Ekspresi Bahri terlihat kusut. Dia masih sangat terkejut."Se ... sebenarnya berapa usiamu?"Tobi tertegun sejenak. Dia mengira tetua itu akan menanyakan tingkat kekuatannya. Tak disangka, dia malah menanyakan usianya. Tobi tersenyum dan berkata, "Dua puluh enam, kenapa?""Nggak mungkin!"Respons Bahri wajar-wajar saja. Dia kemudian paham lawan begitu kuat, mana mungkin dia akan membodohi dirinya. "Mengapa kamu nggak membunuhku?""Kenapa harus membunuhmu?" tanya Tobi balik."Karena aku datang ke sini untuk membunuhmu. Sekalipun kamu membunuhku, aku juga menerimanya." Bahri sudah bersiap-siap untuk mati."Kamu nggak berkemampuan makanya nggak bisa membunuhku, tapi ada dua alasan mengapa aku nggak membunuhmu.""Pertama, terus terang saja, meski aku dan Keluarga Suganda berselisih saat ini, kami juga nggak punya dendam, jadi kami nggak perlu berperang dengan mempertaruhkan hidup mati.""Kedua, tingkat kultivasimu sudah termasuk tinggi, apalagi Guru Besar sudah jarang ditemukan di Harlanda
Wajah Bahri berubah pucat. Dia kembali bertanya, "Bolehkah aku menelepon Keluarga Suganda?""Tentu saja!"Tapi kamu harus menerima tawaran yang barusan kukatakan. Selain itu, mulai sekarang, kamu nggak boleh mencampuri urusan Keluarga Suganda lagi. Kamu harus fokus menjadi rekan latihan bawahanku. Kamu juga nggak boleh memberi tahu orang lain mengenai masalah ini.""Nggak masalah, akan kuturuti perkataanmu," ucap Bahri dengan cepat."Oke, nanti kamu telepon nomor ini saja. Oh ya, namanya Pandu.""Aku pergi dulu. Kuharap saat tiba di Sekte Suganda nanti, aku nggak disambut dengan senjata, melainkan dengan makanan dan anggur."Hanya bergerak sedikit, Tobi kini telah duduk di dalam mobil. Dia langsung menyalakan mesin dan meluncur ke Silinos.Tanpa perlu berpikir panjang lagi, Bahri segera menelepon Rama, kepala Keluarga Suganda. Setelah beberapa saat, barulah Rama mengangkat telepon."Tetua Bahri, bagaimana situasinya? Apa sudah selesai? Oh ya, kamu nggak membunuhnya, 'kan?" tanya Rama.
"Lantaran Tetua sudah bilang begitu, Evan nggak perlu khawatir lagi.""Ingat, suruh Evan serap Energi Sembilan Bulan milik Jessi secepat mungkin agar dia bisa menerobos Alam Guru Besar. Jangan ditunda terlalu lama lagi daripada nanti terjadi hal yang nggak diinginkan.""Baik!""Kalau begitu, kembalilah. Aku masih harus melanjutkan kultivasiku.""Ya!"Dengan adanya jaminan tetua utama, Rama terlihat senang sekaligus lega. Apalagi membayangkan putranya akan menerobos Alam Guru Besar, bahkan kelak mungkin akan melampaui kekuatan tetua utama.Jelas sekali, mereka sama sekali tidak mengindahkan kata-kata Bahri.Beberapa jam kemudian, Tobi telah sampai di sekitar kediaman Suganda. Hanya melihat gerbang dari kejauhan, kediamannya tampak begitu megah.Patung-patung yang sangat indah nan megah, area di dalamnya bahkan lebih besarFasilitasnya beragam dan sangat lengkap.Bisa dikatakan, Sekte Suganda juga tidak kalah jauh dari Sekte Naga. Bahkan ahli bela diri mereka juga bisa dibandingkan denga
Namun, di kala Jessi merasa terharu, dia masih teringat dengan hal yang lebih menakutkan lagi. Berdasarkan kekuatan Kak Tobi, jika ahli bela diri Sekte Suganda mengambil tindakan, dia pasti akan mati."Kak Tobi ...."Jessi buru-buru berkata, "Cepat pergi. Ini bukan tempat yang seharusnya kamu datangi."Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ada alasan aku datang jauh-jauh ke sini. Mana mungkin aku kembali sendirian?""Sekalipun pergi, kita juga harus bersama."Jessi sangat tersentuh saat mendengar kata-kata ini. Meski harus mati sekarang, dia juga rela. Namun, ini bukan saatnya Kak Tobi bicara seperti itu. Kalau ketahuan sama yang lain, dia pasti akan mati.Saat dia hendak berpura-pura memutuskan hubungan.Namun, dua murid Keluarga Suganda yang menjaga Jessi sudah geram dan berkata dengan suara lantang, "Bocah, nyalimu hebat juga. Beraninya kamu menaruh perasaan pada Nyonya Muda kami. Tampaknya kamu sudah bosan hidup."Ketika Jessi mendengar itu, dia buru-buru berkata, "Nggak, dia
