Tobi menjamin dengan pasti."Baik. Asal kamu menjamin, kami sudah merasa lega."Sampai di sini, tidak ada lagi yang mempertanyakan mereka. Pada akhirnya, yang tersisa hanyalah para korban ataupun orang-orang yang berhubungan dengan korban.Namun, masih ada sebagian yang berpura-pura menjadi kerabat ataupun teman korban agar tetap bisa berada di sana.Hanya saja, Tobi tidak keberatan sama sekali dan membiarkan mereka masuk.Setelah masuk, Widia pun berkata, "Terima kasih atas kepercayaan kalian semua kepadaku. Kali ini, kami telah membuat masalah besar bagi kalian semua, kami jamin perusahaan pasti akan memberikan kompensasi yang sesuai.""Tapi yang paling utama bagi kami sekarang adalah mengobati flek hitam di wajah kalian lebih dulu. Setelah itu, barulah kita bicarakan masalah kompensasinya. Ayo mendaftar dulu."Mendengar ini, semua orang mengangguk.Namun, terlihat ada beberapa orang saling berbisik, sepertinya sedang mendiskusikan sesuatu.Benar saja. Tak berselang lama, salah seora
Meskipun mulut Widia mengumpatnya, hatinya merasa bahagia. Dia segera pergi untuk mengatur hal-hal yang dipesan pria itu.Lagi pula, Tobi telah menyelesaikan semua masalah rumit, jadi Widia juga pasti akan mengurus hal-hal kecil seperti ini dengan baik.Melihat segalanya perlahan membaik, satu per satu dari para atasan perusahaan menatap Widia dengan mata penuh kekaguman yang belum pernah terjadi sebelumnya.Hatinya dipenuhi dengan berbagai emosi.'Hampir semua orang di perusahaan, bahkan orang luar berpikir bahwa segala sesuatu yang terjadi hari ini telah direncanakan dan diselesaikan oleh diriku sendiri.''Semua ini memang sengaja dibuat oleh Tobi.''Statusnya rendah, jadi dia membutuhkan prestasi seperti itu agar bisa menonjolkan dirinya.''Tapi, agar aku bisa mengendalikan segalanya dengan baik dan membuat perusahaan makin berkembang, Tobi bersedia memberikan semua hasil kerja kerasnya kepadaku.''Tampaknya dia sangat mencintaiku.''Bagaimana aku bisa melepaskan pria seperti itu?'
"Mengerti!"Asisten wanita itu mengangguk, tetapi dia masih bingung.Jelas-jelas ini tapal biasa, apalagi bahan obat di dalamnya juga sederhana, apakah efektif jika diaplikasikan seperti ini?Dia merasa akupunktur yang dilakukan oleh Tobi lebih berkhasiat.Selesai diobati, wanita itu merasa wajahnya terasa panas dan kurang nyaman selama beberapa saat, lalu dia pun bertanya, "Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?""Langkah selanjutnya adalah menunggu hingga delapan jam. Setelah itu, kamu baru boleh melepasnya.""Setelah itu?""Setelah itu, sudah selesai," jawab Tobi."Selesai?""Begitu saja?"Wanita kelihatan tidak percaya. Keluarganya cukup berada, jadi dia telah meminta teman untuk memperkenalkan dokter kepadanya, tetapi tidak ada satu pun yang bisa menyembuhkannya.Bahkan ada dokter yang langsung menyatakan flek hitam itu tidak bisa disembuhkan.Sekarang telah diatasi dengan begitu mudah?Meski berpikir itu tidak mungkin, wanita itu masih sangat senang ketika mendengar apa yang dik
