Setelah masalah Darius terselesaikan, barulah Widia bernapas lega. Dia telah bersiap melapor ke perusahaan dan mengambil alih jabatan manajer. Awalnya, dia masih berencana pergi ke sana sendirian.Namun, Widia tidak kuasa menolak permintaan Tobi. Dia terpaksa membiarkan pria itu ikut pergi bersamanya.Keesokan harinya, sekitar jam sembilan pagi, Tobi dan Widia telah muncul di perusahaan.Clara juga telah sampai di perusahaan. Dia bergegas menghampiri Widia dan Tobi serta membawa mereka masuk ke dalam perusahaan.Saat ini, sudah banyak karyawan yang datang ke perusahaan. Apalagi, semua orang sudah menerima pemberitahuan.Manajer umum baru perusahaan, Bu Widia, akan mengadakan rapat pada jam sepuluh pagi ini. Rapat itu dibuat agar memudahkan Widia dalam memahami situasi spesifik perusahaan sekarang ini. Semua atasan juga harus berpartisipasi dalam rapat tersebut.Kecuali yang berasal dari kantor cabang lainnya.Meski ini hanya sebuah rapat pimpinan, para karyawan juga tidak berani macam-
Widia takut penampilannya tidak bagus.Namun, saat melihat Tobi berada di sampingnya, Widia merasa tenang dan rileks kembali. Entah kenapa, dia mendadak menganggap perusahaan ini sebagai perusahaan miliknya sendiri.Terlebih lagi, Tobi sengaja menemaninya datang ke perusahaan. Bukankah sudah jelas pria itu ingin mendukungnya?Widia jelas tidak tahu bahwa Tobi masih punya tujuan lain.Pria itu datang ke sini untuk menangani orang!Beberapa menit berlalu dengan cepat. Sudah jam sepuluh lewat. Widia mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan mendapati masih banyak orang yang belum datang.Widia tidak begitu peduli dengan kehadiran yang lainnya, tetapi permasalahannya adalah Hafis, wakil manajer perusahaan, juga tidak datang.Sebelum kedatangan Widia, Hafis termasuk orang yang bertanggung jawab menangani perusahaan. Itu sebabnya, Widia bahkan sengaja menghubungi Hafis tadi malam dan memberitahunya tentang rapat hari ini.Padahal, Hafis telah berjanji kepadanya tadi malam, tetapi sekarang p
Mendengar itu, semua orang tertegun.Dilihat dari tingkah pria ini, jangan-jangan dia mau cari masalah? Jika pria ini berani marah hanya karena masalah ini, sepertinya akan sulit diterima. Lagi pula, jabatan orang-orang itu begitu tinggi. Apalagi, terlambat di tengah kemacetan adalah hal yang wajar.Terutama latar belakang yang dimiliki oleh Hafis sangat kuat.Meski Bu Widia juga hebat, dia juga tidak mungkin bisa mengalahkan kemampuan mereka. Menghadapi Hafis tidaklah segampang itu.Bisa-bisanya Widia yang notabene orang baru itu mengadakan rapat di hari pertamanya. Mereka menganggap Widia terlalu naif. Seharusnya, Widia belajar memahami pemikiran masing-masing atasan lebih dulu.Setelah berhasil dipahami, barulah dia boleh mengadakan rapat seperti ini.Jika tidak, Widia juga bisa langsung mengumumkan berita pengangkatan dirinya.Widia juga merasa tegang. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Tobi. Namun, Widia tidak ingin Tobi membuat perusahaan mengalami kerugian hanya karena
"Hanya berdasarkan pecundang sepertimu, masih berani bilang ingin menanganiku?"Semua orang menyaksikan semua ini dengan tatapan kosong. Mereka mengira pertikaian ini mungkin akan memakan waktu lama. Tak disangka, mereka bahkan tidak perlu menunggu lebih lama lagi.Bu Widia ini sungguh tidak bijaksana.Meski Tobi yang angkat bicara, semua orang yakin semua ini pasti instruksinya Bu Widia, selaku manajer yang baru diangkat.Padahal, ini baru hari pertama saja, tetapi mereka telah berani melawan karyawan lama dan berniat merebut kekuasaan secara langsung. Bukankah tindakan ini terlalu ceroboh dan pasti akan gagal?"Aku bisa menanganimu atau nggak, sebentar lagi kamu akan tahu dengan sendirinya."Tobi mendengus dingin dan mulai membaca data yang dia temukan. Hafis menyalahgunakan identitasnya untuk mengumpulkan sejumlah besar uang.Mengingat statusnya, mulanya masih bukan masalah besar. Namun, ada dua kasus yang telah membuat perusahaan menderita kerugian besar. Bahkan, pendapatan perusah
