Share

Bab 868

Penulis: Anak Ketiga
"Sepertinya kamu nggak bisa memakainya besok."

"Ah? Apa maksudnya?"

"Karena aku butuh liontin giok itu besok. Pinjamkan liontin itu kepadaku dulu," jelas Tobi.

"Begitu rupanya. Bikin kaget saja. Kak Tobi bisa ambil liontin itu kapan saja. Lagi pula, itu memang milikmu. Kamu nggak perlu meminjamnya."

"Mana bisa. Aku sudah berikan liontin itu kepadamu, jadi sekarang itu milikmu. Hanya saja, situasinya agak istimewa kali ini, jadi aku butuh liontin giok itu," kata Tobi.

"Ya!"

Kak Tobi tidak mengatakan apa yang ingin dia lakukan dengan liontin giok itu, jadi Kristin juga tidak bertanya lagi. Kalau Kak Tobi merasa perlu, dia pasti akan mengatakannya kepadanya.

Setelah keduanya selesai makan, Tobi mengajak Kristin untuk membeli banyak barang kebutuhan untuknya. Selesai berbelanja, barulah mereka kembali ke kompleks perumahan Kristin.

Tobi juga membantu Kristin menenteng barang belanjaan mereka sampai di depan pintu.

Begitu membuka pintu, Meli langsung menyambut Tobi dengan ramah. Meli tersen
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kebun Jambu Farra Sos
sekali sekali kasih bonus bab yg banyak apa salah nya...masa 2 bab terus...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 869

    Keesokan paginya, tepat jam enam, Tobi telah dibangunkan oleh dering ponselnya. Dia mengambil ponselnya dan menjawab, "Halo!""Kak Tobi, apa yang kamu lakukan? Kamu masih tidur?"Terdengar suara mendesak Jessi dari seberang sana."Ya, masih pagi begini, kalau nggak tidur, apa lagi yang bisa kulakukan?" tanya Tobi dengan bingung."Kamu masih bisa tidur?""Masa kamu belum tahu? Widia sudah mau pergi ke Jatra dengan Rio, tuan muda dari Keluarga Yudistira hari ini." Jessi bahkan lebih khawatir dibandingkan Tobi.Menurut pemahamannya, Kak Tobi telah mengenal Widia sejak kecil, apalagi Kak Tobi tidak pernah melupakannya. Dia pasti sangat mencintai Widia.Dia juga mendengar hal ini dari ayahnya, Damar."Oh, itu yang kamu maksud. Aku tahu, kok.""Kamu tahu? Kalau begitu, kenapa kamu nggak khawatir sama sekali? Apa kamu sungguh nggak menyukainya lagi?""Oh ya, kudengar kalian sudah bercerai?"Jessi juga baru saja mengetahui hal ini. Meski begitu, dia juga ingin mengingatkan Tobi. Dia ingin pria

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 870

    Saat itu, Martha berada di sisi Widia. Dia mulai memarahi Tobi, kakak iparnya, berkali-kali. Sia-sia kakak sepupunya begitu memercayainya. Meski Martha sudah mengatakan yang sebenarnya kepadanya, pria itu masih belum muncul juga.Dasar pengecut!Ekspresi Widia tampak dingin sekaligus sedih. Dia tahu nasibnya tidak bisa diubah lagi. Namun, apa pun yang terjadi, sekalipun harus mengorbankan nyawanya, dia juga tidak akan membiarkan tubuhnya dinodai Rio.Selain Tobi, dia tidak akan mengizinkan pria lain menyentuh tubuhnya.Sekalipun harus membuat Keluarga Lianto hancur.Dia juga tidak peduli begitu banyak lagi. Salahkan saja kakek dan orang tuanya sendiri.Andai dia meninggal di kediaman Keluarga Yudistira di Jatra, seharusnya Rio tidak punya alasan untuk mencelakai orang tuanya dan keluarganya."Kak Widia, kamu yakin mau pergi bersama Tuan Rio?" tanya Martha tidak tahan lagi."Kalau nggak? Memangnya aku punya jalan lain?"Widia tersenyum sedih dan berkata, "Martha, kalau kamu punya kesemp

