Share

Bab 583

Penulis: Anak Ketiga
"Apa!"

Kakek Muhar bahkan sempat mengira telinganya salah dengar. Dia langsung marah dan membentak cucunya, "Widia, apa maksudmu? Apa kamu sungguh nggak peduli hidup matinya Keluarga Lianto?"

"Aku bukan nggak peduli, tapi aku nggak harus menikah dengan Gavin," jawab Widia.

"Memangnya kamu masih ada cara lain?"

"Ya!"

"Apa itu?"

"Nanti kalian akan tahu sendiri." Widia mendadak teringat cara untuk membantu Tobi meningkatkan prestisenya.

"Kenapa harus tunggu nanti? Tahukah kamu seberapa gawat situasi saat ini? Keluarga Lianto bisa berakhir kapan saja," ucap Kakek Muhar dengan marah.

"Benar, Widia, kamu sadar apa yang kamu bicarakan? Apa Tobi menipumu lagi?" tanya ibunya Widia.

"Mana mungkin. Tobi nggak akan menipuku."

"Aku beri tahu kalian saja, Tobi bilang dia akan menangani Keluarga Gumilar, tapi mungkin akan memakan waktu beberapa hari. Kita hanya perlu menunggu dengan sabar," ucap Widia dengan lantang. Seandainya terjadi sesuatu pada Keluarga Gumilar, dia pasti akan mengatakan itu semu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
sultan andi
Tambahlah minimal 5 bab..
goodnovel comment avatar
Reni kemalasari Reni
tambahin lah KK minimal5 bab lagi Sampek tw keluarganya bener hancur
goodnovel comment avatar
Reni kemalasari Reni
lanjut KK nanggung ni bab nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 584

    Saat ini, terdengar suara perkelahian di luar.Awalnya, Widia ingin kembali ke kamarnya, tetapi saat mendengar suara itu, dia mengira Tobi yang barusan pergi dari sana pasti telah ditangkap kembali oleh kakeknya.Meski seni bela diri Tobi cukup bagus, dia juga punya keterbatasan energi. Sulit baginya untuk menghadapi lawan sendirian, apalagi jika jumlah mereka banyak. Jadi, Widia pun tergesa-gesa pergi menghampiri sumber suara itu.Ternyata, di saat Tobi baru saja berjalan keluar dari aula, dia diadang oleh enam pria, bahkan sebelum dia meninggalkan vila.Pemuda yang memimpin itu memandang Tobi dan menghardiknya, "Tobi, apa kamu itu pengecut? Jago juga kamu bersembunyi, sampai aku kesulitan menemukanmu."Tobi mengerutkan kening dan bertanya, "Kamu mencariku?""Omong kosong. Kalau nggak mencarimu, siapa lagi? Tak disangka, di saat aku bersusah payah mencarimu, aku nggak menemukan petunjuk apa pun. Sekarang, aku malah bisa bertemu denganmu di sini.""Bisa dikatakan, kamu kurang beruntung

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 585

    Ibunya Widia langsung memelototi Tobi dan memarahinya, "Tobi, apa yang kamu lakukan? Siapa yang mengizinkanmu berbuat onar di sini dan sembarangan melukai orang?""Siapa yang mengizinkanku?"Tobi terkekeh, lalu menunjuk ke arah Kenji dan berkata dengan nada datar, "Tentu saja itu dia. Dia bilang mau membunuhku, jadi apa aku harus berdiri di sini dan membiarkan dia melakukannya?""Omong kosong!"Ibunya Widia segera membalas, "Kenji nggak punya dendam denganmu, jadi mengapa dia mau menyerangmu?""Tanyakan sendiri saja."Tobi memandang Kenji dan berkata dengan nada dingin, "Cepat beri tahu semua orang, mengapa kamu menyerangku? Aku peringatkan, sebaiknya kamu jujur. Kalau nggak, huh!"Meski Tobi tidak mengancamnya dengan kata-kata lainnya, hanya dengusan saja telah membuat nyali Kenji menciut. Entah kenapa, ketakutan yang tak bisa dijabarkan itu melekat di hatinya.Sebenarnya, di saat Tobi memperingatkan sambil mendengus dingin, dia dengan sengaja menggunakan keterampilan sihir untuk meng

