pengawal?’“Apa yang kau lakukan di sana?” tanya Wang Yang mengejutkan Zening. ‘Dia kenal siapa bayangan tadi.” Wang Yang menyimpulkan dari reaksi Zening yang bingung menutup jendela dengan tubuhnya.“Eh, a-ku hanya ingin, ehm, merasakan udara malam,” sahut Zening bingung.“Tutup jendelanya, aku tidak ingin ada yang melihatku bercumbu denganmu.” Wang Yang terus memperhatikan sikap gelisah Zening, kepalanya berulang kali menengok ke kanan dan kiri sebelum menutup jendela.“Sini, biar aku bantu melepas jubahmu.” Zening berjalan mendekat dan jemarinya mulai membuka simpul di bagian bahu Wang Yang.Sret.Wang Yang menarik pinggang Zening mendekat padanya. “Aku tidak pernah melihatmu menggunakan pakaian berwarna m
Kediaman Ratu Qi, Istana SelatanSemua dayang yang bertugas di istana selatan sedang menepi, merapat ke dinding. Pasalnya, Suying sedang mengamuk. Hampir semua barang pecah belah yang menghias kediamannya hancur berantakan.“Bagaimana bisa Wang Yang akan segera memiliki keturunan?! Ini tidak bisa dibiarkan! Kenapa Wang Su yang malang tidak meninggalkan pewaris tahta untukku?!”Prang! Prang!Satu set teko dan cawan teh beserta isinya yang masih hangat pindah ke lantai. Begitu juga vas bunga hadiah dari kerajaan Mongol yang pernah direbutnya dari tangan Song Lin, ikut menjadi korban kemarahannya.“Hentikan, Bu! Tidak ada gunanya berbuat begini!” tegur Mu Lan.“Aku sangat ingin melempar mereka berdua seperti guci-guci ini, tapi tidak bisa. Apa kau tahu betapa marahnya aku sekarang?! Bagaimana kalau anak dalam kandungan permaisuri terlahir laki-laki, hahh?!”“Cukup, Bu! Hentikan!” Wang Yoo y
Kediaman Raja, Istana BaratZening sedang menyulam di dekat jendela ketika Han Xiu masuk mengantar Mu Lan.“Yang Mulia, Putri Mu Lan datang memberi salam.”Zening menoleh dan tersenyum ke arah keduanya. “Mendekatlah, Putri. Maaf, aku tidak bisa berdiri menyambutmu,” ujar Zening ramah.Mu Lan segera mendekat, memberi hormat dan duduk di dekat Zening. “Yang Mulia, Wang Mu Lan datang memberi salam sekaligus mengucapkan selamat untuk kehamilan Anda. Maaf, Mu Lan datang sendiri karena ibu sedang tidak enak badan.”Zening mengusap punggung tangan Mu Lan dan tersenyum ramah. “Tidak apa-apa. Kedatanganmu sudah menjadi hadiah besar untukku, Putri.”“Ini Mu Lan bawakan ramuan herbal dan kue ceri ketan. Semoga Anda menyukainya.” Mu Lan meletakkan keranjang rotan di samping Zening.“Terima kasih, Putri.”“Apa yang sedang Anda sulam, Yang Mulia?”Zeni