"Aku tahu kamu adalah menantu paling baik. Kamu pasti nggak akan mengabaikanku begitu saja.""Aku masih ingat sejak kamu pertama kali datang ke kediaman Lianto, aku sudah tahu kamu nggak biasa. Kamu adalah menantuku yang paling baik dan hebat.""Hanya saja, yang aku lakukan selanjutnya nggak terlalu benar. Aku nggak membiarkanmu memahami niat baikku, yang berakhir membuatmu salah paham dan mengira aku membencimu.""Terima kasih sudah memaafkanku dan juga terima kasih sudah menyelamatkanku!""Jangan khawatir. Mulai sekarang, hanya kamulah menantuku satu-satunya.""Nanti saat kalian menikah, ayahmu dan aku pasti akan menjadi saksi pernikahan kalian!"Saking gembiranya, Yesa kebanyakan mengoceh. Semua kata-kata yang dia ucapkan mengungkapkan perasaan dan penyesalannya selama ini.Jika menantu laki-lakinya kembali, bukankah dia bisa menikmati kekaguman dari banyak orang? Apalagi, saat memikirkan begitu banyak orang yang datang memberikan hadiah terakhir kali, itu pasti akan menjadi pemanda
"Didengar dari perkataanmu barusan, semua yang kamu lakukan itu demi kebaikanku?" Tobi tidak berdaya. Yesa benar-benar menganggap dirinya sebagai anak berusia tiga tahun."Benar, benar. Akhirnya kamu mengerti sekarang?"Yesa tampak kegirangan.Tobi benar-benar tidak berdaya. Dia kemudian berkata dengan dingin, "Yesa, apa kamu sendiri percaya dengan kata-kata yang kamu ucapkan ini?""Ten ... tentu saja percaya! Lagian, memang ini kebenarannya. Mana mungkin aku nggak memercayainya? Tobi, kamu sudah salah paham padaku. Aku begitu menyayangi Widia, mana mungkin aku tega memisahkan kalian?"Jawaban Yesa terdengar begitu serius dan tulus. Selain itu, dia juga terus mengatakan pada dirinya sendiri bahwa inilah kebenaran yang sesungguhnya.Demi mempertahankan menantu hebatnya ini, dia bahkan harus menghipnotis dirinya sendiriSayang sekali, Tobi tidak ingin menghabiskan waktu untuk berdebat dengannya. Dia hanya berkata dengan dingin, "Sudahlah. Aku juga nggak ingin dengar omong kosongmu di sin
Lantaran kebenaran telah terungkap, Yesa tidak ragu-ragu lagi. Dia langsung menceritakan tentang apa yang terjadi dua puluh tahun yang lalu.Ternyata, waktu itu Yesa memang melahirkan seorang anak perempuan. Sayangnya, putrinya meninggal sesaat setelah dilahirkan.Kebetulan hari itu juga ada seorang wanita yang melahirkan di rumah sakit itu. Namun, wanita itu menginginkan anak laki-laki. Begitu tahu anaknya seorang perempuan, dia pun meninggalkan bayinya begitu saja. Jadi, Yesa baru membawa bayi itu untuk dirawat.Kedengarannya sangat sederhana, tetapi bukankah ini terlalu kebetulan? Tobi kembali bertanya, "Siapa nama wanita itu? Mengapa dia nggak menginginkan putrinya sendiri?""Aku nggak tahu. Aku juga nggak mengenalnya." Yesa menggelengkan kepalanya."Di rumah sakit mana?" tanya Tobi. Mustahil dia memercayai Yesa hanya berdasarkan beberapa kata darinya."Rumah Sakit Medika," jawab Yesa. Rumah Sakit Medika adalah rumah sakit swasta terbaik pada waktu itu, tetapi telah ditutup dan dim
Tobi mengerutkan kening dan berkata, "Sudahlah. Aku tahu kamu itu orang seperti apa. Nggak perlu berpura-pura lagi. Tapi untuk menyelesaikan masalahmu sepenuhnya, kamu harus menyerahkan Grup Lianto.""Apa? Aku harus menyerahkan Grup Lianto?" Ekspresi Yesa berubah. Grup Lianto termasuk fondasi Keluarga Lianto. Tanpa Grup Lianto, bagaimana dia bisa bertahan hidup kelak?"Kenapa? Kamu nggak mau? Berdasarkan situasi Grup Lianto saat ini, sekalipun diberikan pada orang lain, seharusnya nggak ada yang mau mengambil alih," ucap Tobi dengan dingin."Tapi bukankah kamu bisa menyelamatkannya?""Aku menyelamatkannya? Tahukah kamu berapa dana yang perlu aku investasikan untuk menyelamatkan Grup Lianto?" Jika bukan karena Damar dan yang lainnya bergabung membantunya, dia mungkin harus mengeluarkan dana minimal dua triliun untuk menyelamatkan Grup Lianto."Be ... begitu banyak orang yang ingin memberikan uang padamu. Seharusnya uang nggak seberapa itu nggak berpengaruh bagimu, 'kan?"Walau Grup Lian
