Tobi tidak mengikuti mereka naik ke atas. Mereka juga seharusnya tidak berani macam-macam. Apalagi, Marva akan datang sebentar lagi.Begitu Marva datang, mustahil terjadi hal yang tidak diinginkan.Tobi juga tidak ingin berlama-lama di sana lagi. Lebih baik dia pulang menemani istrinya.Benar saja. Tak lama kemudian, Marva sudah datang.Begitu tahu terjadi hal seperti ini, Marva tentu langsung bergegas datang. Saat bertemu dengan Tobi, dia segera mendekatinya sambil menyapa dengan hormat, "Tuan!"Lagi-lagi memanggilnya 'Tuan'? Apa belakangan ini sebutan 'Tuan' begitu populer?Tobi mengerutkan kening.Melihat ekspresi Tobi, Marva makin ketakutan. Wajahnya tampak panik. Apalagi, teringat dengan Bos Hasbi yang berakhir buruk. Selain itu, dirinya sendiri juga pernah mengambil tindakan terhadap Tuan sebelumnya.Wajahnya berubah pucat. Marva langsung berlutut dan berkata, "Anak buahku sudah menyinggung Tuan. Mohon Tuan memaafkanku!""Huh!"Tobi mendengus dingin. "Kamu mengakui kesalahanmu? A
Setelah mempersiapkan segalanya, keduanya pun meraih gagang pintu dan perlahan membuka sedikit celah. Tiba-tiba, wajah Shinta berubah drastis. Dia segera menutup pintu kembali.Dia tampak terkejut."Ada apa?" tanya Susan."Ada, ada banyak orang di luar.""Apa? Mereka sudah datang? Apa yang harus kita lakukan?" Wajah Susan berubah pucat. Namun, dia kemudian berkata, "Mengapa mereka nggak menggedor pintu?""Benar. Mengapa nggak ada pergerakan sama sekali? Apalagi, mereka semua sepertinya berlutut di luar sana.""Sungguh? Biar aku lihat.""Lebih baik berhati-hati. Bagaimana kalau mereka mengambil kesempatan dan masuk ke dalam?""Kalau mereka mau mendobrak, pasti dari awal sudah masuk. Pintu ini juga seharusnya nggak mampu menghentikan pergerakan mereka.""Benar juga. Kenapa aku nggak kepikiran?"Keduanya sekali lagi membuka pintu dengan hati-hati. Tak salah lagi, di depan pintu ada begitu banyak orang. Apalagi, semuanya berlutut di sana.Meski mereka telah membuka pintu, masih tidak ada p
Memikirkan Keluarga Bustan yang begitu kuat, Shinta dan Susan hanya bisa diam-diam berharap lawan tidak bisa menemukan Tobi.Akan lebih baik jika mereka berdua segera menyuruh orang-orang ini pergi. Kemudian, mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri secepatnya.Saat melihat kedua wanita itu masih diam, Arjun tampak panik. Jika kedua wanita ini tidak mau menerima permohonan maaf, bukankah mereka akan celaka? Mereka langsung memandang Marva untuk meminta bantuanMarva juga berharap masalah ini terselesaikan. Jika tidak, bagaimana dia bisa memberi penjelasan kepada tuannya? Dia buru-buru berkata, "Nona Shinta, Nona Susan, mereka sungguh menyesali perbuatan mereka. Memang benar, kejadian ini telah meninggalkan kesan buruk bagi kalian berdua.""Begini saja. Mereka bersedia memberikan kompensasi empat miliar sebagai biaya kerugian mental untuk kalian berdua akibat kejadian barusan."Empat miliar?Shinta tertegun. Keluarganya memang terus meminta uang kepadanya. Dia butuh uang sekarang.
