Home / Romansa / Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin / Bab. 4 Pertemuan Tak Terduga

Share

Bab. 4 Pertemuan Tak Terduga

Author: Teteh VSuga93
last update Last Updated: 2023-06-06 17:05:37

Dua hari kemudian.

"Buukk ...."

Arsyana bertubrukan dengan seorang pria tinggi bertubuh tegap atletis, hingga membuatnya hampir jatuh tersungkur. Namun dengan cekatan, pria itu menangkap pinggang Arsyana agar tak jatuh ke bawah.

"Kalau jalan hati-hati," celetuk Pria itu dengan dingin, sambil memposisikan kembali tubuh Arsyana untuk berdiri tegak.

"Maaf, aku tidak sengaja," ucap Arsyana sambil membungkuk sopan, lalu dia pergi begitu saja tanpa melihat wajah pria yang ia tabrak itu.

"Ck ... dasar gadis bodoh!" Pria itu mengumpat Arsyana, hingga terdengar oleh Arsyana sendiri.

Arsyana sontak menghentikan langkah kakinya, lalu dia kembali berbalik dan menghampiri Pria itu.

"Hei Tuan! Apa kau baru saja mengumpatku?" tanya Arsyana dengan suara lantang, dan kali ini Arsyana mendongakkan wajahnya ke atas untuk menatap Sang Pria dengan berani.

"Iya, memangnya kenapa? Kau tidak suka?" Pria itu bersikap begitu angkuh di depan Arsyana, sambil tersenyum tipis seakan merendahkan gadis itu.

"Tentu saja aku tidak suka Tuan! Memangnya, atas dasar apa kau mengatai aku bodoh hah?"

Arsyana tampak tidak gentar sedikitpun menghadapi Pria tinggi bertubuh atletis itu. Dan gadis itu justru menatap tajam pada Pria itu dengan tatapan yang di penuhi tantangan terhadap Pria angkuh di depannya itu.

"Tentu saja aku mengataimu bodoh, karena memang kau bodoh. Kau berjalan cepat, tanpa melihat ke arah kau berjalan, bukannya itu bodoh?" sanggah Sang Pria dengan alibinya.

"Tapikan aku sudah meminta maaf padamu Tuan! Tak seharusnya kau memperpanjang dengan mengataiku bodoh!" sergah Arsyana mendebat Pria itu.

Keduanya saling beradu tatapan tajam satu sama lain, seakan mereka tak mau saling mengalah.

Memang sebelumnya salah Arsyana, dia berjalan dengan terburu-buru di sebuah mall, tanpa melihat apapun di depannya karena tidak fokus dengan pikirannya sendiri.

Hingga dia secara tidak sengaja menabrak pria yang tengah berjalan bersama beberapa orang bersamanya. Mereka tampak sedang ada urusan bisnis di mall itu, karena mereka tampak tidak seperti pengunjung pada umumnya.

Namun, tampaknya Sang Pria tak mau begitu saja menerima permintaan maaf Arsyana, hingga dia melontarkan umpatan terhadap Arsyana.

"Tuan, kita harus bergegas. Karena Nyonya pasti sudah menunggu Tuan saat ini."

Salah satu pria yang terlihat jauh lebih muda dari Pria yang berdebat dengan Arsyana itu menyelak perdebatan mereka, dia tampak seperti pegawai atau asisten Pria angkuh itu.

"Nanti saja, aku masih harus menyelesaikan urusan bisnis ku disini. Kau kirimkan pesanku saja padanya, katakan ... kalau aku akan telat datang malam ini," jawab Sang Pria dengan menurunkan nada bicaranya menjadi lebih rendah dari sebelumnya.

"Derrtt...."

Arsyana mendapatkan pesan singkat di smartphonenya. Dan gadis itu langsung memeriksa isi pesan singkatnya itu.

"Kau dimana? Orangku menunggumu Arsyana!" isi pesan singkat tersebut.