Tobi mengunci pintu, lalu duduk dan segera mempraktikkan Sutra Hati Kaisar. Tubuhnya terus-menerus menyesapnya dan mengubah energi sejatinya, kemudian mengedarkannya ke seluruh tubuh secara berulang kali.Saat energi sejatinya terus berubah, tenaganya menjadi makin kuat, bahkan seluruh tubuhnya terasa sangat rileks dan wajahnya juga memiliki pesona yang menawan.Sutra Hati Kaisar!Akhirnya dia berhasil menembus tingkat kesembilan!Sutra Hati Kaisar disimpan di perpustakaan Sekte Naga. Belum ada yang berhasil mempraktikkannya selama ribuan tahun. Konon Kaisar Kuno mempraktikkan teknik ini hingga mencapai tingkat puncak dan bahkan bisa mengatasi ratusan wanita di malam hari.Tobi tidak membutuhkan gadis-gadis melayaninya di malam hari. Lagi pula, di matanya hanya ada Widia seorang saja.Namun, kekuatan dahsyat yang dihasilkan oleh teknik itu merupakan dambaan semua orang.Lantaran bakat dan kemampuannya yang luar biasa dalam mempraktikkan Sutra Hati Kaisar, dia menjadi Tuan Muda dari Sek
Sekarang, di sana sudah tidak ada orang lagi, jadi dia pun segera menanyakan hal itu dengan suara pelan."Nggak apa-apa!"Tobi segera melangkah maju dan membuka pintu. Kondisi pria itu terlihat sangat baik, bahkan tersenyum kepadanya.Widia yang melihat itu pun merasa lega, tetapi dia tetap bertanya, "Kamu terlihat senang sekali, pasti semua pengobatannya berhasil, 'kan?""Hmm, kita akan mengetahuinya dalam dua hari.""Masih butuh dua hari lagi? Sebenarnya bisa atau nggak, sih?" Widia tampak tak berdaya. Kali ini, mereka bahkan menyeret Pak Hendro sebagai penjamin, jadi mereka tidak boleh bermain-main."Tenang saja, nggak akan ada masalah. Aku hanya menggodamu," kata Tobi sambil tertawa."Kamu! Jahat sekali!" omel Widia dengan kesal. Namun, dia kembali menambahkan, "Untung saja ada Pak Hendro yang datang menjamin kali ini, bagaimana kamu bisa mengundangnya kemari?""Dia bersikeras ingin melakukan kontribusi untuk kita, jadi aku pun mencari hal untuk dia lakukan," ucap Tobi dengan jujur
"Apa maksudmu? Apa kamu punya informasi orang dalam?" tanya Widia penasaran. Akhir-akhir ini, dia kerap mendengar banyak informasi orang dalam dari Tobi. Entah dari mana pria itu mendapatkannya, tetapi informasi itu sangat akurat."Tentu saja!""Sebenarnya, kali ini aku bisa mengetahui dalang di balik semua ini adalah Almer dan Haris, ditambah lagi berhasil menemukan bukti serta saksi dengan begitu cepat, ini semua berkat bantuan seseorang.""Siapa?""Winson!""Winson itu siapa?"Widia tertegun sejenak, "Tunggu sebentar. Yang kamu bilang itu Tuan Winson yang kerjaannya hanya bermalas-malasan, berjudi, bermain wanita, berfoya-foya itu?""Hah? Reputasi Winson begitu buruk?""Kamu pikir?"Widia memutar bola matanya ke arah Tobi, lalu kembali bertanya dengan penasaran, "Kamu kenal Winson? Benarkah dia sudi membantumu?""Ya!""Saat menyelidiki Haris, dia menemukan hal itu, jadi dia memberitahuku.""Begitu rupanya. Aku tahu mengapa dia ingin membantumu. Dia ingin mempersulit Haris, tapi dia
"Mereka semua ada di ruang konferensi," jawab Helen buru-buru.Helen bahkan lebih menghormati Tobi daripada Widia, lantaran dia terlalu akrab dengan wanita itu. Apalagi, dia sangat terkesan dengan rangkaian tindakan yang dilakukan oleh Tobi hari ini."Oke!"Tobi mengeluarkan ponselnya untuk menelepon, lalu berkata dengan tenang, "Bawa orangnya ke sini, ingat apa yang aku katakan sebelumnya."Dia sudah mengantisipasi situasi ini dan membuat beberapa persiapan kecil.Melihat Tobi menutup telepon, Widia bertanya dengan bingung, "Siapa yang kamu telepon? Kamu mau bawa siapa ke sini?""Teman. Dia sedang membawa orang-orang yang tadinya menghasut-hasut korban di luar.""Apa!""Kenapa kamu menyentuh mereka?"Widia terlihat cemas dan berkata, "Masalahnya sudah selesai, jadi kita nggak usah peduli sama mereka.""Nggak bisa, mereka telah menyinggungmu, jadi mereka harus membayar harganya.""Nggak usah, lagian aku baik-baik saja sekarang. Semua telah berlalu. Kalau kamu menangkap mereka seperti i
