Mendengar ini, Widia paham apa yang dipikirkan Gavin. Wajahnya refleks memperlihatkan ekspresi jijik.Dari awal dia memang tidak menyukai Gavin, apalagi setelah melihat perilaku jahatnya, dia makin risi. Sekarang, kata-kata yang diucapkannya malah membuatnya jijik."Kenapa diam saja? Kalau nggak ada hal lainnya, aku tutup." Gavin tampak sombong dan bangga. Bukankah sudah berinisiatif minta maaf, kenapa masih berpura-pura lugu?"Ya sudah, tutup saja."Widia juga tidak ingin berbicara panjang lebar lagi. Dia pun menutup telepon.Buat apa dia menghabiskan waktu untuk berbicara kepada orang seperti ini?Gavin tertegun sejenak. Dia kebingungan. Bukankah seharusnya Widia memohon pengampunan, bahkan berinisiatif datang mengunjunginya malam ini dan melayaninya?Di dalam kebingungan, dia kembali memasang ekspresi marah. Tampaknya Widia masih belum sadar akan betapa hebatnya kekuatan yang dimilikinya.'Tunggu saja, aku akan membuatmu menyesal.'Di saat Gavin masih emosi, ponselnya tiba-tiba berd
Dia merasa masalah ini harus diselesaikan secepatnya. Jika tidak, begitu kepala Keluarga Gumilar mengambil tindakan, Keluarga Lianto pasti akan mengalami bencana besar.Begitu tiba di depan pintu hotel, Kakek Muhar berpapasan dengan Gavin. Dia agak kaget, lalu dengan cepat melangkah maju dan menyapanya, "Tuan Gavin!"Gavin bertanya dengan nada tidak sabar, "Apa yang kamu lakukan di sini?" Kakek Rohan sudah mau datang. Di saat itu juga, tampak sebuah mobil berhenti di depan mereka."Saya ingin bahas masalah cucu saya dengan Anda," ucap Kakek Muhar buru-buru."Aku sibuk!""Aku nggak punya waktu untuk mengurus hal tak penting itu."Gavin mengabaikannya begitu saja, lalu bergegas maju ke depan.Kakek Muhar tampak bingung. Apa masalah cucunya menikah dengannya telah menjadi hal tak penting?Namun, dia langsung memahami situasi itu. Dia melihat Gavin menyapa seorang lelaki tua yang turun dari mobil dengan hormat, lalu memanggilnya dengan gembira, "Kakek Rohan!"Melihat ekspresi hormat di waj
"Bukan!""Jangan!"Mana mungkin Widia membiarkan kakeknya berlutut di depannya. Dia pun buru-buru berkata, "Anda nggak perlu khawatir, saya nggak akan mengabaikan Keluarga Lianto.""Hanya saja, bisakah kalian bertahan dan menunggu sedikit lebih lama lagi?""Nggak bisa. Apa kamu nggak dengar kata-kata kakekmu barusan? Gavin sudah memberimu tenggat waktu. Seandainya kamu nggak muncul malam ini, Keluarga Lianto kita akan runtuh besok pagi," ucap ibunya Widia."Nggak, masih ada satu cara lagi."Seakan menyadari keengganan cucunya, Kakek Muhar pun mengeluarkan sebuah ide, "Mungkin kita bisa lakukan ini. Widia, pergilah mencari Gavin malam ini, lalu bicarakan baik-baik masalah ini kepadanya. Siapa tahu dia akan memberimu waktu beberapa hari lagi.""Berjanjilah kepadanya dulu, lalu tunda waktu pernikahan kalian hingga beberapa hari lagi. Asalkan Tobi bisa menangani Keluarga Gumilar dalam beberapa hari itu, kamu akan baik-baik saja.""Kalau nggak, hal itu membuktikan Tobi adalah pembohong besa
Terlebih lagi, Keluarga Gumilar punya pengaruh besar dan sangat berkuasa.Di sisi lain, Gavin sedang menjamu Rohan dengan berbagai hidangan lezat dan anggur mahal.Di hadapan Rohan, dia tidak berani pamer sama sekali. Bagaimanapun, Rohan termasuk ahli bela diri Kekuatan Transformasi tingkat akhir. Tak peduli ditempatkan di mana, sosok seperti ini sangatlah menakutkan.Menerima perlakuan seperti itu, suasana hati Rohan menjadi jauh lebih baik. Dia pun berkata dengan nada meremehkan, "Gavin, pemuda seperti apa dia? Apa dia begitu kuat hingga kalian bisa meminta kepala keluarga menyuruhku untuk turun tangan?"Gavin segera menjelaskan situasi spesifiknya kepada Rohan, terutama masalah pengawalnya, Heru, yang jejaknya menghilang seusai melawan Tobi.Dia juga menceritakan masalah Tetua Harun yang pergi berhadapan dengan Tobi, tetapi lagi-lagi Tetua juga menghilang. Setelah itu, Tobi bahkan meneleponnya dan mengejeknya."Yang kamu sebut tadi itu Harun, 'kan? Seni bela dirinya sudah dilumpuhka
