"Aset triliunan yang ada di tanganku saja nggak berarti apa-apa. Bagiku, uang hanya sejumlah angka saja. Yang aku cintai itu kamu.""Kamulah harta nggak ternilai dan bahkan nggak bisa ditukar dengan apa pun."Mendengar kata-kata Tobi, Widia kembali tersentuh. Jika bukan karena situasi tidak mendukung, dia mungkin sudah tidak bisa mengendalikan dirinya untuk mencium pria itu.Martha yang berdiri di belakang langsung berkata sambil tersenyum, "Kak Widia, Kak Tobi, tega kali kalian memamerkan kemesraan di hadapan adik sepupu kalian yang masih lajang ini?"Bisa-bisanya kakak iparnya ini tidak peduli dengan keberadaannya sama sekali. Martha sangat iri kepadanya. Jika kakak iparnya yang berbicara dengannya seperti ini, sekalipun mati, dia juga rela.Wajah Widia memerah. Dia tampak kikuk dan tidak berani melanjutkan lagi.Lantaran Widia sudah selesai mengemas barang-barangnya, mereka pun langsung keluar.Setelah melewati aula, Widia sempat melihat sosok ibunya dari kejauhan. Widia tampak ragu
Makin berbicara, Yesa makin bersemangat. "Kamu mungkin belum tahu kalau nilai pasar Grup Lianto sudah berbeda sekarang. Setidaknya sudah mencapai triliunan.""Apalagi, dilihat dari perkembangan saat ini, mungkin masih bisa menembus puluhan triliun dalam beberapa tahun ke depannya.""Asalkan punya aset ini, apa kita masih butuh Tobi?""Meski Tobi punya aset puluhan triliun, apa mungkin dia akan membaginya kepada kita? Nggak mungkin! Belum lagi, dia juga nggak punya aset puluhan triliun sama sekali.""Jadi, lekas suruh Tobi kembali tempat asalnya dan jangan ganggu kita lagi!"Setelah mendengar semua itu, Herman mengangguk setuju dan berkata, "Yang kamu katakan masuk akal juga!" Namun, begitu teringat dengan Candra yang pasti tidak setuju dengan tindakan mereka, Herman kembali berkata, "Tapi Candra, hais!""Nggak apa-apa. Meski sekarang dia nggak paham, kelak dia akan mengerti. Yang kita lakukan semua ini demi dirinya.""Benar juga. Dia pasti akan mengerti."Setelah Tobi dan lainnya naik
Gadis ini memanggil Tobi dengan sebutan 'Tuan'? Dia pembantu di sini?Widia dan Martha benar-benar terpesona dengan kecantikan gadis itu.Laurin juga melihatnya. Ekspresinya langsung berubah. Mengapa Widia datang ke sini? Jangan-jangan dia mau tinggal di sini?Padahal, Laurin berharap dirinya bisa berinteraksi lebih banyak dengan Tobi. Baru saja, Tobi selesai menangani masalah pemakaman kakeknya Widia. Jadi, dia mengira kesempatannya sudah datang.Tak disangka, Tobi malah membawa pulang Widia.Tobi juga menyadari ekspresi keduanya. Dia buru-buru berkata, "Widia, aku kenalkan kepada kalian dulu. Namanya Laurin Alvrenda. Dia murid ibuku."Mendengar itu, Widia langsung menyapa, "Halo, Nona Laurin!""Semuanya orang sendiri, jadi nggak perlu terlalu formal. Kamu panggil dia Laurin saja. Laurin, ini kakak iparmu, Kak Widia," ucap Tobi langsung agar tidak terjadi kecanggungan di antara mereka.Wajah Widia langsung memerah. Bukankah ini sama dengan mengumumkan hubungan resmi mereka?"Baik!"La
Mendengar perkataan ibunya, Tobi diam-diam tersenyum pahit.Dia sudah menduga ibunya akan mengatakan ini. Ternyata dugaannya benar."Grup Toranda? Yang masuk dalam daftar 100 perusahaan teratas di dunia itu?"Widia mulanya ingin menolak. Namun, Grup Toranda benar-benar mengejutkannya. Meski dia belum pernah berhubungan dengan Grup Toranda, dia sering mendengar tentang perusahaan raksasa ini.Banyak industri yang terlibat di dalamnya, terutama yang mungkin tidak diketahui orang awam. Perusahaan Investasi Toranda, yang merupakan cabang perusahaan dari Grup Toranda itu bahkan lebih menakutkan lagi.Mereka banyak berinvestasi di berbagai industri raksasa baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Tidak perlu diragukan lagi, perusahaan mereka adalah raksasa mutlak.Namun, tidak ada yang tahu kalau pemegang saham terbesar di balik layar itu adalah seorang wanita kaya raya. Karena sosoknya terlalu misterius, bahkan tidak ada yang tahu asal usulnya.Mungkinkah dia adalah calon ibu mertuanya i
Setelah menenangkan Widia, Naura pun memanggil Tobi ke kamar. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah buku kuno dan menyerahkan kepada putranya."Apa ini?"Tobi mengambil alih dan melihatnya. Ada tulisan 'Teknik Iblis Suci' di atas buku kuno itu."Ini adalah teknik mental tertinggi dari Sekte Suci, Teknik Iblis Suci. Saat aku melihatmu bertarung sebelumnya, sepertinya kamu juga berlatih Sutra Asura. Sebenarnya, Sutra Asura juga bagian dari Teknik Iblis Suci, tapi nggak sehebat dan sesempurna Teknik Iblis Suci. Itu sebabnya, aku sengaja membawakannya kemari," ucap Naura menjelaskan.Tobi segera membuka buku kuno itu dan membacanya. Di dalamnya sungguh berisi segalanya. Dibandingkan dengan Sutra Asura miliknya, Teknik Iblis Suci memang sempurna, terutama dalam pengembangan jiwa.Tiba-tiba, sebuah ide terlintas di benaknya.Tobi belum berhasil membuat terobosan. Apa karena jiwanya belum cukup kuat? Makin dipikir, makin besar kemungkinan."Masih ada ini lagi!"Naura mengeluarkan sebuah kotak.
