Share

Penjara Bawah Tanah #2

Author: Khomairoh
last update Last Updated: 2025-03-27 13:24:14

Udara di kuil Guru Agung terasa berat, dipenuhi dengan aura spiritual yang kuat dan aroma dupa yang harum. Lie Feng, Jian, Mei, Lin Xuan, Tuan Gu, dan Zhou duduk bersimpuh di depan Guru Agung, mendengarkan dengan saksama penjelasan Elder Tai tentang rencana Lord Viper.

"Lord Viper ingin menguasai dunia persilatan," kata Elder Tai, suaranya lemah namun penuh tekad. "Dia ingin meruntuhkan tatanan dunia lama dan membangun tatanan baru yang didasarkan pada kekuatan dan kekejaman."

"Dia berencana untuk menggunakan kekuatan spiritual kuno yang tertidur di bawah Gunung Tian," lanjut Elder Tai, "untuk mengendalikan seluruh dunia persilatan."

"Gunung Tian?" tanya Lie Feng, mengerutkan kening. "Bukankah itu gunung suci yang dijaga ketat oleh para pendekar dari berbagai aliran?"

"Ya," jawab Elder Tai. "Tapi Lord Viper sudah lama merencanakan ini. Dia telah menyusupkan beberapa pengikutnya ke dalam aliran-aliran tersebut untuk melemahkan pertahanan Gunung Tian."

"Kita harus menghentikannya," t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kemenangan Yang Berat

    Aula istana Lord Viper dipenuhi dengan asap dan debu sisa pertempuran sengit. Lie Feng, Jian, Mei, Lin Xuan, Tuan Gu, dan Elder Tai berdiri tegak, napas mereka tersengal-sengal, namun tekad mereka tak goyah. Mereka telah berhasil mengalahkan para penjaga, namun mereka tahu bahwa pertempuran sesungguhnya baru akan dimulai. Lord Viper, pemimpin Kelompok Naga Hitam, pasti bersembunyi di suatu tempat di dalam istana ini."Kita harus menemukannya," kata Lie Feng, matanya meneliti ruangan di sekitar mereka. "Lord Viper tidak akan bersembunyi selamanya.""Dia pasti berada di ruang rahasia," kata Mei, menunjuk ke sebuah pintu tersembunyi di balik sebuah patung naga."Ya," jawab Jian, matanya mencurigai pintu itu. "Itu terlihat seperti pintu rahasia."Mereka mendekati pintu itu dan mencobanya membuka. Pintu itu terkunci rapat."Ada jebakan di sini," kata Tuan Gu, menunjuk ke beberapa ukiran yang aneh di sekitar pintu. "Ukiran ini terlihat seperti tanda-tanda

    Last Updated : 2025-03-27
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kemenangan Yang Berat #2

    Pertempuran berlangsung sangat sengit. Lord Viper memiliki kekuatan spiritual yang sangat kuat, namun Lie Feng dan teman-temannya memiliki kekuatan dan tekad yang tak tergoyahkan. Mereka berjuang dengan keras untuk mengalahkan Lord Viper."Kalian tidak akan menang," desis Lord Viper, matanya menatap Lie Feng dengan kebencian. "Aku akan menghancurkan kalian semua.""Kita akan menghentikanmu," jawab Lie Feng, matanya menatap tegas ke mata Lord Viper. "Kami tidak akan menyerah."Lie Feng mengeluarkan aura spiritualnya yang kuat dan menyerang Lord Viper dengan semua kekuatannya. Jurus spiritualnya bertabrakan dengan jurus spiritual Lord Viper, menciptakan ledakan energi yang menakutkan.Ledakan energi spiritual bergemuruh mengguncang ruang rahasia, debu dan puing-puing beterbangan. Lie Feng, meski terhuyung, tetap tegak, matanya tertuju pada Lord Viper yang juga tampak terhuyung namun masih memancarkan aura ja

    Last Updated : 2025-03-27
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pertemuan dan Pertarungan di Puncak Gunung

