"Tobi, buat apa kamu datang ke sini?"Ibunya Widia langsung memarahinya, "Hari ini adalah hari baik Keluarga Lianto. Cepat keluar dari sini. Kalau kamu berani merusak pesta Keluarga Lianto, kami nggak akan membiarkanmu begitu saja."'Sialan! Bukankah aku sudah mengutus orang untuk membereskan Tobi? Lantas, mengapa bocah ini masih bisa muncul di sini?'Ternyata Yesa memang mengutus orang untuk memberi pelajaran kepada Tobi, tetapi karena waktunya terlalu mendesak, ditambah lagi, Tobi tidak kembali ke rumah tadi malam, mereka tidak menemukannya sama sekali."Hari baik?""Kalau aku nggak salah ingat, Widia sekarang masih termasuk istriku. Lantaran kalian ingin menikahkannya dengan pria lain, apa aku nggak boleh datang melihatnya?" tanya Tobi kembali."Sembarangan!""Pernikahanmu dengan Widia sudah lama berakhir!""Kalau bukan kasihan kamu nggak punya tempat tujuan, kalian pasti sudah lama bercerai."Ibunya Widia lanjut menceramahinya, "Kalau nggak percaya, kamu boleh tanya sama Widia, dia
Wajah Tania juga sedikit berubah. Mengapa Tobi tiba-tiba bisa mengungkit hal ini?Dibandingkan Kakek Muhar dan lainnya, Widia tampak terkejut. Pengemis Kecil, teman masa kecilnya dulu?Apa maksudnya? Bagaimana Tobi bisa tahu Pengemis Kecil?Mungkinkah ini hanya kebetulan saja? Mungkin yang Tobi maksud bukan Pengemis Kecil, teman masa kecilnya itu. Lantas, mengapa dia mengatakan Gavin bukanlah Pengemis Kecil itu?Gavin terkejut, tetapi dia berpura-pura tenang dan berkata, "Tobi, omong kosong apa yang kamu bicarakan di sini? Sudah kubilang, yang terjadi di sini hari ini nggak ada hubungannya denganmu. Silakan keluar.""Benar, Tobi, cepat keluar dari sini. Kamu nggak diterima di Keluarga Lianto!" ujar ibunya Widia tak mau kalah."Tunggu!"Widia masih ingin mendengar penjelasan Tobi, jadi dia pun berdiri dan berkata, "Tobi, apa maksud perkataanmu barusan?"Tania juga tidak tahan lagi dan langsung berkata, "Apa lagi maksudnya? Dia pasti ingin mengacaukan hatimu. Widia, kenapa kamu masih ped
"Bukan, ini palsu, Widia, ini semua nggak benar. Pasti ini ulah Tobi yang nggak mau melepaskanmu. Jangan tertipu olehnya," ucap Tania dengan panik."Benarkah?" Widia mendengus dingin, menoleh ke arah Gavin sambil bertanya dengan nada dingin. "Tuan Gavin, beri tahu aku, benarkah semua ini?""Ini ...."Gavin sadar, untuk memverifikasi keaslian rekaman itu sangatlah mudah, jadi dia tidak punya pilihan lain lagi. "Ya, rekaman ini benar.""Apa? Tuan Gavin, kamu ...." Wajah Tania tampak kusut, dia merasa malu sekaligus kesal."Sampai di sini, tak ada lagi yang perlu disembunyikan. Benar, Tania memang membantuku, memberiku nasihat dan aku juga berpartisipasi di dalamnya.""Tapi itu semua karena dia khawatir denganmu, dia khawatir hidupmu akan hancur di tangan bajingan tak berguna."Mendengar kata-kata itu, Tania merasa sedikit lega, diam-diam dia memuji Gavin. Ternyata Tuan Gavin tidak meninggalkannya begitu saja. Padahal, barusan dia sempat marah dan hampir ingin membeberkan masalah Gavin ya
