แชร์

Bab 27

ผู้เขียน: Iftiati Maisyaroh
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-20 08:28:12

“Kamu tahu aku tidak akan melepaskanmu begitu saja, bukan?” ujarnya dengan tatapan lembut namun penuh arti.

Kalingga menatapnya dengan mata berkaca-kaca. “Tapi, Tuan ... ini bukan yang saya inginkan. Maksud sa—”

Gala mengangkat tangan, menyentuh pipi Kalingga dengan lembut. Kalingga membeku, menahan napasnya yang tercekat.

Wajah Gala semakin mendekat, “Ini bukan hanya soal keinginanmu, Kalingga. Ini tentang apa yang harusnya terjadi di antara kita. Kamu sudah menjadi milikku, Kalingga. Dan aku tidak akan membiarkan apa pun mengubah itu.”

Tanpa memberikan waktu untuk menjawab, Gala semakin mendorong tubuh Kalingga mendekati ranjang.

Meski Kalingga terus menghindarinya, Gala tetap menyentuh wajah Kalingga dengan sentuhan lembut. Gadis yang kali ini tanpa hijab itu hanya bisa bergetar, menahan air mata yang hampir jatuh.

"Apa aku menyakitimu, hem?" Gala melepaskan tautannya, mengusap lembut apa yang baru saja dicecapnya.

Ge
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Rahim yang Tergadai   Bab 28

    Gala terus memacu mobilnya dengan senyuman yang tak memudar. Hatinya berbunga-bunga dan seperti ingin melayang. Jalanan masih lengang, tapi dia tak menyadari tengah diikuti mobil lain di belakangnya, saking bahagianya.Setibanya di resort, ia turun dari mobil dan segera mencari Ilman. Sosok asistennya itu dia temukan di mushola, masih tertidur di sudut dengan jaket sebagai alas. Mereka bertukar kunci mobil tanpa banyak bicara. Dengan topi menutupi sebagian wajahnya, Gala berjalan ke villa, mengabaikan pandangan orang-orang yang mungkin mengenalinya.Langkah Gala terhenti sejenak di halaman villa. Ia merasa ada seseorang yang mengawasi dari kejauhan. Instingnya mengatakan ini bukan sekadar perasaan. Namun, ia memilih untuk tersenyum tipis, berpikir bahwa mungkin itu adalah orang suruhan Selena, mencoba mencari tahu rahasia Gala dan Kalingga.“Bagus,” gumamnya pelan. “Mereka akan terkecoh dengan Ilman.”Ia melangkah masuk ke villa dengan santai, men

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-20
  • Rahim yang Tergadai   Bab 29

    Di tempat lain, Selena memandang alat tes kehamilan di tangannya dengan mata berbinar. Ia berteriak kegirangan, lalu berlari ke kamar tidur, mengguncang tubuh Gala yang masih terlelap.Selena mengguncang bahu Gala dengan penuh antusias. "Beib, aku hamil! Kamu dengar aku? Aku hamil!"Gala, yang masih setengah terlelap, membuka matanya perlahan. Ia mengerjap, lalu memandang alat tes kehamilan di tangan Selena. "Apa ini?" tanyanya dengan nada datar.Selena mengangkat alat itu ke hadapan Gala. "Lihat ini! Dua garis! Setelah lima tahun, akhirnya kita akan punya anak, Beib!"Gala terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata Selena. Pikirannya langsung terbang ke masa beberapa minggu lalu, saat ia mabuk berat. Ia ingat samar-samar Selena menemaninya malam itu.“Kamu yakin?” tanyanya dengan suara pelan, masih meragukan.Selena duduk di sampingnya, memegang tangannya erat. "Kita harus memastikan le dokter, tapi aku yakin ini nyata! Please,

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-21
  • Rahim yang Tergadai   Bab 30

    Dua hari setelah Kalingga mengetahui kehamilannya, dia seolah menghindar. Dia sadar ini yang dia inginkan segera lepas dari Gala Sagara. Tapi dia belum bisa memastikan apakah benar-benar rela berpisah dengan janin yang ada dalam rahimnya atau tidak.Gala pun merasa aneh. Pesan-pesannya di ponsel Kalingga sama sekali tidak dijawab, dan ponsel khusus darinya bahkan dalam keadaan mati. Ya, demi keamanan Kalingga, dia diberikan alat komunikasi tersendiri yang hanya diketahui Gala saja.“Ilman, apa Kalingga menghubungimu akhir-akhir ini?” tanya Gala sambil melirik jam tangannya.Ilman menggeleng. “Tidak, Pak. Sejak saya antar ke apartemen sebulan lalu, tidak ada lagi komunikasi dengan saya.”Gala memutuskan pergi ke apartemen Kalingga. Namun, saat sampai di sana, ia tak menemukan istrinya di mana pun. Ponsel pemberiannya ada di dalam laci, mati total.“Ilman, coba hubungi dia dengan nomor pribadinya,” perintah Gala.Ilman menghubungi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-21
  • Rahim yang Tergadai   Bab 31

