Share

60. Seruling Zombie

Author: Rai Seika
last update Last Updated: 2024-04-06 22:38:29

Langkah kaki pria yang disebut jenderal zombie oleh Leiz terhenti saat beberapa orang tiba-tiba memaksa masuk menemui sang raja. Beberapa penjaga yang melarang mereka masuk seakan tidak dihiraukan, mereka tetap memaksa bahkan mendobrak pintu dari luar.

“Wah, ada apa ini para jenderal datang bersama-sama, apa ada laporan genting?”

Leiz tersenyum, dia melihat ada Razen di antara para jenderal. Senyuman itu langsung luntur saat dia melihat satu jenderal yang baru saja dia angkat karena berhasil membawakan Yuan ke hadapannya.

“Julian, sudah kuberikan jabatan dan sekarang kau berkhianat untuk menentangku,” batin Leiz mengepalkan tangannya dengan mata tajam mengarah pada pria itu.

Suasana ruangan menjadi memanas, para jenderal berdiri berjajar dan mulai memberikan argumennya satu per satu menyanggah kedudukan raja dan menginginkan sang raja mundur. Sebelum Razen mulai membuka mulutnya sang raja pun menyela mereka.

“Tidak nyaman berbicara seperti ini, bagaimana kalau kita ke ruang pertemuan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   61. Nyanyian Yuan dan Seruling

    Malam di Benua Utara selalu dipenuhi dengan suara-suara yang mencekam. Suara angin yang terus mengamuk terdengar mengetuk-ngetuk jendela dan pintu. Suara binatang malam turut menambah mencekam malam di benua yang serba putih tersebut.“Yuan, bernyanyilah, setidaknya itu bisa menghibur,” bisik Yui yang bergelung di balik selimut, dia menutupi dirinya dengan selimut tebal. Suara di luar sana membuat gadis itu takut.“Baiklah, nyanyian nina bobo sepertinya akan lebih cepat membawamu ke dunia mimpi,” balas Yuan yang duduk di sebelah Yui. Dia mulai bernyanyi, suaranya terdengar sampai ke ruangan lain tempat Lixue duduk bersandar.“Siapa yang bernyanyi?” tanya Lixue yang berada di sebelah ruangan Yui. Lixue duduk di ruang tamu bersama Yoru dan juga Xavier.Xavier yang berada di samping Lixue mendongak teringat dengan suara yang baru saja dia dengar, tak salah lagi jika itu adalah suara dari Yuan. Dia pernah mendengar pangeran itu bernyanyi sebelumnya.“Pangeran Yuan,” jawab Xavier dan Yoru

    Last Updated : 2024-04-07
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   62. Nyayian Yuan

    “Ada apa?” Xavier mendekati Yuan yang berdiri mematung dan menggenggam tangannya. Dia terlihat tidak baik-baik saja. Wajah putihnya terlihat pucat bukan karena dingin.“Tidak bisa, kekuatan pemurnianku hilang,” jawab Yuan menatap xavier dengan mata berkaca-kaca. Dia menbuang muka kemudian mundur beberapa langkah dan duduk bersimpuh di depan para zombie yang sudah berada dalam kurungan.Xavier memeriksa tangan Yuan yang sedari tadi digengganya erat-erat. Tidak ada yang salah dengan tangan itu, tidak ada luka atau hal lain yang terlihat ganjil. “Pangeran yakin?”Yuan mengangguk pelan, dia menatap Xavier sebelum akhirnya berkata, “Aku tidak memiliki kristal. Saat ini aku tidak memiliki satu pun kristal, baik kristal hitam maupun perak.”Yuan berdiri dan berjalan dengan perlahan tanpa arah, pikirannya kacau saat menyadari dirinya saat ini. Bangsa kristal tanpa kristal hanyalah sampah tidak berguna. Dia tidak memiliki apapun saat ini, tidak ada.“Yuan, bagaimana kau mengendalikan para zomb

    Last Updated : 2024-04-16
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   63. Melodi Takdir

    Yuan membeku saat sepasang mata biru yang dia lihat dalam mimpi kini ada di hadapannya. Wajah cantik yang selalu menghantui hari-harinya berdiri nyata di depannya. Rambut seputih salju yang terlihat lebih indah dibandingkan gambaran mimpi yang memenuhi benaknya.“Yuan, Ryuichi Yuan,” ucap Yuan mengulurkan tangan ke arah gadis di depannya.Bibir gadis itu ditarik dan membentuk lengkungan indah bersamaan dengan tangan dinginnya yang membalas tangan Yuan, “Eirlys, Eirlys Varsha,” balas gadis tersebut.“Rambutmu?”Yuan menarik tangannya dan mundur beberapa langkah. Dia merapikan rambutnya yang sudah rapi. Dia terlihat salah tingkah di depan gadis cantik bermata biru tersebut.“Ini ... ceritanya panjang,” balas Yuan memegang rambut peraknya. Ada rasa bergemuruh dalam dada setiap melihat gadis cantik yang saat ini berdiri di depannya.Eirlys mengangguk pelan, dia tidak ingin bertanya lebih jauh lagi saat melihat Yuan menghindar. Senyuman kembali menghias wajah sang putri es dia mendekat ke