Tak berselang lama, suara percakapan antara Tania dengan Gavin kembali terdengar.Hanya saja, kali ini dengan video."Tania, sekarang Widia bagaimana?""...""Kalau begitu, kututup dulu ya. Aku masih harus memikirkan cara untuk membodohi Widia lagi."Selanjutnya, terdengarlah suara gumaman Tania."Widia, kamu begitu kejam kepadaku, tapi kamu seharusnya nggak sangka kalau kamu akan dipermainkan olehku.""Pengemis Kecil apaan. Bisa-bisanya kamu percaya Gavin itu Pengemis Kecil. Lucu sekali.""..."Makin didengar, Widia makin memanas. Dia langsung mengambil ponsel Tobi dan menontonnya sendiri, lantaran ada video di dalamnya, apalagi sangat jelas.Saat ini, Tania terkulai lemas.Semuanya telah menjadi seperti ini, dia juga tidak punya kesempatan untuk berkelit lagi.Tak tahu malu!Sungguh tak tahu malu!Saking emosinya, tubuh Widia sampai gemetar.Dia tidak mengira Tania akan menggunakan rahasianya ini untuk melakukan begitu banyak hal. Padahal, rahasia ini tidak pernah dia ceritakan kepad
Benar, yang dilakukan oleh Tania membuatnya emosi, sebab sahabatnya justru menggunakan kenangan masa kecilnya.Namun, niatnya baik. Dia bisa melakukan semua ini karena Widia.Apa pun yang terjadi, Widia memutuskan untuk tidak berteman dengan orang seperti itu lagi. Dia berkata dengan dingin, "Tania, aku nggak akan membahas masalah masa lalu lagi, bahkan aku bisa melepaskanmu.""Tapi mulai sekarang, kita berdua juga bukan sahabat lagi.""Sekarang, silakan keluar dari Kediaman Lianto."Mendengar itu, ekspresi Tania berubah. Awalnya, dia hanya berharap bisa kabur dari sana dengan selamat. Dia tidak menyangka Widia akan percaya dengan kata-kata semua orang dan merasa Tania melakukan ini semua demi dirinya.Dia langsung berkata, "Widia, aku tahu kamu sangat marah, bahkan membenciku. Kamu nggak mau melihat wajahku lagi. Aku akan keluar, sekarang juga.""Tapi, dalam hatiku, kamu masih sahabat terbaikku. Setelah aku nggak ada di sampingmu, aku harap kamu bisa melihat wajah asli orang itu."Usa
Mendengar percakapan itu, Tania langsung terkulai lemas.Dia tidak menyangka Tobi juga merekam bagian ini.Sebenarnya, ini semua hanya bertepatan. Tobi sama sekali tidak bermaksud merekamnya, hanya saja semuanya terjadi secara kebetulan.Lantaran tidak menghapusnya, rekaman itu tetap tersimpan. Setelah menyadari tindak-tanduk Tania, Tobi pun membuat beberapa persiapan.Meski begitu, Tobi masih tidak berniat memutar rekaman itu agar tidak didengar oleh semua orang.Siapa sangka tindakan Tania makin kelewat batas.Saking malunya, wajah Tania merah padam. Dia berharap menemukan sebuah lubang agar bisa bersembunyi dalamnya.Menyadari tatapan aneh dari semua orang, dia tidak tahan tinggal di sana lebih lama lagi. Dia langsung berlari keluar seperti orang gila lantaran sudah kehilangan harga dirinya.Saat ini, Widia akhirnya tersadar kembali.Ternyata begitu!Widia memang tidak tahu sejak kapan Tania jatuh cinta kepada Tobi, tetapi dia juga tidak heran. Lantaran dirinya sendiri juga mulanya
Raut wajah Kakek Muhar juga berubah. Dia buru-buru menyela, "Tuan Gavin, jangan gegabah. Widia lagi emosi. Mari kita tunggu sampai dia tenang lalu, baru bicarakan masalah pertunangan lagi.""Huh! Kalau begitu, aku akan beri kalian waktu satu hari lagi untuk memikirkannya. Seandainya kalian nggak memberiku jawaban yang memuaskan, aku pasti akan memusnahkan Keluarga Lianto," ancam Gavin.Mendengar itu, ekspresi semua anggota Keluarga Lianto berubah drastis, termasuk Widia.Meski dia emosi, dia tahu betapa kuatnya Keluarga Gumilar. Dia juga tidak ingin Keluarga Lianto terseret gara-gara masalah itu.Kakek Muhar bertambah muram. Dia bersusah payah merintis bisnis Keluarga Lianto dengan tangannya sendiri, mana mungkin dia tega melihat hasil jerih payahnya lenyap? Terlebih lagi, setelah mereka runtuh, bagaimana nasib Keluarga Lianto?Hanya Tobi satu-satunya yang tampak menghina dan berkata dengan sinis, "Gavin, kamu pikir kamu itu siapa? Memangnya kamu bisa sembarang membunuh orang, tanpa me