Semua orang terkejut.Masalahnya bertambah serius sekarang.Dilihat dari sikap Pak Hafis barusan, dia pasti tidak akan melepaskan Widia begitu saja. Salah satu dari mereka ditakdirkan akan keluar dari perusahaan.Dalam hal ini, jika perusahaan benar-benar ingin melindungi satu orang, kemungkinan besar orang tersebut adalah Hafis.Apalagi, dilihat dari tingkah Hafis, dia pasti akan melaporkan hal ini kepada atasannya.Hanya saja, dugaan mereka salah. Hafis tidak melaporkan masalah ini kepada atasannya, melainkan kepada pendukung besar di belakangnya, Nova Byantara, anak ketiga dari Keluarga Byantara.Lagi pula, kebanyakan uang yang diperoleh Hafis itu telah diserahkan kepada Nova.Meski Nova seorang wanita, dia berbakat dalam berbisnis. Dia juga memiliki saham Grup Toranda, bahkan dalam jumlah yang relatif besar.Hanya saja, sahamnya masih belum melebihi kepunyaan presdir.Presdir misterius sendiri memegang mayoritas saham. Situasi seperti ini biasanya sangat jarang ditemukan dalam peru
Hal ini wajar-wajar saja. Begitu mereka menjadi satu dari empat keluarga hebat, tentunya akan membantu perkembangan keluarga menjadi lebih baik.Bisa dikatakan, sudah banyak korban yang jatuh dalam Keluarga Yudistira. Dimulai dari Revan, sampai Albus yang baru meninggal belum lama ini. Sayangnya, putra kedua mereka, Andreas Yudistira, tidak memiliki kemampuan sama sekali.Ditambah lagi, seluruh Keluarga Yudistira juga kurang kompak. Sekalipun tidak memiliki kemampuan, mereka juga tidak bersatu. Hasil akhirnya sudah terlihat jelas. Kekuatan mereka makin hari makin menurun.Jika bukan karena dukungan Albus, salah satu dari Empat Dewa Perang dan Tuan Besar Ezra, keluarga mereka pasti sudah lama tumbang.Jadi, kali ini jelas merupakan sebuah kesempatan langka bagi Keluarga Byantara.Apalagi, mereka masih punya sebuah rahasia yang tidak diketahui oleh orang luar.Keluarga Byantara juga merupakan keluarga yang mewarisi ilmu bela diri. Kebanyakan orang luar mengira leluhur mereka, Karim Byant
Hafis sangat puas mendengar pujian dari kedua rekannya. Apalagi, saat melihat ekspresi semua orang yang penuh keterkejutan, dia makin bangga.Selain terkejut, semua orang juga memandang Tobi dan Widia dengan kasihan.Awalnya, mereka mengira akan menyaksikan persaingan sengit. Bagaimanapun, bisa direkomendasikan dari atasan langsung pasti memiliki latar belakang dan kekuatan tertentu.Tak disangka, pertarungan ini berakhir bahkan sebelum dimulai."Pak Hafis, ini hanya salah paham. Kita biarkan masalah ini berlalu saja. Ayo kita lanjutkan rapat hari ini."Setelah ragu-ragu sejenak, Clara pun memutuskan untuk berbicara mewakili Widia dan Tobi. Gadis itu berharap bisa mencairkan suasana tegang itu.Namun, begitu mendengar kata-kata itu, Hafis mengamuk dan langsung membentaknya dengan dingin, "Clara, diamlah! Kamu pikir kamu itu siapa? Apa kamu berhak bicara di situasi seperti ini?""Kalau bukan karena aku, sekretaris sepertimu pasti sudah lama kehilangan pekerjaan. Dasar nggak tahu malu."
"Asal kamu tahu saja, selain aku, nggak ada yang bisa menyelamatkanmu lagi!"Tobi sungguh kehabisan kata-kata. Keluarga Byantara memang hebat, tetapi baginya, mereka bukanlah apa-apa. Jangankan dirinya, bahkan Grup Toranda pun memandang remeh Grup Byantara.Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tenang, "Apa kamu begitu yakin dan mengira dirimu akan menang?""Tentu saja!""Kalau nggak, kamu kira?""Bodoh sekali! Kamu masih mengira dirimu bisa menang?"Nada bicara Hafis tampak menghina. Dia memandang Widia sejenak, lalu secara terang-terangan berkata, "Tentu saja, kalau Bu Widia bersedia minta maaf dan makan malam denganku malam ini, aku pasti akan beri kalian kesempatan."Saat ini, Hafis makin bangga. Dia bahkan tidak peduli begitu banyak lagi dan langsung mengancam Widia di hadapan semua orang. Makna di balik kata-kata itu sangat jelas."Lancang!""Beraninya kamu punya pikiran yang nggak tahu malu seperti itu?" Tobi tidak bisa menahan diri lagi. Dia langsung maju ke depan dan
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K