“Mana dia? Mana Wang Yang? Kau bilang dia ada di sini?” panik Suying sambil kebingungan mencari ke seluruh sisi kamarnya.
Wang Yoo segera mendekati Suying dan memeluknya. “Bu, tidak ada siapa-siapa di sini. Mungkin kau sedang bermimpi.” Wang Yoo terus menggosok punggung Suying lembut. “Berbaringlah, kau kurang tidur beberapa hari ini,” bujuk Wang Yoo seraya membantu Suying rebahan kembali.
“Benarkah? Tidak ada Wang Yang di sini?” selidik Suying curiga.
“Tidak, hanya ada aku dan Kakak. Tidurlah, Bu.” Mulan ikut meyakinkan Suying.
“Hhh, baguslah kalau begitu. Dia pasti akan membunuhku kalau dia tahu ibunya mati saat bersama denganku. Tidak, tidak, itu tidak boleh terjadi. Wang Yang tidak boleh tahu. Tidak, dia tidak boleh tahu ini semua.” Suying terus bergumam panik sambil bergelung seperti landak yang sedang menemui bahaya.
Setelah memastikan Suying kembali dalam buaian mimpi, M
“Apa Anda harus kembali ke dalam penjara?” Huazhi menghadang jalan Wang Yang untuk menghentikan langkahnya. “Apa tidak ada cara lain untuk membebaskan Anda?”“Jangan merengek seperti yang selalu Mulan lakukan! Aku akan baik-baik saja di dalam.” Wang Yang mendorong tubuh Huazhi ke samping.“Tapi, Pangeran! Anda harus tahu keadaan raja saat ini. Kondisinya sudah tidak memungkinkan lagi untuk memimpin.” Huazhi kembali menghadang jalan.“Aku tahu kau lakukan semua ini karena peduli padaku dan negara ini. Maka dari itu, lakukan semua yang Paman Li perintahkan padamu. Sudah, aku harus segera kembali ke penjara. Kasihan Wang Yoo, sudah terlalu lama berada di dalam.”Wang Yang bergegas masuk ke dalam penjara dan menempati posisinya yang beberapa waktu digantikan oleh adiknya.“Anda terlalu baik hati, Pangeran!” sesal Huazhi mengiring kepergian junjungannya.Di dalam salah satu r
Lengan Wang Yoo terasa sakit karena remasan Mulan yang terlalu kuat, membuat pria bertubuh kurus itu meringis kesakitan. “Kak, ada apa dengannya? Kenapa dia menggigil dan menakutkan begitu?” rengek Mulan ketakutan. “Aku harus melihatnya dari dekat. Jadi, sebaiknya kau lepaskan tanganmu. Kuku panjangmu mulai melukaiku,” desis Wang Yoo menahan sakit. “Tidak, jangan tinggalkan aku, Kak!” Wang Su mulai mengangkat tangannya menggapai udara, mencari tangan adiknya yang mungkin sedang terulur ke arahnya. “Yoo’er, Mulan, di mana kalian?” “Mulan, lepaskan tanganku!” perintah Wang Yoo sambil menggerakkan lengannya, memberontak dari cengkeraman adiknya. Bret! Lengan hanfu mahal milik Wang Yoo koyak karena aksi saling tarik barusan, menyisakan tatapan tajam yang menusuk ulu hati Mulan. Perlahan dan penuh penyesalan, Mulan melepaskan lengan Wang Yoo. “Kakak, ini Yoo’er. Apa yang terjadi dengan matamu?” Wang Yoo meraih tangan Wang Su
Tak butuh waktu lama, empat orang pengawal berlarian masuk dan menodongkan pedangnya pada ayah dan anak yang sedang berlutut minta ampun di depan Wang Yoo.“Tangkap mereka! Tabib dan putrinya berusaha meracuni raja!” seru Wang Yoo mengumumkan.“Ampuni kami, Yang Mulia!” teriak Ting Ye untuk kesekian kalinya. “Hamba mohon lepaskan Ru Lan. Dia tidak bersalah!” imbuhnya.“Pengawal, masukkan mereka ke penjara!” titah Wang Yoo tanpa peduli teriakan minta ampun ayah dan anak itu.“Ampun, Yang Mulia! Ampuni kami!”“Kenapa berisik sekali?” Wang Su membalikkan tubuhnya perlahan.“Kak, kau sudah bangun?” Mulan bergegas mendekat.“Ada apa? Kenapa berisik sekali?” ulang Wang Su seraya mencoba duduk.“Tabib kerajaan baru saja memeriksamu dan menjatuhkan sesutau yang aneh menurutku.” Wang Yoo ikut mendekat dan menyerahkan kantong sutra
Zhaolin melongo mendengar pertanyaan Wang Su. Kasim terlama di istana itu menegakkan tubuhnya dan melambaikan tangan tepat di depan muka Wang Su.“Ahh ...!” pekiknya kaget seraya bersujud.“Ada apa? Cheng Zhaolin, jawab aku!” panik Wang Su.“Hamba pantas mati, Baginda! Apa yang terjadi dengan penglihatan Anda? Apa kanselir sempat melukai anda, Baginda?”Mimik muka Wang Su berubah dingin. “Tidak ada yang terjadi dengan mataku. Aku hanya kehilangan penglihatan sementara. Cepat, katakan apa yang terjadi barusan!”Zhaolin mengangkat kepalanya dan menoleh pelan ke belakang. “Sebuah guci pecah dan kanselir sedang berdiri di tengah ruangan dengan tubuh penuh darah. Kami masuk setelah mendengar teriakan minta tolong dari dalam.”“Kasim, cepat cari tahu apa yang terjadi dengan kanselir. Jangan sampai kabar ini tersebar ke seluruh istana. Pastikan itu tidak terjadi. Mengerti?!”