"Kamu nggak takut sama mereka?""Tobi, kamu pikir kamu itu siapa? Apa otakmu bermasalah? Beraninya kamu meremehkan Keluarga Gumilar?""Kenapa? Kamu masih ingin minta bantuan Pak Damar hanya karena pernah menyelamatkan putrinya? Pak Damar sudah nggak peduli denganmu lagi, kalau nggak, dia nggak akan menikahkan putrinya dengan orang lain.""Sekalipun Pak Damar ingin membantumu, dia juga nggak bisa berbuat apa-apa. Kalau dia tahu yang kamu singgung itu Keluarga Gumilar, salah satu dari empat keluarga besar di Kota Sawarna, dia mungkin akan bergabung untuk melawanmu," ucap ibunya Widia sok tahu, seolah-olah dirinya yang paling paham dengan masalah ini.Kakek Muhar juga menanggapi dengan nada dingin, "Tobi, ini bukan saatnya kamu membual. Keluarga Gumilar jelas-jelas bukan lawan yang bisa kamu taklukkan.""Yang harus kamu lakukan sekarang adalah cepat cari Gavin, lalu berlutut, minta maaf dan mohon pengampunan kepadanya. Kalau nggak, nyawamu pasti nggak akan selamat.""Jangan harap kamu bis
"Bagus!"Lastri tidak tahan lagi dan bergumam kecil. Hanya saja, dia takut Yaldora tidak senang, jadi dia tidak berani berteriak.Yaldora menggelengkan kepalanya tak berdaya dan berkata dengan datar, "Lastri, kamu salah!""Nona, kenapa aku salah? Bukankah kamu paling benci laki-laki? Kenapa orang sepertinya ....""Sudahlah. Kamu nggak perlu bicara lagi. Nanti kamu akan tahu sendiri."Yaldora diam-diam menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya pria hebat seperti Tobi tidak bisa menangani masalah sepele ini.Memang benar demikian. Tobi tidak sabar lagi dan mengerutkan kening. "Baiklah. Apa sudah selesai diskusinya?"Mendengar itu, semua orang tertegun.Padahal, bocah ini sudah tertangkap basah melakukan hal yang tidak senonoh. Dilihat dari nada bicaranya yang begitu sombong, sepertinya dia masih belum bertobat.Benar saja. Kinan langsung mengamuk. "Bocah, kamu masih berani sombong di sini? Apa kamu memandang sebelah mata semua orang di sini?""Jangan banyak omong lagi. Kamu mau balas de
Karena perkataan Isander, Ivy langsung menjadi gugup.Padahal, jika dilihat dari penampilan, Tobi tidak terlihat seperti orang seperti itu. Sebaliknya, Kinan tampak begitu mendominasi.Tidak peduli benar atau salah, bukankah sebaiknya menyerahkan masalah ini kepada polisi untuk diselidiki dan ditangani?Hanya saja, tuan muda Keluarga Yudistira yang terlihat bermartabat dan sopan ini sepertinya punya latar belakang yang menakutkan. Dia bahkan mengenal Pak Retno dan tampaknya tidak takut dengan atasan mereka.Namun, jika Ivy tidak ikut campur, apa yang akan terjadi pada pria ini? Hati nuraninya pasti tidak akan tenang. Apa yang harus dia lakukan?"Kenapa kamu masih berdiri di sana? Percayalah, asalkan ada aku di sini, nggak akan terjadi apa-apa. Kalau kamu masih khawatir, kamu bisa simpan nomor Whatsapp-ku. Aku pasti akan melindungimu," ucap Isander dengan cepat.Hari ini dia hanya perlu menaklukkan dua wanita cantik ini dulu. Dia tidak perlu khawatir dengan pramugari ini. Lagi pula, dia