    Angin dingin menerpa wajah Lie Feng, menusuk hingga ke tulang. Di puncak Gunung Tian, terpencil dan diselimuti kabut tebal, ia berdiri berhadapan dengan bayangan yang telah menghantuinya selama bertahun-tahun: Lord Viper, pemimpin Kelompok Naga Hitam. Langit mendung, mencerminkan suasana hati Lie Feng yang tegang. Di bawah kakinya, awan-awan bergulung-gulung seperti gelombang laut yang tak bertepi.Lord Viper berdiri tegak, aura jahatnya memenuhi udara. Jubah hitamnya berkibar tertiup angin, menyerupai sayap raksasa yang siap menerkam mangsanya. Di tangannya, sebuah tongkat hitam pekat memancarkan aura kematian yang mencekam."Akhirnya kita bertemu lagi, Lie Feng," desis Lord Viper, suaranya serak dan dingin seperti bisikan ular. "Aku sudah lama menunggumu.""Aku datang untuk mengakhiri semuanya," jawab Lie Feng, suaranya mantap meskipun jantungnya berdebar kencang. Pedang Dewa Abadi yang terhunus di tangannya memancarkan cahaya biru kehijauan yang lembut, berbeda dengan

    Last Updated : 2025-03-27
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pertemuan Dan Pertarungan di Puncak Gunung #2

    Lie Feng tersentak bangun. Tubuhnya masih terasa nyeri, luka-lukanya masih perih, namun sesuatu yang baru mengalir dalam dirinya – kepastian. Bayangan Guru Agungnya masih terasa jelas dalam pikirannya, petunjuk tentang Jurus Tapak Dewa tingkat 3 bergema di telinganya. Ia melihat Jian, Mei, Lin Xuan, dan Tuan Gu menatapnya dengan cemas."Lie Feng! Kau baik-baik saja?" seru Jian, suaranya dipenuhi kelegaan.Lie Feng mengangguk lemah. "Aku baik-baik saja. Aku tahu bagaimana mengalahkan Lord Viper sekarang.""Bagaimana caranya?" tanya Mei, matanya penuh dengan harapan."Guru Agung menunjukkan jalannya," jawab Lie Feng. "Aku harus menggunakan Jurus Tapak Dewa tingkat 3."Lord Viper, yang menunggu dengan sabar, tertawa keras. "Kau berpikir kau bisa mengalahkanku dengan jurus itu?" suaranya penuh dengan ejekan. "Kau sudah kelelahan dan terluka berat. Kau tidak akan bisa mengalahkanku.""Kita akan lihat," jawab Lie Feng, suaranya tetap mantap

    Last Updated : 2025-03-27
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bekas Luka Masa Lalu

    Udara di kamar sederhana itu terasa berat, dipenuhi aroma obat-obatan dan kayu. Lie Feng terbaring di tempat tidur, tubuhnya dibalut perban. Luka-luka akibat pertarungan dengan Lord Viper masih terasa perih, namun rasa sakit fisik itu tak sebanding dengan luka batin yang menggerogoti jiwanya. Kemenangan atas Lord Viper seharusnya membawa kebahagiaan, namun yang dirasakan Lie Feng hanyalah kekosongan.Jian duduk di sampingnya, tangannya menggenggam tangan Lie Feng. Wajahnya dipenuhi kekhawatiran. "Kau baik-baik saja, Lie Feng?" tanyanya lembut.Lie Feng tersenyum lemah. "Aku baik-baik saja, Jian. Hanya sedikit lelah." Namun, suaranya tidak meyakinkan. Ia merasa kosong, tujuan hidupnya tampak kabur.Mei masuk, membawa semangkuk bubur hangat. "Makanlah ini, Lie Feng. Kau butuh tenaga untuk memulihkan diri."Lie Feng menerima bubur itu, namun hanya memakannya sedikit. Pikirannya melayang ke masa lalu, ke masa kecilnya yang kelam. Kenangan yang selama ini ia pendam muncul

    Last Updated : 2025-03-27
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Strategi Baru

    Angin sepoi-sepoi menerpa wajah Lie Feng saat ia berjalan menuju puncak Gunung Lonceng, tempat kediaman Master Jian, sahabat karib Guru Agung. Perjalanan setelah pertempuran dahsyat di Gunung Tian telah membuatnya merenung. Meskipun ia berhasil mengalahkan Lord Viper, ancaman belum sepenuhnya sirna. Sisa-sisa Kelompok Naga Hitam masih berkeliaran, menunggu kesempatan untuk membalas dendam.Lie Feng membutuhkan strategi baru, sesuatu yang melampaui kekuatan fisik semata. Ia membutuhkan bimbingan Master Jian, seorang ahli strategi ulung yang dikenal karena kecerdasannya yang luar biasa.Sesampainya di puncak gunung, Lie Feng disambut oleh Master Jian, seorang pria tua dengan rambut putih panjang dan mata yang tajam. Ia duduk di bawah pohon sakura tua, aura ketenangan terpancar dari dirinya."Lie Feng," sapa Master Jian, suaranya lembut namun berwibawa. "Kau telah melakukan dengan baik di Gunung Tian. Kau telah menunjukkan keberanian dan kekuatan yang lua

