"Nggak masalah!"Laurin segera mengeluarkan ponselnya. Bukankah hanya empat ratus juta? Baginya, uang sejumlah itu bukanlah apa-apa dan dia tidak peduli sama sekali.Tak lama kemudian, wanita itu menerima transfer dompet digital sebanyak empat ratus juta.Dia benar-benar tercengang. Dia memandang wanita cantik di depannya dengan tidak percaya. Dia kemudian memutuskan untuk segera mentransfer uang itu ke rekening bank.Asalkan uang itu masuk ke rekeningnya, maka itu sudah pasti bukan penipuan.Proses transfer kini sangat cepat. Uang itu telah masuk ke rekening bank dalam hitungan detik."Terima kasih, terima kasih, Nona Cantik!"Wanita itu berulang kali mengucapkan terima kasih dengan gembira. Kemudian, berbalik dan berjalan keluar tanpa ragu.Tobi tersenyum pahit. Dalam hatinya, dia bergumam, 'Gadis ini sudah gila.' Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kamu membeli tiketnya? Lantas, bagaimana dengan tiketmu sendiri?""Aku nggak punya tiket!'"Kamu nggak punya tiket? Jadi, bagaima
Wanita berbaju hijau tentu tidak terima dikatakan seperti itu. Dia langsung marah dan mengamuk.Namun, wanita di depannya menegurnya, "Lastri, kamu yang lebih dulu melakukan kesalahan. Sudah, jangan diteruskan lagi.""Ya, Nona!"Wanita berbaju hijau mengangguk dan tidak berbicara lagi.Mungkin karena takut keduanya berdebat lagi, wanita cantik itu langsung duduk tepat di sebelah kiri Tobi, sedangkan wanita berbaju hijau duduk di sebelah kiri majikannya.Tobi tertegun. Padahal, kemunculan wanita misterius itu sudah membuatnya tertegun. Sekarang, wanita itu masih duduk di sampingnya.Setelah duduk, wanita itu bahkan sempat mengangkat kepalanya dan melirik Tobi. Namun, hanya sekilas saja.Di matanya, Tobi memang tampan, tetapi hanya itu saja.Karena Teknik Melupakan Cinta yang dia latih, kini dia makin tidak tertarik dengan hubungan cinta lagi. Dia lebih fokus pada kultivasinya dan tidak peduli dengan pria mana pun.Selain kultivasi, satu-satunya hal yang bisa menyentuh hatinya hanyalah n
Saat bibir Fiona terbuka, suara lembut dan memabukkan itu langsung menggema di seluruh stadion dan jatuh ke telinga semua orang.Semua penonton juga menggoyangkan stik lampu di tangan mereka dan menikmati nyanyian merdu nan indah itu. Mereka refleks ikut bernyanyi dengan lembut.Padahal, itu hanya sebuah lagu yang sangat sederhana, tetapi begitu dinyanyikan oleh Fiona, lagu itu terdengar begitu merdu dan menyentuh.Suaranya yang merdu dan indah menembus telinga semua orang. Alunan lagu membawa semua orang seakan kembali ke momen tertentu dan membuat mereka merasakan emosi yang sama.Saat ini, Tobi juga mulai menikmati lagu itu dan merasa dirinya seakan-akan tenggelam dalam musik itu.Barulah Tobi mengerti mengapa semua orang begitu gila. Lantaran suara ini begitu nyata dan indah.Ini jelas-jelas merupakan suara alam yang nyata.Wanita di sebelahnya juga telah tenggelam di dalam alunan musik itu. Ekspresi dan emosi yang berbeda tertampang jelas di wajahnya.Mungkin karena terlalu mengha
"Mana mungkin. Dia orang baik, kok," jawab Prita buru-buru."Masa? Aku malah merasa dia seperti orang mesum," ucap Helia."Hmm, nggak mungkin. Kalau dia memang seperti itu, Kak Fiona pasti sudah kehilangan kesuciannya dari dulu.""Apa maksudnya?""Tanyakan sendiri sama Kak Fiona." Prita tidak menjelaskan lebih lanjut lagi.Helia menggelengkan kepalanya. Dia merasa mereka berdua masih terlalu muda dan mungkin telah ditipu oleh Tobi.Hanya dalam beberapa saat, Fiona sudah mulai menyanyikan lagu keduanya. Lagu ini memiliki gaya yang sedikit berbeda, tetapi masih sangat indah.Waktu berlalu begitu saja. Setelah semua orang menikmati lagu demi lagu, acara konser juga sudah hampir berakhir."Aku sangat senang bisa bersama kalian semua malam ini. Hanya saja, momen indah berlalu dengan cepat. Setiap pertemuan akan ada saatnya untuk berpisah.""Tapi perpisahan hari ini akan menjadi pertemuan kita di masa depan. Lagu 'Perpisahan' ini aku persembahkan untuk kalian semua!"Begitu selesai berbicara