    Perawat itu mengangguk. "Ya, dosen senior Anda, Pak Cakra, sudah dihubungi. Beliau datang bersama istrinya dan mengurus semua kebutuhan Anda di sini."Belum sempat Kalingga mencerna informasi itu, pintu kamar terbuka. Pak Cakra dan Ibu Rinjani masuk dengan wajah penuh kekhawatiran."Kalingga, kamu sudah sadar? Syukurlah," ujar Pak Cakra sambil mendekat.Kalingga mencoba tersenyum meski wajahnya masih pucat. "Maaf merepotkan, Pak, Bu ....""Jangan bicara seperti itu," potong Ibu Rinjani dengan lembut. "Kami khawatir sekali. Untung kampus langsung memberitahu kami. Kamu sudah merasa lebih baik?"Kalingga mengangguk pelan. Namun, dalam hatinya, ia merasa resah. Ia ingat pingsan karena mual di kantin, lalu memaksa pulang dan berakhir tak ada yang tahu identitasnya kecuali pihak kampus, tetapi kini pikirannya dipenuhi kegelisahan. Bagaimana jika ini ada kaitannya dengan kehamilan yang baru ia ketahui?Pak Cakra melirik perawat. "Dokte

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
  • Rahim yang Tergadai   Bab 32

    "Beib, bisakah kamu pulang cepat hari ini? Anakmu ingin papanya menyuapi mamanya makan kebab yang biasa kita makan bersama. Apa kamu akan pulang, Beib?" Suara Selena terdengar manja, namun penuh tuntutan. Nada itu menusuk, memecah konsentrasi Gala yang tengah mencoba fokus pada pekerjaannya.Telepon itu baru saja terputus, tetapi beban pikirannya belum juga berkurang. Pikirannya terus berputar tanpa henti, seperti badai yang tak kunjung reda. Saat itu juga, pintu ruangannya diketuk dan terbuka. Berdiri di hadapannya sekarang adalah Ilman, dengan ekspresi wajah yang tegang."Saya belum bisa menghubungi Kalingga, Pak." Suara Ilman penuh kecemasan. Kata-kata itu seperti palu yang menghantam dada Gala. Tangannya terkepal kuat, rahangnya mengeras menahan gelombang emosi yang hampir tak terbendung.Di satu sisi, Gala masih meragukan kehamilan Selena. Ada sesuatu yang terasa janggal dalam setiap ucapannya. Namun, itu adalah sesuatu yang selama bertahun-tahun diam

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-22
  • Rahim yang Tergadai   Bab 33

    Semakin hari kehamilan Kalingga semakin membesar. Perkembangannya sangat bagus, setiap bulan selalu diantarkan oleh Rinjani ke klinik dekat rumah."Maaf, Bu. Ini mau ditulis siapa nama ayah bayinya?" tanya Suster yang akan mencatat di buku periksa dengan wajah berkerut."Nanti biar saya tulis sendiri namanya, Sus. Boleh 'kan?" Kalingga menggigit bibir bawahnya dan menunduk tajam. Jemarinya memainkan ujung hijab menahan isakan."Saya yang akan bertanggung jawab atas semuanya, Sus. Suster tenang saja. Asalkan berikan layanan terbaik untuk Kalingga, saya akan bayar semuanya. Tak perlu khawatirkan itu masih setengah tahun lagi, 'kan?" sahut Rinjani sedikit kesal menatap sutster di depannya.Hari-hari Kalingga benar-benar berbeda, dia bahagia bisa merasakan memiliki seorang ibu yang perhatian dan menyayanginya melalui Rinjani. Selama ini dia hanya dibesarkan oleh Pak Kasno seorang diri, bahkan dia tak pernah tau siapa nama ibu kandungnya sendiri. Sekar

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
  • Rahim yang Tergadai   Bab 34