Berbicara sampai di sini, Tobi langsung berhenti. Mengapa dia memberi tahu Jessi tentang masalah ini? Jangan-jangan dia ingin membandingkan dirinya dengan Evan? Bukankah dia sedang mencari masalah sendiri?Benar saja. Saat mendengar itu, Jessi juga terkejut. Matanya tampak berbinar-binar, tetapi dia tersadar kembali dan segera berkata, "Tak peduli apa pun itu, Kak Tobi, kamu benar-benar hebat. Sebelum mereka keluar, cepat kabur dari sini.""Kalau nggak, aku ikut bersamamu."Dia berpikir, kalau dia pergi, Evan mungkin tidak berani mengambil tindakan kepada Keluarga Yusnuwa. Andai Keluarga Yusnuwa hancur, Jessi tidak akan bisa dikendalikan olehnya lagi. Sekalipun harus mati, dia juga tidak akan membantunya.Namun, Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sudah terlambat untuk kabur sekarang."Benar saja. Begitu dia selesai berbicara, sekelompok pria yang berjumlah dua puluh orang telah muncul di depan pintu. Semuanya tampak begitu luar biasa. Jelas-jelas, mereka semua punya keahlian ya
"Kak Tobi, kekuatanmu sudah sampai di tingkat mana?" tanya Jessi masih dengan ekspresi terkejut.Tobi tersenyum tipis, kemudian berkata, "Coba kamu tebak!"Jessi merasa Kak Tobi sedang menggodanya. Untuk sesaat, dia bahkan lupa tempat ini sangat berbahaya. Wajahnya memerah dan berkata dengan manja, "Mana mungkin aku bisa menebaknya.""Tobi!"Di saat ini, terdengar suara dingin yang memanggilnya. Dia tak lain adalah Evan, tuan muda dari Sekte Suganda. Selain itu, masih ada beberapa ahli bela diri di sampingnya, termasuk Faid, ahli bela diri setingkat Guru Besar.Mata lawan menatap tajam Tobi."Bagus, akhirnya ketua kalian muncul juga."Tobi tersenyum dan berkata dengan nada datar "Evan, sudah kuperingatkan sebelumnya, lepaskan Jessi, tapi sepertinya kamu hanya anggap itu angin lalu. Jadi, aku terpaksa datang ke sini.""Lancang!""Tobi!""Kamu pikir kamu siapa? Pecundang tak berguna sepertimu masih berani lancang kepadaku," ucap Evan dengan geram.Matanya menatap dingin Tobi, yang tangan
"Apa sulitnya menaklukkan bocah kecil sepertimu? Biarlah aku yang menanganimu."Begitu selesai berbicara, seorang tetua keluar dari belakang Evan. Dia sudah berada di tingkat akhir Kekuatan Transformasi. Kekuatannya sudah termasuk hebat. Biasanya, dia juga kesulitan menghadapinya.Evan tidak menyangkal kali ini. Dia sudah mendengar tentang kekuatan Tobi. Mungkin ahli bela diri Kekuatan Transformasi tingkat akhir bisa menaklukkannya.Jessi tampak gugup.Namun, Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada menghina, "Kamu nggak akan bisa menandingiku!""Arogan sekali!"Tetua itu tampak geram. Tubuhnya mengeluarkan aura yang bersinar, kemudian tangan kanannya membentuk kail elang. Dia terlihat begitu mendominasi, bergerak cepat ke arah Tobi dengan aura membunuh yang kuat.Namun, Tobi hanya berdiri tegak di sana dan berkata dengan tenang, "Kembalilah." Begitu selesai berbicara, kekuatan menakutkan keluar dari tangannya.Menghadapi lawan kecil seperti ini, dia tidak butuh banyak usah
"Selanjutnya!"Begitu mendengar kata itu, ekspresi Evan dan lainnya langsung berubah. Memang benar, tindakan Tobi barusan telah membuat mereka terkejut, tetapi Sekte Suganda sangatlah berkuasa. Mana mungkin mereka bisa menerima penghinaan seperti itu?"Lancang!""Biar aku yang menghadapimu!"Selesai berbicara, Faid pun melangkah ke depan. Seluruh tubuhnya mengeluarkan aura yang mengerikan, membentuk momentum yang sangat besar.Jessi juga merasakan momentum mengerikan itu, tetapi tak lama kemudian, dia kembali rileks karena Tobi telah membantunya memblokir tekanan itu.Dia buru-buru mengingatkan, "Kak Tobi, itu Tetua Faid dari Sekte Suganda. Dengar-dengar, dia seorang ahli bela diri Guru Besar. Kemampuannya sangatlah menakutkan. Kamu pasti nggak bisa mengalahkannya, ayo cepat pergi."Memang benar, tindakan Kak Tobi barusan sangat menakjubkan, tetapi tetua di hadapan mereka saat ini adalah ahli bela diri yang kekuatannya setingkat Guru Besar.Bisa dikatakan, Guru Besar termasuk ahli bela