"Kak Tobi, kekuatanmu sudah sampai di tingkat mana?" tanya Jessi masih dengan ekspresi terkejut.Tobi tersenyum tipis, kemudian berkata, "Coba kamu tebak!"Jessi merasa Kak Tobi sedang menggodanya. Untuk sesaat, dia bahkan lupa tempat ini sangat berbahaya. Wajahnya memerah dan berkata dengan manja, "Mana mungkin aku bisa menebaknya.""Tobi!"Di saat ini, terdengar suara dingin yang memanggilnya. Dia tak lain adalah Evan, tuan muda dari Sekte Suganda. Selain itu, masih ada beberapa ahli bela diri di sampingnya, termasuk Faid, ahli bela diri setingkat Guru Besar.Mata lawan menatap tajam Tobi."Bagus, akhirnya ketua kalian muncul juga."Tobi tersenyum dan berkata dengan nada datar "Evan, sudah kuperingatkan sebelumnya, lepaskan Jessi, tapi sepertinya kamu hanya anggap itu angin lalu. Jadi, aku terpaksa datang ke sini.""Lancang!""Tobi!""Kamu pikir kamu siapa? Pecundang tak berguna sepertimu masih berani lancang kepadaku," ucap Evan dengan geram.Matanya menatap dingin Tobi, yang tangan
"Apa sulitnya menaklukkan bocah kecil sepertimu? Biarlah aku yang menanganimu."Begitu selesai berbicara, seorang tetua keluar dari belakang Evan. Dia sudah berada di tingkat akhir Kekuatan Transformasi. Kekuatannya sudah termasuk hebat. Biasanya, dia juga kesulitan menghadapinya.Evan tidak menyangkal kali ini. Dia sudah mendengar tentang kekuatan Tobi. Mungkin ahli bela diri Kekuatan Transformasi tingkat akhir bisa menaklukkannya.Jessi tampak gugup.Namun, Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada menghina, "Kamu nggak akan bisa menandingiku!""Arogan sekali!"Tetua itu tampak geram. Tubuhnya mengeluarkan aura yang bersinar, kemudian tangan kanannya membentuk kail elang. Dia terlihat begitu mendominasi, bergerak cepat ke arah Tobi dengan aura membunuh yang kuat.Namun, Tobi hanya berdiri tegak di sana dan berkata dengan tenang, "Kembalilah." Begitu selesai berbicara, kekuatan menakutkan keluar dari tangannya.Menghadapi lawan kecil seperti ini, dia tidak butuh banyak usah
"Selanjutnya!"Begitu mendengar kata itu, ekspresi Evan dan lainnya langsung berubah. Memang benar, tindakan Tobi barusan telah membuat mereka terkejut, tetapi Sekte Suganda sangatlah berkuasa. Mana mungkin mereka bisa menerima penghinaan seperti itu?"Lancang!""Biar aku yang menghadapimu!"Selesai berbicara, Faid pun melangkah ke depan. Seluruh tubuhnya mengeluarkan aura yang mengerikan, membentuk momentum yang sangat besar.Jessi juga merasakan momentum mengerikan itu, tetapi tak lama kemudian, dia kembali rileks karena Tobi telah membantunya memblokir tekanan itu.Dia buru-buru mengingatkan, "Kak Tobi, itu Tetua Faid dari Sekte Suganda. Dengar-dengar, dia seorang ahli bela diri Guru Besar. Kemampuannya sangatlah menakutkan. Kamu pasti nggak bisa mengalahkannya, ayo cepat pergi."Memang benar, tindakan Kak Tobi barusan sangat menakjubkan, tetapi tetua di hadapan mereka saat ini adalah ahli bela diri yang kekuatannya setingkat Guru Besar.Bisa dikatakan, Guru Besar termasuk ahli bela
Luar biasa sekali.Faid juga merasakan kekuatan menakjubkan itu telah mendatangkan bencana baginya. Tanpa sadar, seteguk darah keluar dari mulutnya, bahkan dia juga mundur lebih dari sepuluh langkah.Padahal dia telah menggunakan taktik paling hebat yang dimilikinya dan juga mengerahkan seluruh kekuatannya.Tak disangka, kekuatannya bahkan tidak memberikan dampak apa pun kepada lawan, apalagi mundur selangkah pun.Hanya dengan satu gerakan, dia langsung kehilangan kemampuan bertarungnya. Sekalipun mengambil tindakan lagi, juga tidak ada gunanya lagi. Dia hanya akan memperparah luka, bahkan nyawanya juga mungkin akan dipertaruhkan.Sebaliknya, lawan masih terlihat santai dan tenang. Sepertinya dia tidak terpengaruh sedikit pun."Ke ... kekuatanmu sudah mencapai tingkat akhir Guru Besar?"Sorot mata Faid memperlihatkan kilatan ketidakpercayaan. Kalau bukan Guru Besar tingkat akhir yang sangat kuat, kemampuannya tidak akan sehebat itu.Bagaimana dia bisa menahan serangan dengan begitu mud