    Last Updated : 2024-04-18
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   64. Pertarungan Yui dengan Darren

    “Yuan,” ucap lirih Eirlys menyentuh lembut pergelangan tangan Yuan yang tidak bertenaga. Dia terisak saat menyadari keadaan Yuan.“Eirlys, bantu aku memindahkan Yuan.” Yui mengalungkan lengan Yuan ke lehernya dan Eirlys melakukan hal yang sama. Kedua gadis itu memindahkan Yuan menjauh dari pertempuran. Yuan disandarkan pada sebuah pohon besar dengan daun rindang. Suara harpa telah mengubah Benua Utara menjadi benua yang penuh dengan tanaman hijau, tidak terlihat tumpukan salju saat ini.“Apa dia baik-baik saja?” Eirlys berharap gadis yang memiliki wajah yang sama dengan Yuan mengatakan hal baik saat ini.“Kau sudah tahu, dia sekarat,” balas Yui. Gadis itu berdiri dan melangkah, baru saja dua langkah dia menoleh ke arah Eirlys. “Jaga dia, Eirlys, aku akan bertarung dengan pria itu.”Yui tanpa menunggu jawaban dari Eirlys, berlari dengan kencang, kakinya melayang beberapa senti dari permukaan tanah dan terbang dengan sepasang sayap yang muncul di punggungnya. Rambut hitam panjang Yui ki

    Last Updated : 2024-04-19
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   65. Nelayan

    Darren berlari sekuat tenaga, rasa nyeri di bahunya semakin menjadi di setiap kali dia melangkah. Darah terus mengalir menandai setiap langkahnya. Dalam suasana gelap pergantian malam menuju pagi hari, dia berlari menuju ke dermaga, berharap ada kapal melintas untuk membawanya pergi dari benua ini.Sebuah kapal nelayan melintas, kerlip lampu kapal menuntun Darren segera bertindak. Dia melambaikan tangan dan berteriak dengan sisa tenaga yang ada kepada nelayan tua yang berdiri di atas kapal. Suaranya timbul tenggelam dengan deru ombak yang memecah bibir pantai. Nelayan tua samar-samar mendengar suara dan melihat Darren yang melambaikan tangan segera menepikan kapalnya.“Butuh tumpangan?” Suara parau dan kasar terdengar dari pria tua itu. Namun, nada kepedulian juga tersirat dalam wajah yang memandang Darren dengan iba. Dia memperhatikan luka di bahu Darren dan tanpa ragu segera membantu pria itu naik ke atas kapalnya.Di atas kapal, Darren merasakan dunianya berputar. Luka akibat anak

    Last Updated : 2024-04-22
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   66. Harpa dan Bayang-Bayang Kristal Hitam

    “Kau melakukan tugas dengan baik, Darren.” Suara seorang pria yang terdengar begitu berwibawa mengagetkan Darren. Jenderal zombie itu langsung berdiri, kemudian membungkuk memberi salam kepada pria tersebut. Jubah megah menjuntai hingga ke lantai, sebuah mahkota bertakhta di kepalanya.“Salam Yang Mulia, maafkan saya tidak mengetahui kedatangan Anda.” Darren masih menatap kakinya tidak berani mengangkat kepala.“Lukamu tampak parah, Darren, apa tabib sudah melihatnya?” Leiz duduk di kursi yang ada, dia masih memperhatikan Darren dari ujung kepala hingga ujung kaki. Luka di bahunya telah diperban dengan baik, tidak ada darah yang menembus perban putih. “Sepertinya lukamu sudah lebih baik. Aku masih banyak urusan jadi apa kau mendapatkannya?”Darren mendongak, ucapan Leiz yang terlihat sepele merupakan suatu bentuk perhatian yang berharga bagi Darren. Darren mengangguk lalu mengambil harpa yang dia dapatkan dengan susah payah. Harpa dengan warna keemasan dan ukiran khas kerajinan para e

    Last Updated : 2024-04-23
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   67 Firasat Sawatari