"Nggak bisa. Beraninya dia menyentuh adikku. Aku harus menghadapinya sendiri hari ini," kata Kinan dengan kesal.Mendengar itu, Ivy masih mau berbicara.Isander langsung mendahuluinya dan berkata dengan nada tegas, "Sudahlah. Nona Cantik, kamu nggak bisa mengatasinya sendiri, jadi buat apa ikut campur dalam urusan orang lain? Selain itu, aku juga kenal Pak Retno dari perusahaan kalian.""Kamu nggak perlu khawatir dengan masalah ini. Nanti aku akan sampaikan masalah ini kepadanya langsung.""Ka ... kamu kenal Pak Retno?" tanya Ivy dengan ekspresi terkejut."Tentu saja. Bagi tuan muda Keluarga Yudistira di Jatra sepertiku, mengenal CEO maskapai penerbangan bukanlah masalah besar. Sebaliknya, itu seharusnya menjadi kehormatan baginya," kata Isander dengan ekspresi bangga.Dia sengaja mengatakan semua ini dengan suara lantang agar bisa memamerkan statusnya yang luar biasa kepada semua orang, terutama kepada wanita-wanita cantik itu.Jika demikian, tingkat keberhasilan mendapatkan wanita-wa
Mendapati wanita yang mengikuti Yaldora juga ikut mengomentari, Isander segera mengambil kesempatan untuk unjuk gigi dan memenangkan hati wanita pujaannya.Begitu mendengar itu, Lastri langsung memperlihatkan ekspresi kekaguman dan buru-buru berkata, "Benar, mereka sama-sama bermarga Yudistira, tapi kenapa kesenjangannya begitu besar? Yang satunya preman yang nggak tahu malu. Yang satunya lagi justru pemuda tampan yang punya rasa keadilan!"Isander kegirangan mendengar pujian itu. Dia sangat antusias sampai bergegas berkata, "Nona, kamu terlalu memuji. Tapi wanita memang seharusnya dilindungi pria. Bagaimana mereka bisa diintimidasi seperti ini? Benar-benar parah sekali.""Nona nggak perlu khawatir. Aku pasti akan memberinya hukuman setimpal hari ini agar dia nggak berani melakukan hal nggak tahu malu seperti itu lagi."Wajah Tobi tampak tidak berdaya. Ketiga orang ini jelas tampak seperti satu komplotan. Mereka bertindak seolah-olah itu adalah masalah yang serius.Yaldora, yang duduk
Isander mengerutkan kening."Siapa peduli dengan taktik yang dia gunakan. Orang yang nggak tahu malu seperti ini kurang diberi pelajaran." Kinan segera berkata, "Kak Isander, jangan khawatir. Aku sudah menyusun rencana. Aku jamin kamu pasti akan memperlihatkan kehebatanmu.""Siapa tahu kamu bisa memikat hati para wanita cantik ini. Saat itu, kamu bisa menikmati dilayani oleh mereka, 'kan?"Mendengar itu, wajah Isander tampak penuh dengan ekspresi kegembiraan. Dua wanita cantik ini benar-benar menggiurkan. Jika dia bisa memiliki keduanya, bukankah dia akan menjadi pria paling bahagia di dunia ini?Kinan kemudian menatap adiknya, Miya, sambil berkata, "Aku serahkan kepadamu!"Meski Miya enggan, dia juga ingin bersama Isander. Namun, dia tahu dia tidak boleh ragu saat ini. Jika tidak, dia bahkan tidak akan punya kesempatan untuk mengikuti Isander lagi ke depannya.Dia buru-buru berkata, "Kak Isander, kamu tenang saja. Serahkan saja kepadaku!"Usai mengatakan itu, mereka pun kembali ke kab
Perkataan itu seketika membuat Yaldora gemetar tanpa alasan.Sebenarnya, sejak pertemuan pertama mereka, Yaldora telah memiliki kesan yang mendalam terhadap Tobi. Apalagi, itu adalah kesan yang sangat nyaman dan baik.Hanya saja, dia mengira mereka tidak mungkin punya kesempatan untuk bertemu lagi. Siapa sangka mereka akan bertemu lagi secepat ini. Apalagi, target dari misi yang diberikan gurunya juga pria itu.Jika bukan karena target kali ini adalah Tobi, Yaldora pasti akan langsung menolak 'jebakan wanita cantik' yang disarankan gurunya. Bahkan, lebih mustahil untuk turun gunung dengan tujuan seperti ini.Meski Yaldora berutang budi kepada gurunya, dia juga tidak bisa memenuhi permintaan seperti ini!Ekspresi wajah Yaldora kembali normal. Dia pun berkata dengan tenang, "Sudah kubilang, aku hanya fokus berkultivasi. Aku nggak tertarik dengan pria.""Aku nggak bisa memaksamu, tapi bukan hanya karena kamu nggak tertarik sama pria, kamu juga akan melarangku menyukaimu, 'kan?" kata Tobi