    "Maaf, Pak, saya mencari seseorang bernama Kalingga Putri. Ada yang bilang dia tinggal di rumah Pak Cakra."Satpam itu menggeleng. "Pak Cakra tidak punya anak perempuan, Pak.""Tapi saya yakin dia ada di sini," kata Ilman tegas. "Saya hanya ingin memastikan.""Maaf, Pak, saya tidak bisa membantu."Ilman merasa janggal. Saat ia mengamati dari kejauhan, ia melihat seorang wanita bercadar keluar rumah Pak Cakra dengan membawa belanjaan. Langkahnya ragu-ragu, seperti takut diperhatikan."Itu pasti dia," gumam Ilman.Setiap malam, ia memarkir mobil di dekat rumah Pak Cakra. Hingga suatu malam, setelah berpura-pura mengobrol dengan satpam perumahan, ia kembali ke mobilnya yang diparkir di seberang jalan.Saat duduk di mobil, ia mengamati pria mencurigakan itu. Pria tersebut tampak berbicara di telepon dengan nada serius."Ya, saya yakin dia ada di sini. Tunggu perintah selanjutnya," katanya dengan suara rendah, tetapi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
  • Rahim yang Tergadai   Bab 35

    Langkah Kalingga terhenti. Ia merasakan detak jantungnya semakin cepat. Ia menunduk, tak berani menatap. 'Jangan gugup, aku ... jangan, Mas Ilman ....' gumamnya mencoba menghindar, walau hati ingin jujur.Pak Cakra kembali dari arah dapur, memecah ketegangan. "Maaf, ada telepon tadi," katanya santai, tidak menyadari suasana tegang.Kalingga mengangguk kecil, meminta izin untuk pergi. Di lorong menuju kamarnya, tangannya mengelus perut yang mulai membuncit. "Kenapa aku harus sembunyi? Bukankah ini anakku yang juga punya hak bertemu ayahnya?" gumamnya lirih. "Maafkan Ibu, Nak ... maafkan karena harus menyembunyikanmu dari ayahmu. Tapi, apakah aku salah? Apa aku yang egois?” suaranya bergetar. Kebimbangan kembali merasuki hatinya.Berulang kali dia manarik napas dalam, lalu mengembuskannya berat. Memilah dan menimbang keputusan apa yang harus diambilnya saat ini.Menemui Ilman dan mengatakan kehamilannya, lalu kembali pada Gala. Atau ... haruskah tet

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-24

บทล่าสุด

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Tetap Bersama

    Mentari pagi belum sepenuhnya naik ketika Galen perlahan membuka matanya. Tubuh Maiza masih tertelungkup di dadanya, napasnya tenang, wajahnya damai. Malam panjang yang mereka ulang berkali-kali itu telah menguras seluruh tenaga dan emosi. Tapi Galen tersenyum kecil. Semua itu nyata. Dia kembali ke tempat yang seharusnya: pelukan Maiza. Perlahan ia bangkit dari tempat tidur, menarik selimut menutupi tubuh kekasihnya. Ia mengenakan kembali celananya, melangkah ringan ke dapur. Tangannya mulai bekerja: mengiris bawang, mengocok telur, menyalakan kompor, dan menyiapkan kopi. Sambil memasak, benaknya melayang ke masa lalu. Ingatannya menguar, sejelas aroma tumisan yang memenuhi udara. Di penjara, Kalingga—ibunya—datang bersama Gala dan Sagara. Pertemuan itu seperti lembaran hidup yang dicabik paksa. Sagara tak lagi segarang dulu, kini hanya pria tua penuh penyesalan. Ia bicara lirih, mengaku semuanya. Bahwa semua ini bermula da

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Maiza Menggila

    "Lakukan saja perintahku, NOAH!" bentak Maiza, suaranya meledak dalam kemarahan.Tak ada sepatah kata pun keluar dari Noah—sang asisten yang juga sahabat Galen. Ia hanya mengangguk singkat, lalu memutar balik kemudinya, melaju menuju tempat yang disebutkan Maiza.Perempuan itu terdiam, pikirannya sibuk menenun kegelisahan. Tatapannya kosong, mengarah lurus ke depan. Wajahnya datar dan dingin—tanpa jejak kesedihan, apalagi kebahagiaan. Namun perlahan, raut itu berubah. Menegang. Menyiratkan kemurkaan yang membakar.‘Kalau ini bukan halusinasi, aku harus tahu apa yang sebenarnya Galen sembunyikan dariku! Mungkin aku lemah di matanya, tapi aku akan buktikan kalau aku bisa hidup tanpa dia!’‘Sudahlah, Za ... ikhlaskan. Buka lembaran baru. Kamu Direktur Utama perusahaan multinasional sekarang—itu kesempatan langka! Gunakan baik-baik, Iza! Kamu bisa!’Suara-suara itu berisik di kepalanya. Saling tindih, saling beradu, seperti dua sisi dirinya t

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Lakukan Saja!