    Prang!Sebuah gelas jatuh dari tangan, menyebabkan pecahan tak beraturan di bawahnya. Sawatari, wanita yang sudah meletakkan gelar permaisuri saat Pangeran Yuasa dinobatkan menjadi raja menjatuhkan gelas yang baru akan dia isi dengan air. Suaranya terdengar hingga pria yang dulu dipanggil raja muncul dengan wajah cemas. Dia dan Yuichi kini hidup bersama di Kota Naga, di puncak Pegunungan Jade.“Ada apa!?” Yuichi dengan cepat menghampiri istrinya dan melihat pecahan gelas yang ada di lantai. Dia meraih tangan lembut Sawatari dan memeriksanya dengan seksama. “Apa kau terluka?” Wajah cemas terlihat jelas, sepasang mata jamrud yang menatap wanita itu lekat-lekat.“Yuan, aku ...” Sawatari kebingungan menjelaskan, dalam hatinya dia merasakan sebuah firasat, firasat dari seorang ibu jarang meleset.“Tenanglah dulu,” ucap lembut Yuichi, memapah istri tercintanya menjauh dari pecahan kaca, mereka duduk di kursi panjang ruang tamu. Tempat itu rapi, indah dipenuhi barang-barang antik yang bercah

    Last Updated : 2024-05-04
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   68 Ranjang Es

    Yui memeluk erat Yuan, tubuhnya semakin lemah. Dia tidak berhasil mengejar Darren, dia juga tidak tahu bagaimana menyelamatkan Yuan saat ini. Satu hal yang pasti, nyawa kembarannya terancam saat ini.“Putri, bagaimana kalau pangeran beristirahat di dalam,” usul Ratu Fey Varsha dengan lembut, dia duduk di sebelah Yui dan memeriksa pergelangan tangan Yuan.Yui mengangkat wajahnya, melihat wajah cantik sang ratu es yang mirip dengan Eirlys. Dia menatap sepasang mata biru di hadapannya lalu bertanya dengan lembut, “Apa Anda memiliki ranjang es atau semacamnya?”Sebuah anggukan lembut membuat senyum tipis Yui terlihat. Melihat sang putri sedang berusaha memindahkan kembarannya, Yoru dengan sigap menggantikannya. Dia mengangkat tubuh sang pangeran dengan mudah.“Biar saya, saja,” ucap lembut Yoru saat sepasang mata hitam itu menatapnya. Senyuman kecil terlihat di wajah sang putri.“Terima kasihm Yoru,” ucap Yui. Suaranya lembut terdengar dan terngiang di kepala Yoru. Senyuman tipis terlihat

    Last Updated : 2024-05-05

Latest chapter

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   263. Suara Harpa

    Yui dan Yuan berdiri di luar dinding istana, hembusan angin lembut membelai rambut mereka. Jemari mereka dengan hati-hati menaburkan benih-benih ajaib dari dunia atas ke tanah yang dahulu gersang. Di bawah sentuhan mereka, dunia bawah yang dulunya kelam kini dipenuhi berbagai warna—hijau rumput yang merayap, kuning keemasan bunga-bunga liar, segala macam tanaman mulai mengular dari dalam tanah. Yui menoleh, alisnya berkerut melihat saudaranya. "Yuan, kau tidak apa-apa?" tanyanya, memperhatikan kembarannya yang tengah memainkan harpa keemasan—benda legendaris yang diperebutkan banyak makhluk.Yuan menggeleng pelan, jemarinya masih menari di atas senar harpa. "Tidak apa-apa," jawabnya singkat, matanya tetap terfokus pada alat musik di tangannya.Kebangkitan Yuan beberapa waktu lalu sungguh menggemparkan seluruh kerajaan. Bukan hanya wujudnya yang telah berubah sempurna sebagai raja kegelapan, tetapi juga reaksi tidak biasa dari harpa ajaib tersebut. Harpa keemasan itu bersinar terang,

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   262. Benih Kebangkitan

    Cahaya keemasan menyusup di antara dedaunan saat Raja Arlen membimbing Yui menyusuri jalan setapak menuju area tidak jauh dari Pohon Kehidupan. Angin lembut menerbangkan helaian rambut Yui, sementara matanya menangkap sosok Rafael yang tengah berbincang serius dengan Moura di kejauhan, wajah keduanya tampak khidmat di bawah naungan cabang-cabang raksasa."Sebelah sini," ujar Raja Arlen sambil menunjuk dengan jemarinya yang panjang dan ramping. Jubah kerajaannya berdesir lembut menyapu rumput saat ia memimpin Yui menuju sebuah pondok mungil yang hampir tersembunyi di balik rimbunnya aneka bunga warna-warni. Aroma manis nektar merebak di udara, menggelitik indra penciuman.Pintu pondok terbuka dengan derit pelan. Seorang pria melangkah keluar, mengenakan tunik berwarna lumut khas kaum elf yang melekat sempurna di tubuhnya. Namun, tidak seperti para elf lainnya, telinga pria itu tidak meruncing dan wajahnya tidak memancarkan keanggunan abadi yang biasa dimiliki kaum elf."Yoru!" pekik Y