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 586

    "Buat apa berterima kasih kepadaku? Keluarga Lianto-lah yang bersalah kepadamu. Setidaknya, mereka nggak seperti Tania, mereka masih peduli kepadaku, jadi aku nggak mungkin menyakiti mereka.""Aku mengerti. Tenang saja, Keluarga Gumilar nggak akan bisa melukai kalian," janji Tobi."Ya!""Kalau begitu, aku tunggu kabar baikmu.""Oke!"Tobi masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin, lalu melaju pergi.Setelah mengantar Tobi, Widia pun berjalan kembali ke rumah. Kali ini, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada keluarganya dan langsung masuk ke kamarnya.Entah kenapa, dia mengeluarkan liontin giok berbentuk pisau miliknya dari brankas.Ketika melihat liontin giok berbentuk pisau itu, tiba-tiba sebuah pertanyaan penting melintas di benaknya.Gavin bukan Pengemis Kecil, jadi bagaimana dia bisa punya liontin giok itu? Mungkinkah Tania menyuruh Gavin membuatnya secara khusus?Namun, itu juga tidak benar!Widia ingat dirinya pernah menyuruh Gavin melepas liontin gioknya dan memeriksanya sen

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 587

    Mendengar ini, Widia paham apa yang dipikirkan Gavin. Wajahnya refleks memperlihatkan ekspresi jijik.Dari awal dia memang tidak menyukai Gavin, apalagi setelah melihat perilaku jahatnya, dia makin risi. Sekarang, kata-kata yang diucapkannya malah membuatnya jijik."Kenapa diam saja? Kalau nggak ada hal lainnya, aku tutup." Gavin tampak sombong dan bangga. Bukankah sudah berinisiatif minta maaf, kenapa masih berpura-pura lugu?"Ya sudah, tutup saja."Widia juga tidak ingin berbicara panjang lebar lagi. Dia pun menutup telepon.Buat apa dia menghabiskan waktu untuk berbicara kepada orang seperti ini?Gavin tertegun sejenak. Dia kebingungan. Bukankah seharusnya Widia memohon pengampunan, bahkan berinisiatif datang mengunjunginya malam ini dan melayaninya?Di dalam kebingungan, dia kembali memasang ekspresi marah. Tampaknya Widia masih belum sadar akan betapa hebatnya kekuatan yang dimilikinya.'Tunggu saja, aku akan membuatmu menyesal.'Di saat Gavin masih emosi, ponselnya tiba-tiba berd

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 588

    Dia merasa masalah ini harus diselesaikan secepatnya. Jika tidak, begitu kepala Keluarga Gumilar mengambil tindakan, Keluarga Lianto pasti akan mengalami bencana besar.Begitu tiba di depan pintu hotel, Kakek Muhar berpapasan dengan Gavin. Dia agak kaget, lalu dengan cepat melangkah maju dan menyapanya, "Tuan Gavin!"Gavin bertanya dengan nada tidak sabar, "Apa yang kamu lakukan di sini?" Kakek Rohan sudah mau datang. Di saat itu juga, tampak sebuah mobil berhenti di depan mereka."Saya ingin bahas masalah cucu saya dengan Anda," ucap Kakek Muhar buru-buru."Aku sibuk!""Aku nggak punya waktu untuk mengurus hal tak penting itu."Gavin mengabaikannya begitu saja, lalu bergegas maju ke depan.Kakek Muhar tampak bingung. Apa masalah cucunya menikah dengannya telah menjadi hal tak penting?Namun, dia langsung memahami situasi itu. Dia melihat Gavin menyapa seorang lelaki tua yang turun dari mobil dengan hormat, lalu memanggilnya dengan gembira, "Kakek Rohan!"Melihat ekspresi hormat di waj