Mendengar itu, Tobi sama sekali tidak marah, bahkan tertawa, "Haha. Jangan emosi. Kata-katamu juga nggak perlu seperti itu. Bukankah hanya perkara uang? Mudah dibicarakan.""Begitu baru benar!""Kalau dari awal sikap kalian seperti ini, kita nggak perlu berdebat begitu lama. Jika perdebatan ini terus berlanjut dan diunggah di internet, sepertinya citra positif yang barusan kalian bangun itu bakal sia-sia."Wajah pria itu tampak gembira dan terus mengancam.Teman reporter pria itu memang bisa diandalkan. Dia bisa memanfaatkan lawan dengan satu gerakan.Tobi masih menanggapi pria itu dengan senyum, "Ya, yang dikatakan Saudara ini masuk akal, aku setuju dengannya."Tiba-tiba ponsel Tobi berdering. Ternyata mereka telah tiba di depan ruang konferensi.Tobi segera memerintahkan anak buahnya untuk membawa mereka masuk, sekaligus menutup pintu agar mencegah orang lain masuk.Setelah menutup telepon, Tobi berkata sambil tersenyum, "Kalian tunggu sebentar, aku akan menangani masalah kecil dulu.
Bukankah sudah tidak ada orang yang bisa mengancam mereka lagi? Apa telah terjadi sesuatu?"Widia, ada satu hal yang aku minta orang selidiki selama ini dan sekarang akhirnya hasilnya sudah ketemu," ucap Tobi perlahan."Masalah apa? Ada hubungannya denganku?""Ya, kamu harus persiapkan mentalmu.""Apa yang terjadi sebenarnya?""Ada hubungannya dengan asal-usulmu." Tobi khawatir Widia akan sulit menerima kenyataan ini."Apa!"Ekspresi Widia seketika berubah. Begitu mendengar perkataan Tobi, dia sepertinya sudah bisa menebaknya. Wajahnya memucat. Dia pun bertanya, "Jangan-jangan, aku bukan anak kandung Keluarga Lianto?""Bukan hanya nggak, tapi Yesa menculikmu dari tangan ibumu."Tobi akhirnya menceritakan masalah itu pada Widia.Apa!Wajah Widia bertambah pucat. Tubuhnya gemetar. Fakta dia bukan anak kandung ibunya saja sudah membuatnya sedih. Tak disangka, malah ada hal seperti ini lagi sekarang.Namun, dia sangat kuat dan tegar. Jika tidak, dia juga tidak mungkin bisa menjabat sebagai
"Nggak terkalahkan?"Ekspresi Widia terkejut. Dia berkata dengan nada kaget, "Benarkah? Baguslah kalau begitu. Kita juga nggak perlu takut pada orang-orang jahat itu lagi."Dalam hatinya, yang paling penting adalah keselamatan Tobi.Mengenai hal lainnya, dia merasa semuanya tidak begitu penting."Benar. Kita nggak perlu takut sama mereka lagi."Tobi tersenyum. Namun, ada niat membunuh yang melintas di matanya. Dia ingat apa yang dikatakan Luniver sebelum pergi dan berharap mereka akan segera datang menemukannya.Namun tepat di saat ini, ponselnya berdering. Damar meneleponnya."Halo!""Raja Naga, kami telah menemukan sesuatu," ucap Damar melaporkan. Sebenarnya, dia telah menelepon beberapa kali sebelumnya. Namun, nomor Tobi tidak bisa dihubungi sama sekali.Kali ini, akhirnya Raja Naga mengangkat telepon.Setelah mendengar itu, Tobi segera berdiri dan berjalan ke samping. Dia bahkan menyela pembicaran Damar dan langsung berkata dengan nada tegas, "Katakanlah!"Widia tertegun. Terlihat