Petir menyambar dengan dahsyatnya seolah memberi jawaban atas permohonan sungguh-sungguh seorang jenderal besar kerajaan Yongjin. Semua orang yang masih berada di aula tersentak kaget. Cuaca sedang cerah, langit terang, tidak ada tanda akan turun hujan, tapi petir menggelegar seakan tak lama lagi segera terjadi badai. “Aku anggap petir barusan sebagai jawaban atas permohonanku. Dewa penguasa semesta alam, roh para leluhur dinasti Wang, saksikanlah! Aku akan merubah semua ini, mengembalikannya ke tempat yang semestinya.” Li Daehan bersujud mencium tanah sebanyak tiga kali, lalu berdiri, membersihkan pakaiannya dan bergegas pergi menuju penjara. Ada hal besar yang harus segera ia lakukan, terlebih setelah Dewa Langit memberikan restunya. “Buka pintunya!” Penjaga penjara segera mengeluarkan kunci dari balik baju zirahnya dan membuka pintu penjara bawah tanah yang sudah menjadi tempat tinggal Wang Yang selama lebih dari sepuluh hari terakhir. “Pan
Penjara Bawah Tanah Daehan masih terus bersujud memohon pengampunan Wang Yang, meskipun pemuda berbadan tegap itu sudah berkali-kali berkata bahwa dia sudah memaafkan Daehan. “Yang Mulia, ampuni pria tua dan pelupa ini!” Dug. Dug. Dug. Daehan bersujud sampai kepalanya membentur ke lantai penjara. “Paman, hentikan! Aku sudah memaafkanmu. Aku sama sekali tidak menyalahkanmu. Sedikit banyak aku mendengar obrolan para prajurit tentang yang terjadi di istana, saat mereka berganti tugas jaga.” Wang Yang berlutut, menarik bahu Daehan agar pria itu menatapnya. “Apa benar yang aku dengar? Separah itukah keadaan dinasti ini? Lalu, apa yang kakakku lakukan? Wang Su memang bukan pria yang baik dalam pemerintahan, tapi dia bukan pria berhati dingin yang akan membiarkan rakyat menderita.” Daehan menegakkan tubuhnya dalam posisi tetap berlutut. “Ampun, Pangeran. Sudah tiga bulan ini, raja tidak pernah terlihat keluar dari kediamannya. Hanya k
Daehan terbeliak kaget. “Apa kau bilang barusan? Raja meminta Wang Yang masuk istana? Apa kau tahu arti dari perkataanmu? Jangan asal bicara!”“Maaf, Menteri Li. Saya juga sempat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang kasim kepala katakan, tapi itulah yang sebenarnya.”“Ayah, apa tidak sebaiknya kita endapkan dulu masalah ini. Kita pikirkan cara untuk menemui raja dan menanyakan langsung tentang ini, bagaimana?” usul Deyun.“Tidak bisa. Malam ini juga, aku harus membuat rencana membebaskan Yang’er dari penjara.” Daehan hanyut dalam pikirannya.“Penjara? Apa yang terjadi? Apa dia membuat kesalahan? Atau dia tertangkap saat menyelinap masuk istana?”“Yang’er ditangkap saat berusaha menerobos gerbang utama ketika ingin menghadiri pemakaman mendiang selir Chu. Sudahlah, tidak perlu kita bahas ini.”Deyun menggosok dagunya yang kasar karena ditumbuhi rambut ha
Beruntung, Zening dalam posisi duduk. Andaikata dia masih berdiri, mungkin saat ini dia sudah jatuh ke lantai karena lututnya seperti kehilangan tulang.“Kau bilang siapa? Xiaoyang? Apa kau tidak salah menyebutkan nama?” Zening meremas pinggiran bajunya.Deyun pindah ke samping Zening, duduk berdampingan di atas ranjang. “Aku minta maaf karena selama ini menyembunyikannya darimu. Ini demi --.” Deyun berusaha menjelaskan.“Demi apa aku tidak peduli. Kau tahu, aku merasa, saat ini kau sedang mendorongku sampai ke tepi jurang dan memaksaku untuk melompat,” lirih Zening dengan mata berkaca-kaca.“Sungguh, aku tidak bermaksud begitu. Awalnya aku ingin memberitahumu perlahan karena tidak ingin kau merasa seperti sekarang. Tapi keadaan berubah begitu cepat. Aku minta maaf.”Zening menatap kakaknya dengan perasaan campur aduk. Ingin sekali Zening marah dan berteriak, tapi nalarnya membenarkan semua yang Deyun