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 589

    "Bukan!""Jangan!"Mana mungkin Widia membiarkan kakeknya berlutut di depannya. Dia pun buru-buru berkata, "Anda nggak perlu khawatir, saya nggak akan mengabaikan Keluarga Lianto.""Hanya saja, bisakah kalian bertahan dan menunggu sedikit lebih lama lagi?""Nggak bisa. Apa kamu nggak dengar kata-kata kakekmu barusan? Gavin sudah memberimu tenggat waktu. Seandainya kamu nggak muncul malam ini, Keluarga Lianto kita akan runtuh besok pagi," ucap ibunya Widia."Nggak, masih ada satu cara lagi."Seakan menyadari keengganan cucunya, Kakek Muhar pun mengeluarkan sebuah ide, "Mungkin kita bisa lakukan ini. Widia, pergilah mencari Gavin malam ini, lalu bicarakan baik-baik masalah ini kepadanya. Siapa tahu dia akan memberimu waktu beberapa hari lagi.""Berjanjilah kepadanya dulu, lalu tunda waktu pernikahan kalian hingga beberapa hari lagi. Asalkan Tobi bisa menangani Keluarga Gumilar dalam beberapa hari itu, kamu akan baik-baik saja.""Kalau nggak, hal itu membuktikan Tobi adalah pembohong besa

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 590

    Terlebih lagi, Keluarga Gumilar punya pengaruh besar dan sangat berkuasa.Di sisi lain, Gavin sedang menjamu Rohan dengan berbagai hidangan lezat dan anggur mahal.Di hadapan Rohan, dia tidak berani pamer sama sekali. Bagaimanapun, Rohan termasuk ahli bela diri Kekuatan Transformasi tingkat akhir. Tak peduli ditempatkan di mana, sosok seperti ini sangatlah menakutkan.Menerima perlakuan seperti itu, suasana hati Rohan menjadi jauh lebih baik. Dia pun berkata dengan nada meremehkan, "Gavin, pemuda seperti apa dia? Apa dia begitu kuat hingga kalian bisa meminta kepala keluarga menyuruhku untuk turun tangan?"Gavin segera menjelaskan situasi spesifiknya kepada Rohan, terutama masalah pengawalnya, Heru, yang jejaknya menghilang seusai melawan Tobi.Dia juga menceritakan masalah Tetua Harun yang pergi berhadapan dengan Tobi, tetapi lagi-lagi Tetua juga menghilang. Setelah itu, Tobi bahkan meneleponnya dan mengejeknya."Yang kamu sebut tadi itu Harun, 'kan? Seni bela dirinya sudah dilumpuhka

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 591

    Mendengar kalimat itu, Widia berusaha menahan emosinya. Jika memungkinkan, dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Gavin lagi, tetapi memikirkan situasi yang dihadapi Keluarga Lianto, dia hanya bisa menjawab dengan pasrah, "Baik, aku akan langsung ke hotel!"Setelah menutup telepon, Gavin sangat bersemangat. Dia buru-buru ingin kembali ke hotel. Widia akan datang menemuinya, wanita yang dia impi-impikan selama ini akan segera menjadi miliknya.Namun, dia telah berjanji pada kepada Kakek Rohan untuk menunggunya di sini. Hanya saja, setelah menunggu beberapa saat, hatinya tak tenang. Dia pun menyuruh sopirnya menunggu Kakek Rohan dan buru-buru naik taksi kembali ke hotel.Lagi pula, Kakek Rohan sangat puas dengan sambutannya hari ini. Beliau bahkan menawarkan Gavin kembali lebih dulu, jadi seharusnya dia tidak akan keberatan dengan hal itu.Sekalipun Kakek Rohan marah, Gavin juga tidak peduli begitu banyak lagi. Beliau paling hanya akan mengomelinya sebentar dan tidak akan turun tanga

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1650

    Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1649

    "Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1648

    Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1647

    Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1646

    Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1645

    Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1644

    Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1643

    Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1642

    Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status