Mendengar kalimat itu, Widia berusaha menahan emosinya. Jika memungkinkan, dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Gavin lagi, tetapi memikirkan situasi yang dihadapi Keluarga Lianto, dia hanya bisa menjawab dengan pasrah, "Baik, aku akan langsung ke hotel!"Setelah menutup telepon, Gavin sangat bersemangat. Dia buru-buru ingin kembali ke hotel. Widia akan datang menemuinya, wanita yang dia impi-impikan selama ini akan segera menjadi miliknya.Namun, dia telah berjanji pada kepada Kakek Rohan untuk menunggunya di sini. Hanya saja, setelah menunggu beberapa saat, hatinya tak tenang. Dia pun menyuruh sopirnya menunggu Kakek Rohan dan buru-buru naik taksi kembali ke hotel.Lagi pula, Kakek Rohan sangat puas dengan sambutannya hari ini. Beliau bahkan menawarkan Gavin kembali lebih dulu, jadi seharusnya dia tidak akan keberatan dengan hal itu.Sekalipun Kakek Rohan marah, Gavin juga tidak peduli begitu banyak lagi. Beliau paling hanya akan mengomelinya sebentar dan tidak akan turun tanga
"Haha. Kamu masih berpura-pura di depanku?""Kamu pikir aku nggak tahu kenapa kamu mengungkit masalah Tetua Harun? Bukankah kamu hanya mau memamerkan kekuatanmu, yang bahkan bisa membunuh Tetua Harun?""Sayangnya, aku tahu kondisi Tetua Harun. Dia terkena Bubuk Penguras Energi, jadi kekuatannya telah menurun. Jangankan Kekuatan Transformasi tingkat menengah, dia bahkan nggak bisa menggunakan Kekuatan Transformasi tingkat awal.""Kamu hanya beruntung. Itu sebabnya, dia bisa mati di tanganmu!"Rohan berkata dengan nada mengejek, "Sayangnya, aku sudah tahu masalah ini dari awal."Mendengar itu, Tobi pun bertanya, "Benarkah? Seingatku, dia berada pada Kekuatan Transformasi tingkat menengah atau bahkan mendekati Kekuatan Transformasi tingkat akhir. Seharusnya kekuatannya nggak jauh berbeda darimu.""Kamu kira aku akan percaya?"Rohan berkata dengan nada meremehkan, "Sudahlah. Berhenti omong kosong lagi. Sekarang, aku mau kamu rasakan Tapak Semut Penggigit milikku."Begitu selesai berbicara,
Sayangnya, ketika mendengar itu, Tobi hanya tersenyum tipis dan berkata dengan nada datar, "Tentu saja aku tahu kemampuan Aula Varun. Hanya saja, yang akan menjadi target Aula Varun bukanlah aku, melainkan Keluarga Gumilar.""Jangan khawatir. Keluarga Gumilar sudah mau hancur, jadi kamu nggak usah takut kesepian. Tak lama lagi, akan ada yang menemanimu.""Apa? Apa yang kamu bicarakan ...."Ekspresi Rohan berubah drastis. Tobi telah membeberkan banyak informasi kepadanya, tetapi dia tidak bisa berpikir lagi. Dia hanya merasakan sebuah kekuatan ringan menerpa dirinya dan membuatnya ambruk ke bawah.Dia langsung kehilangan nyawa begitu saja.Hingga saat-saat terakhirnya, dia bahkan tidak tahu identitas lawan yang sebenarnya. Hanya saja, dia tahu bahwa Gavin, si bajingan itu telah memprovokasi tokoh hebat.Masalah ini bahkan akan membuat Keluarga Gumilar terpuruk.Melihat Rohan yang telah ambruk, Tobi mengamati sekeliling rumahnya. Meskipun dia sangat berhati-hati, masih saja ada sedikit k
Melihat penampilan Gavin, Widia mulai merasa takut. Dia buru-buru menyampaikan tujuannya, "Aku setuju menikah denganmu, tapi kamu harus menungguku selama tiga hari. Aku butuh waktu untuk menetralkan perasaanku.""Menikahimu?""Widia, tampaknya kamu salah paham. Memang benar, aku ingin menikahimu sebelumnya, tapi sekarang aku hanya ingin main-main denganmu. Kalau kamu nggak mau, Keluarga Lianto akan hancur."Gavin diam-diam tersenyum sinis, 'Siapa suruh kamu begitu sombong sebelumnya, bahkan berani menutup teleponku. Sekarang kamu menyesal, 'kan?'Begitu mendengar kata-kata itu, Widia langsung emosi, tetapi dia masih berusaha menahan diri. Lagi pula dia memang tidak berniat bersama dengan Gavin, jadi dia pun berkata, "Tak peduli apa yang kamu inginkan, aku janji akan melakukannya, tapi bukan sekarang, melainkan tiga hari kemudian.""Huh! Widia, menurutmu, apa aku bersedia menunggu selama tiga hari?""Aku kira masalah apa. Kalau memang ini, nggak perlu dibahas lagi," kata Gavin sambil be
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K