    "Apa ini bagian dari prank, Noah?" Maiza menggeleng dengan senyum kaku yang dipaksakan, meski air matanya telah jatuh tanpa disadari. Suaranya bergetar saat teriakannya pecah, “Ini nggak lucu!?” Ia menggeleng lebih kuat, mata terpejam rapat menahan denyut luka yang begitu dalam.Tubuhnya perlahan kehilangan tenaga. Lututnya lemas, jatuh meluruh ke lantai dingin. Ia terus menggeleng, tangisnya meledak bersamaan dengan wajah yang telah basah kuyup oleh air mata yang tak terbendung.“Galeeen,” panggilnya lirih, suara itu hampir tak terdengar. Tangannya mengusap dada, mengepal erat di sana. “Permainan apa lagi yang harus aku jalani, Tuhan ....” isaknya pecah, mengguncang bahunya dalam tangisan tersedu-sedu.———‘Ingatlah satu hal dariku, Mai ... kamu harus lebih tangguh dari masa lalu kamu. Semua yang kamu lalui adalah obat, meski pahit itu akan membuatmu lebih kuat. Lupakan yang telah ada di belakangmu, syukuri apa yang kamu jalani dan yakinlah bahwa

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Memilih Pergi

    Maiza masih terduduk di lantai, memeluk foto dan secarik kertas yang telah mengubah segalanya. Dada sesak, tangis mengalir tanpa bisa ditahan. Entah berapa menit berlalu dalam diam dan guncangan.Hingga suara ponsel berdering memecah keheningan. Dengan tangan gemetar, ia mengangkat tanpa sempat melihat nama di layar."Halo?" Suaranya parau."Bu Maiza?" Suara dari seberang terdengar ragu. "Saya dari kepolisian. Kami ... kami ingin menyampaikan kabar duka."Maiza membeku."Apa maksud Anda?""Tahanan atas nama Galen, suami Anda ... ditemukan meninggal dunia pagi ini di ruang isolasi. Beliau diduga mengalami serangan jantung mendadak."Ponsel nyaris terlepas dari genggamannya. Maiza menatap kosong ke depan, seperti tak percaya pada apa yang baru saja didengarnya."T-tidak ... tidak mungkin. Baru saja aku masih ... masih bertemu dengannya! Dia baik-baik saja!"Suara dari seberang terdengar berat, seolah terb

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Bebas atau Tidak?

    "Aku sudah tak mengenalimu lagi, Hubby ...." suara Maiza pecah saat akhirnya ia berdiri dan berbalik, meninggalkan ruang tahanan dengan linangan air mata.Ia melangkah cepat keluar, seolah tak ingin siapa pun melihat rapuhnya. Kedua tangannya menutup mulut dan mengusap wajah yang kini telah basah. Dalam benaknya, kenangan bersama Galen berkelebat seperti kolase yang tersusun acak—tak utuh, tapi penuh warna.Ia mengingat saat pertama kali bertemu Galen, di taman itu, ketika hidupnya terasa seperti reruntuhan. Saat dia menangis dalam diam, dan pria muda itu menghampiri dengan kalimat sederhana yang mampu menyentuh hatinya.Sejak itu, Maiza percaya bahwa masih ada lelaki baik di dunia ini. Tapi mengapa sekarang, sosok yang dulu penuh perhatian itu menghilang? Ke mana mahasiswa polos itu pergi?Galen yang dulu melindunginya dari preman cabul—pria yang begitu sabar dan menjaga batas, yang tak pernah sekalipun memaksakan hasrat. Ia masih ingat jelas mal