"Aiishh ... wanita gila ini benar-benar tidak sabaran sekali!" Arsyana menggerutu kesal, lalu dia pergi begitu saja dengan berlari terburu-buru.

Sang Pria itupun hanya bisa melongo sesaat menatap kepergian Arsyana. Lalu tak lama tatapannya berubah tajam, merasa kesal atas ketidak sopanan Arsyana padanya.

"Baru kali ini, aku merasakan begitu kesal pada seseorang," umpat Sang Pria menahan kesal sambil menatap kepergian Arsyana yang semakin menjauh dari pandangannya.

* * * * *

"Nona Arsyana Quinshaa?" sapa salah seorang Pria berpakaian serba hitam pada Arsyana.

"Ya...." Arsyana menyahuti dengan singkat.

"Mari Nona, silahkan masuk," ucap Pria itu yang tampak seperti seorang ajudan, mempersilahkan Arsyana untuk memasuki mobil yang hitam mewah yang sudah di persiapkan untuk menjemputnya.

Tanpa mengatakan apapun, Arsyana langsung masuk ke dalam mobil hitam itu. Dan dia sudah mendapati seorang Pria yang tampak tak asing baginya.

Iya, dia adalah asisten Devina. Pria yang dua hari lalu ada di dalam mobil, ikut menyimak pembicaraannya dengan Devina tempo hari.

Arsyana langsung saja melemparkan pandangannya ke samping dengan malas. Bahkan, hanya melihat asistennya saja, Arsyana sudah merasa sangat jijik. Apalagi jika dia harus kembali berhadapan dengan Devina, wanita gila yang sangat menyebalkan menurutnya.

Belum lagi, Arsyana harus tidur bersama dengan suami wanita gila itu. Arsyana seakan ingin muntah, walau hanya dengan membayangkannya saja.

"Entah apa salah dan dosaku Tuhan? Kenapa kau menghukum ku seperti ini? Hutang ayahku yang menumpuk, serta ibuku yang sakit gangguan mental, dan memerlukan banyak biaya untuk merawatnya. Aku tidak tahu, apakah keputusan ku ini benar atau tidak? Tapi aku tak punya pilihan lain, daripada ibuku harus di tendang keluar dari rumah sakit oleh wanita gila itu," gumam Arsyana yang menggerutu sendiri di dalam hatinya.

Arsyana hanyut di dalam pemikirannya, seiringan dengan mobil yang di tumpanginya itu mulai melaju pergi dengan kecepatan sedang.

Arsyana tampak meratapi nasibnya saat ini. Yang beberapa bulan sebelumnya, kehidupannya masih baik-baik saja.

Namun bangkrutnya perusahaan ayahnya, merubah kehidupan indah, yang di penuhi kemewahan, serta sikapnya yang manja menjadi gelap gulita dalam waktu singkat.

Sang ayah Farel Quinshaa mendadak serangan jantung, setelah perusahaan mengalami kebangkrutan, lalu ayahnya meninggal.

Sementara sang ibu, Qyanara Jasmine. Dia tak sanggup menanggung beban mental atas kematian suaminya, serta perubahan hidupnya yang turun drastis menjadi miskin.

Hingga akhirnya Qyanara mengalami gangguan mental, hingga mengharuskannya mendapat perawatan di rumah sakit jiwa.

Keluarga Quinshaa kini hanya tinggal menyisakan Arsyana seorang, dengan beban tanggung jawab berat di pikul di punggungnya seorang diri. Di tambah warisan hutang-hutang yang di tinggalkan mendiang sang ayah untuknya sangatlah besar, belum lagi dengan biaya hidupnya, serta biaya perawatan ibunya di rumah sakit jiwa.

Terlarut di dalam pikiran yang sedang meratapi nasib, hingga membuat Arsyana mengantuk di perjalanan yang entah menuju kemana.

Arsyana pun mulai hanyut ke dalam dunia mimpi, dan meninggalkan dunia nyatanya yang sangat membuatnya kelelahan.