"Mempermainkanmu?"Tobi tertegun sejenak. Sebenarnya, itu hanya lelucon saja."Memangnya bukan?""Kalau kamu orang seperti itu, nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan." Yaldora tampak kesal. Sebenarnya, dia menganggap Tobi sebagai orang baik.Jika tidak, mana mungkin dia akan mendatanginya dan masuk ke dalam untuk duduk.Namun, setelah dilihat sekarang, semua perkataan Tobi itu penuh dengan kebohongan. Dia tidak jujur seperti yang tampak dari tampangnya.Tanpa sadar, hal ini malah membuatnya marah. Dia bahkan melupakan tugas gurunya.Kali ini, Tobi benar-benar bingung. Padahal, dia hanya mengatakan yang sebenarnya. Sekalipun dia berbohong, Yaldora juga tidak perlu marah seperti itu, 'kan?Mungkinkah tebakannya salah?Gadis ini mendekatinya tanpa tujuan apa pun? Murni hanya karena memiliki kesan baik terhadap dirinya?Jika bukan demikian, kenapa masalah sepele seperti itu bisa membuatnya marah?Apalagi, dilihat dari ekspresinya, Yaldora tidak terlihat seperti sedang berakting. Tobi se
Yaldora menghampiri Tobi. Dia tidak langsung duduk, tetapi bertanya dengan dingin, "Kamu mencariku?""Ya, duduklah."Tobi mengangguk dan tersenyum. Lantaran Laurin telah mengundangnya kemari, dia tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.Yaldora melirik sekilas. Laurin duduk di bagian dalam, sedangkan Tobi tidak berniat berdiri untuk membiarkannya masuk. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk berjalan melewati tempat duduk Tobi, tetapi dengan bokong mengarah kepada pria itu.Karena gurunya telah berpesan kepadanya agar mendekati Tobi. Jika dia bahkan tidak bisa melakukan hal kecil seperti ini, bagaimana dia bisa menyelesaikan tugas gurunya dan mendapatkan liontin giok?Sosok anggun itu melewatinya, apalagi bokong indahnya menghadap ke arahnya. Terutama, Tobi dalam posisi duduk, sedangkan Yaldora berdiri. Dari ketinggian dan jarak seperti itu, sulit untuk tidak melihat langsung.Namun, Yaldora bergegas duduk dan memandang Tobi, seakan bertanya mengapa dia memintanya datan
Kemunculan Laurin langsung menarik perhatian banyak orang, terutama sekelompok anak muda, dua pria dan satu wanita. Pandangan kedua pria itu seakan tidak lepas dari Laurin sedetik pun.Tak lama kemudian, Yaldora dan Lastri juga muncul. Meski paras Lastri masih kalah dari Yaldora, dia juga termasuk wanita cantik. Saat keduanya muncul, juga mencuri perhatian banyak orang.Terutama dua pemuda yang mengenakan pakaian bermerek dan terlihat sombong itu.Saat melihat Tobi, Yaldora sepertinya tidak terkejut sama sekali. Rupanya, dia juga menyadari keberadaan Tobi barusan. Wanita itu pun mengangguk kepada Tobi.Tobi tertegun sejenak. Kemudian, balas mengangguk kepadanya.Namun, pemandangan itu membuat kedua pria tersebut cemburu, terutama pria bernama Isander. Pemuda yang satunya lagi bernama Kinan. Sedangkan, wanita di samping itu adalah adik perempuannya Kinan. Namanya Miya.Sebenarnya, Kinan selalu mengikuti Isander. Sedangkan adiknya, Miya, menyukai Isander. Kinan juga ingin adiknya bersama