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   261. Undangan

    Yui mendarat dengan lincah setelah melompat dari punggung Fury, naga hitam milik Rafael. Rambut panjangnya melambai tertiup angin saat kakinya menyentuh tanah. Matanya berbinar melihat sosok yang telah menunggunya."Kakak!"Yui menghambur ke pelukan Yuasa, jemarinya mencengkeram erat jubah sang kakak sementara aroma khas dedaunan segar menguar dari tubuh Yuasa. Mata keduanya berkaca-kaca, pertemuan yang menggetarkan jiwa setelah sekian lama terpisah."Kau baik-baik saja, Yui? Bagaimana tubuhmu setelah bangkit kembali?" tanya Yuasa sambil meneliti setiap inci wajah adiknya. Jemarinya yang ramping menyentuh pipi Yui, memancarkan energi keemasan yang menelusuri setiap sel dalam tubuh sang adik. "Setelah semua ini selesai, biarkan kakak menyembuhkanmu."Dahi Yuasa berkerut dalam. Sensasi dingin menjalar dari tubuh Yui—sesuatu yang sangat janggal. Api Suzaku yang seharusnya berkobar hangat kini terasa beku seperti es abadi."Tentu, untuk saat ini kakak fokus saja dengan pernikahan. Urusan

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   260. Malam Berbintang

    Malam di Kota Naga. Bintang-bintang bertaburan seperti permata di langit malam Kota Naga. Rafael berdiri sendirian di balkon gedung tertinggi, kedua tangannya mencengkeram pagar besi yang dingin sementara matanya menelusuri konstelasi-konstelasi yang berkilauan. Hembusan angin malam meniup rambut gelapnya, mengirimkan sensasi dingin yang menusuk tulang, namun Rafael tak bergeming.Suara langkah kaki lembut terdengar di belakangnya. Rafael menoleh, alisnya terangkat saat mengenali sosok yang mendekat."Yuichi?"Sosok itu tersenyum. Wajahnya merupakan versi maskulin dari Yui, garis rahang yang sama, mata yang sama, tetapi dengan ketegasan yang hanya dimiliki seorang ayah."Sendirian?" tanya Yuichi, suaranya merdu membelah keheningan malam.Rafael mengangguk pelan, lalu menggerakkan tangannya ke arah kursi kosong di sampingnya. Yuichi melangkah maju dan duduk, jubah hitamnya melambai pelan tertiup angin."Malam ini indah meskipun tanpa bulan," ucap Rafael, matanya kembali menatap cakraw

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   259. Kebangkitan

    Bunga putih mungil bertebaran di aula, mirip kepingan dandelion yang rapuh. Setiap tamu berjalan perlahan, meletakkan bunga kecil tanda penghormatan terakhir. Bunga-bunga itu mencerminkan ketangguhan luar biasa, seperti kehidupan yang bertahan di balik kerasnya dunia bawah, membisu namun tak terkalahkan. Mereka menyebutnya bunga bintang roh. Eirlys menatap Yuan yang terpejam, sosoknya tenang seakan tertidur lelap. Alunan harpa mengalir lembut memenuhi aula, melukiskan kesedihan yang mencekam setiap sudut ruang. Matanya menyipit saat menyadari bunga putih di dekat Yuan mulai membeku, embun es merangkak perlahan mengubah kelopak menjadi kristal dingin. Hawa sejuk mulai merambat, menusuk tulang."Mungkinkah?!"Dalam sekejap, Eirlys bangkit dari tempatnya. Langkahnya cepat mendekati peti kaca tempat Yuan dibaringkan. Jemarinya mendorong penutup tebal dengan tekad membara. Jantungnya berdebar dengan kencang, sebuah api harapan muncul. "Putri Eirlys, relakan Yang Mulia!" Xavier bergerak c

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   258. Kepergian sang Raja

    Senar harpa emas kaum elf bergetar lembut, berbeda dari instrumen biasa. Energi yang digunakan untuk menggerakkan senar ini sangat banyak. Eirlys membiarkan jemarinya terkulai di atas senar, tenaga terampas habis. Napasnya terengah-engah, seakan udara di sekitarnya menghisap oksigen dari paru-parunya."Eirlys!" Lixue melompat mendekati, gemetar mengambil harpa keemasan dari tangan sang adik. Dengan lembut, dia meletakkan instrumen berkilau itu di meja terdekat. "Istirahatlah sekarang." Lengannya melingkari pinggang Eirlys, memapah tubuh lemah itu menuju kursi panjang. Dengan hati-hati, dia mengangkat kaki adiknya dan membiarkan Eirlys setengah berbaring."Kak, bagaimana Yuan?" bisik Eirlys, kekhawatiran menembus kelelahan yang menyelimutinya.Lixue menggenggam tangan adiknya, mencoba menenangkan. "Dia akan baik-baik saja. Ingat, Tuan Xavier dan Tuan Ernest sedang menyiapkan ramuan untuknya." Dalam hati, dia berdoa agar takdir berkata lain. “Semoga Yuan bertahan, setidaknya biarkan Eir

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   257. Liontin Lenora

    Jalanan di depan Yuan terlihat asing. Jalan dengan bebatuan hitam, meskipun itu batu, tetapi tidak terasa seperti batu biasa. Dia mengamati orang-orang yang berjalan menuju ke satu arah yang sama, sebuah gerbang besar di ujung jalan, gerbang yang tidak terlihat jelas tulisan namanya. Yuan masih sangat jauh dari gerbang itu. “Akhirnya perjalanan terakhir,” gumam Yuan yang tahu di mana dia sekarang. Dunia orang mati. Kaki Yuan berhenti melangkah saat seorang wanita dengan jubah putih berdiri di hadapannya, muncul begitu saja hingga dia hampir jatuh tersungkur karena kaget. “Lenora!”“Pangeran Yuan, apa yang Anda lakukan di sini!” Suara Lenora terdengar penuh kekesalan dan amarah seakan dia sedang memarahi seorang anak nakal. “Hah?” Reaksi Yuan mendengar ucapan Lenora. Dia tidak tahu harus menjawab apa, tentu saja dia di sini karena nyawanya sudah terpisah dari tubuhnya. “Kuulangi, Pangeran, ah tidak, Yang Mulia Raja Yuan, kembalilah sekarang juga!” Lenora berkata dengan nada lebih

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   256. Gunjingan

    “Apa aliran air ini sudah dimantrai?” tanya pria yang menampilkan lengan hitamnya. Dia mengambil air dan menyiramkannya ke tangan hitamnya. “Mantra Genbu dari Putri Yui. Dengan adanya mantra ini tidak akan ada pencurian air untuk kepentingan pribadi yang ingin menjual air ini.” Penjaga itu kemudian terlihat menghela napas panjang sebelum kembali berbicara. “Sayangnya, kabar buruk terdengar di istana. Kabarnya Yang mulia saat ini dalam kondisi kritis.” Mendengar penuturan penjaga tersebut, pria yang sepanjang jalan selalu memberikan argumen tidak menyukai raja yang sekarang terlihat marah. “Apa katamu! Lalu kenapa mengundang kami jika dia sendiri dalam keadaan kritis, bukankah dia tidak akan bisa menyembuhkan kami!” suara pria itu terdengar begitu keras hingga mengundang perhatian orang-orang di sekitar. “Tuan tenang saja, di istana semua sudah dipersiapkan.” Penjaga gerbang berusaha menekan amarah pria itu, tetapi tidak berhasil. “Lebih baik kita pulang saja!” Pria dengan lengan

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   255. Air di Jalanan Ibukota

    Dunia bawah lebih berwarna. Langit yang biru membawa semangat baru. Kepala desa dan para pemimpin wilayah lainnya menjalankan perintah yang diberikan Yuan, raja mereka untuk mendata dan membawa penduduk dengan tingkat kontaminasi 80 %. Mereka yang telah mengalami kontaminasi bertahun-tahun dipilah dan dibawa ke ibukota untuk bertemu langsung dengan sang raja. “Apa benar kontaminasi ini bisa hilang? Rasanya aku sudah pasrah dengan kondisi ini seumur hidupku.” Pria dengan tangan dan kaki yang sudah menghitam karena kontaminasi terlihat pesimis. Meskipun begitu, setelah menatap langit biru ada secercah harapan di hatinya. “Kalau sang raja bisa menghilangkan kontaminasi di dunia bawah, kurasa bisa juga menghilangkan kontaminasi di tubuhku.” Semua penduduk dengan tingkat kontaminasi parah sudah mulai berangkat menuju ibukota. Mereka menaruh harapan yang sangat besar kepada sang raja, harapan kesembuhan dari kontaminasi yang selama ini menyiksa diri mereka.“Kudengar sang raja masih belia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status