* * * * *

"Nona Arsyana, bangunlah. Kita sudah sampai Nona," ucap asisten Devina membangun Arsyana dengan sopan.

"Hmmm ... tak bisakah kalian memberikan ku lima menit saja untukku melanjutkan mimpi?" Arsyana bergumam dengan tidak begitu jelas.

"Nona, ayo ... bangunlah, Nyonya Devina sudah menunggu mu di dalam," ucapnya lagi membangunkan Arsyana.

"Aiishh ... kenapa aku terjebak bersama wanita gila itu!" gerutu Arsyana kesal, sambil memaksakan diri untuk bangun dan mengumpulkan penuh kesadarannya.

"Nona, tolong jaga bicaramu. Jika kau tak ingin mendapatkan masalah." Asisten Devina memperingati Arsyana.

"Apa pedulimu hah? Hidupku sudah begitu banyak masalah. Jadi, hanya menambah satu masalah lagi, itu tak masalah bagiku!" ketus Arsyana sinis, sambil keluar dari dalam mobil dan mendongak ke atas menatap keseluruhan bangunan megah bak istana didepannya itu.

"Aah ... sial! Aku tak percaya, demi uang aku harus menjual diriku sendiri pada mereka!" gerutu Arsyana semakin kesal pada dirinya sendiri.

Related chapters

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 5 Kesepakatan

    "Akhirnya, kau mengambil keputusan yang tepat Arsyana," sambut Devina sambil tersenyum senang menyambut kedatangan Arsyana ke dalam rumahnya."Bukan keputusan tepat, lebih tepat lagi ini keputusan gila yang ku ambil di sepanjang hidupku Bi!" tepis Arsyana dengan nada penekanan.Devina langsung memutar bola matanya dengan malas, dia tak seharusnya melupakan kalau Arsyana tadinya adalah sosok gadis manja yang arogan."Berhentilah memanggilku Bibi! Karena hanya Karin keponakan ku, dan kau bukan!" tegas Devina yang mengimbangi sikap arogansi Arsyana."Lalu aku harus memanggilmu apa? Devina?" tanya Arsyana semakin tak sopan.Rasa kesal Arsyana pada Devina, membuat gadis itu enggan bersikap sopan sedikitpun pada wanita yang di anggapnya gila itu."Hei ... gadis angkuh! Aku saat ini majikanmu, karena aku yang membayarnya. Jadi, sudah sepatutnya kau memanggilku dengan panggilan Nyonya, seperti para pegawai ku yang lain," sanggah Devina sambil mendengus kesal."Baik Nyonya...." Arsyana berlaga

    Last Updated : 2023-06-14
  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 6 Malam Perkenalan

    "Honey ... apa kau sudah siap?" tanya Devina sambil memeluk Kelvin dari belakang.Dia melingkarkan tangannya ke perut sixpack milik Kelvin, lalu mulai meraba-raba ke dada bidangnya dengan sentuhan sensual untuk menggoda Sang Suami."Siap untuk apa?" tanya Kelvin dingin."Tentu saja, siap untuk menemui gadis yang ku bicarakan tempo hari," jawab Devina sambil melepaskan pelukannya, lalu melangkah maju kedepan, untuk berhadapan dengan Kelvin."Ah ... jalang itu--""Kenapa kau menyebutnya seperti itu?" Devina menyelak perkataan Kelvin, dengan memelototi suaminya itu."Apa aku salah? Bukannya gadis yang rela menjual dirinya demi uang itu jalang,kan?" sanggah Kelvin santai.Kelvin memalingkan wajahnya, sambil membalikkan tubuhnya lalu melangkah beberapa langkah menjauh dari Devina."I--ya sih, tapi tak seperti itu juga Kelvin. Dia real gadis yang masih suci, aku pastikan dia belum menjajakan tubuhnya pada pria manapun," ucap Devina dengan yakin sekalipun dia sedikit tergagap sebelumnya."Bag