"Jangan. Kalau kamu yang cium, lebih baik nggak usah. Kamu hanya akan menakuti tuanku nantinya," ejek Laurin."Kamu!"Lastri terlihat kesal."Laurin, hentikan." Tobi tampak pasrah. Pria itu kini makin yakin dirinya pasti akan terpilih. Tak disangka, Fiona akan menggunakan cara seperti ini."Mereka mau menang sendiri dan merasa Tuan tertarik sama mereka berdua," ujar Laurin sambil mendengus dingin."Kamu, lancang sekali!"Yaldora tampak marah. Seluruh tubuhnya memancarkan aura sedingin es. Mendadak suhu di sekitar mereka turun beberapa derajat dan tubuh mereka langsung kedinginan.Laurin juga terkejut. Wanita ini kuat sekali. Ternyata yang dia rasakan tadi nyata. Wanita itu lebih kuat dari dirinya.Kekuatan Laurin kini telah berada di alam Guru Besar, tetapi wanita ini bahkan lebih kuat dari dirinya. Itu berarti kekuatan wanita itu sangat menakutkan."Sudah cukup!"Tobi tiba-tiba angkat bicara. Begitu bersuara, suhu dingin di sekitar mereka langsung menghilang dan kembali ke suhu normal
Paginya, Tobi Yudistira terbangun.Merasakan sesuatu yang lembut di telapak tangannya, pria itu tidak kuasa meremasnya beberapa kali. Rasanya kenyal sekali.Ketika pria itu memalingkan wajahnya ke samping, terlihat seorang wanita cantik. Kulit wanita itu sangat halus dan lembut."Argh ...."Merasa seperti ada sesuatu yang mencubitnya, Widia Lianto langsung terbangun. Saat mendapati dirinya telanjang, dia berteriak dan mendorong pria itu menjauh.Wanita itu segera menarik selimut dengan satu tangannya dan melempar bantal dengan tangan yang satunya lagi."Dasar berengsek! Bajingan! Apa yang kamu lakukan kepadaku!""Sepertinya sudah kulakukan semuanya.""Kurang ajar! Dasar nggak tahu malu!" umpat Widia dengan geram sekaligus malu.Tobi merasa bersalah dan berkata, "Jangan bicara seperti itu. Lagian, tadi malam kamu yang berinisiatif duluan.""Ngawur, jelas-jelas ...."Widia ingin membantah, tetapi tidak jadi karena kejadian tadi malam tiba-tiba melintas di benaknya.Akibat menagih utang t
"Ini adalah kartu hitam Lawana, di dalamnya ada 2 triliun. Kamu bisa belanja di toko milik Serikat Dagang Lawana di Kota Tawuna ini.""Oh ya, karena baru sampai di sini, mungkin Anda masih belum punya tempat tinggal. Ini kunci vila di Distrik Terra 1. Mohon diterima."Mata Tobi seakan bisa melihat semua dengan jelas, lalu dia bertanya, "Murah hati sekali. Katakan, apa yang terjadi?""Raja Naga memang bijaksana. Putriku, Jessi, sekujur tubuhnya sering menggigil dalam enam bulan terakhir ini. Kami sudah mengunjungi banyak dokter terkenal, tapi nggak ada yang bisa menyembuhkannya," ujar Damar."Nggak apa-apa. Hanya masalah kecil. Kalau ada waktu, besok aku akan mengobatinya.""Syukurlah! Terima kasih, Raja Naga!" kata Damar. Dia telah mencari tahu masalah ini begitu lama dan akhirnya menemukan sebuah rahasia besar.Ternyata Raja Naga yang masih muda itu adalah Dewa Medis yang telah dia cari-cari selama ini. Dia benar-benar Dewa Medis yang misterius.Tidak bisa dipercaya. Siapa yang mengir
"Tobi, sejak menerima telepon dari dokter tua itu, aku sudah menunggumu. Akhirnya, hari ini kamu datang juga. Kenapa kamu berdiri di depan pintu?"Setelah Kakek Muhar tahu Tobi datang, dia telah menunggunya sejak tadi. Karena yang ditunggu-tunggu tidak muncul, kakek itu pun berjalan keluar untuk menemuinya.Ketika Tobi melihatnya, dia langsung tersenyum dan menyapanya, "Kakek Muhar!"Begitu Kakek Muhar melihat cucunya berada di samping Tobi, dia langsung bertanya dengan penasaran, "Kalian saling kenal?"Widia tiba-tiba merasa canggung."Kami bertemu tadi pagi," ujar Tobi sambil mengatasi kecanggungan itu."Kebetulan sekali. Kalian memang berjodoh. Oh ya, hari ini juga hari yang baik untuk menikah. Setelah makan siang, kalian pergi ke kantor sipil untuk membuat akta nikah saja," seru Kakek Muhar sambil tertawa. Senior Dewa Medis memiliki keterampilan medis yang hebat, muridnya pasti juga sama.Tobi tertegun sejenak. Pria itu baru menyadari wanita cantik ini adalah Widia Lianto, tunangan