    Last Updated : 2025-03-27
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pengkhianatan

    Kemenangan atas sisa-sisa Kelompok Naga Hitam seharusnya membawa kedamaian, namun bayangan pengkhianatan justru menyelimuti kuil Guru Agung. Lie Feng, yang tengah merencanakan langkah selanjutnya untuk mengamankan dunia persilatan, menerima informasi mengejutkan dari Lin Xuan."Lie Feng," mulai Lin Xuan, suaranya serius, "aku telah mendeteksi aktivitas yang mencurigakan. Sepertinya salah satu dari kita… bekerja sama dengan Kelompok Naga Hitam."Lie Feng terkejut. Ia tidak percaya bahwa salah satu anggota timnya akan mengkhianati mereka. "Siapa?" tanyanya, suaranya gemetar."Aku belum bisa menentukannya dengan pasti," jawab Lin Xuan. "Namun, aku telah mendeteksi serangkaian komunikasi terenkripsi antara salah satu dari kita dengan seseorang yang terkait dengan Kelompok Naga Hitam. Aku sedang mencoba untuk memecahkan enkripsi tersebut."Lie Feng merasakan kecemasan yang menyerang jiwanya. Ia tidak percaya

    Last Updated : 2025-03-28
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pertempuran Terakhir

    Udara di markas besar Kelompok Naga Hitam bergemuruh dengan aura kegelapan. Lie Feng, diikuti Jian, Mei, dan Tuan Gu, berdiri di ambang pertempuran terakhir. Lin Xuan, yang tidak terampil dalam seni pertarungan, tetap berada di belakang, memberikan dukungan strategis dan informasi melalui sistem pemantauannya. Mereka telah melewati banyak cobaan, tetapi ini adalah pertempuran yang akan menentukan segalanya."Dia menunggu kita," kata Lie Feng, matanya memandang ke dalam markas besar yang menyeramkan. "Pemimpin Kelompok Naga Hitam… ia lebih kuat dari yang kita bayangkan.""Kita harus berhati-hati," jawab Jian. "Ia sangat licik dan memiliki banyak kejutan.""Kita telah siap," kata Mei. "Kita akan mengalahkannya bersama-sama.""Ingat strategi kita," ingatkan Tuan Gu. "Kerja sama tim adalah kunci kemenangan kita."Mereka memasuki markas besar Kelompok Naga Hitam. Di dalam, mereka dihadapi o

    Last Updated : 2025-03-28

Latest chapter

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Meditasi dan Pengungkapan

    Gulungan kuno itu telah membuka sebuah jendela kecil ke dalam masa lalu Lie Feng, tetapi hanya sekilas. Banyak pertanyaan masih belum terjawab, dan rasa penasaran yang membara membakar jiwanya. Hubungannya dengan Vashta, wanita misterius dalam mimpinya, dan arti dari "anak yang dipilih," "kekuatan yang tertidur," dan "ikatan darah yang tak terputus"—semuanya masih menjadi teka-teki yang membingungkan.Lie Feng menyadari bahwa ia membutuhkan jawaban, dan ia tahu di mana harus mencarinya: di dalam dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk melakukan meditasi mendalam, mencoba untuk menembus lapisan-lapisan ingatan yang terkubur dalam, untuk menemukan kebenaran yang telah lama tersembunyi.Ia mencari tempat yang tenang dan damai, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perguruan. Di puncak gunung yang menjulang tinggi di belakang perguruan, di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang, ia memulai meditasi. Ia duduk bersila, menutup matanya, dan membiarkan pikirannya melayang, me