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 871

    Sayangnya, Kakek Muhar dan yang lainnya tidak tahu apa yang dipikirkan Rio. Di mata Rio, Keluarga Lianto hanyalah keluarga lemah yang tidak pantas dibandingkan dengan keluarganya.Lagi pula, mereka memang tidak berada pada level yang sama.Asalkan Rio angkat bicara, apalagi hanya dengan satu perintah, dia akan punya banyak cara untuk menghancurkan Keluarga Lianto.Setelah masuk dan bertegur sapa sebentar, semua orang mulai menyebut nama Widia.Saat ini, Widia juga tidak bisa terus bersembunyi di dalam kamarnya. Jadi, dia hanya bisa menguatkan dirinya dan mulai berjalan keluar.Martha berada di belakangnya, tetapi tidak mengikutinya keluar.Dia sungguh tidak tahan melihat adegan itu.Tak disangka, kakak iparnya, Tobi, begitu berengsek dan pengecut. Dia pasti akan memarahi pria itu habis-habisan.Martha tidak peduli lagi dengan pandangan Tobi terhadap dirinya.Jadi, dia diam-diam menghubungi nomor telepon Tobi.Ternyata, Tobi saat ini sudah sampai di luar kediaman Lianto, tetapi dia tida

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 872

    Kakek Muhar menyetujuinya dan langsung berpesan kepada cucunya, "Widia, mulai sekarang, ikuti perkataan Tuan Rio. Kamu harus patuh dan jangan lakukan hal yang nggak pantas kamu lakukan.""Betul. Jangan tunjukkan sikap keras kepalamu di hadapan Tuan Rio. Apa pun yang Tuan Rio katakan, kamu harus mengikutinya. Apa pun yang dia minta, lakukan saja dengan patuh. Yang paling penting lagi, kamu harus banyak berbuat, banyak belajar, dan kurangi bicara."Ibunya Widia segera mengingatkan putrinya berulang kali. Seolah-olah ingin mengajari putrinya bagaimana cara menjadi seorang istri yang bijaksana.Saat mendengar itu, Rio bertambah bangga. Seperti inilah orang-orang kelas bawah yang tinggal di kota kecil seperti ini.Begitu putri mereka disukai oleh tuan muda yang mulia seperti dirinya, hanya dengan beberapa kata saja sudah cukup untuk membuat mereka bersyukur.Makin mendengar pujian yang dilontarkan Kakek Muhar dan ibunya Widia, dia makin memandang rendah Keluarga Lianto, termasuk Widia.Dia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 873

    Begitu suara Tobi terdengar, semua orang langsung melihat ke arah pintu.Lantaran Kakek Muhar sangat memprioritaskan acara bahagia hari ini, selain seluruh kerabat Keluarga Lianto, bahkan beberapa temannya pun turut hadir di sana.Bisa dikatakan, lumayan banyak orang yang ada di sana sekarang.Saat ini, Martha tampak terkejut. Mendengar suara itu, dia langsung melihat ke arah pintu. Bukankah itu kakak ipar yang sedari tadi dia nantikan?Dia datang!Kakak ipar benar-benar datang. Dia tidak membohonginya!Apalagi, yang barusan pria itu katakan bukan hanya membuat orang tersentuh, tetapi juga begitu menegangkan. Namun, yang paling penting adalah bagaimana dia bisa mengatasi amarah Tuan Rio?Benar saja. Martha berbalik dan menatap Rio. Wajah pria itu tampak muram. Dia menatap Tobi lekat-lekat. Niat membunuh di matanya bisa terlihat jelas.Namun, kakak sepupunya jelas sangat gembira dan antusias.Widia memang sangat antusias. Padahal, dia barusan sudah begitu putus asa.Tak disangka, tepat