    Last Updated : 2023-06-17
  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 7 Keributan Di Malam Perkenalan

    “Ah ... jadi kau, jalang yang akan menyewakan rahimnya demi uang?” tanya Kelvin dengan celetukan kasarnya, serta sikapnya yang dingin sambil melirik tipis ke arah Arsyana.“Hei Tuan. Sebaiknya kau jaga bicara mu!” sergah Arsyana yang merasa keberatan dengan celetukan kurang ajar Kelvin.“Apa aku salah?” tanya Kelvin sinis.“Sudah! Kalian berhenti berdebat! Mau tidak mau, kalian nanti harus tidur bersama, untuk melahirkan anak kami!” cegah Devina melerai.“Anak kalian? Ciih ... kalian memang pasangan suami istri yang tak waras!” cibir Arsyana sambil mendengus kesal.“Arsyana! Jaga bicara mu!” bentak Devina semakin menipis kesabarannya.“Jika kau terus berlaku tidak sopan. Aku tak akan segan-segan mengeluarkan ibu mu dari rumah sakit sekarang juga!” ancam Devina sambil mengunci tatapan tajamnya pada Arsyana.Arsyana seketika terdiam. Dia benar-benar di buat mati kutu, di saat Devina menyangkutkan ibunya di setiap keadaannya. Dan menjadikan ibunya itu sebagai titik kelemahan Arsyana.“Ap

    Last Updated : 2023-06-17
  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 8 Prosesi Pernikahan

    “Seandainya, aku bisa memberitahukan mu Karin. Aku saat ini sedang menggadaikan rahim ku sendiri, agar aku bisa mendapatkan banyak uang untuk biaya pengobatan ibu dan juga membayar hutang-hutang ayah.” Arsyana menghela nafasnya dengan berat seraya membatin.Dia tak menjawab pertanyaan sahabatnya Karin. Arsyana justru malah luput di dalam pemikirannya sendiri.“Arsyana! Kenapa kau diam saja?” bentak Karin dari balik telepon.“Ah, Ka--karin ... aku harus segera mnutup teleponya, nanti ku telepon lagi oke.” Arsyana dengan cepat mengakhiri panggilan teleponya dengan Karin, karena dia melihat kedatangan Devina dengan Kelvin ke kamarnya.“Siapa yang ku telepon?” tanya Devina menyelidik.“Siapa lagi? Tentu saja keponakan mu tersayang, Karin!” jawab Arsyana sambil menekan nada bicaranya.“Apa kau sudah gila? Kau memberitahukan keponakan ku?” tanya Devina yang refleks membentak Arsyana.“Ck ... sepertinya kau lah yang gila. Karena kau berpikiran seperti itu,” cetus Arsyana ambil mendecak, namu

    Last Updated : 2023-06-18
  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 9 Hubungan Terlarang

    Di Kediaman Kelvin Daviandra.Devina baru saja sampai ke rumahnya, dia baru saja pulang untuk menyaksikan prosesi pernikahan suaminya sendiri dengan gadis lain.Dia menghela nafasnya dengan berat. Tiba-tiba merasakan sesuatu yang mengganjal di hatinya, yaitu perasaan kesal. Kesal, karena membayangkan suaminya sendiri tidur dengan wanita lain."Nyonya," sapa Albert asisten pribadi Devina, yang kemana-mana selalu mendampinginya."Albert, tolong bawakan minuman untuk ku," titah Devina pada Sang Asisten."Baik Nyonya," jawab Albert sambil membungkuk penuh hormat.Langkah kaki Devina gontai, namun dia memaksakan diri untuk pergi dan duduk di sebuah single sofa di ruang keluarganya.Rumah megah bak istana itu memang sangat sepi, hingga Devina merasa, kalau hanya dirinya lah yang tinggal di rumah besar itu, dan membuatnya merasa tersiksa karena kesepian.Sementara malam yang semakin larut, para staf dan pelayan di ruma

    Last Updated : 2023-06-19
  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 10 Ketegangan Malam Pertama

    "Kemarilah, aku bantu untuk membukanya," tawar Kelvin.Lalu dia pun bangkit dari duduknya untuk menghampiri Arsyana."Tidak usah, aku bisa sendiri!" tolak Arsyana dengan ketus."Kau jangan keras kepala, sini!" paksa Kelvin.Dia pun menarik paksa lengan Arsyana, agar tubuhnya berbalik menghadapnya.Arsyana sontak terkesiap saat jarak mereka berdua terlalu dekat untuk saling berhadapan satu sama lain.Keduanya saling berkontak mata, dan mengunci tatapan mereka satu sama lain. Hingga waktu terasa berhenti beberapa saat, di saat keduanya saling menatap.Tiba-tiba dada Arsyana terasa berat, dan nafasnya terasa begitu sesak, pipinya memerah serta terasa panas. Berbarengan dengan detak jantungnya juga yang tiba-tiba berdebar begitu kencang, di saat mereka berdua saling bertatapan.Kelvin melingkarkan satu tangannya ke punggung Arsyana, menyentuh bagian punggungnya, lalu menghentakkannya sekaligus agar Arsyana semakin merapat kepadanya."Apa yang kau lakukan?" tanya Arsyana memekik sakit terke

    Last Updated : 2023-06-20
  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 11 Apa Kau Serius?

    "Apa kau serius?" tanya Kelvin tak percaya.Wajah Arsyana semakin memerah, dan tertunduk, tak kuat menahan rasa malunya.Kelvin memindai gelagat Arsyana baik-baik, berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri kalau gadis di depannya itu tidak sedang berbohong kepadanya."Tu-tuan... kau tidak berniat untuk melakukannya malam ini,kan?" tanya Arsyana gugup."Memangnya kenapa? Bukannya sekarang malam pengantin kita? Tubuh mu sudah menjadi hak ku,kan?" dalih Kelvin dengan datar."Tapi,-""Cuup.."Tiba-tiba saja Kelvin mengecup bibir Arsyana sekilas, saat Arsyana mendongak untuk membantah Kelvin.Namun justru Arsyana di buat terkejut, dengan ciuman tiba-tiba yang di lakukan Kelvin padanya. Seketika gadis itu terkesiap membeku hingga matanya membulat sempurna menatap Kelvin."Apa itu juga ciuman pertama mu?" tanya Kelvin sambil menyeringai, dan menatap Arsyana dengan penuh arti.Arsyana mengerjap tersada

    Last Updated : 2023-06-21
  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 12 Pengaruh Obat

    “Seharusnya kalau kau tak ingin melakukan kesepakatan ini, harusnya kau bilang saja!” seru Kelvin dengan begitu tiba-tiba di saat dia memilih-memilah pakaian tidur untuknya. Mendengar hal itu, Arsyana sontak melirik ke arah Kelvin, dan menatap pria itu dengan matanya yang menyipit. “Kenapa?” tanya Kelvin datar, sambil membalas lirikan Arsyana dengan begitu dingin. “Ti--tidak,” jawab Arsyana singkat dengan begitu canggungnya. “Jika kau mau membatalkan kontrak kita, aku akan bicara dengan istriku nanti. Aku juga tak mau memaksa mu,’ ucap Kelvin kembali masih dengan nada yang datar-datar saja. Lalu pria itu kembali fokus pandangannya ke dalam isi lemari pakaian, dan memilik kembali pakaian yang akan di gunakannya. “Apa kau marah padaku Tuan?” tanya Arsyana mendadak menjadi sangat sungkan sekaligus sopan pada Kelvin. “Hmmm... aku kesal, kenapa aku harus bercinta dengan gadis lain selain istriku. Padahal, aku tak pernah mempermasalahkan kalau kami memiliki anak atau tidak,” paparnya

    Last Updated : 2023-06-22

Latest chapter

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 30 Tidak Bisa Kehilangan

    "Apa?!" pekik Kelvin terkejut mendengar kabar hilangnya Arsyana.Deru napasnya seketika terasa berat. "A--aku, aku tidak bisa kehilangan -nya," ucap Kelvin panik, dan dia langsung bergegas pergi sambil mengeluarkan handphone miliknya untuk menelepon seseorang."Cari! Cari istriku Arsyana sekarang!" teriak Kelvin di telepon. "Temukan dia, di mana pun dia berada, temukan dia secepatnya!" teriaknya lagi begitu emosional."Ada apa?!" tanya Rossalia Ibu Kelvin ikut panik melihat putranya yang terlihat begitu emosional."Arsya--Arsyana menghilang," jawab Kelvin tergagap saking paniknya.Deg!Rossalia mengerjap kaget, matanya terbelalak sempurna menatap sang putra."Kelvin terlihat begitu khawatir dan hancur, apa dia menyukai gadis itu?" batin Rossalia bertanya-tanya sambil menatap putranya."Ibu, aku harus mencari Arsyana. Dia sedang mengandung bayiku saat ini," ucap Kelvin panik, dengan wajah dan matanya memerah.Antara amarah,kesal, khawatir,panik bercampur aduk saat ini.Rossalia langsun

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 29 Bayangan Kerinduan

    "Davian, kau bawa Arsyana ke rumah Ibu ku," titah Kelvin pada asistennya Davian melalui sambungan telepon mereka."Baik Tuan," Balas Davian patuh.Kelvin berpikir sambil duduk di ruangan kerjanya. Karena dia mulai kembali ke kantor, dan mengambil alih kembali pekerjaan kantor, setelah lebih dari dua bulan tidak masuk kantor.Kali ini beralih Davian yang di berikan tugas olehnya untuk menjaga Arsyana."Ting...."Sebuah pesan masuk ke ponsel Kelvin. Dan dia langsung membaca pesan itu.[Sudah lama kita tidak makan malam bersama. Aku sudah memesan restoran tempat biasa kita kunjungi, kau datanglah....]Pesan singkat dari Devina membuat Kelvin diam dan berpikir. Dia menatap layar ponselnya, dan mengulang-ulang membaca pesan dari Istrinya Devina. [Aku tidak bisa, karena malam ini aku ada acara makan malam dengan ibu.]Kelvin kembali meletakkan ponselnya di atas meja kerja. Dia kembali dengan pekerjaan, memeriksa file dokumen yang terdapat di meja kerjanya. Dan itu harus di tanda tangani o

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 28 Rencana Jahat

    "Aku tidak bisa membiarkan gadis itu merebut posisiku," geram Devina tertahan."Nyonya, apa tidak sebaiknya saja, kita bereskan gadis itu? Karena, keberadaannya akan semakin mengancam posisimu," usul Albert memberikan saran pada Devina."Tidak, kita tidak boleh gegabah. Gadis itu saat ini sedang hamil, kita tidak bisa membahayakan bayi yang ada di dalam kandungannya," tolak Devina.Dia menghela napasnya dengan sekaligus, berusaha untuk menetralisir rasa marahnya yang kian bergejolak karena pertengkarannya dengan Kelvin sebelumnya.Kelvin yang ingin memberitahukan keluarganya tentang Arsyana, itu di tentang oleh Devina. Hingga keduanya mulai bertengkar, pertengkaran yang jarang sekali terjadi sebelumnya.Sebelumnya, di saat Dia dan Kelvin bertengkar, Kelvin selalu mengalah, bahkan tidak pernah sekalipun pria itu membentaknya. Namun kali ini berbeda, Kelvin sudah berani membentaknya, dan memutuskan sesuatu sesuai kehendaknya sendiri.Tampaknya, menghadirkan Arsyana di dalam kehidupan ru

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 27 Mulai Serakah

    “Dia harus pindah dari sini,” ujar Devina.“Pindah ke mana maksud Nyonya?” tanya Davian dengan dahinya mengkerut.“Tentu saja ke tempat yang jauh dari sini,” jawab Devina menekankan.“Tidak, Nona Arsya tidak boleh ke mana-mana tanpa seijin Tuan Kelvin,” tolak Davian tegas.“Kau membantahku?” pekik Devina dengan tatapan tajam sempurna.“maaf Nyonya, semuanya harus dibicarakan dahulu dengan Tuan. Karena tanggung jawab saya di sini adalah menjaga Nona Arsya,” jelas Davian menegaskan.“Sialan kau!” pekik Devina merasa kesal.Lalu dia pun keluar dari kamar Arsyana, karena tak bisa mendebat banyak Davian kali ini. Jelas, rencananya untuk memindahkan tempat tinggalnya Arsyana tak akn di setujui oleh Kelvin.“Katakan pada orang kita, untuk lebih mengawasi Arsyana lebih ketat lagi,” titah Devina pada Albert.“Baik Nyonya,” jawab Albert seraya mengangguk patuh.Devina berlalu pergi dari kediaman Arsyana dengan perasaan kesal luar biasa, karena dia merasa kalah telak kali ini dari Arsyana si gadi

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 26 Manipulatif

    Kelvin menarik tangan Devina dengan begitu kasar, untuk membawanya pergi dari tempat itu. Dia membawa Devina ke ruangan kerjanya, agar bisa berbicara dengan Devina berdua serta lebih serius tanpa adanya gangguan dari siapapun. “Apa yang kau tadi Devina? Apa maksud mu dengan melewati batas? Apa kau lupa, kalau kau sendirilah yang menghadirkan Arsyana untuk ku!” cecar Kelvin dengan tatapan menajam sempurna pada istrinya Devina. “Iya, benar, akulah yang mendatangkan gadis itu untuk mu. Tapi dia hanya untuk mengandung bayimu, bukan untuk mendapatkan cintamu Kelvin!” sentak Devina penuh emosi. “Apa kau sudah gila? Apa maksudmu dengan mendapatka cintaku?” bantah Kelvin atas apa yang di lontarkan Devina kepadanya. “Kau pikir aku bodoh Kelvin? Sehingga aku tak tahu apa yang terjadi selama kalian tinggal bersama? Kau pikir aku ini apa hah? Aku berkorban segalanya demi kamu mendapatan penerus dari darahmu sendiri. Tapi apa? Kau justru menikmati setiap malam mu dengan gadis itu!” sentak Devi

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 25 Peringatan Menyakitkan

    Devina mendatangi kediaman Arsyana. Jalanannya begitu elegan, dengan penampilan modis layaknya Nyonya besar berkelas.“Dimana gadis itu?” tanya Devina pada pelayan khusus yang di tetapkan olehnya sebagai informant di tempat Arsyana.“Di-dia ada di gazebo belakang, bersama Tuan,” jawab pelayan itu sambil tertunduk hormat.Devina mendengus kesal, tatapan matanya menajam, dengan gigi gemeretak di sertai kepalan tangannya menguat menahan amarahnya.Albert yang berdiri tepat di belakang Devina, dia menatap pada kepalan tangan wanita itu, dan dapat terbaca olehnya kalau wanita di depannya itu tengah di di penuhi oleh amarah, sekalipun Devina memunggunginya.“Mereka masih bermain-main di belakang ku! Lihat saja pembalasan ku!” geram Devina menahan kesal.Dia pun melangkah masuk dengan letupan emosi yang bergejolak, menahan kuat raa ingin membunuh Arsyana saat itu juga. Namun dia harus tetap bersabar, setidaknya sampai Arsyana melahirkan nanti.“Waah... seperti, pagi yang sangat indah, hangat

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 24 Menjenguk Bayi

    Tangisan Arsyana mulai mereda. Gadis itu mulai kembali tenang, dan bermanja ria di pelukan Kelvin."Ambilkan makanan dan obatnya," titah Kelvin pada pelayan."Baik Tuan," sahut pelayan dengan patuh."Arsya, kau harus makan dan minum obat ya," bujuk Kelvin dengan lembut serta memanjakan Arsyana."Hmm.." gumam Arsyana sambil mengangguk pelan.Baik Kelvin maupun Arsyana, keduanya semakin merasa nyaman satu sama lain. Mereka berdua terlihat seperti pasangan suami-isteri pada umumnya, yang saling mencintai, dan seakan mereka melupakan kalau hubungan mereka hanya sebatas kontrak."Arsyana, lain kali tolong jangan seperti ini. Kau dari pagi belum makan, apa kau berniat bunuh diri?" ketus Kelvin mulai kembali bersikap dingin namun tetap perhatian.Arsyana diam, dia menekuk wajahnya, dan memajukan bibirnya membentuk kerucut, sebagai bentuk protesnya pada Kelvin.Sehingga gadis itu justru bukannya membuat Kelvin kesal, tapi merasa gemas karena Arsyana terlihat begitu lucu baginya. “Ayolah Arsy

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 23 Kenikmatan Terlarang

    "Tok... Tok... Tok..."Suara ketukan pintu dari luar kamar Devina, yang sudah dapat di ketahui siapa yang mengetuk pintu kamar itu."Masuklah!" sahut Devina mempersilahkan Albert untuk memasuki kamarnya."Iya Nyonya," ucap Albert yang langsung menyapa Devina sambil membungkuk penuh hormat pada Nyonya Daviandra, tanpa melihat sang Nyonya."Angkat kepalamu," titah Devina dengan datar.Albert pun mengangkat pelan kepalanya sesuai perintah. Dan dia terkejut melihat pemandangan yang di suguhkan Devina kepadanya."Nyo-nyonya...."Albert seketika gelagapan, dan langsung memalingkan pandangannya untuk menghindari melihat Devina.Devina dengan gaun tidurnya yang seksi, dia sengaja menggoda Albert dengan merentangkan kedua kakinya, hingga mengangkang terbuka mengarah pada Albert. Terlihat jelas, bagian intim milik Devina yang hanya terbalutkan dengan G-string tipis, yang berpadu serasi dengan lingerie yang di kenakannya."Kenapa Albert? Apa kau tidak menyukainya? Bukannya kau sudah pernah melih

  • Rahim Satu Miliar Milik CEO Dingin   Bab. 22 Di Tinggal Setelah Hamil

    "Dasar brengsek! Bajingan itu meninggalkan ku begitu saja! Setelah dia mendapatkan segalanya!" umpat Arsyana seraya terisak di dalam kamarnya."Nona... Nona... Tolong buka pintunya Nona Arsya!" teriak seorang pelayan memanggil di luar kamar Arsyana.Arsyana mengabaikan panggilan pelayan itu. Dia tetap saja menangis terisak, merasakan sakit sekaligus kesal pada Kelvin yang pergi begitu saja setelah tahu kehamilannya."Setidaknya dia harusnya berpamitan dulu pada ku! Sekedar basa-basi pun tak apa," Isak gadis itu kembali."Nona... Nona Arsyana! Tolong buka pintunya!" pekik Davian sambil menggedor-gedor pintu dengan panik.Davian serta para pelayan lainnya di buat kalang kabut oleh Arsyana. Karena sedari dia sadar, gadis itu langsung mengurung diri di kamar, dan enggan untuk keluar."Nona Arsyana... saya tahu anda mendengar saya Nona, tolong buka pintunya. Jangan membuat kami cemas! Nona belum makan apapun, belum lagi Nona harus meminum obat dan Vitamin Nona!" teriak Davian kembali dari

DMCA.com Protection Status