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Gulungan Tersembunyi

    Petunjuk dari ukiran kuno itu, walau samar, menuntun Lie Feng ke jantung Perguruan Naga Teratai. Bukan ke ruang pelatihan, bukan ke tempat tinggal para murid, tetapi ke sebuah tempat yang tersembunyi, yang keberadaannya hanya diketahui oleh segelintir orang terpilih – perpustakaan rahasia. Selama bertahun-tahun, Lie Feng sendiri pun tak pernah mengetahuinya. Hanya sebuah intuisi yang kuat, didorong oleh sisa-sisa energi Vashta yang masih berdenyut di udara, yang membawanya ke sana.Lie Feng, didampingi Lin Xue dan Mei Lin, menemukan lorong sempit yang hampir tak terlihat, tersembunyi di balik tirai tanaman rambat lebat di taman belakang perguruan. Udara di dalam lorong terasa lembap dan berat, bau tanah dan kayu lapuk memenuhi hidung. Lin Xue menyinari lorong dengan obornya, mengungkapkan dinding batu yang kuno dan lembap."Ini… sangat berbeda dari bagian perguruan lainnya," kata Mei Lin, suaranya berbisik, seperti takut mengganggu kedamaian tempa

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Resonansi Energi

    Udara di Perguruan Naga Teratai masih bergetar, meski pertempuran dahsyat melawan makhluk dunia lain telah berakhir beberapa minggu lalu. Bekas luka masih terlihat jelas di dinding-dinding perguruan, tanda nyata dari pertempuran sengit yang telah mereka lalui. Lie Feng, yang tampak lebih kurus dan lelah daripada biasanya, duduk bersila di halaman belakang, matanya terpejam rapat. Bukan sekadar beristirahat, ini adalah meditasi yang mendalam, sebuah pencarian akan sesuatu yang tersembunyi, sesuatu yang hanya dia yang bisa merasakannya.Udara di sekitarnya berdenyut dengan energi yang samar, getaran halus yang terasa seperti bisikan di antara daun-daun. Ini bukan energi chi biasa yang mengalir di tubuh para pendekar, bukan pula energi gelap yang mengerikan dari makhluk dunia lain. Ini adalah sesuatu yang berbeda, sesuatu yang… mengenal. Sebuah resonansi energi yang unik, dingin, tajam, dan menyeramkan, namun juga… familiar.Setelah beberapa saat, Lie Feng membu

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan #3

    Tim pengintai Jian berangkat menuju pegunungan barat. Mereka terdiri dari Jian sendiri, dua murid senior yang terampil dalam pertempuran jarak dekat, dan seorang ahli dalam penyamaran dan pengintaian. Perjalanan mereka berbahaya dan penuh tantangan. Mereka harus melewati hutan lebat, tebing curam, dan sungai deras. Mereka juga harus menghindari patroli musuh dan jebakan yang tersembunyi.Setelah beberapa hari perjalanan, mereka tiba di sebuah lembah terpencil. Di tengah lembah, terdapat sebuah bangunan kuno yang memancarkan energi misterius yang kuat. Energi itu sama dengan energi yang terdeteksi di berbagai tempat di dunia."Ini dia," kata Jian, suaranya berbisik. "Sumber energi misterius itu."Mereka mendekati bangunan tersebut dengan hati-hati. Mereka memasuki bangunan tersebut dengan hati-hati. Di dalam, mereka menemukan banyak ruangan yang penuh dengan artefak kuno dan gulungan kuno. Mereka juga menemukan beberapa makhluk misterius ya

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan #2

    Di sisi lain lapangan, Mei Lin melatih kelompoknya dalam meningkatkan intuisi dan kesadaran energi. "Tutup matamu," perintahnya. "Rasakan energi di sekitarmu. Rasakan getaran terkecil pun. Itu adalah kunci untuk memperkirakan gerakan lawan dan menghindari bahaya.""Sangat sulit, Tuan Mei Lin," keluh seorang murid. "Saya tidak bisa merasakan apa pun.""Sabar," jawab Mei Lin. "Ini membutuhkan latihan dan konsentrasi. Jangan menyerah. Kemampuan ini akan menyelamatkan hidupmu di lapangan pertempuran."Jian, dengan kelompoknya yang terdiri dari murid senior, berlatih dalam mengembangkan strategi pertempuran yang baru. "Kita harus mempelajari kelemahan musuh kita yang lalu," katanya. "Kita harus mengetahui bagaimana mereka bergerak, bagaimana mereka menyerang, dan bagaimana mereka berpikir.""Tapi bagaimana kita bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan?" tanya seorang murid."Ki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan

    Sinar matahari pagi menyinari Perguruan Naga Teratai, mengusir bayang-bayang kegelapan yang masih melekat setelah pertempuran dahsyat melawan makhluk energi gelap. Udara sejuk pagi membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang baru saja terkena embun. Di halaman perguruan, yang masih menunjukkan bekas-bekas pertempuran, Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin berdiri berdampingan, memandang para murid mereka yang berkumpul. Wajah-wajah mereka, meski lelah, mencerminkan tekad yang baru. Mereka telah melewati ujian api, dan telah keluar sebagai pemenang, tetapi kemenangan ini hanyalah awal dari perjalanan baru yang lebih panjang dan lebih menantang.Lie Feng memulai, suaranya tenang namun berwibawa, "Kita telah melewati banyak hal bersama. Kita telah menghadapi kematian, kehilangan, dan keputusasaan. Namun, kita telah melewatinya bersama-sama. Kita telah mengukir ikatan persahabatan yang lebih kuat dari baja."Lin Xue mengangguk, "Ya, Lie Feng. Pertempuran itu telah menempa ki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bayangan di Ufuk Baru

    Ketegangan menyelimuti Perguruan Naga Teratai. Getaran yang terasa beberapa hari lalu semakin kuat, mengindikasikan bahwa ancaman itu semakin dekat. Para petarung, di bawah kepemimpinan Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin, terus memperkuat pertahanan dan meningkatkan kewaspadaan. Mereka berlatih dengan tekun, menajamkan intuisi dan memperkuat kerja sama tim mereka.Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, getaran itu mencapai puncaknya. Tanah berguncang hebat, dan suara gemuruh menggelegar di udara. Para petarung siaga penuh, pedang mereka terhunus, siap menghadapi apa pun yang akan datang."Itu dia!" teriak Jian, matanya melihat sesuatu di ujung hutan di dekat perguruan. "Ada sesuatu yang sedang mendekati!"Semua petarung menatap ke arah ujung hutan. Di tengah kegelapan, mereka melihat sesosok bayangan besar bergerak mendekati perguruan. Bayangan itu memancarkan aura yang sangat mengancam, aura yang beg

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kekuatan Baru #2

    Matahari terbit di ufuk timur, mewarnai langit dengan warna jingga keemasan. Udara pagi masih sejuk, membawa kesegaran yang menenangkan. Di halaman Perguruan Naga Teratai, para petarung berkumpul untuk latihan rutin. Namun, latihan kali ini berbeda. Lie Feng telah memperkenalkan metode pelatihan baru yang menekankan pada pengembangan kekuatan batin dan kerja sama tim yang lebih efektif."Hari ini, kita akan fokus pada intuisi," kata Lie Feng, suaranya tenang tetapi tegas. "Kemampuan untuk merasakan bahaya sebelum ia datang adalah senjata paling ampuh yang kita miliki.""Bagaimana kita melatih intuisi kita?" tanya Jian, salah satu petarung muda, dengan penasaran. "Apakah kita harus berlatih merasakan getaran di tanah seperti yang terjadi sebelumnya?""Itu salah satu caranya," jawab Lin Xue. "Tetapi intuisi itu lebih dari sekadar merasakan getaran fisik. Itu adalah kemampuan untuk merasakan energi di sekitar kita, untuk merasakan bah

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kekuatan Baru

    Matahari pagi menyinari Perguruan Naga Teratai, cahaya keemasannya menerangi wajah-wajah para petarung yang berkumpul di halaman luas. Suasana berbeda dari beberapa minggu lalu. Ketegangan dan ketakutan telah sirna, diganti oleh suasana yang tenang tetapi penuh dengan kekuatan baru. Mereka telah melewati ujian api, dan dari uji itu, mereka muncul lebih kuat dan lebih bijak.Lie Feng berdiri di depan mereka, senyum tersungging di bibirnya. "Teman-teman," katanya, suaranya bergema di seluruh halaman, "kita telah melewati masa yang sangat sulit. Kita telah menghadapi pengkhianatan, kehilangan, dan ancaman yang sangat besar. Tetapi kita telah melewatinya bersama-sama. Kita telah membangun kembali kepercayaan kita, dan dari abu kehancuran, kita telah menemukan kekuatan baru.""Kekuatan baru itu bukan hanya tentang kemampuan bertarung kita," lanjutnya, "tetapi juga tentang kebijaksanaan dan kekuatan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status