Tobi tidak mengetahui semua hal ini. Dia telah menenggelamkan dirinya dalam latihan kultivasi. Pria itu terus-menerus memahami hukum langit dan bumi serta meningkatkan energi yang terkandung di dalamnya.Tak terasa, tiga hari berlalu dengan cepat.Widia membuka matanya. Saat merasakan tubuhnya telah pulih sepenuhnya, dia tampak terkejut. Apa yang telah terjadi?Mungkinkah itu semua hanya mimpi? Bukankah dirinya sudah mati?Dia pun menoleh ke samping. Tampak Tobi duduk di sana. Seluruh tubuh pria itu diselimuti cahaya, seolah-olah orang suci yang turun ke bumi.Widia langsung berdiri. Lukanya telah pulih sepenuhnya. Dia masih hidup dan Tobi juga baik-baik saja. Pria itu menepati janjinya dan benar-benar menyembuhkannya.Saat memandang Tobi, sorot matanya menjadi makin lembut.Setelah Widia bangun, mereka kembali menghabiskan dua belas hari di sana.Selama belasan hari ini, kondisi tubuh Widia juga baik-baik saja. Dia telah berkultivasi sedemikian rupa. Sekalipun tidak makan selama sebul
Mendengar itu, Tobi pun langsung bertanya, "Seberapa besar kesenjangan kami sekarang?"Tobi tentu tidak akan membiarkan terjadi sesuatu pada Negara Harlanda mereka."Bagaimana aku menjelaskannya? Dalam hal pemahaman, kamu sudah memasuki tingkat menengah. Sedangkan dia telah mencapai tingkat tinggi. Meski tingkatannya hanya berbeda sedikit, kekuatannya sangat hebat.""Semuanya ada berapa tingkatan?" tanya Tobi sambil memeluk Widia."Aku kurang tahu pastinya, tapi menurut legenda, tingkat selanjutnya adalah tingkat puncak. Seharusnya tingkatan ini sudah termasuk kekuatan paling unggul di dunia kita," jawab Vamil.Tobi mengangguk. Ternyata, perbedaannya tidak terlalu besar. Dia merasa dirinya akan segera membuat terobosan baru. Namun, saat ini, dia tiba-tiba teringat dengan pria yang mengadangnya barusan. Dia pun bertanya dengan penasaran, "Siapa pria yang menghalangi dan merusak rencana kita tadi?""Dia?""Dia adik sepupuku!"Vamil tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya. "Tapi janga
Alam kultivasi yang sangat luar biasa!Begitu memasuki alam kultivasi ini, baik itu kekuatan fisik atau kekuatan mentalnya, jauh lebih kuat dari sebelumnya. Bahkan, dia bisa memobilisasi energi langit dan bumi sesuka hatinya.Seakan-akan semua energi yang ada tercipta untuknya. Tobi langsung menggenggam dengan tangan kanannya. Tiba-tiba ada kilat dan guntur yang muncul di telapak tangannya. Tampak sangat menakutkan, tetapi tidak ada kekuatan yang bocor sama sekali."Se ... sepertinya telah mencapai tingkat menengah dari hukum langit dan bumi." Vamil terkejut. Padahal, Tobi baru saja memahami hukum langit dan bumi, tetapi kekuatannya kini bahkan tidak jauh berbeda dari dirinya yang telah mencapai tingkat puncak.Raja Naga Tua dan yang lainnya juga merasakan tekanan yang mengerikan. Mereka bahkan hampir berlutut.Setelah itu, Tobi segera menyimpan kembali kekuatannya dan bergegas mendekati Widia. Kekuatan spiritualnya langsung memasuki tubuh Widia untuk memeriksa kondisinya. Tak lama kem
Begitu mendengar suara menyakitkan Tobi, Vamil merasa sangat pilu, tersiksa, dan juga sangat menyesal.Namun tepat di saat ini, dia merasakan perubahan pada tubuh Tobi. Wajahnya penuh dengan keterkejutan"Ini?""Keturunan naga?"Tobi juga merasakan hal yang aneh pada dirinya. Energi yang menakutkan mulai keluar dari tubuhnya. Bahkan tubuhnya yang biasanya melebihi kerasnya baja pun merasakan sakit yang parah.Hal ini membuatnya tanpa sadar membaringkan Widia kembali. Lantaran dia takut kekuatan fisiknya akan melukai Widia. Kemudian, Tobi berdiri agak jauh untuk menyalurkan energi yang dia miliki.Meski napas Widia terus melemah, Tobi tidak akan menyerah hingga saat-saat terakhir.Sembari menyerap energi keturunan naga, Tobi juga terus-terusan memperhatikan kondisi Widia. Dia bisa merasakan napas wanita itu makin lama makin pelan.Vamil menyaksikan semua ini dengan kaget. Padahal, dia mengangkat masalah keturunan naga hanya untuk mengelabui lawan. Siapa sangka, ternyata hal itu benar-be
