Home / Romansa / Rahim yang Tergadai / Season 2 Maaf, Aku Akan Menyakitimu!

Share

Season 2 Maaf, Aku Akan Menyakitimu!

last update Last Updated: 2025-03-24 08:47:59

Galen berdiri tegap di ambang pintu, kedua tangannya terlipat di depan dada. Sorot matanya tajam menusuk, menunggu jawaban dari dua orang yang selama ini menyimpan rahasia darinya.

Selena berusaha menjaga ekspresi wajahnya tetap tenang, tapi jari-jarinya yang mencengkeram lengan kursi roda menunjukkan kegelisahannya. Biantara, di sisi lain, tampak lebih santai meskipun ada kilatan waspada di matanya.

"Kamu bicara apa, Galen?" Selena berusaha tersenyum, meski jelas terlihat dipaksakan. "Tentu saja kamu adalah putraku."

"Benarkah?" Galen melangkah mendekat, ekspresinya dingin. "Putra seorang wanita bernama Selena, atau Helena?"

Selena terdiam. Napasnya tercekat, sementara Biantara menyipitkan mata, menimbang situasi.

"Kamu salah paham, Galen," Biantara akhirnya buka suara, suaranya tetap tenang seperti biasa. "Ini bukan sesuatu yang perlu kamu pikirkan. Yang penting—"

"Apa aku benar-benar salah paham?" Galen memotong, suaranya berg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Mulai Terkuak

    "Mai ... kamu demam?"Galen menggeliat, merasakan sesuatu yang panas di dadanya. Mata yang masih setengah terpejam perlahan membuka, lalu menunduk. Kepala Maiza bersandar di lengannya, napasnya memburu dan terasa panas di kulit.Satu minggu terakhir, mereka tinggal bersama di apartemen ini, meski status pernikahan belum resmi. Mereka hanya tidur berpelukan tanpa melangkah lebih jauh. Jika gejolak dalam dirinya terlalu besar, Galen memilih pergi. Balapan di jalanan, menghabiskan malam bersama geng motornya, dan kembali ketika matahari sudah tinggi.Tapi pagi ini berbeda. Galen baru saja pulang setelah dua hari menghilang. Begitu masuk kamar, dia menemukan Maiza terlelap di sofa dengan televisi masih menyala. Dia membawanya ke ranjang, memeluknya dalam diam, lalu ikut tertidur.Namun kini, Maiza terbaring lemah, tubuhnya bersuhu tinggi."Sayang? Maiza?"Galen mengguncangnya pelan, menepuk pipinya, tapi tak ada respons. Panik, dia m

    Last Updated : 2025-03-25
  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Menuju Pernikahan

    Dua hari berlalu begitu cepat. Maiza sibuk mempersiapkan diri—perawatan wajah, pemilihan gaun, dan segala pernak-pernik yang membuatnya siap tampil sebagai pengantin untuk kedua kalinya."Aku gugup. Padahal ini bukan yang pertama dan … hanya sebatas perjanjian. Huft! Semoga aku tidak terjebak dalam permainanku sendiri. Fighting, Za!" serunya dalam hati, menatap bayangannya di cermin.Tiba-tiba, sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Sosok pria dengan tuxedo rapi muncul dari belakang, mencium pundaknya yang terbuka, lalu mengerling nakal ke arah cermin."Cantiknya Galen ... jadi nggak sabar, deh!"Maiza menegakkan tubuh, kedua tangannya segera melepas jemari Galen yang mencengkeram erat melingkari perutnya."Jangan lupa, ini hanya di atas kertas, Galen!" desisnya, mengingatkan.Galen terkekeh, memutar tubuh Maiza agar menghadapnya. Jemarinya bergerak menyusuri lekukan gaun putih mewah yang bertabur Swarovski."Oh, oke,

    Last Updated : 2025-03-26
  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Bertahun-tahun Lamanya

    Malam SebelumnyaDi sebuah ruangan eksklusif di rumah utama keluarga Hastanta, ketiga orang itu duduk dalam keheningan yang sarat ketegangan. Galen bersandar di sofa dengan tangan terlipat di dada, tatapannya menusuk ke arah Selena dan Biantara yang duduk di hadapannya."Jadi, ini semua cuma sandiwara?" suara Galen terdengar datar, tapi ada ketegangan yang jelas dalam nadanya. "Kalian sudah merencanakannya dari awal, bahkan sebelum aku tiba di Indonesia?"Biantara menghela napas panjang. "Kami tidak punya pilihan lain, Galen. Dunia bisnis dan dunia bawah tanah sama-sama berbahaya. Jika kamu tidak dikendalikan sejak awal, kamu akan menjadi ancaman bagi diri sendiri."Selena menatap Galen, ekspresinya tak terbaca. "Kami membiarkanmu bergerak bebas selama ini. Tapi setelah kejadian perempuan itu, semuanya berubah. Kamu sudah terlalu dalam. Dan satu-satunya cara agar ka.u tetap hidup adalah dengan membuat dunia melihatmu dalam posisi yang berbeda."

    Last Updated : 2025-03-27
  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Akan Kita Buktikan

    Pelukan antara Kalingga dan Galen semakin erat, seolah ingin menghapus tahun-tahun yang hilang di antara mereka. Kalingga menangis dalam diam, jari-jarinya mencengkeram punggung putranya, seakan takut ini semua hanya mimpi. Galen pun, meski masih diselimuti kebingungan, membiarkan dirinya tenggelam dalam kehangatan itu.Tiba-tiba, langkah kaki yang mendekat membuat mereka berdua menoleh. Sosok Gala berdiri di sana, wajahnya tampak bergetar melihat pemandangan mengharukan di depannya. Ada haru yang tertahan dalam matanya, sesuatu yang selama ini juga dia kubur dalam-dalam."Galen ...." Gala berbisik, suaranya berat oleh emosi. Perlahan, dia mendekat, tangannya terangkat ragu. "Nak, kamu adalah putraku..."Tanpa menunggu jawaban, Gala merengkuh Kalingga dan Galen dalam pelukan yang lebih besar. Seketika, waktu terasa berhenti. Kalingga tersedu di dada Gala, sementara Galen berdiri di antara keduanya dengan mata membelalak."Ini ibumu yang sesungguhnya. Kalingga," lanjut Gala dengan suar

    Last Updated : 2025-03-28
  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Makin Rumit

    Ruangan itu masih dipenuhi sisa riuh pesta yang berakhir dengan skandal besar. Para tamu berbisik-bisik, beberapa wartawan masih berusaha mencari celah untuk menggali lebih dalam. Namun di tengah kemewahan yang kini terasa menyesakkan, tiga sosok berdiri saling berhadapan dengan ketegangan yang bisa dirasakan siapa pun di dekatnya.Gala menatap Selena dengan rahang mengeras, sorot matanya penuh amarah. Sementara Kalingga berdiri di sisi lain, ekspresinya tak kalah tajam, tapi lebih dipenuhi luka dan kepedihan yang selama ini tertahan."Kamu selama ini menculik putraku," Suara Gala dingin dan penuh tekanan. "Kamu mencuri dia dari Kalingga … dariku!"Selena mendongak, wajahnya tetap tenang meski kedua tangannya mengepal. "Aku tidak mencuri siapa pun, Beib!""Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi!" sentak Gala cepat.Seketika bibir Selena terkatup rapat. "Tapi kita belum resmi bercerai," sahutnya dengan seringai di wajah. Gala

    Last Updated : 2025-03-29
  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Galen Tahu

    Keheningan menggantung usai Ilman melemparkan bom informasinya. Namun, tak seperti yang lain, Biantara malah menyambutnya dengan seringai tipis. Dia melangkah mendekat, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, lalu menatap Ilman dengan sorot mata penuh arti. "Jadi … begini akhirnya?" Selena, Gala, dan Kalingga masih mencerna kabar mengejutkan itu, sementara Ilman tetap berdiri tegak, mengamati Biantara dengan pandangan curiga. "Apa maksud Anda Tuan Biantara?" Ilman bertanya, tajam. Biantara terkekeh pelan. "Kamu selalu pandai membuat orang lain berpikir bahwa kamu tahu segalanya, Ilman. Tapi, sejujurnya… apakah kamu sendiri yakin dengan apa yang baru saja kamu katakan? Bukankah selama ini kamu hanyalah seorang asisten dari Sagara?" Kening Ilman mengernyit. "Saya tidak asal bicara, Tuan." "Oh, tentu saja." Biantara mengangguk setuju, lalu menatap yang lain. "Tapi jika benar ada anak lain dari Hastanta, seharusnya ada bukti konkret, bukan? Atau … kamu hanya mencoba menggir

    Last Updated : 2025-03-30
  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Tak Bisa Berpaling

    Di sebuah ruangan tersembunyi di dalam mansion mewah, Biantara duduk gelisah, jemarinya mengetuk meja kaca di depannya berulang kali. Selena berdiri di dekat jendela, memeluk tubuhnya sendiri. Suasana malam yang biasanya terasa nyaman kini terasa mencekik."Kita dalam bahaya, Biantara." Suara Selena penuh kecemasan. "Ilman … dia tahu terlalu banyak. Dan kalau Hastanta tahu siapa kamu sebenarnya, kita tamat!"Biantara mendongak, menatap Selena dengan mata tajam. "Aku tahu.""Kalau tahu, kenapa masih duduk diam?! Kita harus melakukan sesuatu sebelum semua berantakan!"Biantara menarik napas panjang. "Dan itu yang sedang kupikirkan. Masalahnya, aku belum tahu pasti siapa Ilman ini. Dari mana dia bisa mendapatkan dokumen-dokumen itu? Siapa yang ada di belakangnya?"Selena menggigit bibirnya. "Aku tidak pernah mendengar nama Ilman dalam jaringan Hastanta. Dia bukan orang dalam … tapi bagaimana dia bisa mendapatkan informasi tentang kita?"

    Last Updated : 2025-03-31
  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Kehidupan Baru Dimulai

    Satu bulan dalam persembunyian, akhirnya Galen kembali menemui Biantara dan Selena. Sesuai dengan rencana yang telah disusun matang, Biantara menyerahkan seluruh asetnya kepada Maiza, menjadikannya pimpinan tertinggi. Kemampuan Maiza sebagai dosen manajemen yang telah teruji membuatnya layak memegang kendali atas perusahaan milik Biantara.Hari ini adalah momen penting—peresmian penyerahan jabatan sekaligus pengalihan aset di hadapan dewan direksi. Di dalam ruangan kerja Biantara, Maiza dan Galen menunggu giliran mereka dipanggil ke ruang rapat.Maiza melangkah perlahan, menyusuri setiap sudut ruangan yang sebentar lagi akan menjadi kantornya. Ada perasaan asing yang menjalar di hatinya, campuran antara harapan dan ketakutan. Bayangan masa lalu berkelebat di benaknya—saat rumah tangganya hancur berantakan, saat ia kehilangan arah, saat hatinya nyaris mati.Di salah satu sudut, matanya tertumbuk pada rak buku besar yang penuh dengan berkas dan dokumen tua. Jemarinya tanpa sadar bergera

    Last Updated : 2025-04-01

Latest chapter

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Tetap Bersama

    Mentari pagi belum sepenuhnya naik ketika Galen perlahan membuka matanya. Tubuh Maiza masih tertelungkup di dadanya, napasnya tenang, wajahnya damai. Malam panjang yang mereka ulang berkali-kali itu telah menguras seluruh tenaga dan emosi. Tapi Galen tersenyum kecil. Semua itu nyata. Dia kembali ke tempat yang seharusnya: pelukan Maiza. Perlahan ia bangkit dari tempat tidur, menarik selimut menutupi tubuh kekasihnya. Ia mengenakan kembali celananya, melangkah ringan ke dapur. Tangannya mulai bekerja: mengiris bawang, mengocok telur, menyalakan kompor, dan menyiapkan kopi. Sambil memasak, benaknya melayang ke masa lalu. Ingatannya menguar, sejelas aroma tumisan yang memenuhi udara. Di penjara, Kalingga—ibunya—datang bersama Gala dan Sagara. Pertemuan itu seperti lembaran hidup yang dicabik paksa. Sagara tak lagi segarang dulu, kini hanya pria tua penuh penyesalan. Ia bicara lirih, mengaku semuanya. Bahwa semua ini bermula da

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Maiza Menggila

    "Lakukan saja perintahku, NOAH!" bentak Maiza, suaranya meledak dalam kemarahan.Tak ada sepatah kata pun keluar dari Noah—sang asisten yang juga sahabat Galen. Ia hanya mengangguk singkat, lalu memutar balik kemudinya, melaju menuju tempat yang disebutkan Maiza.Perempuan itu terdiam, pikirannya sibuk menenun kegelisahan. Tatapannya kosong, mengarah lurus ke depan. Wajahnya datar dan dingin—tanpa jejak kesedihan, apalagi kebahagiaan. Namun perlahan, raut itu berubah. Menegang. Menyiratkan kemurkaan yang membakar.‘Kalau ini bukan halusinasi, aku harus tahu apa yang sebenarnya Galen sembunyikan dariku! Mungkin aku lemah di matanya, tapi aku akan buktikan kalau aku bisa hidup tanpa dia!’‘Sudahlah, Za ... ikhlaskan. Buka lembaran baru. Kamu Direktur Utama perusahaan multinasional sekarang—itu kesempatan langka! Gunakan baik-baik, Iza! Kamu bisa!’Suara-suara itu berisik di kepalanya. Saling tindih, saling beradu, seperti dua sisi dirinya t

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Lakukan Saja!

    "Apa ini bagian dari prank, Noah?" Maiza menggeleng dengan senyum kaku yang dipaksakan, meski air matanya telah jatuh tanpa disadari. Suaranya bergetar saat teriakannya pecah, “Ini nggak lucu!?” Ia menggeleng lebih kuat, mata terpejam rapat menahan denyut luka yang begitu dalam.Tubuhnya perlahan kehilangan tenaga. Lututnya lemas, jatuh meluruh ke lantai dingin. Ia terus menggeleng, tangisnya meledak bersamaan dengan wajah yang telah basah kuyup oleh air mata yang tak terbendung.“Galeeen,” panggilnya lirih, suara itu hampir tak terdengar. Tangannya mengusap dada, mengepal erat di sana. “Permainan apa lagi yang harus aku jalani, Tuhan ....” isaknya pecah, mengguncang bahunya dalam tangisan tersedu-sedu.———‘Ingatlah satu hal dariku, Mai ... kamu harus lebih tangguh dari masa lalu kamu. Semua yang kamu lalui adalah obat, meski pahit itu akan membuatmu lebih kuat. Lupakan yang telah ada di belakangmu, syukuri apa yang kamu jalani dan yakinlah bahwa

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Memilih Pergi

    Maiza masih terduduk di lantai, memeluk foto dan secarik kertas yang telah mengubah segalanya. Dada sesak, tangis mengalir tanpa bisa ditahan. Entah berapa menit berlalu dalam diam dan guncangan.Hingga suara ponsel berdering memecah keheningan. Dengan tangan gemetar, ia mengangkat tanpa sempat melihat nama di layar."Halo?" Suaranya parau."Bu Maiza?" Suara dari seberang terdengar ragu. "Saya dari kepolisian. Kami ... kami ingin menyampaikan kabar duka."Maiza membeku."Apa maksud Anda?""Tahanan atas nama Galen, suami Anda ... ditemukan meninggal dunia pagi ini di ruang isolasi. Beliau diduga mengalami serangan jantung mendadak."Ponsel nyaris terlepas dari genggamannya. Maiza menatap kosong ke depan, seperti tak percaya pada apa yang baru saja didengarnya."T-tidak ... tidak mungkin. Baru saja aku masih ... masih bertemu dengannya! Dia baik-baik saja!"Suara dari seberang terdengar berat, seolah terb

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Bebas atau Tidak?

    "Aku sudah tak mengenalimu lagi, Hubby ...." suara Maiza pecah saat akhirnya ia berdiri dan berbalik, meninggalkan ruang tahanan dengan linangan air mata.Ia melangkah cepat keluar, seolah tak ingin siapa pun melihat rapuhnya. Kedua tangannya menutup mulut dan mengusap wajah yang kini telah basah. Dalam benaknya, kenangan bersama Galen berkelebat seperti kolase yang tersusun acak—tak utuh, tapi penuh warna.Ia mengingat saat pertama kali bertemu Galen, di taman itu, ketika hidupnya terasa seperti reruntuhan. Saat dia menangis dalam diam, dan pria muda itu menghampiri dengan kalimat sederhana yang mampu menyentuh hatinya.Sejak itu, Maiza percaya bahwa masih ada lelaki baik di dunia ini. Tapi mengapa sekarang, sosok yang dulu penuh perhatian itu menghilang? Ke mana mahasiswa polos itu pergi?Galen yang dulu melindunginya dari preman cabul—pria yang begitu sabar dan menjaga batas, yang tak pernah sekalipun memaksakan hasrat. Ia masih ingat jelas mal

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Kemarahan Galen

     Flashback – Sebelum Maiza Sadar di Apartemen Galen"Bereskan ma–yatnya," titah Galen sambil menekan earpiece-nya.Tubuhnya tegak, tatapan dinginnya mengarah pada sosok yang tergeletak lemah di sofa. Wajah Maiza tampak damai dalam ketidaksadaran, namun bayangan kemesraan antara mantan pasangan suami istri itu terus mengganggunya. Wajah Galen kembali mengetat, rona merah amarah naik ke pipi. Ia mengalihkan pandang, melangkah cepat keluar ruangan tanpa menoleh sedikit pun.Namun baru beberapa langkah, ia berhenti mendadak. Tangannya meremas rambut sendiri, kepalanya tertunduk, dan matanya terpejam kuat—seperti sedang berusaha menghapus senyuman Maiza di pagi hari dari pikirannya."Aaarrrgh!" teriaknya tertahan, membalikkan badan dengan gerakan penuh gejolak. Ia berjalan cepat kembali, melepas jaket dan merobek gorden hingga terlepas dari gantungannya.Dengan gerakan kasar, ia membungkus tubuh tak berbusana Maiza yang terkulai di sofa. Tidak ada

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Kenapa Belum Kembali?

    “By… aku berangkat dulu. Ada meeting penting hari ini. Mungkin pulang agak mal—”“Makanya sini dulu!”Tangan perempuan yang sudah rapi dalam setelan formal kantoran itu ditarik paksa hingga jatuh menimpa tubuh polos suaminya di ranjang.“Aku sudah mandi, By! Lima belas men—”Kalimatnya terpotong. Mulutnya dibungkam tanpa ampun oleh Galen yang langsung membalikkan posisi, menindih dengan gairah yang meletup.Satu minggu telah berlalu sejak insiden mengerikan itu. Tak satu pun jejak kasus tersisa.Pergerakan Secret Umbrella begitu senyap dan bersih. Big Boss mereka, seorang hacker jenius, mampu melumpuhkan sistem pemerintahan, menanamkan tersangka palsu, dan membebaskan seluruh anggota terlibat. Termasuk G4 dan Maiza—keduanya benar-benar lenyap dari radar publik.Hidup Galen dan Maiza kembali seperti biasa. Sepasang pengantin baru beda usia dan profesi itu melanjutkan rutinitas: Galen menyusun skripsi, Maiza sibuk mengelol

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Bertukar Kehormatan

    "Jangan takut lagi, aku akan menjaga dan melindungimu. I love you .…" Kecupan yang lama dan dalam dia jatuhkan di kening Maiza yang mengangguk perlahan.Pelukan itu terasa seperti rumah, dan Maiza memejamkan mata, membiarkan dirinya larut dalam hangatnya perlindungan Galen—lelaki yang hampir saja dia lupakan, tapi hatinya tetap mengenalinya, selalu."Maafkan aku. Aku pikir tak akan pernah bertemu denganmu, dan aku tak pernah termaafkan atas keegoisanku sendiri.""Tidak ada yang bersalah dan tak ada yang perlu dimaafkan, Sayang." Galen merenggangkan pelukan, menatap manik mata sembab milik cinta pertamanya. Mata yang penuh arti, menunjukkan cinta yang begitu dalam. Memancarkan harapan dan semangat dalam sorot tajamnya."Hub–by...."Mantan anak didiknya itu menarik napasnya, lalu menekan tengkuk Maiza, membuat kepalanya mendongak. Gerakan lembut dan penuh candu itu berkembang cepat—menjadi balasan tak tertahankan antara dua insan yang telah

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Bukan Hanya Kamu

    “Aaarrrgh!?” Suara letusan memecah malam, bersamaan dengan jeritan Galen yang menyayat. Namun, tubuhnya tetap meluncur masuk ke dalam pipa pembuangan yang sudah dirusaknya lebih dulu—pelarian terakhir yang ia punya.Pintu kamar mandi didobrak paksa. Tiga pria berpakaian serba hitam menyerbu masuk dan langsung menghujani ruangan dengan tembakan brutal. Cipratan darah membekas di dinding dan lantai, menyisakan jejak yang mengerikan.“Dia nggak akan bertahan lama dengan peluru beracun kita! Cari barangnya di setiap sudut!” bentak pemimpin mereka dengan suara dingin dan menakutkan.Sementara itu, di dalam mobil yang melaju tak tentu arah, Maiza menatap pria yang duduk di balik kemudi dengan pandangan terpaku. Ketakutan makin menyesakkan dadanya.“Ka–kamu bukan Galen?” suaranya nyaris tak terdengar, tercekat oleh rasa ngeri.Dia mencuri pandang, berharap sang penolong hanyalah Galen yang menyamar—tapi tidak. Sosok itu menoleh sekilas, wajahnya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status