Waktu berjalan dengan cepat. Tobi memberi tahu Widia bahwa dirinya perlu berkultivasi dan sementara akan mengurung diri lebih dulu.Yang pertama Tobi lakukan adalah mempelajari Teknik Iblis Suci dengan cermat. Mungkin karena fondasinya dalam Sutra Asura, ditambah dengan bakat luar biasa dan ingatannya yang tajam.Semuanya berjalan dengan lancar. Tidak butuh waktu lama baginya untuk memahami teknik mental utama Teknik Iblis Suci. Langkah selanjutnya adalah mempraktikkannya.Tobi menyempurnakan Sutra Asura yang telah dia praktikkan sebelumnya, kemudian meningkatkan kekuatannya. Setelah itu, pengembangan jiwa mulai meningkat dengan kecepatan yang mencengangkan.Begitu semuanya beres, barulah Tobi mulai berintegrasi ke dalam. Dia mengeluarkan relik suci dan mulai menyerapnya menggunakan Teknik Iblis Suci.Di saat dia bergerak, dia langsung merasakan kekuatan dahsyat dan menakjubkan mengalir keluar dari relik suci, kemudian mengalir ke dalam tubuhnya secara gila-gilaan.Dalam sekejap, seaka
Walau Tobi baru saja berhasil membuat terobosan, tetapi fondasinya sudah sangat hebat dan tidak tertandingi lagi. Meski baru saja memasuki alam Tanah Abadi, dia mungkin sudah merupakan keberadaan paling unggul di antara lainnya.Begitu mencapai Alam Tanah Abadi, tidak ada lagi yang namanya tingkat awal, menengah, ataupun akhir. Semuanya hanya tergantung pada siapa yang berhasil mengumpulkan paling banyak.Tobi melihat relik suci masih memancarkan cahaya. Dia merasa relik itu masih memiliki energi yang menakutkan. Terlihat jelas bahwa pemimpin sekte di masa lalu juga mungkin telah mencapai Alam Tanah Abadi.Tobi ragu-ragu sejenak, kemudian mencoba menyerapnya lagi. Ternyata benar-benar berhasil.Kekuatan dahsyat mengalir ke dalam tubuhnya secara terus menerus. Setelah beberapa saat, barulah dia menghentikan gerakannya karena merasa sudah cukup. Jika diserap lagi, mungkin hasilnya akan makin melemah.Apalagi, cahaya pada relik suci itu kini mulai meredup.Namun, Tobi tiba-tiba teringat d
Tobi menghabiskan beberapa hari dalam pengasingan diri kali ini. Apalagi, acara pertemuan Sekte Suci yang diundang oleh Sekte Bawika juga makin dekat.Widia juga bersiap menuju ke ibu kota provinsi. Jika bukan karena ingin memberi tahu Tobi lebih dulu, lantaran pria itu sedang mengurung diri, Widia pasti sudah berangkat dari kemarin.Begitu Tobi mengetahui hal itu, dia pun meminta Widia agar berangkat besok. Kebetulan markas besar Sekte Suci tidak jauh dari Kota Doma. Jadi, dia bisa menemani Widia pergi ke ibu kota provinsi untuk bekerja lebih dulu.Itu sebabnya, Tobi sengaja mengingatkan ibunya agar memberi penjelasan kepada karyawan perusahaan. Dia tidak ingin Widia yang baru saja bergabung dengan perusahaan itu menerima perlakuan yang tidak pantas.Naura tentu saja menyetujuinya. Dia sama sekali tidak peduli apa Widia berkemampuan atau tidak. Lagi pula, dia juga tidak berencana untuk memperoleh balasan apa pun.Naura langsung mengeluarkan perintah kepada para eksekutif perusahaan ag