Saat itu, Faid masih tengah menahan cedera yang barusan dialaminya. Dari luar, dia memang terlihat seperti normal seperti biasanya. Namun, ketika mendengar perintah itu, dia langsung tercengang.Apa?Ingin dia menghabisi bocah itu?Padahal, dia barusan telah mengerahkan seluruh kekuatan untuk menyerangnya, tetapi lawan justru tidak terluka sedikit pun. Sebaliknya, nyawanya hampir terbunuh di sana.Tobi juga tertegun. Akhirnya dia mengerti mengapa Rama begitu arogan. Ternyata dia masih belum memahami situasi yang terjadi. Dia langsung memperlihatkan senyum sinis di wajahnya.Ketika mendengar perkataan ayahnya, Evan juga tercengang. Dia baru sadar, ternyata ayahnya tidak mengetahui situasi yang telah terjadi sebelumnya. Tidak heran, lantaran semuanya terjadi begitu cepat.Dia buru-buru menjelaskan, "Tetua Faid baru saja turun tangan, tapi dia bukan tandingannya Tobi.""Apa!""Mana mungkin!"Rama langsung bertanya dengan kaget, "Berapa banyak gerakan yang digunakannya? Seratus gerakan ata
"Baik, sebelah sini," ucap Rama. Dia sudah memberi isyarat kepada anak buahnya untuk melapor kepada tetua utama Sekte Suganda lebih dulu dan menceritakan situasi yang terjadi.Tobi tentu saja sudah tahu masalah itu, tetapi dia juga tidak terlalu ambil pusing. Tidak peduli strategi seperti apa yang mereka susun, semuanya pasti akan musnah di bawah kekuatannya.Sebaliknya, Jessi tampak gugup dan berbisik pelan, "Kak Tobi, tetua utama Sekte Suganda sangatlah hebat. Dengar-dengar beliau sudah akan menjadi tak terkalahkan.""Nggak apa-apa. Percayalah kepadaku.""Ya!"Setelah kejadian hari ini, Jessi baru sadar dirinya terlalu memandang rendah kekuatan Kak Tobi. Ternyata, Kak Tobi jauh lebih kuat dari yang dia bayangkan.Bahkan, Tobi sama sekali tidak takut menghadapi Sekte Suganda yang memiliki kekuatan menakutkan itu. Sebaliknya, ayahnya malah tunduk di hadapan Sekte Suganda dan tidak berani berbuat apa-apa.Dulu dia sempat mengira kemampuan Kak Tobi tidak sebaik keluarganya, tetapi sekara
"Anak Muda, kalau kamu minta maaf sekarang dan nggak mencampuri urusan Sekte Suganda lagi, aku mungkin bisa melepaskan nyawamu," ucap Tetua Akmal dengan dingin.Tobi masih tenang dan berkata dengan nada mengejek, "Haha. Hanya berdasarkan orang-orang ini?""Kamu terlalu meremehkan mereka." Tetua Akmal mencibir dan berkata, "Maju sekarang juga!"Begitu mendengar perintah itu, keempat orang langsung mengangkat tangan mereka tanpa suara. Dalam sekejap, tangan mereka masing-masing telah memegang pisau panjang. Mereka kemudian membentuk sebuah formasi.Keempat orang ini semuanya merupakan ahli bela diri Kekuatan Transformasi tingkat puncak. Guru Besar mana pun bisa menaklukkan mereka dengan mudah.Namun, saat ini, keempat orang itu bergabung, kemudian membentuk sebuah kekuatan yang sangat besar.Setidaknya, Faid tahu dirinya tidak akan bisa menghadapinya. Tak disangka, ada formasi yang begitu hebat, bahkan bisa dengan cepat meningkatkan kekuatan seseorang.Ada kilatan keterkejutan melintas d
Namun, dia tidak takut. Lagi pula, tubuhnya kebal terhadap semua racun. Itu sebabnya, dia masih begitu santai dan tidak repot-repot menangkalnya."Kenapa? Kamu sudah merasakannya?"Tetua Akmal tersenyum sinis."Empat orang tadi."Tobi tiba-tiba menyadari sesuatu dan berkata dengan nada dingin, "Kamu nggak menggunakan keempat orang itu untuk membunuhku, tapi kamu sengaja membuatku lengah selama bertarung, kemudian perlahan meracuniku, 'kan?""Benar! Hanya berdasarkan empat orang itu, mana mungkin mereka bisa mengancam nyawamu?""Bagaimanapun juga, kamu adalah Raja Naga baru dari Sekte Naga. Tak kupungkiri, reaksimu memang sangat cepat, sayangnya kamu terlalu percaya diri."Tetua Akmal memasang senyum sinis dan terlihat bangga.Begitu kata-kata itu dilontarkan, semua orang tercengang.Terutama Rama dan yang lainnya. Apa maksud perkataan barusan? Tobi itu Raja Naga baru dari Sekte Naga?Mereka sama sekali tidak tahu hal ini. Bagaimana Tetua Akmal bisa tahu?Jika tahu Tobi itu Raja Naga ba
Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b
"Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi
Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad
Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang
Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa
Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman
Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar
Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut
Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp