Share

224. Dia yang Tercinta

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-22 23:27:44
Sosok Yui terbentuk sempurna, seakan tidak terjadi apapun padanya. Dia terdiam sejenak, mengamati situasi baru yang mengelilinginya saat baru saja membuka matanya.

“Paman?” gumam Yui, suaranya lembut seperti bisikan angin. Dia sendiri masih tidak percaya, semua ingatannya masih sangat jelas, seolah terukir dalam benaknya. Yui sadar saat tubuhnya perlahan terbakar menjadi serpihan, seperti daun kering yang terhempas oleh api.

“Apa aku hidup lagi?” batin Yui, mencerna keadaannya saat ini. Di balik punggung Rafael, dia menatap tangannya, menggerakkan perlahan, dan merasakan kehangatan yang mengalir di sepuluh jarinya. Dia juga merasakan kuatnya pelukan Rafael, seolah pria itu adalah pelindung yang tak tergoyahkan.

“Paman,” bisik Yui perlahan, suaranya hampir tak terdengar di telinga Rafael.

Pria itu melonggarkan pelukannya, perlahan menurunkan Yui hingga kakinya menyentuh tanah gersang nan tandus. Dia menatap lekat-lekat wajah cantik yang sempat menghilang dalam hidupnya, seolah ingin mem
Rai Seika

Hai para pembaca, tinggalkan pesan supaya penulis tahu kalian ada ^^v Jika memiliki gems, bolehlah disumbangkan untuk membantu penulis. Happy reading ^^v

| Sukai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rai Seika
Siap, makasih sudah menunggu
goodnovel comment avatar
Mujahidul Islam
masih terus nungguin kelanjutan kisah yuan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   225. Kondisi Yuan

    Kediaman Blackdragon.Ernesh sedang berada di dapur kediaman Blackdragon menyiapkan ramuan untuk Pangeran Yuan. Aroma ginseng dan juga daun-daun yang lain menyeruak saat tutup dari ramuan itu dibuka. Api mulai dikecilkan dan dengan sabar dia menunggu hingga ramuan tersebut siap untuk diminum.“Kau yakin obatmu itu bisa membuat Pangeran Yuan sembuh,” ucap Xavier yang sedari tadi berjalan mondar-mandir. Langkahnya cepat dan tidak teratur menencerminkan dirinya sedang gelisah dan tidak tenang.“Kita hanya bisa mencoba, Xavier, tenangkan dirimu,” jawab Ernesh. Setelah mendengar kondisi Pangeran Yuan lalu memeriksanya, dia mengambil kesimpulan bahwa Pangeran Yuan tidak benar-benar terluka. Dia hanya kelelahan setelah menggunakan kekuatannya dalam jangka waktu lama dan tanpa jeda.“Ini sudah ramuan kedua yang kau buat dan dia belum juga siuman,” balas Xavier semakin merasa frustasi, dia takut, takut terjadi sesuatu pada Pangeran Yuan.Ernesh menatap iba ke arah Xavier. Temannya itu benar-be

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   1. Dongeng Istana Es

    Desing suara anak panah menembus angin bersamaan dengan salju yang turun. Para pemanah memburu tiga orang yang diduga memiliki harpa ajaib. Mereka ras yang berbeda di antara para kristal hitam. Ketiganya memiliki rambut seputih salju. Mereka tengah berlari menghindari hujan anak panah.“Eirlys, jangan menengok ke belakang, teruslah berlari!” teriak seorang pemuda kepada gadis di depannya.Pemuda yang jauh lebih tinggi dari gadis yang dipanggil Eirlys tersebut berhenti dan berbalik, merapalkan mantra membentuk bunga-bunga es yang menghambat laju anak panah tersebut.“Terus berlari!” teriak pemuda tersebut kepada dua orang perempuan yang bersamanya.Napas mereka tersengal-sengal, kepulan uap air seperti asap di setiap napas yang mereka hembuskan karena udara yang begitu dingin. Bernapas saja terasa begitu berat, sementara salju turun perlahan membuat rambut putih mereka semakin putih tertutup salju.“Kak Lixue!” Gadis yang bernama Eirlys menoleh dan memanggil pemuda tersebut.“Menuju ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   2. Menemukan Lixue

    Angin bertiup lembut membawa udara dingin yang menusuk hingga ke tulang. Para prajurit dengan baju tambahan berupa jubah tebal dari bulu binatang membungkus tubuh mereka. Namun, rasa dingin masih saja berhasil menyentuh kulit yang tak terlindung. Salah satu dari mereka melepaskan jubah tebal yang terbuat dari bulu binatang.“Yang benar saja, danau ini pasti dingin sekali,” protes prajurit yang dipaksa untuk masuk ke dalam danau oleh rekan-rekannya.Mereka melakukan undian untuk memutuskan siapa yang masuk ke dalam danau. Mereka mencari harpa ajaib yang kabarnya ada di sekitar tempat ini. Sebuah kisah dongeng tentang Istana Es yang tenggelam di danau tersebut membuat mereka dipaksa mencari keberadaannya. Mereka harus memeriksa dasar danau untuk melihat istana tersebut benar-benar ada, termasuk mencari keberadaan harpa.Kedua prajurit yang kalah saat melakukan undian dengan terpaksa masuk ke dalam air. Sebelumnya keduanya diberikan barrier pelindung untuk melindungi mereka dari dinginny

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   3. Ragu

    Kedua bocah kembar semakin memperhatikan Rafael yang membacakan cerita hingga keduanya menoleh karena suara dehaman di belakang mereka.“Sudah malam, sebaiknya kalian tidur,” ucap Alden dengan lembut membelai puncak kepala kedua anak kembar itu.“Baik, Kek,” sahut kedunya segera bangkit dan berlari menuju kamarnya.Yui menoleh dan melihat Kakek Alden masih berbincang dengan Rafael. Pria jangkung yang lebih tua itu duduk di sebelah Rafael. Entah apa yang mereka bicarakan, paman dari gadis yang kini sedang memperhatikannya terlihat membuang muka seakan apa yang sedang mereka bicarakan bukanlah hal yang menyenangkan.“Yui, ayo!” ajak Yuan memanggil kembarannya untuk segera ke kamar.“Hei, menurutmu apa cerita itu benar?” tanya Yui menyusul Yuan dan mereka berjalan bersama menuju ke kamar mereka.“Aku tidak tahu, tapi ada yang aneh dengan cerita Istana Es. Kisahnya menggantung dengan akhir yang menimbulkan banyak pertanyaan. Mungkin saja itu kisah nyata atau hanya rekaan,” jawab Yuan.Mer

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   4. Tanah Hitam

    “Kalian sudah siap?” Rafael sudah menunggu keduanya dan membukakan pintu kereta kuda. Sebuah kereta kuda dengan warna hitam pekat disertai ukiran naga berwarna keemasan.“Paman ikut?” sahut Yui menatap pria jangkung di depannya. Sebuah anggukan membuat gadis kecil itu tersenyum senang. Dia memasuki kereta kuda dan membuka sedikit tirai dari dalam, memperhatikan pria yang baru saja membantunya menaiki kereta. Rafael, di mata Yui terlihat begitu tampan. Sementara pemuda di sebelahnya berpikir hal lain. Yuan, dia hanya bisa menghela napas berat dan duduk di sebelah Yui. “Mau sampai kapan dia mencuri pandang seperti itu, kenapa tidak terus terang saja,” batin Yuan. Wajah memerah Yui cukup mengganggu pikirannya.“Yuan, apa Kak Razen tidak berlebihan?” ucap Yui melihat sekelompok orang datang di pimpin oleh Razen.Razen dengan pasukan di belakangnya telah siap mengantar Pangeran Yuan dan Putri Yui ke istana. Dia adalah salah satu jenderal di Kerajaan Kegelapan yang telah mendapatkan posisi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   5. Kandidat Raja

    “Dan kandidat lain untuk menjadi raja, aku mencalonkan diriku sendiri,” ucap Leiz dengan lantang.Sorakan pendukung Leiz terdengar riuh memenuhi ruangan, hanya sebagian kecil saja yang tetap diam. Mereka diam-diam memihak kubu yang lain.“Tuan Leiz, kita memilih raja bukan berdasarkan suara, tapi kepantasannya,” sela Razen hingga suara sorakan tiba-tiba menjadi hening.“Apa maksudmu, Jenderal Razen?” Mata Leiz menatap Razen seakan ingin menembus jantungnya dan menghakimi pria ini yang telah berani bersuara.Semua mata kini memandang Razen yang sengaja membuat perselisihan dengan Penasehat Kerajaan Leiz Schwarz. Mereka menunggu penjelasan dari Razen.“Pangeran Yuan, dia pantas menjadi raja, bukan Anda, Tuan Leiz Schwarz,” ucap Razen dengan berani mendekat ke arah podium supaya terlihat jelas oleh seluruh tamu undangan. “Karena dia memiliki kemampuan yang sudah kita tunggu selama ini, kekuatan pemurnian,” lanjut Razen dengan lantang sehingga semua orang mendengar dengan jelas ucapannya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   6. Kesalahpahaman

    “Apa kau ingin menipu kami?” Razen menatap Leiz, sudut bibirnya tertarik sedikit seakan dia sedang mendapatkan sesuatu yang menarik.Sementara pria dengan jubah menjuntai dan rambut yang sudah mulai berubah warna tersenyum ramah menatap Razen penuh arti. “Apa yang kau pikirkan, Jenderal Razen?” Leiz nampak santai dengan ucapan Razen.“Bunga itu, yang kau lakukan bukan pemurnian!” ucap lantang Razen hingga terdengar ke jelas. Aula menjadi riuh oleh suara-suara bisikan para tamu undangan.“Kalau begitu seperti apa pemurnian yang benar? Sudah 200 tahun dunia ini tidak tersentuh kekuatan raja,” balas Leiz. Pria ini sengaja, dia sengaja ingin menjebak Yuan untuk menunjukkan kekuatannya. Dia tahu kontaminasi di sekitar istana tidak akan bisa dimurnikan dengan kekuatan Yuan saat ini. Pekatnya kontaminasi bahkan membuat udara di sekitar istana terasa berat.Razen menatap Yuan, dia merasa salah langkah dan terlihat gugup dengan ucapan Leiz. Sorot matanya mengisyaratkan permintaan maaf dan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   7. Sesuatu yang Tersembunyi

    Rafael menoleh sekilas dan melihat Razen bersama dengan Xavier. Mereka berdua bekerjasama untuk membantunya kabur dari istana. Serangan pasukan istana ternyata tak berhenti begitu saja. Pasukan pemanah yang berada di atas benteng pertahanan istana mengarahkan anak panahnya kembali. Meskipun Xavier membantu, beberapa anak panah masih lolos dan melesat ke arah Fury, terutama beberapa pemanah berbakat yang memiliki kemampuan panah energi.“Fury menghindar!” teriak Rafael yang merasakan panah energi menyerang. Naga hitam itu bermanuver menghindari panah tersebut. Sayangnya satu anak panah mengenai sayap Fury sehingga terbang tidak seimbang.Angin terasa begitu kencang saat naga hitam itu kehilangan keseimbangan dan meluncur karena tarikan gravitasi yang kuat. Yui berpegang pada leher Fury, sementara Yuan berada di belakangnya memeluk erat. Rafael berusaha melindungi kedua anak kembar tersebut.“Ugh,” erang Rafael merasakan sakit pada lukanya. Dia merasa pandangannya mulai kabur dan tubuhn