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Kemarahan Galen

     Flashback – Sebelum Maiza Sadar di Apartemen Galen"Bereskan ma–yatnya," titah Galen sambil menekan earpiece-nya.Tubuhnya tegak, tatapan dinginnya mengarah pada sosok yang tergeletak lemah di sofa. Wajah Maiza tampak damai dalam ketidaksadaran, namun bayangan kemesraan antara mantan pasangan suami istri itu terus mengganggunya. Wajah Galen kembali mengetat, rona merah amarah naik ke pipi. Ia mengalihkan pandang, melangkah cepat keluar ruangan tanpa menoleh sedikit pun.Namun baru beberapa langkah, ia berhenti mendadak. Tangannya meremas rambut sendiri, kepalanya tertunduk, dan matanya terpejam kuat—seperti sedang berusaha menghapus senyuman Maiza di pagi hari dari pikirannya."Aaarrrgh!" teriaknya tertahan, membalikkan badan dengan gerakan penuh gejolak. Ia berjalan cepat kembali, melepas jaket dan merobek gorden hingga terlepas dari gantungannya.Dengan gerakan kasar, ia membungkus tubuh tak berbusana Maiza yang terkulai di sofa. Tidak ada

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Kenapa Belum Kembali?

    “By… aku berangkat dulu. Ada meeting penting hari ini. Mungkin pulang agak mal—”“Makanya sini dulu!”Tangan perempuan yang sudah rapi dalam setelan formal kantoran itu ditarik paksa hingga jatuh menimpa tubuh polos suaminya di ranjang.“Aku sudah mandi, By! Lima belas men—”Kalimatnya terpotong. Mulutnya dibungkam tanpa ampun oleh Galen yang langsung membalikkan posisi, menindih dengan gairah yang meletup.Satu minggu telah berlalu sejak insiden mengerikan itu. Tak satu pun jejak kasus tersisa.Pergerakan Secret Umbrella begitu senyap dan bersih. Big Boss mereka, seorang hacker jenius, mampu melumpuhkan sistem pemerintahan, menanamkan tersangka palsu, dan membebaskan seluruh anggota terlibat. Termasuk G4 dan Maiza—keduanya benar-benar lenyap dari radar publik.Hidup Galen dan Maiza kembali seperti biasa. Sepasang pengantin baru beda usia dan profesi itu melanjutkan rutinitas: Galen menyusun skripsi, Maiza sibuk mengelol

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Bertukar Kehormatan

    "Jangan takut lagi, aku akan menjaga dan melindungimu. I love you .…" Kecupan yang lama dan dalam dia jatuhkan di kening Maiza yang mengangguk perlahan.Pelukan itu terasa seperti rumah, dan Maiza memejamkan mata, membiarkan dirinya larut dalam hangatnya perlindungan Galen—lelaki yang hampir saja dia lupakan, tapi hatinya tetap mengenalinya, selalu."Maafkan aku. Aku pikir tak akan pernah bertemu denganmu, dan aku tak pernah termaafkan atas keegoisanku sendiri.""Tidak ada yang bersalah dan tak ada yang perlu dimaafkan, Sayang." Galen merenggangkan pelukan, menatap manik mata sembab milik cinta pertamanya. Mata yang penuh arti, menunjukkan cinta yang begitu dalam. Memancarkan harapan dan semangat dalam sorot tajamnya."Hub–by...."Mantan anak didiknya itu menarik napasnya, lalu menekan tengkuk Maiza, membuat kepalanya mendongak. Gerakan lembut dan penuh candu itu berkembang cepat—menjadi balasan tak tertahankan antara dua insan yang telah

  • Rahim yang Tergadai   Season 2 Bukan Hanya Kamu

    “Aaarrrgh!?” Suara letusan memecah malam, bersamaan dengan jeritan Galen yang menyayat. Namun, tubuhnya tetap meluncur masuk ke dalam pipa pembuangan yang sudah dirusaknya lebih dulu—pelarian terakhir yang ia punya.Pintu kamar mandi didobrak paksa. Tiga pria berpakaian serba hitam menyerbu masuk dan langsung menghujani ruangan dengan tembakan brutal. Cipratan darah membekas di dinding dan lantai, menyisakan jejak yang mengerikan.“Dia nggak akan bertahan lama dengan peluru beracun kita! Cari barangnya di setiap sudut!” bentak pemimpin mereka dengan suara dingin dan menakutkan.Sementara itu, di dalam mobil yang melaju tak tentu arah, Maiza menatap pria yang duduk di balik kemudi dengan pandangan terpaku. Ketakutan makin menyesakkan dadanya.“Ka–kamu bukan Galen?” suaranya nyaris tak terdengar, tercekat oleh rasa ngeri.Dia mencuri pandang, berharap sang penolong hanyalah Galen yang menyamar—tapi tidak. Sosok itu menoleh sekilas, wajahnya

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status