Menantu Keluarga Lianto?Tobi menggelengkan kepalanya, lalu berdiri dan berjalan keluar. Namun, hatinya terasa sedikit tidak nyaman. Dia tidak menyangka asal-usul Widia akan seperti ini.Mungkin Kakek Muhar tidak mengetahui asal-usul Widia yang sesungguhnya. Jika tidak, mengapa dia begitu menyayangi cucunya itu?Namun, yang Yesa katakan memang benar. Tidak seharusnya menceritakan kenyataan ini kepada Widia.Itu sebabnya, Tobi tidak bermaksud untuk memberitahukan Widia. Setidaknya, fakta dari masalah ini harus ditemukan. Tidak boleh memercayai perkataan dari keluarganya Yesa sepihak saja.Jika benar seperti yang dikatakan Yesa, ibu kandungnya Widia menelantarkannya begitu saja, masalah ini tentu tidak boleh diketahui Widia.Melihat Tobi berjalan keluar, Yesa menatap punggungnya dengan tajam.Bajingan ini, jelas-jelas dia kaya raya, tetapi dia sengaja mempersulitnya. Hanya saja, statusnya begitu mulia. Jika bisa mengandalkannya, dia bisa menjadi pribadi yang dikagumi semua orang.Kenapa
"Tobi, maaf. Sudah membuatmu menderita," gumam Widia. Dia sangat tersentuh dengan apa yang dilakukan oleh Tobi. Dia bahkan merasa dia tidak bisa membalas kebaikan pria itu."Nggak, kok. Asalkan kamu bahagia, yang lainnya, nggak penting lagi."Tobi tersenyum dan berkata, "Meski aku setuju untuk menyelamatkannya, aku juga membuat persyaratan.""Persyaratan apa?" tanya Widia."Aku minta dia mentransfer semua saham Grup Lianto padamu.""Hah? Dia mau?" Widia juga tahu, tidak ada yang ingin mengambil alih Grup Lianto yang saat ini. Karena Grup Lianto sekarang terlilit utang besar dan juga berisiko kebangkrutan.Namun, seharusnya ibunya tahu bahwa Tobi bisa menyelamatkan perusahaan. Namun, apakah dia rela melepaskannya?"Ya, dia mau. Kalau kamu punya waktu dalam beberapa hari ini, datanglah ke Kota Tawuna.""Masih ada urusan yang harus aku selesaikan hari ini. Aku berencana pergi ke sana besok pagi," kata Widia dengan cepat.Widia belum mengunjungi ibunya sampai sekarang juga karena terus mem
Tobi mengerutkan kening. Hanya saja, dia tetap mengangguk."Ka ... kamu sudah bertemu dengan ibumu? Kondisinya sangat buruk sekarang," kata Herman buru-buru.Yang terlibat masalah bukan hanya Yesa saja, tetapi masalah yang menimpa Grup Lianto juga sangat serius. Memikirkan semua ini, dia juga tidak bisa tenang belakangan ini.Mereka bukan hanya harus menghadapi anggota Keluarga Lianto yang mengkritik mereka satu per satu, tetapi situasi di luar juga tidak menentu. Mereka sangat membutuhkan bantuan Tobi saat ini.Ibumu?Tobi mendengus dingin. Apa Yesa pantas dia panggil sebagai 'ibu'?Namun, dia tiba-tiba teringat dengan sesuatu. Siapa tahu dia bisa menemukan petunjuk dari mulut Herman. Dia pun berkata dengan nada datar, "Aku sudah bertemu dengannya, tapi kalau ingin aku menyelamatkan kalian, kamu harus menjawab pertanyaanku dengan jujur.""Tanyakan saja. Asalkan bisa menyelamatkan ibumu, aku rela melakukan apa pun.""Widia sebenarnya putrinya siapa? Mengapa dia bisa muncul di Keluarga
"Tentu saja karena kami dengar kamu kembali. Sudah lama sekali Kak Tobi nggak meneleponku." Jessi sama sekali tidak malu-malu dengan Tobi. Meski ayahnya ada di sana, dia masih tetap mengeluh dengan manja.Tobi tidak berdaya. Bukannya dia tidak merindukan Jessi, tetapi dia takut gadis itu akan salah paham. Jadi, dia pun berkata, "Belakangan ini, aku memang sibuk sampai nggak ada waktu."Setelah itu, Tobi segera mengganti topik pembicaraan. "Oh ya, Pak Damar datang ke sini ada urusan apa?""Begini. Aku dengar Raja Naga kembali untuk Keluarga Lianto. Jadi aku datang ke sini untuk melihat, siapa tahu Raja Naga punya instruksi?" tanya Damar dengan hati-hati.Hanya saja, dia diam-diam merasa bangga dengan dirinya sendiri. Untunglah, dia pintar dan mengajak putrinya ke sini. Melihat Raja Naga tersenyum, seharusnya dia tidak akan menyalahkannya.Sayangnya, putrinya tidak bisa menikah dengan Raja Naga. Jika tidak, Keluarga Yusnuwa mereka pasti akan dikagumi oleh semua orang.Hanya melihat ekspr
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K