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31

Bab terbaru

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   225. Kondisi Yuan

    Kediaman Blackdragon.Ernesh sedang berada di dapur kediaman Blackdragon menyiapkan ramuan untuk Pangeran Yuan. Aroma ginseng dan juga daun-daun yang lain menyeruak saat tutup dari ramuan itu dibuka. Api mulai dikecilkan dan dengan sabar dia menunggu hingga ramuan tersebut siap untuk diminum.“Kau yakin obatmu itu bisa membuat Pangeran Yuan sembuh,” ucap Xavier yang sedari tadi berjalan mondar-mandir. Langkahnya cepat dan tidak teratur menencerminkan dirinya sedang gelisah dan tidak tenang.“Kita hanya bisa mencoba, Xavier, tenangkan dirimu,” jawab Ernesh. Setelah mendengar kondisi Pangeran Yuan lalu memeriksanya, dia mengambil kesimpulan bahwa Pangeran Yuan tidak benar-benar terluka. Dia hanya kelelahan setelah menggunakan kekuatannya dalam jangka waktu lama dan tanpa jeda.“Ini sudah ramuan kedua yang kau buat dan dia belum juga siuman,” balas Xavier semakin merasa frustasi, dia takut, takut terjadi sesuatu pada Pangeran Yuan.Ernesh menatap iba ke arah Xavier. Temannya itu benar-be

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   224. Dia yang Tercinta

    Sosok Yui terbentuk sempurna, seakan tidak terjadi apapun padanya. Dia terdiam sejenak, mengamati situasi baru yang mengelilinginya saat baru saja membuka matanya.“Paman?” gumam Yui, suaranya lembut seperti bisikan angin. Dia sendiri masih tidak percaya, semua ingatannya masih sangat jelas, seolah terukir dalam benaknya. Yui sadar saat tubuhnya perlahan terbakar menjadi serpihan, seperti daun kering yang terhempas oleh api.“Apa aku hidup lagi?” batin Yui, mencerna keadaannya saat ini. Di balik punggung Rafael, dia menatap tangannya, menggerakkan perlahan, dan merasakan kehangatan yang mengalir di sepuluh jarinya. Dia juga merasakan kuatnya pelukan Rafael, seolah pria itu adalah pelindung yang tak tergoyahkan.“Paman,” bisik Yui perlahan, suaranya hampir tak terdengar di telinga Rafael.Pria itu melonggarkan pelukannya, perlahan menurunkan Yui hingga kakinya menyentuh tanah gersang nan tandus. Dia menatap lekat-lekat wajah cantik yang sempat menghilang dalam hidupnya, seolah ingin mem

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   223. Dua Bunga Satu Tangkai (2)

    “Rafael,” bisik Xavier.Tanpa ada kata lain yang terucap, Rafael tanpa menoleh menjawab, “Bawa Yuan, aku masih ingin di sini, masih ingin menemani Yui.”Melihat sahabat kecilnya masih terpaku pada abu Putri Yui, Xavier mengangkat tubuh Yuan dan mulai membawanya ke Blackdragon. Dia juga meminta seseorang untuk memanggilkan Ernesh. Selain Yuasa hanya dia yang bisa membantu mengobati Yuan. Yuasa sudah kembali bersama Yuichi dan pasukannya ke dunia atas, mereka mungkin tidak akan kembali lagi.Sementara itu, Rafael masih terdiam tanpa kata. Tempat pertempuran itu kini sepi, lebih sepi dari kuburan. Dia seorang diri di antara reruntuhan ibukota. Langit seakan melihat dirinya bersedih dan ikut menangis, tetesan butir-butir bening dari langit membuat Rafael menutup kotak abu Yui, tak ingin abu gadis cantik di hatinya basah. Dia juga memeluk kotak itu erat-erat melindunginya dari hujan.“Yui,” gumam Rafael. Seakan air dari langit mengerti keinginnnya, bayangan Yui terlihat begitu jelas di mat