Jika tidak, mungkin dia memerlukan waktu setidaknya beberapa bulan untuk pulih.Hirawan juga memiliki pemikiran yang sama. Saat melihat Luniver juga melarikan diri, dia segera bergabung dengannya dan pergi dengan cepat.Begitu Indira melihat mereka tidak punya peluang lagi, sekalipun rudal diluncurkan, mungkin hasilnya akan sia-sia saja. Dia terpaksa menyerah sepenuhnya. Dia hanya bisa menunggu sampai mereka dan Raja Naga Tua mengunjungi Gunung Simeru secara langsung.Meski Tobi membuat serangan yang menakutkan di akhir pertarungan, dia telah menggunakan teknik terlarang untuk mengerahkan energi pedang yang jauh melebihi kekuatan biasanya.Dampak dari serangan pedang ini juga sangat jelas. Tobi bisa dengan jelas merasakan kekosongan dan kerapuhan tubuhnya. Dia kini tidak bisa berdiri tegak.Bahkan, terhuyung sejenak. Dia menyadari bahwa wajah Widia tampak pucat pasi. Sekujur tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Tampaknya, wanita itu dalam kondisi kritis.Wajah Tobi memucat. Dia segera
Setelah mengingatkannya, tanpa ragu sedikit pun, Hirawan langsung berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan gesit.Saat ini, dia tidak peduli dengan hidup matinya Luniver lagi. Sekalipun pesuruhnya, Hirawan juga mengabaikannya begitu saja.Saat Luniver mendengar perkataan Hirawan, wajahnya berubah drastis. Dia mengumpat dengan marah, "Sialan!" Kemudian, segera berbalik dan bersiap melarikan diri dari tempat itu.Lagi pula, Vamil sudah mau mati. Prabu juga sudah mati. Hirawan dari Negara Melandia bersedia menjadi antek-anteknya. Semuanya berakhir dengan sempurna.Saat kekuatannya pulih, dia masih bisa kembali untuk mengambil nyawa dua orang ini.Di sisi lain, Indira kembali memandang Radiya dengan cemas. Maksud tatapannya sangat jelas. Sekarang telah mencapai momen paling kritis. Jika mereka tidak segera mengambil tindakan, maka tidak akan ada peluang lagi.Namun, Radiya masih terdiam. Pria itu hanya menatap layar dan tidak mengucapkan kata apa pun.Dia masih menunggu.Menunggu kode d
Yang paling malang adalah orang yang mengadang Tobi barusan. Pria yang mengkhianati Vamil itu bahkan tidak punya waktu untuk menghindar sama sekali. Dia menjerit dan langsung bergerak mundur.Jika tidak mundur dengan cepat, mungkin dia sudah kehilangan separuh nyawanya.Sialan! Kekuatan sekelompok orang ini sangat menakutkan. Terutama Tobi. Sepertinya kekuatan bocah ini lebih kuat dari dirinya sekarang.Menghadapi kedua kekuatan ini, Prabu juga merasakan teror. Dia mengerang beberapa kali dan mundur terus menerus. Tubuhnya jelas terluka parah.Sialan!Tak disangka, begitu kedua orang ini bergabung, kekuatan mereka akan begitu mengerikan. Bahkan, membuat lukanya bertambah parah. Jika bukan karena dia punya pil penyembuh, setidaknya dia butuh beberapa bulan untuk memulihkan dirinya.Sebenarnya Luniver bisa membantu Prabu, tetapi dia sengaja mundur. Saat melihat luka yang dialami Prabu makin parah, ada niat membunuh yang muncul di matanya.Jika memungkinkan, dia pasti akan menyingkirkan P