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 874

    Ayah dan ibunya Widia tertegun sejenak. Setelah itu, mereka langsung memarahinya, "Candra, jangan ikut campur di sini. Kamu sadar apa yang kamu bicarakan?""Tentu saja aku tahu apa yang kubicarakan. Kak Tobi, kamu datang ke sini untuk mencari kakakku, 'kan? Kakakku ada di sana. Dia sudah menunggumu dari tadi," ucap Candra dengan suara keras."Candra! Kembali ke kamarmu!"Kakek Muhar juga kelihatan marah. Sejak kecil, cucunya yang satu ini selalu membuat dirinya khawatir, apalagi dia juga sering menyebabkan masalah besar berkali-kali.Sebelumnya, dia masih beruntung. Berkat bantuan Tobi, yang menakut-nakuti lawan, cucunya berhasil lolos dari berbagai bencana besar.Kali ini, benar-benar di luar dugaan. Beraninya Candra mengatakan hal seperti ini. Bukankah dia sudah membuat Tuan Rio tersinggung?Menghadapi omelan Kakek Muhar, Candra langsung menundukkan kepalanya. Dia jelas takut kepada kakeknya.Dia terpaksa menyingkir ke samping, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda mau pergi.Kakek Mu

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 875

    Rio mengepalkan tangannya erat-erat. Tubuhnya memancarkan kemarahan yang luar biasa. Jelas-jelas, dia terlihat emosi.Kalau bukan karena situasi hari ini berbeda, dia pasti sudah mengambil tindakan.Wajah Widia berubah pucat. Dia panik dan segera berkata dengan suara keras, "Tobi, jangan lupa, kita sudah bercerai. Saat ini, kita sudah nggak punya hubungan apa-apa lagi, jadi berhenti menggangguku dan segera pergi dari sini."Kakek Muhar dan yang lainnya juga memandang Tobi dengan geram.Beraninya bajingan ini merusak hal baik Keluarga Lianto mereka. Sungguh menyebalkan sekali!Namun, nyawa bocah ini sudah mau berakhir. Dia sudah membuat Tuan Rio marah besar. Sekalipun kemampuannya hebat, dia juga akan berakhir celaka.Meski diusir oleh Widia, Tobi tidak marah sama sekali. Lantaran dia bisa dengan jelas melihat perhatian dan perasaan wanita itu dalam sorot matanya.Widia khawatir sesuatu terjadi kepadanya.Begitu mendengar kata-kata Widia, Rio bukan hanya tidak senang, tetapi ekspresinya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 876

    Namun, Tobi yang di hadapannya ini mengucapkan setiap kata dengan tepat, bahkan nadanya persis seperti waktu itu.Di saat bersamaan, bayangan Pengemis Kecil dalam benaknya dan sosok Tobi perlahan-lahan menyatu.Ditambah dengan liontin giok di tangannya."Ka ... kamu sungguh si Pengemis Kecil?” Saking antusiasnya, Widia sampai kesulitan untuk berbicara dengan jelas. Dia masih memastikan dengan tidak percaya. Padahal, dalam hatinya dia sudah yakin sepenuhnya.Namun, dia benar-benar tidak percaya kalau Tobi adalah Pengemis Kecil, yang selalu membekas di benaknya itu.Yang selama ini dia anggap sebagai angan-angan itu malah berubah menjadi kenyataan."Ya!" jawab Tobi dengan tegas. Sejak kecil, dia sudah punya ingatan yang sangat tajam, jadi tentu saja dia tidak akan melupakan semua itu. Dia pun kembali menambahkan, "Sebenarnya, salah satu tujuanku datang ke Kota Tawuna ini adalah untuk mencarimu. Untunglah, sudah berhasil kutemukan.""Kebetulan sekali. Benar-benar kebetulan sekali."Wajah

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1670

    Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1669

    Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1668

    Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1667

    Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1666

    Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1665

    Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1664

    "Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1663

    Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1662

    "Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status