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   222. Dua Bunga Satu Tangkai (1)

    Rafael duduk diam, memandangi abu di depannya dengan tatapan kosong. Tangannya bergetar saat menyentuh abu tersebut, seolah merasakan sisa-sisa kehangatan yang pernah ada. “Yui,” gumamnya samar, suaranya lembut seperti desiran angin yang menyusup di antara dedaunan.Di sebelahnya, Yuan melepaskan pelukan dari Yuichi. Setelah memastikan ayahnya tenang, dia melangkah mendekati Rafael, duduk di samping pria itu, merasakan dinginnya tanah yang menyerap ke dalam kulit.“Ini salahku,” gumam Yuan, suaranya timbul tenggelam seperti ombak yang menghantam karang. Ada beban berat yang menggantung di setiap kata yang diucapkannya.“Katakan padaku, sebenarnya apa yang kalian rencanakan?” tanya Rafael, suaranya serak, penuh dengan rasa ingin tahu yang bercampur dengan kepedihan. Dia tahu semua itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa Yui telah pergi, tetapi setidaknya dia ingin mengerti.“Yui,” ucap Yuan, masih terlihat ragu, seolah kata-kata itu adalah duri yang harus ditelan. “Yui menerima daun te

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   221. Kepedihan

    Raja Arlen terhuyung, terjerembab di tanah dingin, napasnya tertahan saat mata pedang Yuichi berkilat di hadapannya. Tak pernah terlintas dalam benaknya bahwa Yuichi akan diliputi amarah yang begitu membara.“Kau sudah tahu akibatnya, namun tetap memaksa putriku untuk berkorban!” teriak Yuichi, suaranya menggema, penuh kemarahan yang menggetarkan udara. Pedangnya tetap teracung, meski Ratu Esmeralda berusaha menghalangi dengan tangan gemetar.“Bukan hanya Raja Arlen yang mengetahui hal ini, Putri Yui sendiri yang bersedia melakukannya,” ujar Ratu Esmeralda, suaranya lembut namun tegas, berusaha meredakan badai amarah Yuichi. Namun, kata-katanya seolah terhempas angin, tak berdaya.Daun kecoklatan di tangan Raja Arlen bergetar, seakan ada sesuatu yang memicunya. Dia menatap daun itu dan berusaha menguncinya.“Ayahanda! Tenanglah!” seru Yuan, memeluk ayahnya erat, perlahan menurunkan pedang yang digenggam Yuichi. Yuan menyadari bahwa daun di tangan Raja Arlen bereaksi terhadap kemarahan

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   220. Pengorbanan (4)

    Api Suzaku membesar, lidah-lidah api merah menyala menjilat-jilat penghalang Genbu hingga terasa seperti kulit terbakar. Yuan, Yuasa, dan Rafael tersentak mundur, panas yang menyengat menusuk pori-pori mereka seperti ribuan jarum. Rasanya seperti berada di jantung gunung berapi yang sedang meletus.“Yui!” pekik Yuan, panik. Kehadiran Yui, seperti embun pagi yang menghilang ditelan mentari, lenyap tanpa jejak. Hanya kesunyian yang tersisa, dingin dan mencekam. Pedang es abadi, dinginnya menusuk tulang, kini berada di tangannya. Barrier Genbu membeku seketika, namun api Suzaku, seperti naga yang haus, menelan es itu dalam sekejap mata. Es yang mencair itu menciptakan uap yang membasahi wajah mereka, terasa dingin di kulit yang sebelumnya terbakar panas.Jantung Rafael berdebar-debar seperti genderang perang yang dipukul bertubi-tubi. Dia mengamuk, mencoba menghancurkan penghalang itu. Api Suzaku yang mengamuk di dalam sana bagaikan raksasa yang terbangun dari tidurnya, matanya yang meny

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   219. Pengorbanan (3)

    “Yui!” teriak Yuan, putus asa mengiris suaranya. Ia tahu kembarannya takkan mendengar. Namun, dengan segenap sisa tenaga, ia menyeret tubuhnya, tak peduli luka di kulitnya akibat lilitan tanaman rambat yang semakin mengetat.Xavier, melihat perjuangan Yuan, ia segera bertindak. Tombaknya melesat, menebas tanaman rambat hingga hancur berkeping-keping. Bersamaan dengan itu, Yuasa dan Yuichi tiba di sisi Yuan.“Yuan, apa kau bisa menghentikan Yui?” tanya Yuasa, suaranya diliputi kecemasan, sembari menyalurkan energi penyembuh yang hangat ke luka-luka Yuan. Rasa perih perlahan mereda, digantikan sensasi yang menenangkan.Yuan mengangguk lemah. “Terobos barrier Genbu. Setelah itu, aku bisa bergabung dengan Yui. Dengan kekuatanku, pengorbanan akan ditanggung berdua. Kita masih bisa memusnahkan Nacht tanpa membahayakan nyawa Yui.”Harapan kembali menyala di hati mereka. Yui masih bisa diselamatkan. Yuichi, yang telah pulih berkat kekuatan Yuasa, berdiri di samping Rafael. Pedang hijau zamrud

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   218. Pengorbanan (2)

    Yuan tersentak bangun oleh seruan Rafael. Kegelisahan menjalari ulu hatinya. Barrier yang menyempit, mengurung Yui dan Nacht, bagai jerat yang semakin erat. Jantungnya berdebar kencang, iramanya seirama genderang perang yang menggelegar di telinganya. Kepanikan mencengkeramnya, dingin dan menyesakkan.Tanpa pikir panjang, Yuan berlari. Namun, baru selangkah, kakinya terjerat tanaman rambat yang menjalar licik seperti ular lapar. Aroma tanah lembap menyeruak di hidungnya.“Nacht!” seru Yuan, menuduh. Namun, saat tanaman itu mengikatnya semakin erat, ia menyadari bahwa sentuhannya berbeda. Bukan duri tajam Nacht, melainkan lilitan lembut seperti sutra. Warna hijau mudanya, sewarna tunas muda di musim semi, mengingatkannya pada Yui.Berjuang melepaskan diri, keputusasaan menggema dalam suaranya. “Hentikan, Yui! Kita harus melakukannya bersama-sama! Kau sudah berjanji denganku!” teriaknya, suaranya parau, dipenuhi harapan yang mulai redup bagai bara api yang ditiup angin.Yui, terkurung d

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   217. Pengorbanan (1)

    “Paman, bawa Ayah ke tempat aman,” pinta Yuan. Lingkaran sihir perak di tangan Yuan telah menghilang. Tubuhnya terlihat sudah begitu lelah hingga dia memuntahkan seteguh darah dari mulutnya.“Yuan!” seru Rafael melihat kondisi Yuan yang tidak baik-baik saja. “Kubawa ke tempat Yuasa, biar dia mengobati lukamu,” ajak Rafael lembut berusaha membujuk Yuan.“Lalu bagaimana dengan ayah? Bawa ayah dulu ke tempat yang aman. Aku masih bisa menunggu,” balas Yuan dengan senyum yang dipaksakan untuk meyakinkan Rafael jika dia baik-baik saja.“Baik, tunggulah!” Rafael mengangkat Yuichi dan membawanya ke tempat aman. Langkah kakinya semakin cepat karena memikirkan Yuan. Rasanya jarak antara dirinya dan tempat Yuasa berada begitu jauh. Kakinya tidak bergerak secepat yang diharapkan.“Kalian pikir bisa pergi!” seru Nacht melihat Rafael berusaha membawa Yuichi. Sebuah barrier tak kasat mata menutup jalan Rafael sehingga dia berjalan di tempat, tidak pergi ke mana pun.Alunan suara harpa terdengar sama

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status