Ah!Begitu kata-kata itu dilontarkan, kedua wanita itu langsung tercengang.Mereka sama sekali tidak percaya dengan apa yang ditangkap oleh telinga mereka.Yang benar saja?Apa Kak Tobi begitu hebat dan berkuasa seperti itu?Kedua wanita tahu Tobi sangat berkuasa di Kota Tawuna. Namun, mereka sama sekali tidak menyangka pria itu masih punya pengaruh hebat di ibu kota provinsi. Bahkan, keluarga terpandang seperti Keluarga Bustan pun takut padanya.Kedua wanita kembali teringat dengan apa yang dikatakan Tobi sebelumnya. Pria itu bilang, Keluarga Bustan baginya bukanlah apa-apa.Jangan-jangan ini semua nyata? Kak Tobi bukan sekadar menghibur mereka?Melihat ekspresi kedua wanita itu, Marva sudah tahu kalau tebakannya benar. Jika demikian, masalah ini pasti akan terselesaikan dengan mudah.Dia buru-buru berkata, "Nona Shinta dan Nona Susan nggak perlu khawatir sekarang. Tolong berikan nomor rekening kalian. Kami akan mentransfer uang kepada kalian sebelum pagi hari untuk menebus kesalahan
Baik?Apa maksudnya?Tuan Besar Ezra tertegun sejenak. Dia ragu apa dirinya salah dengar. Dia kemudian bertanya dengan antusias, "Tomi, kamu barusan bilang apa? Apa kamu sudah setuju?""Ya! Aku setuju."Tobi menganggukkan kepalanya."Benarkah? Syukurlah kalau begitu. Terima kasih!"Tuan Besar Ezra sangat gembira. Dia bahkan meragukan pendengarannya sendiri. Lantaran saat mengajukan permintaan ini, dia sama sekali tidak berani menaruh harapan terlalu tinggi.Tak disangka, Tomi akan menyetujuinya.Apalagi, Tomi sekarang adalah Raja Naga dari Sekte Naga. Dia akan mewakili Sekte Naga. Berdasarkan rumor yang beredar, Tomi juga seorang ahli bela diri setingkat Guru Besar.Pengaruhnya tidak akan kalah dibandingkan dengan keluarga teratas di Kota Jatra seperti Keluarga Byantara. Jika Tomi mau turun tangan membantu, dia seharusnya bisa menyelesaikan krisis yang dihadapi Keluarga Yudistira."Jangan senang terlalu cepat. Aku masih punya satu permintaan!" kata Tobi dengan datar.Tuan Besar Ezra la
Jika suaminya belum pulang, dia akan khawatir. Begitu melihat Tobi kembali, mendadak muncul kegembiraan di wajahnya. "Bukankah kamu bilang nggak pulang malam ini?""Ya, awalnya memang begitu. Tapi saat memikirkan istriku sendirian di rumah, aku pun menyerahkan masalah itu kepada orang lain agar aku bisa pulang menemani istriku."Tobi tersenyum, kemudian menarik Widia ke dalam pelukannya. Sudah dari tadi dia berusaha menahan diri.Wajah Widia memerah. Dia memekik kecil. Tubuhnya langsung jatuh ke pelukan Tobi. Dia pura-pura marah. "Kamu sengaja menggodaku."Namun, begitu selesai berbicara, Widia tampak mengerutkan kening.Dari awal, bisnis kosmetik di Grup Lianto memang didirikan oleh Widia.Setelah bergabung ke kantor cabang Grup Toranda di ibu kota provinsi, dia juga mengembangkan bisnis parfum. Apalagi, Widia sendiri juga melakukan penelitian mengenai parfum.Jadi, dia sangat sensitif terhadap aroma. Begitu menempel pada tubuh Tobi, dia langsung mencium aroma parfum.Aromanya sangat
Tobi diam-diam tersenyum pahit. Meski tidak mengerti apa maksud Widia, wanita itu masih mau menanggapinya. Jadi, Tobi pun memutuskan untuk membicarakan masalah ini besok.Keesokan paginya, Tobi bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan mewah.Widia juga telah bangun. Wanita itu masih terlihat begitu cantik. Hanya saja, wajahnya agak kuyu. Sepertinya, dia kurang tidur tadi malam. Dia juga tidak segembira biasanya.Melihat kondisi Widia seperti ini, Tobi juga merasa sedih. Dia memutuskan untuk menceritakan semuanya dengan jujur dan membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Lagi pula, dia juga tidak peduli dengan Yesa. "Widia, masalah tadi malam ...."Widia langsung menyela, "Nggak perlu bahas masalah tadi malam lagi. Aku sudah mengerti alasannya!"Widia sudah mengerti alasannya?Mengerti apanya? Tobi masih bingung.Widia memandang Tobi. "Berdasarkan kehebatanmu, aku tahu ada banyak wanita di luar sana yang ingin mendekatimu.""Kalau aku jadi kamu, aku juga mungkin sulit untuk menahan diri!"
Jangan-jangan Widia salah paham? Namun, apa yang terjadi dengan aroma parfum wanita itu? Selain itu, juga Jessi dan wanita lainnya. Dia telah melihat wanita-wanita itu mendekati Tobi lebih dari sekali.Sebenarnya, karena alasan ini, ditambah lagi, mereka semua adalah wanita hebat, dia khawatir menghalangi Tobi saat ini hanya akan merugikan dirinya sendiri saja.Itu sebabnya, dia memutuskan untuk memberikan kelonggaran, sekaligus melindungi posisinya sebagai istri sah.Padahal, dulu Widia berusaha mencampakkan Tobi jauh-jauh. Namun, entah sejak kapan, dia mulai takut Tobi meninggalkannya. Dia bahkan berusaha keras mempertahankan pria itu."Tentu saja!"Tobi tersenyum dan berkata, "Jadi, kamu nggak perlu khawatir.""Ya, tapi yang baru saja aku katakan itu masih berlaku."Sembari berbicara, Widia langsung mengulurkan telapak tangannya menutupi mulut Tobi yang hendak berbicara. "Jangan buru-buru menyangkal. Meski sekarang kamu nggak demikian, kamu juga nggak tahu apa yang akan terjadi kela
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K